Tidak ada satupun yang mau hidup dalam kegelapan termasuk Kiyara. Seorang wanita yang hidup sebatang kara. Tuhan merampas seluruh kebahagiannya namun sekarang Tuhan menggantinya dengan hadirnya sosok baru dikehidupannya, yaitu Adrian. Sosok laki laki yang berjanji kepada dirinya sendiri untuk membahagiakan jiwa rapuh Kiyara.
Mampukah Andrian menjaga janjinya dan menyembuhkan jiwa Kiyara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia Renata
"Hufft.. Aku benar benar tidak kuat dengan pembahasan itu. Itu sungguh menyeramkan.!" Ucap Kiyara dengan lega.
"Ya kamu harus berterima kasih dengan Naruto-mu ini, Hinata! " jawab Adrian dengan bergurau.
"Hah? Darimana kamu tau kalau aku meminta bantuan Naruto?" Ujar Kiyara dengan heran.
"Karena hati dan otak kita telah bersatu. Makannya aku tau apa yang ada dalam pikiranmu dan juga hatimu." jawab Adrian dengan menaik turunkan kedua alisnya. Kiyara memutar bola matanya dan menghembuskan nafasnya dengan kasar.
Ya, Adrian berhasil membawa kabur Kiyara menuju sebuah ruangan yang Kiyara sendiri bingung menamainya apa. Ruangan itu terdapat sebuah televisi yang sangat besar. Ada beberapa sofa disana namun letaknya tak berjauhan. Di tengahnya ada sebuah meja kecil dan beberapa majalah bisnis, koran yang tergeletak diatasnya. Ruangan itu memiliki balkon dimana pemandangan mengarah ke sebuah taman kecil yang berada di depan rumah tuan Dirgantara.
"Aku tau kamu masih lapar." celetuk Adrian.
Kiyara kemudian menoleh dengan tatapan mata yang penuh harap dan juga memberikan senyuman permohonan.
"Oke baiklah. Tunggu disini." Jawab Adrian dengan mengelus rambut Kiyara.
Kiyara berjalan perlahan untuk mengetahui isi ruangan itu. "Ini ruangan apa ya? seperti ruangan kerja, tapi bukan." ucap Kiyara sambil berjalan jalan hingga menuju balkon.
Angin malam perlahan bergerak halus. Membuat rasa dingin menembus kulit. Beberapa helai rambut depannya menjadi goyah. Kiyara tetap menikmati angin malam di balkon itu. Ia merentangkan kedua tangannya lalu menghirup udara malam dengan penuh kekuatan.
"Hmm.. Nyaman sekali..." ucapnya.
Beberapa kali Kiyara melakukan hal yang sama. Menarik nafas lalu menghembuskannya. "Tunggu sebentar, kenapa tiba tiba bau oseng cumi?" Gumamnya. Kiyara kemudian menoleh ke belakang dan terlihat Adrian membawa sepiring nasi dengan lauk oseng cumi.
"Waaaahhh..." Ucap Kiyara senang.
"Makanlah. Aku tidak mau melihat calon istriku sakit." Ujar Adrian dengan menyebut Kiyara calon istrinya.
"Hmm.. Calon istri? Iya kalau aku mau..' ucap Kiyara dengan menjulurkan lidahnya.
"Harus mau dong!" jawab Adrian yang juga menjulurkan lidahnya.
Kiyara berhasil dibuat kesal oleh Adrian. Namun karena ia masih lapar, ia tak menggubris candaan kekasihnya itu.
Klik
Sebuah pesan masuk di ponsel Adrian. Ia kemudian membuka pesannya. Hanya ada kata "Nadia" di dalam pesan singkat itu. Adrian tiba tiba meremas ponselnya yang membuat Kiyara bingung.

"Ada apa? Apa ada masalah?" tanya Kiyara.
