NovelToon NovelToon
Cinta Pada Pandangan Pertama

Cinta Pada Pandangan Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Hani Syahada

Kalandra merupakan siswa pintar di sekolah dia selalu datang tepat waktu, Kalandra bertekad untuk selalu membahagiakan ibunya yang selama ini sendiri menghidupinya. Kalandara ingin memiliki istri yang sifatnya sama seperti ibunya dan setelah dia berkata seperti itu, ternyata semesta mendengar doanya Kalandra bertemu seorang gadis cantik ketika dia membaca buku di perpustakaan. Kalandra terpesona oleh gadis itu yang belakangan di ketahui bernama Aretha. Apakah Aretha juga punya perasaan yang sama seperti Yang Kalandra rasakan. Jangan lupa selalu tunggu cerita menarik dari Kalandra dan Aretha ya...!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani Syahada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31 CPPP

"Maksud kamu apa Retha? Aku jadi pacar pura-pura kamu! Tapi aku maunya beneran!" ujarku yang kemudian menaikkan alis.

"Andra, coba dengar baik-baik saat aku ngomong, aku bilang! karena ini masih proses mencintai antara kamu dan aku! Aku mau kamu untuk latihan jadi pacar pura-pura aku, sebelum menjadi pacar sungguhan, paham!" ujar Retha, yang tiba-tiba berbisik.

"Jadi maksud kamu, sebelum resmi jadi pacar, aku di training dulu gitu?" ujarku, dengan sedikit tersenyum.

"Iya Andra, akhirnya kamu paham juga maksud aku, meskipun agak lama pahamnya tapi enggak papa yang penting kamu tahu maksudku!" ujar Retha sambil menarik napas panjang.

"Tapi, kenapa kamu berbicara bisik-bisik?" ujarku penasaran.

"Ya.. Karena kamu lagi di puskesmas kan? Aku takut ganggu kamu, tapi kamu beneran tidak terluka kan?" ucap Retha khawatir

Aku sudah menduga, ibuku pasti sudah memberitahukan hal ini sama Retha, tapi kapan Retha tahu aku kecelakaan soalnya aku lihat ibu tidak lagi bermain ponselnya, apa mungkin ketika dia di rumah, setelah aku kabari tadi.

Pantas saja, Retha meneleponku dan menjelaskan semuanya, ternyata karena ada campur tangan ibu, tapi tidak apa-apa aku malah senang sekarang karena akan jadi pacar Retha, meskipun belum resmi tapi ini sudah langkah yang jauh lebih baik dari pada sebelum-sebelumnya.

"Pasti ibu kan, yang kasih tahu kamu Retha?" ujarku sambil menghela napas.

"Nah.. Kamu sudah tahu jawabnya! Tapi kamu kenapa Andra, kok bisa kecelakaan? Atau jangan-jangan gara-gara aku ya..!" ucap Retha yang tiba-tiba mengubah nada bicaranya jadi pelan.

Kenapa aku rasa Retha juga cenayang yang bisa menebak isi hati, apa mungkin aku orangnya sangat mudah di tebak, sehingga tidak perlu teori khusus untuk menganalisis sifatku tapi masak iya aku orangnya sangat gampang di tebak, tapi waktu di puskesmas juga ibu dan Retha langsung bilang kalau aku tidak peka, itu berarti aku orangnya tidak bisa menyembunyikan sesuatu.

"Andra, kenapa diam! Mulai deh.. Kamu pasti lagi ngomong dalam hati?" ujar Retha.

Retha tahu saja kalau aku sedang berbicara dalam hati, kayaknya memang benar, aku tidak bisa menyembunyikan sesuatu, pantas saja aku di bilang tidak peka, tapi kalau Retha minta bantuanku untuk menghindari Aldo, apa Retha mau bantu aku juga untuk mengungkap niat jahat Aldo.

"Andra, jadi gimana mau tidak?" ujar Retha dengan nada pelan.

Aku bingung menjawabnya karena di satu sisi aku senang tapi di sisi lain aku juga sedih karena untuk mencintai pakek harus di training dulu tapi mungkin ini bentuk kepedulian Retha terhadap ku, supaya aku tidak salah langkah dalam memaknai apakah ini cintai atau hanya sekedar penasaran.

