alex yang sedang berada di titik terendah dalam hidup nya, secara kebetulan menginstal game yang membuat nya bisa pergi ke dunia lain untuk menjadi kuat, lihat kisah alex yang sebelum nya pecundang yang lebih rendah cacing tanah berubah menjadi naga yang memandang rendah segala nya.
ini novel pertama saya jadi jika ada yang kurang nyaman saat membaca novel saya silah kan beri saran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ash zero, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Alex yang mendengar itu pun tertawa terbahak bahak. "hahahahaha jika kau menganggap nya begitu silahkan, karna aku tidak ingin banyak bicara kepada orang yang akan mati."
"sombong." ucap felik dengan melesat ke arah alex.
Felik menebas leher alex, tapi tidak kena karna alex menghindar nya.
Alex menyerang felik dengan serangan tidak berbahaya, karna alex tidak ingin mengakhiri pertandingan dengan cepat.
Klang klang klang
Pedang alex dan pedang felik berbenturan terus menerus, felik merasakan sakit di tangan nya, hingga dia tidak bisa memegang pedang dengan benar.
Felik melihat ke arah alex yang tidak berkeringat sedikit pun ingin menyerah.
Tapi apakah alex membiarkan menyerah, tentu saja tidak, alex yang awal nya ingin bermain main dengan felik mengurung kan niat nya.
Alex memasang kuda kuda menyerang dan mencoba membuat naga dengan aura nya, aura alex berkurang dengan sangat cepat.
Pada saat aura alex hanya tersisa 10% persen, akhirnya selesai, alex menebaskan pedang nya dan berkata dengan dingin. "telan lah."
Sebuah naga di selimuti api hitam keluar dari tebasan alex, naga itu meraung dengan ganas, naga itu melesat dengan kecepatan yang menyamai kecepatan cahaya.
Sebelum felik beraksi naga itu sudah ada di depan mata nya, naga itu membuka mulut nya dan memakan felik yang tidak bisa berbuat apa apa.
Setelah memakan felik naga itu naik ke langit hingga berjarak 300 meter dari arena, naga itu meledak.
Duarrrr
Effect ledakan itu terlalu berlebihan, orang orang biasa yang menonton telinga nya berdarah dan pingsan, untuk pejuang tingkat rendah sedikit lebih baik.
Untuk pejuang tingkat rendah mereka menutup telinga dan meringkuk.
Alex yang melihat ledakan itu tersenyum puas, "bahkan pejuang tingkat 7, akan mati atau setidak nya akan terluka parah jika menerima serangan itu." ucap alex dalam hati sambil berjalan pergi.
[Berhasil membunuh pejuang gen tingkat 6 tahap rendah 1×, mendapat kan 3 juta pengalaman.]
"lumayan." ucap alex dalam hati.
"nomor 4 mati, nomor 3 menang, untuk nomor 5 dan nomor 6 silahkan naik ke arena." ucap stevano dengan semangat.
Stevano mengunakan transmisi suara nya kepada alex dan berkata. "nak apakah kau bisa menyanggupi permintaan ku, untuk membunuh gladius, jika kau berhasil aku akan memberikan mu teknik pelatihan mental gen tingkat tinggi, jika iya mengangguk la."
Alex yang mendengar itu tertawa bahagia dalam hati nya, alex pun mengangguk karna terlepas dari keinginan membunuh gladius hadiah yang di berikan tuan kota sangat mengiurkan.
Alex yang sampai di tempat duduk nya dan melihat jalan nya pertandingan, alex yang melihat pertandingan itu terkejut karna pertandingan itu begitu brutal.
Alex kagum dengan pertandingan itu, karna tidak ada trik sama sekali hanya saling menerima serangan, di mana pertarungan seperti itu la yang di inginkan alex, tapi dalam turnamen ini mungkin tidak akan terwujud karna tidak ada yang bisa melawan alex.
Alex menutup mata nya dan menghela nafas, "andaikan aku bisa melakukan pertarungan seperti itu, pasti akan menyenangkan." ucap alex dalam hati.
2 jam berlalu, semua pertandingan telah selesai, tapi dengan hasil yang mengejutkan, yang awal nya 10 peserta hanya tersisa 6 peserta yang masih hidup.
