NovelToon NovelToon
CIZA_Pergaulan Bebas

CIZA_Pergaulan Bebas

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Selingkuh / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Harem / Fantasi Wanita
Popularitas:52.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nuna Nellys

BOCIL HARAP MENEPI DULU.
*
"
Valencia Remi, seorang gadis muda usia 19 tahun dari desa. Dia memiliki rambut hitam panjang dan mata coklat yang indah. Senyumnya manis dan lembut, membuat semua orang jatuh cinta pada-nya. Cia Pergi ke kota jakarta untuk mengejar impian kuliah di universitas.
*
Cia berteman dengan seorang yang sudah lama tingal di jakarta dan memperkenalkan Kehidupan malam kota yang glamor.
*
Cia mulai terjebak dalam pergaulan bebas dan mengenal Aksa yang menawarkan Kehidupan mewah.

*******
"Jadi Cewek Gue, makan seluruh kehidupan Lo....Gue yang tanggung." Kata Aksa.
*
"Kamu tau kan ? Aku sudah punya pacar." Jawab Cia.
*
*
Penasaran dengan pilihan Cia ? Yuk ikuti kisahnya..!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Bioskop

0o0__0o0

“Gimana? Mau ikut nonton atau tunggu di sini aja?” tanya Bastian sambil santai menyeruput jusnya.

Aksa menggeleng malas. “Lo tau kan, gue nggak suka nonton. Apalagi film horor.”

Bastian langsung ngakak. “Lo tuh aneh. Semua orang suka horor. Kalau nggak, ya film action lah. Masa nggak ada yang masuk selera lo?”

Aksa mengangkat bahu, wajahnya datar. “Kecuali film yang… agak beda genre.”

Bastian memicingkan mata, lalu mendecak sambil menepuk dahinya. “Otak lo tuh nggak pernah bersih, selalu ngeres! Pantes aja Cia nolak Lo.”

Aksa hanya menyeringai tipis. Ia menenggak sisa jus Cia tanpa izin, lalu berdiri.

“Mana mungkin gue biarin Little Bunny masuk bioskop sendirian. Demi Valen, apapun itu, gue ikut.” suaranya tenang tapi mantap.

Bastian menatap sahabatnya sambil geleng-geleng kepala. “Dasar kulkas! Kalau mau ikut ya ajak-ajak kek. Gue jadi bengong sendirian.”

Aksa tidak menjawab. Dengan langkah panjang, ia menyusul Cia yang sudah lebih dulu masuk. Sementara Bastian mendumel, tapi akhirnya ikut bergegas sambil senyum tipis—karena diam-diam ia senang sahabatnya itu mulai berubah demi seseorang.

0o0__0o0

Di dalam bioskop, lampu perlahan meredup. Suara dentuman dari layar besar membuat beberapa penonton menjerit. Cia menggenggam tangannya erat di pangkuan, mencoba terlihat berani.

Aksa melirik sekilas, lalu berbisik di telinganya, “Aku tau kamu nggak suka film horor.”

Cia terlonjak kecil, lalu menoleh gugup. “Kamu cenayang ya? Kok tau?” ia berusaha bercanda.

Aksa hanya tersenyum samar. Ia meraih kepala Cia, menuntunnya untuk bersandar di bahunya. “Jangan dipaksa kalau nggak suka. Aku ada di sini.”

Hati Cia berdebar lebih kencang daripada suara efek horor. Ia bisa mendengar detak jantung Aksa yang stabil, hangat, menenangkan.

"Mau pulang aja, Hem ?" Bisik-nya bertanya.

“Trus… Bastian sama Ery gimana? Nggak enak kalau ninggalin mereka,” bisik Cia lirih.

“Mereka udah besar. Nggak usah khawatir.” jawab Aksa santai, jemarinya mengusap rambut Cia pelan. “Kalau takut, pejamkan mata. Pegang aku. Aku nggak akan kemana-mana.”

Cia akhirnya menurut. Ia menyandarkan wajahnya di dada Aksa, membiarkan suara film menghilang di balik detak jantungnya. Rasa takut perlahan memudar, berganti dengan rasa nyaman yang sulit dijelaskan. Hingga....

Aksa tiba-tiba Manarik lembut tangan Cia, lalu di letakkan di atas gundukan-nya yang sedikit mengembung. Cia jelas bisa merasakan dan itu membuat tubuh-nya semakin meremang kaku.

"Raba dan rasakan betapa besar-nya pusaka milik ku di tangan mu.'' Bisik-nya sensual.

Cia mendongak menatap wajah Aksa dari bawah, Sedang-kan tangan'nya di bawah mulai meraba, dan meremas lembut pusaka'nya dari luar celana jeans.

"Aahh..! Ya, seperti, Valen." Desah-nya pelan merdu. Tatapan mata-nya tidak lepas beradu dengan tatapan mata coklat milik Cia.

Cia berkedip-kedip polos, mengamati ekspresi wajah Aksa yang terlihat sangat menggoda saat lagi di penuhi oleh kabut gairah.

Aksa yang gemas langsung menyerbu bibir Cia, menghisap sangat lembut. Hingga membuat Cia terbuai dan tenggelam dalam ciuman-nya.

Tangan Aksa mulai naik merambat ke dada sintal milik Cia. mengelus lembut dari luar dress-nya, lalu meremas-remas pelan, dengan sedikit tekanan.

Mmpt..!

Mulut Aksa terus melumat bergantian bibir Cia, dari atas hingga dalam. Pelan tapi pasti, ciuman Aksa mulai memanas dan Cia kuwalahan mengimbangi-nya.

Suara decapan lidah dari keduanya, bercampur dengan suara histeris penonton, saat adegan menyeramkan muncul di layar lebar.

Cia memejamkan mata-nya, tidak ada penolakan, lagi dan lagi gadis itu hanya pasrah dengan apa yang Aksa lakukan saat ini. Dia sendiri begitu sangat menikmati-nya.

Ciuman dan setiap sentuhan yang Aksa berikan begitu berefek bagi Cia, rasanya, memabukkan dan bikin nagi. Hingga gadis itu tidak bisa menolak setiap kali Aksa menyentuh dirinya, bahkan tanpa ada ikatan di antara kedua'nya.

Entah hilang kemana otak waras Cia ? Gadis kampung itu nampaknya sudah mulai asik bermain-main dengan kelakuan liar orang kota.

Aksa menarik mundur kepala-nya, hingga ciuman panas-nya berakhir. Dada Cia memburu naik-turun, menghirup rakus udara. Sedangkan tangan Aksa di bawah sana menarik turun resetling celana-nya, lantaran merasa sesak, Pusaka'nya semakin membesar sempurna.

Aksa menaruh kembali tangan Cia di atas pusaka'nya yang sudah terbebas dari sangkarnya. "Hisap dia, Valen. Nikmati sepuasnya karena benda ini milik mu sepenuh-nya." Bisik-nya serak.

Cia menatap wajah Aksa ragu-ragu, ingin menolak. Namun lidah-nya seakan keluh, tidak bisa mengeluarkan suara penolakan. Malah kini Cia sudah menungging di atas kursi-nya dengan tangan mengocok pelan pusaka'nya.

"Erghhh...! Masukkan ke dalam mulut mu, Little Bunny." Desak-nya tidak sabar. Tubuhnya semakin memanas penuh dengan gairah.

Cia langsung memasukkan benda ber-urat milik-nya ke dalam mulut kecil-nya. Menghisap pucuk-nya, menjilat, menyedot bagaikan makan eskrim. Gadis itu terlihat sangat lihai dan tidak kaku lagi.

"Aahh...! Yeah, begitu terus. Lebih cepat lagi, Valen." Racau Aksa. Mendesah nikmat.

Bak terhipnotis, Cia menuruti semua keinginanku Aksa tanpa bantahan, protes, bahkan mengeluh. Tangan-nya semakin cepat mengocok Pusaka'nya dan kepalanya bergerak maju-mundur dengan cepat.

"Aku Rasa'nya sudah gila, aku benar-benar tidak bisa menolak perbuatan sesat ini." Batin Cia berperang ribut.

Tiba-tiba Aksa memasukkan satu jarinya ke dalam liang senggama Cia, dan mengocok'nya pelan. Hangat dan sempit itulah yang saat ini cowok itu rasakan.

Batin Cia ingin berontak namun tubuh-nya mengkhianati, tangan'nya rasanya gatal ingin menampar tindakan Aksa. Namun otak-nya berubah Soak, hingga membuat diri-nya jadi bodoh, pasrah, mirip jalang, yang terima di perlakukan murahan.

"Sial, aku sangat ingin memasuki dan meneng-gelamkan pusaka gue di dalam sini. Pasti rasanya sangat nikmat tiada Tara." Ujar-nya mem-bayangkan.

"Erghhh..'' Aksa mengerang, mata-nya terpejam. Tangannya bergerak keluar-masuk semakin cepat. Ia merasa sudah berada di ujung rasa-nya.

Sedangkan di bawah sana, Cia mulai kelabakan mendapatkan serangan dari satu jari telunjuk Aksa. Tanpa bisa mengerang dan mendesah, karena mulut-nya masih penuh dengan benda ber-urat milik-nya.

"Aahh..Valen. Ini sangat nikmat. Milik mu terasa meng-gigit jari ku di dalam sana." Racau Aksa.

Suara riuh dari penonton yang menjerit histeris, saat melihat penampakan hantu dari film, bercampur dengan suara desahan dan erangan dari mulut Aksa.

Pusaka Aksa semakin membesar di dalam mulut-nya, tanda laki-laki itu akan segera mendapat-kan pelepasan-nya. Tanpa ragu Aksa mendorong kepala Cia, membatu meng-gerakkan lebih cepat.

Sedangkan di bawah sana, kocokan tangan Aksa juga bergerak semakin cepat, jarinya berasa terjepit dan tersedot semakin dalam. Tanda bahwa Cia akan segera mendapat-kan pelepasan juga.

"Erghhh..Now, Valen...!" Kode Aksa.

Kocokan ke-dua semakin meningkat pesat, saat mereka mengejar pelepasan-nya yang sudah berada di ujung. Hingga akhirnya meledak bersama-sama.

Aksa segerah mencabut jarinya dari dalam liang senggama Cia. Tangannya dengan lembut lembut mengangkat tubuh gadis-nya, lalu di duduk-kan di atas pangkuan-nya.

Cia sempat terkejut dengan tindakan Aksa yang tiba-tiba, bahkan cairan putih Aksa masih keluar dari Pusaka'nya. Mulut Cia sempat menampung sedikit cairan Aksa, sebelum tubuh-nya di angkat.

Aksa menakup wajah Cia, menatap mata-nya dengan lembut dan dalam. Nafas Cia masih memburu naik-turun dengan cairan kental putih milik Aksa yang tertahan di lidah-nya.

Aksa menengadah-kan tangan-nya di depan bibir Cia, yang di atasnya sudah ada sapu tangan. "Lepeh, Jagan di tahan." Titah-nya lembut. Namun terdengar tegas.

Aksa paham bahwa Cia merasa tidak nyaman, karena belum terbiasa akan hal ini. Cia langsung melepeh cairan kental itu tepat di atas saputangan yang ada di tangan Aksa.

Aksa langsung menaruh saputangan itu di bangku sampingnya, tangan-nya mengusap lembut bibir Cia yang belepotan air liur tanpa rasa jijik.

Cia cemberut, Menatap wajah Aksa yang tersenyum tipis, sorot binar bahagia terpancar jelas dari bola mata milik Aksa. Dan Cia menyadari itu.

"Aksa, kenapa rasa-nya aneh ? Asin. Terus apa ya..?" Adu'nya bingung sendiri. Lidah-nya mengecap, seolah mencari tau rasa apa yang ada di indra pengecap-nya saat ini.

"Mau lagi, Hem ?" Goda-nya jail.

"TIDAK ! Rahang dan leher aku keram." Tolak Cia cepat. Ia merasa pegal karena terlalu lama menunduk dan mengulum milik Aksa yang sangat besar dan kokoh itu.

Aksa terkekeh kecil, tangan-nya Manarik kepala Cia. Lalu memeluk erat tubuh-nya, seolah menyalurkan perasaan sayang-nya lewat pelukan hangat-nya.

0o0__0o0

Film pun berakhir. Lampu kembali menyala, dan Cia menghela napas panjang—antara lega dan lelah.

“Capek?” tanya Aksa lembut.

Cia hanya mengangguk, matanya tampak sayu. Tanpa banyak kata, Aksa mengulurkan tangan. “Sini.”

Cia menggenggamnya ragu, tapi hangat. Begitu keluar dari ruangan, Aksa tidak melepas genggaman itu.

Di lorong sepi, ia berhenti dan menatap Cia lama. “Kenapa liat aku begitu?” bisik Cia kikuk.

Aksa mendekat, jaraknya tipis sekali. “Karena aku nggak mau lupa wajahmu ketika lagi berusaha terlihat berani.”

Cia membeku, pipinya panas. Ia ingin membalas, tapi lidahnya kelu.

Tanpa menunggu jawaban, Aksa meraih tubuhnya. Dengan gerakan mantap, ia menggendong Cia seolah hal itu adalah hal paling wajar di dunia.

“Eh, Aksa…! Aku bisa jalan sendiri,” protes Cia pelan, wajahnya memerah.

Aksa hanya terkekeh. “Aku tau. Tapi aku lebih suka gini. Jadi, biarin.”

Cia akhirnya pasrah, menyandarkan kepala di bahunya. Rasa lelahnya makin terasa, tapi juga ada rasa nyaman yang begitu menenangkan. Usapan lembut Aksa di rambutnya membuat kelopak matanya semakin berat.

Dalam diam, ia membiarkan dirinya terbuai. Detak langkah Aksa yang mantap, pelukan hangat, dan suara hatinya yang berbisik, "Kalau begini terus, lama-lama aku bisa semakin terlena."

0o0__0o0

1
☠ᵏᵋᶜᶟℕ𝔸𝔹𝕀𝕃𝕃𝔸
lagian aneh kost masa bantuan sekecil apapun gak ada yg datang nolong🙄🙄🙄🙄
☠ᵏᵋᶜᶟℕ𝔸𝔹𝕀𝕃𝕃𝔸
gak masuk akal banget 1orang masa menang ya🙄🙄🙄
EembuL
terlalu byk iklan,, bertele2,, berputar2,, laaaaaaamaaaaaaa... 😪😪😪😪😪😪😪😪
lgsg hapus dari daftar perpus
Nuna Mochi: xixi sudah mau mampir, maaf jika tidak sesuai ekspektasi kakak./Smile/
total 1 replies
Maryam Bellas
sumpah gue penasaran, di tengah kobaran api bima masih kekeh ngincar nyawa cia, di awal bima memang di bayar buat bunuh cia, bonus balas dendam sama geng aksa. /Sob//Sob//Sob//Sob/
Nuna Mochi: xixi kakak /Grin//Grin//Grin/
total 1 replies
Maryam Bellas
benar kata bima, kelemahan mereka bertiga adalah cia. Seharusnya mereka bisa lebih kuat dari bima, namun karena cia yang di sandera mereka jadi bodoh dan lemah.
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Nuna Mochi: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Ana_Mar
3 vs 1...ga bisa kalian mutar akal cara ngalahin si bima????
katanya paling jagoan, terutama Aksa.
Aksa terlalu lemah kalo bersangkutan dengan cia, kalo kamu gitu para musuhmu mudah dong ngalahin kamu??
Nuna Mochi: xixi kakak, /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
☠NABIL@²
jangan digantung Napa 🙄🙄🤣
☠NABIL@²
anehhh,, masak di kost dari awal keributan gak ada yg datang nolong /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
☠NABIL@²
coba CIA gak munafik, gak akan mungkin tega hianatin cowok baik2 seperti satya/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
☠NABIL@²
dan di sini oadanganh Satya ke CIA udah beda, di pandangan Satya cia yg murahan jalang munafik/Facepalm//Facepalm//Facepalm/ soalnya gaduh polos lugu dari kampung yg pacaran 2th gak bersentuhan ma Satya setelah kenal udara kota lngsung berubah/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
☠NABIL@²: pandangan, maaf typo /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
☠NABIL@²
koreksi Thor dari semua bab banyak banget typonya, banyak kata yg kurang dan kelebihan juga, belajar lagi penulisan yang rapi 🙏
☠NABIL@²
cia nya aja yg terlalu menyek menyek jual mahal , munafik, tinggal pilih salah satu aja kok muter muter hanya ngasih harapan palsu ke Aksa, udah tahu yg di kampung gak bakal direstuin ma keluarga Satya, dikota sudah dijamak Aksa, harusnya sadar diri🙄🙄🙄🙄
Daryatul Ulya
ah ilah kesel bgt dah lagi tegang
🍁🥑⃟𝙉AƁίĻԼል❣️ˢ⍣⃟ₛ❤️⃟Wᵃf
sumpah jefri gokill , dan CIA polosanmu bikin geleng-geleng, ini kedepannya gimana, kasian juga masa CIA tubuhnya jadi banyak laki laki yg jamak sihhh, walaupun itu Krn ulah jebakan alexa
Jolins Noeos
sih Aksa di tengah situasi genting masih sempat menghayal mulutnya /Sob//Sob//Sob//Sob/
Maryam Bellas
sih jefri tengil, tapi hatinya hello kitty /Sob//Sob//Sob//Sob/
Jolins Noeos
Aksa rela di hajar demi cia /Sob//Sob//Sob//Sob/
Jolins Noeos
CK si Bima ternyata punya dendam, kalau gue ada di situ, udah gue robek tuh mulutnya, kasihan cia oy ../Sob//Sob//Sob/
Raine
lah kalian berantem tapi pisau tetap nusuk cia sama aja ,
Maryam Bellas
kenapa kalian malah berantem
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!