Aira Maulida Bahira, gadis dua puluh satu tahun yang terlihat kalem dan memiliki wajah yang bisa di katakan kurang menarik apalagi cantik. kulit wajahnya sawo matang, ada tahi lalat kecil di pipi kanannya membuat penampilan wajahnya semakin tidak menarik di mata lelaki terlebih lelaki seperti Yusuf Ibrahim seorang CEO kaya raya yang terpaksa harus menikahi gadis yang menurutnya buruk rupa seperti Aira.
Yusuf merahasiakan status pernikahannya dengan Aira karena ia malu memiliki istri yang tidak cantik.
Di tengah masalah pelik rumah tangganya, seseorang dari masalalu muncul di hadapan Aira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 13 Bertemu Alan
Di kantor Aira terlihat sibuk dengan pekerjaan barunya. ia senang dan menikmati bekerja di perusahaan percetakan itu. apa lagi gajinya juga lumayan untuk bisa menghidupi dirinya dan untuk di sisihkan. Aira bisa membantu Abi dan umi sedikit sedikit untuk pemasukan pesantren sehingga Abi tidak perlu lagi menerima bantuan dari keluarga Yusuf.
Mengingat Yusuf hati Aira rasanya sakit sekali. pria itu benar-benar keterlaluan menyakiti dirinya. meski tidak saling mencintai seharusnya Yusuf tetap bisa menghargai pernikahan mereka. tapi Yusuf malah masih menjalin hubungan dengan wanita idamannya.
"Selamat pagi" sebuah suara mengejutkan Aira yang sedang sedikit melamun sembari menunggu layar komputernya siap menampilkan data-data.
"Selamat pagi" Aira tersenyum samar melihat Alan ada di hadapannya tersenyum ramah.
"Aku ada meeting dengan direktur pagi ini, oh ya nanti siang bisakah kita makan siang bersama?" tanya Alan tanpa basa basi.
"Apa?" Aira terkejut pengacara itu mengajaknya makan siang.
"Maaf saya membawa bekal dari rumah" jawab Aira menolak secara halus.
"Ayolah, kita beramai-rami kok, kebetulan saya ulang tahun dan mentraktir klien saya termasuk karyawan di perusahaan ini" kata Alan.
Jumlah karyawan di percetakan itu memang hanya dua ratus orang. untuk pengacara seperti Alan mentraktir dua ratus orang bukan perkara sulit.
"Tapi.."
"Ayolah, kau tidak perlu dekat-dekat denganku kau bisa membaur dengan yang lain tapi aku harap kau ikut makan siang nanti?"
Aira mengangguk pasrah. ia merasa tidak enak menolak undangan Alan. lagipula beramai-ramai bukan hanya berdua jadi tidak akan menimbulkan fitnah, pikir Aira.
Alan tersenyum manis, lagi-lagi pria itu terlihat ramah pada Aira. sungguh berbeda dengan Yusuf yang selalu ketus pada Aira.
Siangnya Aira menepati undangan Alan. ia ikut makan siang dengan karyawan lain di salah satu restoran yang tidak jauh dari tempat kerja Aira. para pimpinan perusahaan juga ikut serta.
sebelum makan siang semua berbaris mengantre memberi ucapan selamat ulang tahun pada Alan termasuk Aira. saat akan berjabat tangan Aira merasa enggan dan canggung. ia menangkupkan kedua tangannya mengulurkan sedikit hampir menyentuh tangan Alan.
"Selamat ulang tahun pak" kata Aira.
"Terimakasih Aira" jawab Alan.
Aira duduk bersama karyawan lainnya sementara di depannya duduk Alan dan para pimpinan terlihat menikmati makan siang sembari berkelakar. Aira bukan tidak menyadari, ia tahu beberapa kali Alan sengaja memandang ke arahnya.
Jangan ke GR-an Aira, pengacara itu tidak menyukai mu. ia hanya melihat mu seperti melihat yang lain. memang apa istimewanya dirimu sampai merasa dia menyukaimu?!
Aira mengomel dalam hati, ia menenangkan dirinya sendiri. melihat gerak gerik Alan memang bisa menyebabkan wanita salah paham termasuk Aira. terlebih Aira tidak memakai cincin pernikahan karena Yusuf melarangnya. jadi wajar jika ada pria lain mengira Aira masih sendiri. di tempat kerja Aira bahkan tidak ada yang tahu jika Aira sudah menikah.
"Kau tinggal dimana Aira?" Alan tiba-tiba berdiri di sebelah Aira saat akan keluar dari restoran.
"Oh di..." Aira tidak jadi menyebutkan alamat rumah Yusuf.
Aira hanya terdiam lalu tersenyum menolak menjawab pertanyaan Alan.
"Oke, tidak apa-apa kalau kau tidak mau memberi tahu tapi apa kau mau jika aku mengantar mu?"
"Tidak pak" tolak Aira tegas.
"Aku pernah melihat mu berjalan di kompleks perumahan Taman Permai aku juga tinggal di sana jadi aku pikir kita bisa bareng"
Jadi pak Alan tinggal di komplek perumahan mas Yusuf?
"Saya tidak tinggal di sana pak, tapi teman saya yang tinggal disana kebetulan saya mungkin sedang mau main saat bapak melihat saya"
"Oh begitu ya, yasudah kalau begitu saya duluan ya Aira. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Aira menahan hatinya agar tidak tersentuh dengan keramahan dan kebaikan Alan. biar bagaimanapun ia sudah menjadi istri orang meski suaminya sendiri tidak menginginkan dirinya.
jangan kalah ma Malika ,,itu wanita hitam legam kaye kedele item makanya di panggil Malika ehh CEO jatuh cintrong