“Maafkan bunda nak, bunda terpaksa melakukan hal ini” Isak tangis Shanaya Anindya Nugraha memenuhi kamarnya
Bertemu dengan Rain Sky Allendra orang yang dulu merenggut mahkota yang paling berharga dalam hidupnya, membuat harus menyembunyikan rahasia yang selama ini dia tutupi dari semua orang.
Akankan semua rencana Embun berjalan dengan mulus atau dia akhirnya mengalah pada keadaan yang tidak memihak padanya?....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 33 Siapa Wanita Arsen?
Nyonya Rima nggak terima Arsen mengatakan kalau Rania asal bicara, dia melirik kesal pada putranya itu.
“Lain kali mama harus pastikan dulu kebenarannya, jangan asal main percaya aja, takutnya malah jadi bumerang ma, masalah baru akan timbul, kurang kurangin lah mulai sekarang sikap mama itu, nggak bagus ma” nasehat tuan Rayendra
“Tapi apa yang Rania katakan masuk akal juga pa, makanya mama percaya” sahut nyonya Rima
“tapi Arsen kan sudah menyangkal cerita mama itu” balas tuan Rayendra
“Kayak nggak tahu Arsen aja pa” imbuh nyonya Rima
“memangnya Arsen kenapa ma?” protes Arsen
“Pokoknya mama percaya apa yang Rania katakan, sikap kamu selama ini membuat mama berpikir kalau kamu menyimpan sesuatu di hati kamu” tuding nyonya Rima.
“Sudah kayak orang pintar aja ma, yang tahu hati orang lain, hati hati kalau mau liburan ke tempat Rey, jangan ikut campur juga masalah percintaan Rey disana” sindir Arsen
“Jangan mengalihkan pembicaraan Arsen, mama percaya apa yang Rania katakan, kamu anak mama jadi mama tahu saat kamu bohong sama kamu berkata jujur” tegas nyonya Rima
“Yang bilang Arsen anak orang lain siapa ma, apa papa….” Arsen tidak jadi meneruskan apa yang ingin dia katakan, karena sudah ditatap tuan Rayendra dengan tajam.
“Kamu jangan sembarangan bicara ya, mama tahu apa yang akan kamu katakan, papa kamu itu laki laki setia nggak kayak kamu Arsen, jangan fitnah papa kamu ya” bela nyonya Rima
“Mama nggak tahu aja ma, coba tanya papa…” seloroh Arsen, membuat nyonya Rima menatap tajam ke arah tuan Rayendra.
“apa sih ma, kayak gitu banget melihat papa, jangan dengarkan apa yang Arsen katakan barusan” jelas tuan Rayendra
“Awas aja pa, kalau papa ketahuan melakukan hal yang nggak nggak, mama akan bikin malu semuanya, mama nggak main main pa, jangan tersenyum kayak gitu, nggak sudi mama lihat papa kayak gitu” protes nyonya Rima sambil mengancam tuan rayendra.
“Arsen kamu jelaskan sama mama, kamu tahukan kalau mama kamu sudah marah, apa aja bisa terbang di langit” ucap tuan Rayendra membuat Arsen menahan tawanya tapi dia malas membantu papanya dalam hal ini.
“Itu urusan papa sama mama, Arsen malas ikut campur” sahut Arsen membuat tuan Rayendra kesal.
“Arsen jadi apa penjelasan kamu tentang wanita yang kamu cintai itu, mama ingin tahu” ucap nyonya Rima penasaran
“Arsen nggak akan memberi tahu mama akan hal itu, ada atau nggak ada wanita lain di hidup Arsen, kami nggak mungkin menikah ma, ada hal yang mama nggak tahu tentang Rania, Rania bukan wanita terbaik untuk Arsen”
“mungkin untuk laki laki lain Rania adalah yang terbaik tapi nggak untuk Arsen ma, Arsen harap mama mengerti dengan apa yang Arsen katakan barusan” jelas Arsen.
“Iya mama mengerti, tapi apa yang menyebabkan kamu nggak bisa mencintai Rania, padahal dia termasuk wanita yang bisa dijadikan istri yang baik menurut mama” balas nyonya Rima
“Ada hal yang membuat Arsen kurang suka ma, Arsen nggak bisa bilang sama mama, karena ini sangat pribadi dan ini juga masalah perasaan Arsen ma, jadi nggak bisa di paksa, suami saat mama akan mengetahui nya juga”
“Jadi kedepannya mama jangan terlalu ikut campur masalah Arsen ini, coba mama yang berada di posisi Arsen, dipaksa menikah dengan orang yang tidak mama cintai, bagaimana sikap mama dalam hal ini?” jelas Arsen membuat nyonya Rima terdiam.