"apakah kalian masih bisa melanjutkan pertandingan hari ini." tanya stevano kepada peserta yang tersisa, stevano menanyakan itu karna peserta lainya mengalami luka yang cukup parah, bahkan gladius saja terluka ringan, hanya alex yang tidak terluka.
"saya masih bisa bertanding." jawab peserta nomor 1.
"saya bisa lanjut." jawab peserta nomor 6
"tentu saja lanjut, aku tidak ingin menghalangi seseorang karna kelemahan ku." jawab peserta nomor 8 sambil melihat alex.
"tentu saja lanjut." jawab gladius dengan dingin.
"aku ikut keputusan yang lain saja." jawab alex.
"baiklah kalo begitu, mari kita mulai pertandingan nya, sistem pertandingan nya adalah, kalian akan bergiliran menghadapi peserta lain sampai kalian menghadapi semua peserta, menang mendapatkan 2 poin, seri mendapatkan 1 poin, kalah poin anda akan berkurang 1."
"apakah kalian semua mengerti aturan nya." ucap stevano dengan tegas.
"kami mengerti." jawab alex dan peserta lain nya.
"bagus kalo begitu nomor 1 dan nomor 3 silahkan naik ke arena." ucap stevano.
Alex yang mendengar nomor nya di sebut bangun dari tempat duduk nya dan berjalan menuju arena.
Tapi yang tidak alex duga adalah, peserta nomor 1 tidak beranjak dari tempat duduk nya. "permisi tuan bisakah saya menyerah di pertandingan ini." ucap peserta nomor 1 dan melihat stevano.
"apakah kau yakin, jika kau menyerah maka itu sama saja dengan kalah, jadi poin mu akan menjadi -1, dan mungkin jika kau menyerah orang orang akan menganggap mu pecundang." ucap stevano denga keras agar yang lain mendengar nya dengan jelas.
"saya yakin, dan jika orang orang menganggap saya pecundang silahkan, karna aku tidak peduli pendapat orang lain." ucap peserta nomor 1 dengan tegas, dan siap menerima hinaan peserta dan penonton yang hadir.
Tapi yang mengejutkan tidak ada satu pun komentar hinaan yang keluar dari mulut penonton dan peserta, karna mereka mengingat jelas kekuatan yang di tunjukan alex.
Peserta nomor 1 yang tidak menerima hinaan sedikit pun menghela nafas lega, "seperti nya, mereka juga sama dengan ku, karna ketakutan dengan serangan yang dia tunjukan tadi." ucap peserta nomor 1 dalam hati, sambil memikirkan adegan alex tadi.
Stevano yang melihat peserta nomor 1 tidak menerima hinaan sedikit pun, berpikir dalam hati. "seperti nya mereka semua juga ketakutan dengan serangan bocah itu, tapi bocah itu benar benar monster di bawah 20 tahun aura nya mencapai tahap perwujudan, dan kekuatan mencapai pejuang gen tingkat 7."
"nomor 1 menyerah poin nya menjadi -1 , nomor 3 menang poin menjadi +2, untuk peserta nomor 6 dan nomor 8 silahkan naik ke arena." ucap stevano dengan pasrah.
Alex sebagai pihak yang bersangkutan hanya bisa menghela nafas panjang, dan kembali duduk untuk menyaksikan pertandingan.
Tak butuh waktu lama, hanya 10 menit pertandingan sudah berakhir dengan kematian nomor 6.
"Nomor 6 mati, Nomor 8 menang poin +2, pertandingan selanjutnya nomor 1 dan nomor 10 silahkan naik ke arena." ucap stevano sambil menghela nafas, "seperti nya tau ini hanya beberapa yang selamat, tapi mereka adalah jenius di antara jenius yang ada." pikir stevano dalam hati.
Gladius yang waktunya bertanding, menjadi semangat, karna ingin melampiaskan amarah nya, karna dia melihat pakaian alex yang bersih tanpa ada noda atau debu sedikit pun.
( Untuk pembaca, jika ada beberapa kata yang salah tulis tolong maaf kan saya, saya juga akan berusaha semaksimal mungkin agar itu terjadi.)
kumaha bisa kitu saya pinta penjelasan