"Oke Retha, aku bantu kamu! Tapi apa kamu mau bantuin aku untuk mengungkapan kebusukan si Aldo itu?" ujarku kesal setiap kali mengingat nama Aldo.

"Makasih Andra, kamu mau bekerja sama denganku dan untuk mengungkapkan kebusukan Aldo, aku siap membantu kapan pun Andra, aku juga jadi kesal sama dia yang seenaknya sama orang lain!" ujar Retha, yang tiba-tiba mengebrak meja.

"Tapi Andra, kamu besok kan ujian, lalu lukamu bagaimana? Apa dokter di puskesmas tidak memberikan surat rujukan sama kamu?" ucap Retha, khawatir.

"Kalau untuk soal itu, kamu tidak perlu khawatir Retha, karena dokter sudah memberikan aku surat rujukan, besok setelah ujian selesai aku akan ke rumah sakit! Ujarku sambil tetap melirik kanan dan kiri.

"Andra, bagaimana kalau besok kamu bareng saja sama aku, agar hemat ongkos juga, kamu kan tidak mungkin naik motor sendiri!" ucap Retha.

Iya juga, aku tidak mungkin naik motor sendiri pasti ibu yang akan menyetirnya, lebih baik aku ikuti saran Retha saja, karena itu sepertinya pilihan terbaik, apalagi bisa dekat sama Retha, tentu aku dan ibu akan senang banget.

"Oke Retha, aku ikuti saran kamu, tapi kamu harus menunggu aku selesai ujian! Tidak apa-apa kah?" ucapku sedikit khawatir.

Sebenarnya, aku tidak ingin Retha menungguku karena perjalanan dari desa ke Samarinda lumayan lama 2 sampai 3 jam, aku takut kalau nanti sampai Samarinda sudah malam, namun aku tidak mungkin menghentikan Retha karena kalau sudah punya keinginan pasti akan dia usahakan.

Ternyata aku pelan-pelan bisa memahaminya juga, aku kira aku tidak bisa memahami orang lain selain ibu tapi sekarang nampaknya itu sudah tidak berlaku.

Di saat aku sedang telponan dengan Retha, tiba-tiba saja ada yang menepuk pundakku dari belakang dan ketika aku menoleh ternyata itu ibu.

"Puk.. Puk..

"Nak, Andri udah selesai tuh.. Ayo kita pamit sama temanmu itu!" ucap ibuku, yang kemudian mengajak aku berdiri untuk pamit dengan Andri.

"Sebentar ya..bu, aku masih teleponan ini!" ucapku pada ibu.

"Oke nak, kalau begitu ibu tunggu di sana ya..!" ucap ibuku, yang kemudian berjalan ke arah Andri.

"Halo Andra, kamu masih di sana kan?" ucap Retha bingung karena tiba-tiba teleponnya terdiam.

"Iya Retha, masih kok, tadi ibuku bilang kalau sebentar lagi pulang!" ucapku.

"Oke Andra, jangan lupa, makan-makanan yang sehat! Jangan sampai telat nanti aku telepon kamu, mengerti!" ujar Retha dengan suara tertawa.

Ternyata pepatah tentang "akan ada pelangi setelah hujan" benar-benar terjadi kepadaku kalau kata orang musibah membawa berkah, kenapa bisa begitu karena kata musibah di ibaratkan untuk motor kesayangan ku yang rusak parah karena kecelakaan sedangkan berkahnya, Retha semakin perhatian kepadaku jadi di sini, aku mendapat plus minusnya tapi tidak apa-apa aku bisa menerima itu semua karena Retha.

"Oh.. Iya Andra, besok jam berapa kita berangkat?" ujar Retha.

"Kamu tunggu saja di rumah ya.. Retha, nanti aku jemput kamu, tenang aku enggak sendiri kok, aku sama ibuku!" ucapku dengan senyum lebar.

"Oke Andra, aku tunggu ya..!" ucap Retha dengan suara lembutnya.

"Andra, sudah belum teleponnya, nanti keburu Andri sibuk lagi!" ujar ibuku yang kemudian menarik ku.

Aku tidak tahu kenapa, ibuku langsung senang banget pas tahu kalau Andri adalah anak dari teman ayah, mungkin saja ibu ingin lebih banyak tahu suaminya lewat temannya itu, tapi ngomong-ngomong soal ayah, aku masih penasaran dengan respon ibu ketika aku kecelakaan ibu langsung panik banget sampai-sampai lupa lepas helm ketika masuk ke puskesmas.