“Apa nggak ada sedikitpun ruang untuk Rania mengisi hatimu Arsen?” tanya nyonya Rima penasaran.
“Ma, udah ya Arsen nggak mau bahas ini lagi, mama bisa memberikan pengertian pada Rania agar dia jangan membuat masalah dengan arsen” tegas arsen
“Jadi benar apa yang dikatakan oleh Rania, kalau sekarang kamu lagi dekat dengan seorang wanita?” tanya nyonya Rima
“Huff capek bicara sama mama, nggak pernah mengerti dan nggak mau tahu, Arsen pamit masuk ke kamar dulu ma, pa, mau mandi badan Arsen sudah lengket sekali” ucap Arsen lalu berdiri dari duduknya dan segera hendak berjalan ke arah kamarnya.
“Kamu jangan pergi dulu Arsen, mama masih ingin bicara” panggil nyonya Rima
Arsen hanya menoleh sesaat lalu berjalan kembali, dia sudah benar benar capek menghadapi sikap mamanya itu.
“Itu anaknya gimana sih pa, di panggil main jalan aja, bikin kesal padahal mama kan penasaran dengan wanita yang Arsen cintai itu, memang wajahnya seperti apa sih pa, sampai Arsen menolak Rania yang jelas jelas cantik dan pendidikan nya juga tinggi” ucap nyonya Rima
“Ma nggak semua laki laki menikah dengan wanita hanya mencari cantik dan juga berpendidikan tinggi, laki laki pada umumnya setahu papa, mencari wanita yang membuat dia nyaman dan juga yang bisa membuat kami merasa tenang jika berada di dekat wanita itu”
“Wanita yang Arsen cintai, pasti wanita yang bisa membuat Arsen nyaman, kita sebagai orang tua hanya bisa mendoakan kebahagiaan anak anak kita, jangan terlalu mencampuri urusan pribadi anak anak ma”
“Bagi papa, kalau suatu saat Arsen menikah dia harus bahagia dalam pernikahan nya dengan wanita pilihan hati Arsen, karena papa nggak mau juga menikah dengan wanita yang tidak papa cintai “
“Mama ingatkan bagaimana perjuangan papa dalam memperjuangkan cinta papa sama mama, Arsen akan melakukan hal yang sama dengan apa yang papa lakukan pada mama saat itu” ucap tuan Rayendra
Nyonya Rima terdiam lalu menghela nafas panjang tanda dia sangat terbebani dengan masalah Arsen dan Rania.
“Mama hanya penasaran siapa wanita itu pa” balas nyonya Rima dengan suara pelan.
“Nanti kalau saat nya tiba pasti Arsen akan memperkenalkan wanita yang dia cintai itu pada kita ma, jangan mendesak Arsen sekarang ma, kita nggak tahu masalah apa yang Arsen hadapi saat ini” tegur tuan Rayendra
“Iya pa, mama minta maaf ya..mama tadi terhasut oleh bicara Rania”balas nyonya Rima
“Mama juga penasaran akan hal itu, jangan bawa bawa nama Rania” tegur tuan Rayendra
“Papa kenapa sih, kayaknya ada dendam kesumat pada mama” protes nyonya Rima dengan wajah cemberut.
“Ha ha ha siapa yang dengan ma, mama jangan suka berpikir negatif kayak gitu nggak bagus” nasehat tuan Rayendra
“Huff apa papa nggak penasaran dengan wanita Arsen pa?” tanya nyonya Rima
“Nggak sih, karena papa percaya pasti wanita itu sangat cantik dan baik, pasti ada hal yang membuat Arsen jatuh hati pada wanita itu, wanita cantik banyak ma, tapi yang bisa membuat Arsen nyaman mungkin hanya wanita itu, hargailah pilihan anak kita” nasehat tuan Rayendra
Nyonya Rima terdiam sambil menatap ke arah suaminya, lalu menghela nafas panjang, dia bingung cara mengatakan pada Rania nanti, mengenai Arsen yang tetap nggak mau membatalkan keputusan nya itu..
Kamu harus tegas Sen...