NovelToon NovelToon
Pelukan Yang Tertunda Delapan Tahun

Pelukan Yang Tertunda Delapan Tahun

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Cherry Yang, yang dipaksa mendonor darah sejak kecil untuk adik tirinya, setelah dewasa ginjalnya diambil paksa demi menyelamatkan sang adik.
Di malam itu, ia diselamatkan oleh Wilber Huo—pria yang telah mencarinya selama delapan tahun.

Kehidupan Cherry berubah drastis setelah pertemuan itu. Ia bahkan terpaksa menikah dengan Wilber Huo. Namun, tanpa Cherry sadari, Wilber menikahinya dengan alasan tertentu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Keesokan harinya.

Matahari pagi menyelinap masuk lewat tirai tipis kamar Wilber. Pria itu sedang berdiri di depan cermin, merapikan dasinya dengan gerakan rapi dan berwibawa. Sesekali ia menepuk jas hitamnya agar jatuh dengan sempurna.

Di luar, langkah ringan Cherry terdengar. Gadis itu melewati kamar Wilber yang pintunya setengah terbuka. Tanpa sadar, ia menghentikan langkah dan berdiri di ambang pintu.

“Tuan Huo,” seru Cherry pelan.

Wilber menoleh sekilas, suaranya tenang. “Sudah bangun? Bagaimana kondisimu, apa masih sakit?” Ia meraih jas dari gantungan, lalu mengenakannya dengan gerakan mantap.

“Sudah membaik, terima kasih. Dan… di mana Vivian? Aku tidak melihatnya,” tanya Cherry sambil melangkah lebih dekat.

Wilber mengepangkan jasnya, lalu berjalan menghampiri Cherry. Suara langkah sepatunya terdengar tegas di lantai marmer. “Vivian sudah berangkat kerja. Dia menitipkan pesan padaku, dia akan datang lagi. Jadi jangan cemaskan dia,” ucapnya, sembari mengangkat tangan dan menyentuh dahi Cherry.

Gadis itu terdiam kaku, wajahnya memerah karena canggung.

“Suhu badanmu sudah normal. Aku sudah siapkan goji berry, ingat untuk diminum,” kata Wilber, nadanya lembut namun tetap berwibawa.

Cherry menunduk cepat. “Terima kasih, Tuan Huo.”

Wilber menyipitkan mata, nada suaranya berubah lebih dalam. “Kau sudah lupa kataku semalam?”

Cherry menelan ludah, lalu buru-buru memperbaiki ucapannya. “Kakak Huo…”

Wilber tersenyum tipis, lalu berbalik menuju ruang makan. “Mari kita sarapan.”

Cherry mengikuti dari belakang, jantungnya berdebar. “Ternyata Tuan Huo punya sisi lembut… berbeda dengan gosip di luar sana,” batinnya sambil menunduk malu.

Ruang makan.

Meja panjang penuh dengan hidangan hangat. Aroma sup ayam, roti panggang, dan teh memenuhi ruangan. Wilber duduk tegak, auranya berwibawa. Cherry duduk di sampingnya, merasa kikuk.

“Apakah kau sudah memutuskan hubungan dengan keluargamu?” tanya Wilber, suaranya tenang namun tegas.

Cherry menunduk, menggenggam sendoknya erat. “Iya, aku tidak ingin bertemu dengan mereka lagi. Tapi…” Ia berhenti, sorot matanya meredup, bayangan seseorang melintas di kepalanya.

“Tapi apa?” Wilber menajamkan tatapannya.

Cherry menggeleng buru-buru. “Tidak ada.”

Wilber meletakkan sendoknya, mencondongkan tubuh sedikit ke arahnya. “Apakah ada sesuatu yang kau rahasiakan? Katakan saja.”

Cherry menggigit bibirnya. “Tuan Huo sudah banyak membantuku… apa aku pantas meminta bantuannya lagi? Tapi aku sangat ingin bertemu dengan Papa…” batinnya dengan hati bergetar.

Wilber menatapnya lekat, seolah mampu membaca pikirannya. “Papamu ada di tangan mereka? Mereka menggunakannya untuk mengancammu?”

Mata Cherry membesar. “Bagaimana Kakak Huo bisa tahu?”

“Pertengkaranmu dengan Rosa Fang menggemparkan seluruh toko pakaian. Mana mungkin aku tidak tahu,” jawab Wilber datar. “Aku butuh fotonya dan namanya.”

“Nama Papa adalah Charles Yang. Tapi… aku tidak punya fotonya. Handphone-ku tertinggal di rumah,” jawab Cherry dengan suara lirih.

Wilber menegakkan tubuhnya kembali. “Serahkan saja pada Roby. Dia akan menyelidikinya.”

Mata Cherry berbinar, suaranya bergetar. “Kakak Huo… apakah benar Kakak akan membantuku menemukan Papa?”

Wilber menatapnya serius, lalu tersenyum samar—senyum langka yang jarang muncul. “Iya. Dan sekarang yang paling penting adalah… habiskan sarapanmu, lalu minum goji berrynya.” Ia meraih sendok, mengambilkan makanan, lalu menaruhnya di piring Cherry dengan gerakan tenang.

“Kakak Huo, hari ini aku ingin pulang ke rumah… untuk mengambil handphone-ku. Apakah bisa… meminta Tuan Roby menemaniku?” tanya Cherry hati-hati. Ia menunduk, takut menyinggung, tapi di matanya tersimpan keinginan kuat.

Wilber yang sedang meneguk tehnya menghentikan gerakan. Ia menatap Cherry tajam, sorot matanya menusuk.

