Dipisahkan karena sebuah kesalahan membuat dua remaja mengakhiri hubungan mereka tanpa kejelasan.
Hilangnya Anezha Shepira setelah malam tak terlupakan di antara mereka menyisakan luka bagi Elian. Namun siapa sangka gadis yang ia cari selama ini tiba-tiba muncul disaat ia pasrah dengan keadaan dan mencoba move on dari hubungan masa lalu mereka, lantas akan seperti apa kisah yang sebenarnya belum usai itu?
"Gue udah lupain semuanya, dan anggap kita nggak pernah saling kenal"
"Setelah malam itu? hebat banget." Elian terkekeh sinis, lalu mendekat dan berbisik sinis.
"Dimana dia?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan Tipis-Tipis
Tidak pernah terbayangkan oleh Nezha menginap di rumah Elian, calon suaminya. Meski ada sedikit perasaan aneh, tetapi ia dapat tidur dengan nyenyak tadi malam, dan pagi ini, Nezha sudah bangun dari tidurnya, ia bahkan sudah mandi untuk berangkat ke sekolah. Langkah Nezha cukup pelan keluar dari kamarnya. Ia sebenarnya bingung harus melakukan apa, atau pamit langsung ke rumahnya karena ada beberapa peralatan tulis yang harus ia ambil terlebih dahulu.
"Zha, sudah bangun sayang?"
Nezha terhenyak, ia menghentikan langkahnya sembari menoleh ke arah Luna. Wanita yang sedang berjalan ke arahnya dengan menebar senyum.
"Tante, aku mau langsung pamit nggak papa kan?"
Luna mengangguk dengan senyum. "Ya nggak papa dong sayang, sarapan dulu ya tapi, om Johan sudah menunggu di meja makan, nanti biar Elian yang antar kamu."
"Nggak usah tante, aku langsung aja," tolak Nezha merasa tidak enak.
"Zha, sebentar lagi kan kamu jadi bagian keluarga ini, biasakan ya?" Luna kembali mengulas senyumnya. Lalu menuntun Nezha ke meja makan.
Sikap Luna pada Nezha membuatnya tidak enak hati jika terus menolak. Pada akhirnya Nezha mengiyakan.
"Gue tunggu di sini, lo bisa ambil buku dulu."
Nezha menaikan sebelah alisnya. Ia pikir setelah mengantarkannya pulang Elian akan langsung berangkat, tetapi ternyata Elian sengaja menunggunya sekarang.
"Oke," balas Nezha singkat.
Gadis itu membalikan tubuhnya, menuju ke rumah tanpa menawari Elian untuk masuk ke dalam. Namun siapa sangka, saat baru melangkahkan kakinya di ruang tamu, Nezha sudah dikejutkan dengan adanya Dara.
Gadis itu sedang duduk sembari menyemil cemilan yang mungkin disediakan oleh tante Arin. Beruntung hanya Dara yang berada di sana, tidak adanya Vio yang akan semakin membuat Nezha kebingungan mencari alasan nantinya.
"Zha, akhirnya lo pulang juga." Dara beranjak dari duduknya.
Lalu memeluk Nezha seakan sudah lama tidak bertemu.
"Gue lega lo ngga papa Zha, sorry, gue sama Vio harusnya nggak ngajak lo ke sana."
Nezha menyunggingkan senyumnya dan mengangguk. "Nggak papa kok Dar, btw lo ngapain di sini?"
"Gue mau ketemu lo Zha, gue mau mastiin lo nggak kenapa-napa, secara lata Varo kan lo dibawa kabur Elian, gue takut Zha terjadi apa-apa sama lo."
"Aman kok Dar, lo liat sendiri kan gue nggak papa?"
Dara mengangguk setuju. "Btw, lo diantar siapa? El?" tebak Dara tepat sasaran.
Tidak ingin berbohong, Nezha mengangguk saja, dan sontak membuat Dara semakin membulatkan matanya. "Sumpah Zha? Demi apa? Gue masih abu-abu hubungan lo sama El, kaya ada yang disembunyikan tau nggak?"
"Ceritanya panjang Dar. Bentar ya gue ke kamar dulu."
Setelah kemarin satu mobil dengan mama Elian dan juga gebetan Elian mungkin, si Nabila. Pagi ini Nezha kembali satu mobil dengan Elian, bedanya ada salah satu sahabatnya yang ikut serta dengan mereka. Dara, gadis itu jelas saja mengiyakan ajakan Elian untuk berangkat bersama, tetapi bukan berati Dara sudah berbaikan dengan Elian dan teman-temannya. Bahkan meski sudah diberi tumpangan pun sesekali Dara masih menyindir Elian.
"Kalau belum kelar sama masa lalu, minimal ya nggak usah selingkuh dong."
Mendengar itu Elian hanya cuek saja. Ia tidak merasa seperti apa yang dikatakan oleh Dara meski ia tahu gadis itu sedang menyindirnya.
"Elian, lo kalau emang masih suka sama Nezha ya minta maaf atau buktiin kek, jangan malah nempel-nempel sama cewek lain dong, nggak gentle banget deh."
"Dar udah, gue sama El udah baikan kok."
"Baikan kan? Bukan balikan?" tanya Dara memastikan.
Nezha melirik Elian yang fokus menyetir, sebelum akhirnya menganggukan kepala.
"Syukurlah, gue masih belum rela Zha lo sama dia, sorry-sorry aja El, gue mau ngomong aja nih sama lo, gue sebagai sahabat Nezha nggak terima banget sama perbuatan lo dulu, selingkuh sampai bikin Nezha pergi gitu aja."
Nezha menggigit bibir bawahnya. Nezha memang pergi karena Elian, tetapi bukan karena selingkuh. Ia mendesah pelan ketika dihadapkan dengan keadaan seperti ini, hanya bisa bersabar tanpa bisa menjelaskan, semua harus Nezha pikirkan secara matang, atau paling tidak Dara dan Vio bertemu dengan malaikat kecilnya terlebih dahulu agar Nezha mudah menjelaskannya. Tidak sekarang memang, tetapi nanti.
"Ngga ada perselingkuhan di antara kita, Nezha pergi karena kesalahan gue, tapi bukan karena selingkuh," ujar Elian pada akhirnya.
Menatap Nezha sekilas sebelum akhirnya pergi meninggalkan Nezha dan Dada di area parkir sekolah. Dengan kesadaran penuh, Dara menatap Nezha, lalu kembali menatap Elian yang semakin menjauh.
"Zha, maksud dia apa?"
"Nggak usah dipikiri Dar, ayo masuk," ajak Nezha menarik lengan Dara untuk segera pergi dari sana. Pasalnya ada beberapa murid yang mulai menatapnya seakan menelisik.
Namun baru setengah berjalan, seorang guru tiba-tiba memanggil Nezha, memintanya untuk membantu mengambil beberapa buku di perpustakaan.
"Nezha, kamu anak baru kelas ips 2 kan? Tolong bantu ibu ya ambilkan buku di meja depan perpustakaan."
"Baik bu," balasnya.
"Bawain tas gue ya Dar?"
Dara mengangguk. "hati-hati lo, gue duluan," ujar Dara diangguki Nezha.
Langkah Nezha kini menuju ke perpustakaan, saat ingin kembali setelah mengambil buku yang dimaksud oleh guru tadi. Nezha dikejutkan dengan keberadaan Nabila di depan pintu masuk perpustakaan.
Merasa sudah mengenal Nabila meski tidak dekat, Nezha menyunggingkan senyumnya dan menyapa ringan, sekali lagi, Nezha hanya ingin bersekolah dengan normal setelah 2 tahun home schooling. Menurut Nezha agar Nabila tidak menganggapnya sebagai musuh, ia harus mencoba bersikap ramah.
"Hai," sapa Nezha diiringi dengan senyum.
Nabila tidak membalas sapaannya, bahkan terkesan meremehkan Nezha dari mimik wajah Nabila. Melihat itu semua membuat Nezha tidak mengambil pusing, ia hanya berniat menyapa, jika Nabila tidak menjawabnya bukan masalah menurut Nezha. Gadis itu kembali melangkah, melewati Nabila yang tiba-tiba suaranya terdengar.
"Aku suka Elian."
Nezha menghentikan langkahnya, tiga kata itu cukup mengejutkannya, sebagai sesama seorang gadis Nezha tahu kalau Nabila menyukai Elian, dari tatapannya pun Nezha dapat mengetahuinya, siapapun pasti tahu seperti apa tatapan yang Nabila berikan untuk Elian. Namun Nezha tidak menyangka kalau Nabila akan mengakui dengannya. Ini seperti peringatan untuk Nezha.
Tidak ingin menanggapi apa-apa, Nezha kembali melangkahkan kakinya.
"Dulu kita deket banget, tapi Lian berubah setelah kamu datang."
Ucapan Nabila berhasil menghentikan langkah Nezha lagi. Gadis itu menghela napas cukup dalam sebelum akhirnya membalikan tubuhnya. Menatap Nabila dengan senyum tipis di wajahnya.
"Itu urusan lo, gue nggak mau ikut campur."
"Tapi Lian berubah gara-gara kamu."
"Kalau memang begitu, gue minta maaf, dan lo bisa tanyakan langsung ke Elian kalau lo mau tahu jawabannya, karena percuma lo ngomong sama gue, perasaan lo nggak ada sangkut pautnya sama gue."
Nezha kembali membalikan tubuhnya, berjalan meninggalkan Nabila yang menatap nanar punggung gadis itu.
"Siapa kamu sebenarnya?"
dobel up kk
next up kak
bahagia slalu kaliannn
gemusshh dgn bayik lucu galen