"Aku hanya jadi seorang pemeran pembantu! tidak... aku maunya jadi pemeran utama yang cantik bukan wanita dengan muka yang mengerikan ini. "
Mei Yi yang seorang dokter jenius tiba-tiba mendapati dirinya berada di dalam cerita Wattpad yang sedang di bacanya. Ia menjadi Luo Yi Seorang anak jendral yang tak di anggap dan di kucilkan karena penampilannya.
Karena kebiasaannya, yang tak pernah membaca dengan teliti dan suka men skip bagian adegan pentingnya Mei Yi kebingungan dengan jalan cerita Wattpad itu. Ia harus bisa menentukan nasipnya sendiri , dan tak ia sadari bahwa dalam cerita Wattpad itu banyak adegan berbahaya yang bisa mengancam nyawanya.
Akankah Mei Yi bisa melewati adegan berbahaya itu dan berakhir bahagia?
Mau tau kelanjutan ceritanya? jangan lupa baca sampai akhir ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30-Rasa mulai tumbuh..
Mata Luo Yi melebar, tubuhnya mundur. "Apa... apa yang kamu lakukan, di sini? "
Xiao Ming dengan tenang merapikan pakaiannya. Tatapannya dingin. "Tidak ada. aku hanya tidur. lalu apa lagi?"
"Tapi...kenapa di sini? " Protes Luo Yi, emosinya meluap.
Xiao Ming mendekatkan tubuhnya, tatapan yang sulit di artikan. "Lalu di mana lagi aku harus tidur. Aku seorang pangeran, pantaskah jika aku tidur di lantai? Lagi pula kita kan suami istri, bagaimana jika ada yang tau? bukankah itu aneh?" Ia mengedipkan matanya menggoda, senyum jail menghiasi bibirnya.
"Kenapa dia bersikap aneh akhir-akhir ini. " Luo Yi, bertanya dalam hati, bingung.
"Baiklah, kalau bukan karena takut ketahuan, aku pasti tidak akan sudi tidur denganmu. "Gerutunya kesal.
Xiao Ming senyumnya melebar. "Kenapa? bukankah kamu sangat nyaman?bahkan kamu memelukku tadi. " Bisiknya, matanya menyipit menggoda.
Luo Yi yang kesal memanyunkan bibirnya, alisnya bertaut.
Hui, dengan beberapa dayang di belakangnya, muncul membawa kendi berisi air sejuk dan kain halus.
Tatapan Luo Yi bertanya, "Hui, apa maksudmu membawa semua ini?"
Hui membungkuk, berbisik lirih."Nona, karena ini di kediaman Luo... Anda harus membantu pangeran untuk membersihkan wajahnya, karena itu tugas Anda. "
Luo Yi tercengang. "Tapi... "
Hui melirik dayang senior di belakangnya, sebuah isyarat diam. Senyum tipis terukir di bibir Xiao Ming, menyadari apa yang akan terjadi.
Pangeran Xiao Ming mendekatkan wajahnya, mata terpejam. Dengan perasaan campur aduk, Luo Yi membasahi kain dan memerasnya perlahan. Sentuhan lembut kain di kulit Pangeran membuat Luo Yi terkesiap.
"Wajahnya... sangat mulus," gumamnya tak percaya. " Tak ada satu pun noda, jerawat bahkan komedo, wah...aku harus belajar banyak tentang perawatan para bangsawan di sini." Seketika, rona merah merekah di pipi Luo Yi.
Dengan hati-hati, Luo Yi mengusap wajah tampan itu, sesekali pandangannya tak sengaja bertemu dengan mata indah Xiao Ming. Detik itu, waktu seakan berhenti. Tatapan mereka terkunci, hingga deheman Hui memecah kesunyian.
Luo Yi menarik tangannya, jantungnya berdebar kencang, seolah seluruh kediaman bisa mendengarnya. Udara di antara mereka bergetar, mereka berdua terlihat tegang.
Hui dan para dayang membungkuk hormat sebelum meninggalkan ruangan, meninggalkan Luo Yi dan Xiao Ming berdua. Keheningan menyelimuti mereka, hanya diiringi detak jantung Luo Yi yang berdebar tak menentu.
"Hari ini kita akan kembali ke istana, ada sesuatu yang harus aku lakukan. " Ungkap Xiao Ming, nadanya datar.
Luo Yi hanya mengangguk tanpa menatapnya.
Mereka bersiap untuk kembali ke istana, Luo Yi berpamitan dengan ayahnya begitupun Mei Na.
"Apa kakimu benar-benar tidak apa-apa? " Tanya jendral Luo Zhi, ia terlihat khawatir.
"Ayah, kakiku hanya terkilir, aku tidak apa-apa. "Luo Yi berusaha meyakinkan ayahnya.
"Baiklah kalau begitu, kabari ayah jika terjadi sesuatu padamu ya. "
Luo Yi memeluk ayahnya, entah mengapa ia sangat merindukan ayahnya yang telah lama meninggal.