“Tidak perlu kembali ke sana hanya untuk mengambil barangmu,” jawabnya singkat, nada tegas tak terbantahkan.

Cherry terdiam. Jantungnya terasa sesak—bukan karena marahnya Wilber, tapi karena ia tahu pria itu mengkhawatirkannya.

Saat itu, suara langkah terdengar dari pintu. “Tuan,” sapa Roby dengan nada hormat.

Wilber menoleh sekilas. “Sudah beli?” tanyanya datar.

“Sudah, Tuan.” Roby maju selangkah, lalu menyerahkan sebuah kotak rapi berlogo apel gigitan.

Wilber mengambilnya, membuka perlahan, dan memperlihatkan iPhone baru berwarna putih perak yang berkilau di bawah cahaya lampu kristal. Tangannya yang besar dan kokoh kontras dengan perangkat mungil itu.

Wilber menyodorkan kotak itu ke hadapannya. “Mulai hari ini, gunakan ini. Jangan memikirkan barang lamamu lagi.”

Cherry menggeleng cepat, panik. “T-tidak perlu, Kakak Huo! Aku tidak bisa menerima ini. Aku hanya butuh handphone lamaku saja…”

Wilber menaikkan alis, tatapannya tajam namun suaranya merendah. “Cherry Yang, berhentilah menolak. Barang lama itu hanya akan mengikatmu pada masa lalu. Yang kau butuhkan adalah awal baru.”

"Baiklah, aku akan menerimanya. Aku akan membayar setelah aku mendapat pekerjaan," ucap Cherry pelan, matanya menunduk.

"Kau ingin mencari pekerjaan?" tanya Wilber heran.

"Iya... selama ini aku sangat ingin mencoba hidup di luar, tapi aku tidak pernah punya kesempatan," jawab Cherry, suaranya bergetar.

Wilber menatapnya dalam, terlihat jelas rasa khawatir di matanya. "Kesehatanmu belum pulih sepenuhnya. Istirahat dulu, setelah itu baru kita bicarakan."

Cherry tersenyum tipis. "Sudah lama aku istirahat, aku sudah sehat..."

"Apa kau ingin melakukan sesuatu yang benar-benar kau sukai?" tanya Wilber, berusaha melunakkan suasana.

"Aku dulu sangat suka bermain biola... tapi sudah lama sekali. Aku pasti tidak bisa lagi," batin Cherry, menahan napas panjang.

"Impianmu menjadi pemain biola, bukan? Apakah itu yang sebenarnya kau inginkan?" tanya Wilber. "Kalau kau suka, kenapa tidak mulai dari awal? Bukankah biola adalah bagian dari dirimu?" ucap Wilber lembut.

Cherry menggeleng. "Tidak... lebih baik aku bekerja saja."

"Yang aku butuhkan sekarang adalah uang. Aku harus bekerja," batin Cherry.

Wilber menarik napas panjang sebelum berkata, "Kalau itu yang kau mau... jadi asistenku saja."

"Asisten?" Cherry mendongak, menatapnya tak percaya.

"Kenapa, kau menolak?" tanya Wilber.

"B-bukan, hanya saja aku tidak ada pengalaman bekerja sebagai asisten," jawab Cherry.

"Niat Tuan adalah ingin Nona Cherry selalu berada di sisinya, hanya dengan cara ini Tuan bisa selalu menjaga dan melindunginya," batin Roby.

1
merry
gimjl cery gk bs di ambil bkin mrk sengsara ajj hdp yaa
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
merry
pura pura si rosa menyesal gk mngkn dlm 10 thn nekat saktinn mntn suami dan ank kandung y demi ank dr suami br y gk mngkin dlm sekejap nyesel
partini
nyesel ahh masa
Isnanun
jangan percaya sama mamamu Cherry
merry
buat mm mu malu cer ddpn umunn katakan kau bukn sorang ibu tp iblis yg hisap darah mu selm 10 thn hnya demi ank lain mu
Reni Anjarwani
harusnya menjauh ibu yg sangat kejam sekalii
partini
dihhh gampang banget minta maaf,, jangan percaya lagi itu tipu muslihat
Wil kata nak bikin perhitungan come on sat set ke ,,tuh Kunti bisa ga di kuliti atau ga cabut kuku ya gitu
merry
jgn serahin ke polisi buat mrk menderita dulu ginjal celia ambil ajjj itu kan ginjal cery,, klo serahin ke polisi terlalu gampang,, lgian apa y kesalahan ya ppy cery sm mamay smpai mmy sm suami baru bkin ppy cery koma dan ambil darah cery buat celia,,
merry
buat ank ibu y yg lain mersa kn apa yg kmu rasa kn
ambil darah tiap hari per botol gt sumbngknn ke pmi lakukan itu ddpnn mm mu dan papa trimu dan mike,,biar mrk sengsara liat org tersayang mrk menderita lbh bagus sii klo perlu darah mrk semuy di ambil biar mrk merasakan gmn tangan ditusuk jarum,,biar impas si 😁😁😁klo di penjara takutt bundir gk ngerasain penderitaan lgg,, viral jg kn biar pd tau kelakuan busuk mrk,,
Isnanun
lanjut
Bu Kus
harus berani Chery jangan takut jadilah kuat
Bu Kus
siapa suruh cari masalah
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Bu Kus
bagus cher
Bu Kus
lanjut
Bu Kus
apa mungkin hilang ingatan sampe lupa masa lalu kali ya
Bu Kus
seru teryata
Bu Kus
semoga wilber datang tepat waktu dan rencana gagal
Bu Kus
sebenarnya anak bukan sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!