Suamiku Ternyata Seorang Bos

Di sebuah kamar yang cukup luas dengan nuansa putih, dan beraroma khas rumah sakit, terbaring lemah tak berdaya, seorang wanita yang sudah beberapa jam tidak mau membuka matanya, selang infus yang hampir habis tertancap di tangan kanannya... dialah Maura, sudah sedari sore sampai malam, matanya tak kunjung terbuka... Maura masih asyik di dunia mimpinya...

" Maura... bangun lah, apa mimpi mu terlalu indah, sehingga kamu belum mau membuka mata? " gumam Dave tersenyum kecut, dalam hati yang terdalam, Dave merasa bersalah karena tidak becus menjaga istrinya itu,

" maafkan aku Maura... Belum bisa menjadi suami yang baik untukmu...!, padahal aku sudah pernah mengatakan kepadamu, kalau aku akan selalu menjagamu...!"Dave menggenggam tangan istrinya penuh Sayang,

ceklek...

Pintu kamar rawat Maura terbuka, disana terlihat Nyonya Sherly dan Tuan yoga serta Nina datang dengan wajah kesal, menurutnya dengan Maura sakit dan di rawat , hanya buang-buang waktu mereka saja.

Di tangan nyonya Sherly dan Nina membawa buah-buahan dan peper bag berisi makanan.

" cih.... kenapa tidak mati saja sekalian" gumam Nina dalam hati. Dan meletakkan buah-buahan di meja nakas , di samping Maura , lalu berjalan ke arah sofa untuk duduk, karena berjalan di dalam rumah sakit, membuatnya lelah, mungkin karena efek dirinya tengah mengandung.

" kasihan sekali kau Maura, punya suami tidak berguna, hanya menyusahkan mu saja " ucap nyonya Sherly tiba-tiba, menyindir Dave dan membuat Dave tersentak, dia mengeratkan genggamannya pada tangan Maura.

Dave hanya diam, tidak mau membalas perkataan Nyonya Sherly. Tetapi matanya menatap tajam Nyonya Sherly, yang ada di seberang nya dan seketika itu juga nyali Nyonya Sherly menciut. tidak berani menatap suami Maura karena menurutnya terlalu menakutkan.

" siapa yang melakukan ini semua?" tanya tuan yoga datar.

" belum tahu," kata Dave tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah istrinya.

" suami macam apa kau ini, Untung saja Maura tidak apa-apa..." kata tuan yoga menatap remeh ke arah Dave.

" jangan sampai Maura mati sebelum usianya 22 tahun, bisa-bisa aku tidak akan mendapatkan apapun," gumam tuan yoga dalam hati,

"karena di dalam surat wasiat itu, jika Maura meninggal sebelum usianya 22 tahun maka semua aset dan harta kekayaannya akan diberikan kepada fakir miskin dan yatim piatu" lanjutnya dan mengedip-ngedipkan matanya kepada sang istri.

sementara Nina hanya terdiam sejak tadi, dirinya tidak mau melihat Maura yang sedang terbaring lemah, nina duduk di sofa, dengan terus memainkan ponselnya. Sesekali senyum senyum setelah melihat pesan dari calon suami,

Ceklek...

Sang dokter dan seorang perawat datang untuk memeriksa Maura...

Dave langsung berdiri dan memberikan jalan untuk sang dokter memeriksa istrinya.

" terima kasih tuan..." ucap sang dokter ramah, karena dia tahu siapa laki-laki tersebut, masih kerabat dekat tuan Adam, pemilik rumah sakit harapan kasih ini.

Sang dokter memeriksa lebih detail lagi, lalu menghela nafasnya panjang.

Nyonya Sherly yang melihat raut wajah sang dokter berubah, langsung mendekat dan bertanya.

" Bagaimana dengan keadaan putri saya dok?"wajah nya pura-pura sedih. karena di seluruh kota semuanya tahu bahwa, Maura adalah Putri pertama mereka.

" keadaannya sudah stabil, hanya luka luar saja, tetapi yang saya khawatirkan... setelah pasien sadar nanti, akan mengalami trauma... karena sudah sejak dari tadi, pasien tidak mau membuka matanya...

Dave yang mendengar itu semua, mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat.

Sementara, Nina yang tak sengaja mendengar nya lalu tersenyum." rasakan kau Maura, itu adalah karma, karena kau sering membully mahasiswi yang tak berdaya, dan aku selalu menjadi malaikat penolongnya " ucapnya terkekeh dalam hati merasa puas,

" kasihan putri kita pah..." nyonya Sherly masuk kedalam pelukan suaminya dan mengeluarkan air mata buayanya, di manapun ia berada, ia harus selalu seperti seorang ibu yang sangat mencintai anaknya.