"Pergilah, suamimu sudah menunggu. "
Luo Yi dengan tertatih berjalan meninggalkan aula utama, Hui senantiasa membantunya berjalan.
Tiba-tiba Xiao Ming membopong tubunya hingga membuatnya tersentak. Aroma maskulin menyeruak dari tubuh Xiao Ming.
"Apa yang kamu lakukan. " Ucap Luo Yi lirih.
Xiao Ming menatapnya. "Tentu saja membantu istriku. "
Tatapan itu membuat Luo Yi terpaku. Pikirannya berputar-putar, "Sandiwara? Atau… dia benar-benar memiliki perasaan padaku?" Segera, ia menggelengkan kepala. "Mustahil. Pangeran Xiao Ming… menyukai aku?"
Mei Na, dari kejauhan, menatap tajam. Dengusan kecil keluar dari bibirnya, menyatakan kekesalannya melihat kemesraan yang tersirat di antara Luo Yi dan Xiao Ming. Sementara itu, Pangeran Jian Ming, dengan wajah penuh amarah, bergegas menuju keretanya, meninggalkan Mei Na yang tertinggal. Mei Na, dengan langkah cepat, menyusul Jian Ming.
"Suamiku... tunggu... " Mei Na mempercepat langkahnya menyusul Jian Ming.
Kedua kereta melaju meninggalkan kediaman keluarga Luo yang kini tampak lebih sepi tanpa kedua putri mereka. Jendral Luo Zhi menatap nanar kepergian mereka berdua.
Di dalam kereta, Xiao Ming asyik membaca buku, namun Luo Yi terus mencuri pandang. Keingintahuan tentang perasaan Xiao Ming terus menghantuinya. Namun, tekadnya untuk hidup bebas di luar istana tetap teguh. Perpisahan, itu yang ia inginkan.
"Kenapa kau menatapku seperti itu, apa kau mulai terpesona oleh ketampanan, ku?" Xiao Ming melirik padanya.
Luo Yi langsung memalingkan wajahnya, pipinya memerah.
"Tidak! mana mungkin. Lagi pula kau kan tau jika aku tidak menginginkan tinggal berlama-lama di istana, lagi pula kita akan segera berpisah. "
"Benar, yang aku katakan ini sudah benar. Lagi pula aku sudah pernah mengatakan jika aku tidak menyukai seseorang pangeran, jika aku sampai jatuh cinta kan aku bisa malu. " Batinnya.
Xiao Ming menatapnya dalam. "Apakah dia serius ? Apa dia benar-benar tidak ingin terlibat dengan seorang pangeran sepertiku." Batinnya berkecamuk.
Xiao Ming kembali menggendong Luo Yi memasuki mansion. Pemandangan itu menjadi buah bibir para dayang.
"Pangeran Xiao Ming begitu perhatian!" bisik mereka, takjub.
"Pangeran yang dulunya dingin dan selalu sakit-sakitan, kini tampak bugar dan… hangat."
Kabar ini, bagai angin puyuh, mencapai telinga Kaisar Zheng Ming di tengah rapat penting. Senyum tipis terukir di wajahnya.
“Menikahkan Xiao Ming dengan Luo Yi… ternyata keputusan yang tepat,” pikirnya.
Harapannya untuk menjadikan Xiao Ming Putra Mahkota semakin besar.
Namun, kabar itu membuat Permaisuri Gui Fei geram. Ia menginginkan Jian Ming yang menjadi Putra Mahkota. Tangannya mengepal erat, buku di tangannya diremas hingga hampir sobek.
"Tenanglah, Permaisuri," bisik Jia Jia, dayang kepercayaannya. "Jangan sampai Kaisar menyadari kemarahan Anda."
Mata Permaisuri Gui Fei menyala tajam. "Dia selalu memihak Xiao Ming! Mereka sama-sama anaknya!" Tangannya mengepal semakin kuat, jari-jarinya memutih. "Jalang itu… sudah mati, tapi masih saja membuatku repot!" desisnya, penuh kebencian.
Di ruang baca, Xiao Ming tiba-tiba bersin. "Siapa yang membicarakanku?" gumamnya.
Jin Ling, pengawal setianya, masuk. "Lapor pangeran Pangeran… saya telah mengikuti mata-mata yang membuntuti Putri Luo Yi. Ada dua orang, dan mereka suruhan orang yang berbeda."
Tatapan Xiao Ming berubah tajam. "Siapa yang memerintahkan mereka?"
"Satu bernama Bai Yu, mata-mata dari Donghai. Saya masih menyelidiki mengapa Donghai memata-matai Putri. Yang satunya lagi, Ajin, dia hanya pelayan biasa, namun mencurigakan karena ia menyusup ke mansion Pangeran Jian Ming," lapor Jin Ling. "Mungkin… