NovelToon NovelToon
Time Travel Raja Perang Memburu Istrinya

Time Travel Raja Perang Memburu Istrinya

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Agen Wanita / Tamat
Popularitas:2.8M
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Novi adalah seorang wanita seorang agen mata-mata profesional sekaligus dokter jenius yang sangat ahli pengobatan dan sangat ahli membuat racun.

Meninggal ketika sedang melakukan aktivitas olahraga sambil membaca novel online setelah melakukan misi nya tadi malam. Sayangnya ia malah mati ketika sedang berolahraga.

Tak lama ia terbangun, menjadi seorang wanita bangsawan anak dari jendral di kekaisaran Dongxin, yang dipaksa menikah oleh keluarga nya kepada raja perang Liang Si Wei. Liang sangat membenci keluarga Sun karena merasa mencari dukungan dengan gelar nya sebagai salah satu pangeran sekaligus raja perang yang disayang kaisar.

Tepat setelah menikah, Novi melakukan malam pertama, ia menuliskan surat cerai dan lari. Sayangnya Liang, selalu memburu nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Empat Permata

Angin pagi bertiup lembut di Desa Mamy. Taman belakang kediaman yang tampak hijau dan segar. Di tengah taman itu, empat anak berusia lima tahun tengah berdiri melingkar. Wajah mereka kembar tidka identik, tapi masih memiliki kemiripan, sorot tajam seperti Liang Si Wei, dan tatapan cerdas penuh strategi seperti Sun Yu Yuan.

Mereka adalah empat anak yang selama ini dibesarkan secara rahasia, dengan nama marga Liang, dan nama kecil yang mencerminkan kepribadian mereka.

Liang Yunzhao, si sulung. Wajahnya tenang dan penuh perhatian. Ia selalu menjadi penjaga adik-adiknya.

Liang Yunjin, anak kedua. Pendiam, dingin, dan kerap memilih menyendiri. Tetapi memiliki insting tajam seperti ayahnya.

Liang Yuheng, anak ketiga. Wajahnya ceria, tangannya selalu sibuk mengutak-atik sesuatu. Si jail yang tak pernah bisa diam.

Liang Yuxuan, si bungsu perempuan. Wajah manis dan sikap manja, tapi jangan tertipu, keahliannya dalam meramu racun bisa membuat orang dewasa bergidik.

Pagi itu, mereka sedang berdebat, tepatnya adu mulut kecil khas anak-anak. Namun, mengingat siapa ibu mereka, tentu saja debat itu lebih dari sekadar saling ejek biasa.

“Aku bilang, itu bukan ular air, adik. Itu ular berbisa. Harusnya jangan kau tangkap!” kata Yunzhao, nada suaranya penuh perhatian tapi mulai naik.

“Aku sudah pastikan taringnya tumpul! Lagi pula aku hanya mau ambil racunnya buat percobaan!” Yuheng berseru sambil menggoyang-goyangkan kantong kecil berisi botol kaca.

“Kalian berdua ribut lagi. Buang-buang tenaga. Lebih baik kita latihan pagi seperti biasa,” gumam Yunjin yang duduk di atas batu sambil memainkan belatinya.

“Boleh aku pelihara ular itu, Kak?” rengek Yuxuan, si bungsu yang sudah duduk manis sambil memeluk kelinci putih kecil di pangkuannya.

Yunzhao menghela napas, “Yuxuan, kau tahu ibu tidak akan mengizinkan binatang peliharaan berbisa di kamar. Bagaimana kalau kamu tergigit saat tidur?”

“Tenang saja kak! Aku kan sudah buat penawar! Ini!” Yuxuan membuka kotak kecil yang berisi cairan hijau bening.

Yuheng langsung mendekat. “Wah! Ini yang kemarin kamu racik? Tambahannya apa? Akar putih atau bunga mata lima?”

“Dua-duanya!” jawab Yuxuan bangga.

Yunjin mengangkat alis tipisnya, masih duduk santai. “Penawar racun belum tentu efektif kalau belum diuji. Aku punya tikus eksperimen di lumbung belakang. Mau coba?”

Yuxuan mendongak, wajahnya bersinar. “Boleh! Tapi kamu jangan bunuh tikusnya langsung, ya. Ujinya pelan-pelan.”

“Kau terlalu lembut, Xuan. Dunia luar itu tidak selembut taman belakang ini.” gumam Yunjin lagi, lalu berdiri dan mengangkat belatinya, melatih gerakan tangan tanpa ekspresi.

“Kalian bisa serius sedikit tidak? Ibu sudah mempercayakan taman ini untuk kita bersihkan hari ini, bukan malah buat eksperimen atau pelihara ular!” tegur Yunzhao sambil menyapu pandangannya ke sekitar taman yang mulai berantakan karena ulah Yuheng.

“Aku bantuin kok! Lihat! Aku sudah bersihkan daun-daun itu!” Yuheng menunjuk tumpukan daun yang ternyata justru dilempar ke kolam kecil di sisi taman.

Yunzhao memijit pelipisnya. “Yuheng... daun-daun itu seharusnya dikumpulkan, bukan dilempar ke air. Sekarang malah menyumbat pancuran kolam.”

Yuheng menyeringai, “Ah... kebiasaan. Nanti kuambil lagi pakai jaring. Santai aja, Kak!”

“Santai itu hanya untuk orang bodoh yang tidak tahu akibat tindakannya,” potong Yunjin datar, lalu kembali berlatih.

Yuxuan menarik napas panjang, lalu berdiri sambil memeluk kelincinya. “Kalau gitu, aku ke dapur dulu, aku mau ambil susu untuk Kelin. Kelin belum sarapan. Kalian jangan ribut ya. Kalau masih ribut, bilangin Ibu lho!”

“Jangan bilang Ibu!” serentak Yunzhao dan Yuheng berseru.

Semua hening sejenak. Kemudian tawa kecil meletus dari mulut Yuheng.

“Kenapa? Takut dimarahi ya? Apalagi Kak Yunjin, kemarin ketahuan nyelinap ke ruang senjata rahasia!”

Yunjin menatap Yuheng tajam, “Kau mau aku potong lidahmu?”

“Canda! Canda! Jangan serius, Kak. Hehe.” Yuheng mundur dua langkah dengan tangan terangkat.

Yunzhao menarik napas dalam-dalam dan mulai menyapu daun-daun dengan benar, “Sudah cukup, ayo kita kerjakan tugas kita. Kalau Ibu datang dan melihat taman ini seperti kapal pecah, habislah kita.”

Yuxuan sudah berjalan ke arah rumah, diikuti oleh kelinci kecilnya.

Yuheng akhirnya mengambil jaring dan mulai mengangkat daun dari kolam, walau sesekali menyipratkan air ke Yunjin dengan sengaja. Yunjin tidak membalas, hanya menghindar tenang seperti bayangan.

Sementara itu, Yunzhao memimpin seperti biasa. Walau baru lima tahun, ia sudah menunjukkan bakat pemimpin seperti ayahnya.

Beberapa menit kemudian, taman mulai terlihat rapi kembali. Daun-daun disapu, kolam bersih, dan batu-batu kecil yang sebelumnya berserakan kini ditata kembali.

“Ayo masuk, waktunya makan!” ucap Yunzhao kepada adik nya, dan diangguki oleh saudaranya yang lain.

Matahari baru saja naik sejangkal, embun belum sepenuhnya kering dari dedaunan. Di halaman luas yang digunakan sebagai tempat latihan, para anggota inti Grimhall sudah berdiri rapi, mengenakan pakaian pelatihan berwarna hitam dan abu.

“Empat Yu! Cepat keluar! Kalian sudah ditunggu!” suara Sun Yu Yuan bergema dari dalam rumah utama.

Tak lama, suara gaduh terdengar dari dalam.

“Aku nggak mau pakai baju ini! Bajunya jelek! Aku mau yang ada bunga di lengannya!” rengek Liang Yuxuan, sambil duduk menyilang di lantai, memeluk kelinci putihnya erat.

“Ini pelatihan, bukan peragaan busana, Xuan!” sahut Liang Yunzhao dengan suara tegas. Ia sudah mengenakan seragam pelatihan dan berdiri tegak seperti prajurit kecil.

“Kakak Yunzhao, Yuxuan hanya mau tampil cantik... biar musuhnya lengah dulu, baru ‘cias!’ dihajar!” komentar Liang Yuheng, sambil melompat-lompat di ranjang sambil memegang pedang kayu.

“Kak Yuheng, turun! Kau akan patahkan kasurku lagi!” teriak Yuxuan kesal.

Di sudut ruangan, Liang Yunjin hanya duduk tenang, mengikat sabuk bajunya. “Kenapa kalian selalu ribut setiap hari? Ini membuang waktu.”

Di luar rumah, Mei Lin, sudah menunggu sambil memeluk keranjang kecil berisi botol air dan roti gandum. Di sebelahnya, beberapa warga Desa Mamy yang kebetulan lewat, melongok ke halaman sambil tersenyum geli.

“Hari yang cerah, dan tentu saja... dimulai dengan keributan bocah-bocah hebat itu,” gumam seorang warga sekaligus bawahan Sun Yu Yuan sambil tertawa kecil.

Tak lama, Sun Yu Yuan muncul di ambang pintu. Wajahnya datar tapi mata kanannya sedikit berkedut, tanda ia sedang menahan emosi. “Liang. Yuxuan. Ganti bajumu sekarang. Kalau tidak, kelincimu akan belajar bergulat bersama Master Gui.”

Mata Yuxuan membulat. “Tidak! Kasihan Kelin! Baiklah, aku ganti sekarang!”

“Dan kau, Yuheng. Hentikan lompatan itu atau kamu akan tidur di gudang malam ini.”

Yuheng langsung berhenti meloncat. “Hehe... Baik, Ibu! Aku siap latihan!”

Setelah setengah jam keributan, akhirnya keempat anak itu berbaris di halaman latihan. Di depan mereka berdiri para pelatih elit Grimhall, orang-orang bayangan yang setia pada Sun Yu Yuan selama Grimhall ini didirikan hingga saat ini. Ada Master Gui, ahli bela diri tangan kosong, Tabib Wei, sang ahli racun dan pengobatan, serta Tuan Lie, mantan pembunuh bayaran yang kini menjadi instruktur teknik menyamar.

Sun Yu Yuan berdiri di depan semua anak dan pengawal.

“Mulai hari ini, pelatihan kalian akan ditingkatkan. Usia lima tahun bukan alasan untuk malas. Dunia di luar sana tidak memberi ampun. Kalian adalah penerus darah Liang dan didikan Grimhall. Mulailah!”

“Baik, Ibu!” seru keempat anak itu serempak, dengan semangat yang tak terlalu seimbang.

1
Wisteria
nah cerita yg begini baru sip
mau bantu balas dendam kadang ada wangsit dr pemilik tubuh yg asli, g jadi deh. ( basi )
mau balas dendam kok mikir
Wisteria
aduh Thor sodomo rame"
Madison White
mamtappp 4 anakk lgsg!!!
Wisteria
nah kan Hamidun
Wisteria
korban pemerkosaan ngamuk
keperjakaan hilang, rejeki betul kamu bang
Wisteria
🤤🤤🤤 ini mah pelecehan atuh neng
Muhammad firzan Firzan
kereeeeennmnmm
karisma
sampai ga bisa berkata-kata aku kak, saking bagusnya. mohon maaf bom like kak. aku bacanya maraton.
Moertini
terimakasih Thor sudah tamat mantap ceritanya apalagi pendekarnya wanita tangguh dan romantis seperti Yu Yuan terus berkarya Thor semangat dan selalu sehat ditunggu
Moertini
uuuuh aku sampai ikut mengejan Thor pinternya Author bikin cerita menguras emosi ku dilanjutin Thor semangat selamat untuk Yu Yang sudah melahirkan 3 kembar dengan selamat mantap
Moertini
pasukan rahasia Yu Yang berhasil memenggal kepala Kaisar dan kepala suku pemperontak dengan sukses tanpa diketahui gerakannya senyap semoga tidak menimbulkan salah paham di Kekaisaran Raja Perang mantap dilanjutin Thor selalu sehat
Moertini
pasukan tersembunyi yang dipimpin Yu Yuan taktik penyerangan musuh dan sambil melindungi raja perang sangan hebat sampai raja perang dan pasukannya tidak tahu mantap Thor semoga menang dan tidak banyak korban dari pihak raja perang dilanjutin Thor semangat
Moertini
lucunya si kembar bikin paman pangeran ke empat disentil dahinya bagaimana kalau Kaisar melihat dilanjutin Thor selalu sehat
Moertini
Yu Yuan seorang ibu yang berhasil membesarkan 4 anak kembar berhasil menjadi isteri yang pintar memanjakan suaminya jadi pengusaha yang sukses berhasil menjadi ketua pasukan rahasia yang se waktu membantunya berkiprah fi kerajaan cantik pastinya mantap Thor dilanjutin semangat
Moertini
Sung Zheng dilawan itulah akibatnya seorangn jendral pun akan kalah kerena kebenaran ditangan Sung Zheng dilanjutin Thor semangat
Wawan Yulianto
👍
Agustine
Kereeeen banget... akhirnya ketemu lagi novel yg enak dibaca, alurnya tdk berbelit belit, penulis membuat pembaca menghayal dan menikmati setiap alur cerita.... TOP.. jempol 5 buat thor👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻😍
Agustine
Nooooooooo...../Scare/
kenapa the end.......whyyy...../Grievance/
lanjutannya dong thor...../Determined//Determined//Determined/
Kembae e Kucir
/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
Phi Pesek
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!