" putri kita kuat mah, dia pasti bisa melewati ini semua" kata Tuan yoga menenangkan sang istri.

" benar nyonya, pasien hanya butuh dukungan dari orang-orang yang menyayanginya, salah satunya dari keluarga," tutur sang dokter.

" kalau begitu, Saya permisi dulu..., mungkin pasien akan sadar besok pagi, karena saya sudah memasukkan obat ke dalam infus yang di dalamnya terdapat obat tidur" lanjutnya...

" terimakasih dok" ucap Nyonya Sherly menghapus air matanya...

"sama-sama" ucap sang dokter berlalu, setelah mengganti infus yang telah habis dan menyuntikkan obatnya ke dalam cairan infus.

perawat mengikuti sang dokter dengan mendorong troli yang berisi obat-obatan serta infus, karena akan memeriksa pasien yang lain....

Setelah kepergian sang dokter, nyonya Sherly juga akan meninggalkan kamar rawat Maura, karena dirinya masih sedih karena kehilangan perhiasannya, tetapi gara-gara mendengar Maura berada di rumah sakit, dirinya harus pura-pura menjenguknya.

" kami mau pulang dulu, kau jagalah Maura dengan baik, dan ini aku bawakan makanan untuk mu, karena aku yakin kamu tidak kuat untuk membeli makanan., jangan sampai sakit, itu akan sangat merepotkan" ujar nyonya Sherly pada Dave, dan berlalu pergi bersama suami dan putri kandungnya.

Setelah kepergian para benalu itu, Dave kembali lagi duduk di kursi sebelah Maura...dan menggenggam tangan sang istri.

" istirahatlah, aku berjanji akan selalu menjagamu, aku sudah memutuskan, hati ku akan berlabuh hanya kepada mu seorang,...! bantu aku,... agar aku biasa mencintaimu sepenuhnya... Maura! " tutur Dave pelan...

Lama kelamaan rasa kantuk menderanya, tak lama kemudian, dia tertidur di samping maura dalam posisi terduduk.

***

Di tempat lain, saat ini Rita , cindi serta Aldo berada di dalam markas milik Mike, karena Mike sendiri membebaskan Dave untuk memanfaatkan markasnya, untuk kepentingan Dave menghukum para musuh.

Ssssh...

Rita tersadar lalu meringis, terasa sakit di sekujur tubuhnya, dan tubuhnya menggigil kedinginan.

" dimana ini" gumamnya pelan, dan disamping nya ada cindi yang belum tersadar, yang hanya memakai pakaian dalam saja.

Rita mengedarkan pandangannya, dan terkejut , karena saat ini dia berada di sebuah kamar yang menurutnya sangat kecil, dan mengalihkan pandangannya ke bawah, dia terbelalak saat mendapati dirinya tidak memakai pakaian lengkap, Rita melihat ada dua kaos dan dua celana tergeletak di lantai, dengan langkah tertatih ia mengambilnya.

"sakit sekali tubuhku" ucap Rita,

Huek....

Rasanya ingin muntah, saat mengambil pakaian itu yang ternyata sangat bau. Bahkan setelah dia mengangkat pakaiannya membuat seisi ruangan menjadi bau busuk yang sangat menyengat, tapi daripada dia kedinginan, lebih baik mengambilnya.dan memakai pakaian yang ternyata sangat besar itu.

"Setidaknya ini lebih baik , daripada mati kedinginan" gumamnya, Rita memegang tenggorokan nya yang terasa kering, dan melihat dua air minum di dalam botol berada di dekat pintu serta sepotong roti.

Dia mendekat lalu mengambil botol tersebut, melihat warna air sedikit keruh, tapi dia tidak perduli, saat ini tenggorokannya sangat kering.

Glek glek glek....

Meski sedikit mual karena rasa aneh dari air yang berada di botol itu, tetapi dia berusaha untuk menelannya,

dan menatap sebuah roti, lalu mengambilnya dan memakannya dengan rakus, lagi-lagi dia merasa aneh dengan rasanya, tetapi karena perutnya yang terasa sangat lapar, dia tetap memakannya,

Airmata nya luruh ketika, " ini semua gara-gara si Maura brengsek itu" gumamnya setelah mengingat kejadian saat di hotel tadi.

Lalu berdiri dan berjalan pelan menuju ke arah pintu.

Dor dor dor...

" siapapun di luar, tolong buka pintunya" teriak Rita menggedor-gedor pintunya, meski ia merasakan betapa sakitnya seluruh tubuhnya, tetapi dia berusaha untuk bangkit.