"Enggak Ki.. Hanya urusan bisnis saja." jawab Adrian yang membuat Kiyara mengangguk pelan sambil melanjutkan makannya.
"Sebentar aku tinggal dulu ya. Aku mau telfon Renald dulu. Nggak papa kan?" tanya Adrian.
"Baiklah." jawab Kiyara.
Adrian kemudian berjalan menuju balkon lalu menelfon sebuah nama yang telah mengirimkannya pesan.
"Apa kau yakin dia orangnya?" Tanya Adrian dengan sedikit penuh penekanan.
"Iya tuan muda." Jawab suara di seberang sana.
"Cari tau lebih lengkap tentang dia." balas Adrian yang kemudian langsung menutup sambungan telfonnya.
Adrian kembali menuju Kiyara. Ia kemudian duduk di depan Kiyara dan memandang wajah kekasihnya itu.
"Kalau di pandang pandang, kamu kayaknya cocok deh jadi istriku." ucap Adrian yang sukses membuat Kiyara tersedak.
Uhuk.. Uhuk..
"ini minum dulu Ki.. Pelan pelan saja makannya." ujar Adrian.
"Sedari tadi aku makan dengan normal,, tapi gara gara bualanmu itu aku jadi tersedak! Ini s sama saja keluar kandang singa masuk ke kandang harimau. Baru saja keluar dari pembahasan nikah, sekarang malah dia sendiri yang membahasnya." Gerutu Kiyara dalam hati.
"Aku tidak membual." celetuk Adrian.
"Lagi lagi kamu tau isi pikiranku. Apa kamu cenayang?" tanya Kiyara.
"Mungkin iya, mungkin tidak." jawab Adrian dengan santai.
Setelah makan, Adrian mengajak Kiyara untuk menuju balkon untuk sekedar minum teh bersama, bercanda, mengobrol bersama, saling ledek satu sama lain.
Sementara dibelahan bumi lainnya.
Renata terduduk di sebuah halte dan menyenderkan kepalanya di tiangnya. "Apa yang kurang dariku?" begitulah isi kepala Renata.
Tin tin..
"Ayo naik!" teriak pria yang tak lain adalah Renald.
"Mau kemana?" tanya Renata.
"Udah ikut aja!" seru Renald.
Renata kemudian mengikuti kemauan Renald tanpa protes. Ia berjalan sedikit gontai menuju mobil Renald.
"Bersabarlah! Cobalah buka hatimu untuk yang lain!" celetuk Renald yang sontak membuat Renata kaget.
"Hah? Maksudnya?" tanya Renata.
"Sudah. tidak perlu kamu sembunyikan dariku." jawab Renald.
"Aku tau kamu adalah orang baik." imbuhnya.
"Aku tidak bisa. Sekuat apapun aku mencoba untuk menghilangkan perasaan itu semakin susah." tutur Renata.
"Tapi memang dia bukan jodohmu!" jawab Renald.
"Iya, aku sadar itu." balas Renata dengan menundukkan kepalanya dan menahan air matanya.
"Jangan bersedih, aku akan selalu ada untukmu Re!" ujar Renald.
"Tapi .."
"Sudah, lebih baik kita bersenang senang malam ini." jawab Renald.
"Memangnya mau kemana?" tanya Renata.
"Sebenarnya aku butuh bantuan kamu sih." jawab Renald.
"Hah? Bantuan apa?" tanya Renata.
"Berpura pura menjadi pacarku di kencan buta yang diatur oleh orang tuaku." jawab Renald santai.
"Hah? Gila!" Jawab Renata dengan ngegas.
"Ayolah! hitung hitung bantu calon suamimu ini." Ujar Renald sedikit memohon.
"Calon suami dari Hongkong!" Ujar Renata dengan sedikit kesal.
Renald pun tertawa terbahak bahak didalam mobilnya karena ia berhasil menggoda Renata.
Siapa kira kira laki laki yang disukai oleh Renata?