Namun, semua orang tua pasti punya reaksi yang sama jika ada anggota keluarganya yang terkena musibah, lantas kenapa aku malah mempertanyakan hal itu, seharusnya aku tidak perlu mempertanyakannya, tapi dari kata-kata ibuku yang mengatakan kalau tidak ingin kehilangan untuk yang kedua kali, membuat aku bingung siapa yang ibu maksud.

"Andri, aku sama ibu mau pamit pulang ya.. Makasih kamu udah rawat aku!" ujarku dengan tertawa kecil.

"Santai aja bro! Kita kan teman nanti kapan-kapan kita jalan bareng ya... Bawa sekalian kekasihmu!" ucap Andri meledek.

"Ah... Kamu ini Andri, bisa aja menggodanya! Kamu juga bawa pasanganmu, agar bisa jadi kopel berempat!" ucapku yang balik mengoda Andri.

"Heeeem, ibu di sini lo.. Kalian tidak lihat apa!" ucap ibuku kesal.

Aku baru sadar sedari tadi aku asyik dengan Andri, sampai lupa kalau ada ibuku di samping, untung ibuku baru merengut belum jewer telingaku, tapi ibuku pasti tidak tega kalau menjewer aku, aku kan anak kesayangan.

"Hehehe, tante maaf tadi kita asyik ngobrol sendiri!" ucap Andri, sambil tersenyum kepadaku.

"Iya bu, maaf ya!" ucapku dengan senyum sumringah.

"Kalau begitu, kami pamit ya.. nak Andri! sekali lagi makasih sudah rawat anak tante!" ucap ibuku sambil bersalaman dengan Andri.

"Iya, tante sama-sama Andri juga senang bisa ketemu lagi dengan tante dan Andra!" ucap Andri yang kemudian mencium tangan ibuku.

"Bay..Bay... Andri sampai ketemu lagi!" ucapku meledek.

"Apasih kamu Andra, bikin malu aja!" ucap Andri sambil tertawa meledek.

Setelah aku dan ibuku berpamitan sama Andri, ibuku pun bergegas menyalakan motornya untuk membonceng ku, di perjalanan aku melewati beberapa rumah yang unik dan cantik, di tambah pohon-pohon yang rindang semakin menyejukkan hati, aku baru menyadari kalau desa Retha seindah ini bila menjelang sore.

Ngomong-ngomong soal Retha, aku baru menyadari kalau jalan ini melewati rumah neneknya, aku pun bersiap dengan senyuman manis, berharap Retha ada di depan rumah, namun ketika aku melewati rumah Retha aku hanya melihat neneknya, aku pun tak lupa menyapanya, tapi ketika aku melihat ke depan ibuku sepertinya enggak untuk menyapa, aku tidak tahu apakah itu hanya ilusiku atau kenyataanya memang seperti itu.

Namun, yang aku heran ketika aku ke puskesmas bersama Retha, neneknya hanya mengantarku saja dan langsung pergi tanpa menungguku sadar dan begitu pun dengan ibuku, ketika aku pulang bareng Retha, ibuku juga lansung pulang ke rumah tidak mampir ketempat Retha.

Sebenarnya, aku tidak ingin berpikir negatif tentang mereka berdua, namun kecurigaanku tersebut mulai terjadi ketika aku bercerita tentang terang bulan buatan nenek Retha ke pada ibu, dari situ aku sudah mulai mencium gelagat tidak senang dari ibu, jujur aku penasaran ada masalah apa antara ibu dan nenek Retha karena aku selalu merasa mereka selalu menghindar satu sama lain.

1
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
mampir nich Thor /Hey/
Seven sweet: aku juga mampir thor
Seven sweet: makasih thor sudah mampir
total 2 replies
mampir say~ AGREEMENT
Semangat kakk ... ditunggu yahhh
mampir say~ AGREEMENT
wahh pake pov satuu
Seven sweet
seru banget
HANDER
semangat tor, ditunggu bab selanjutnya
Seven sweet: Terima kasih thor, kamu juga semangat ya... di tunggu juga bab selanjutnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!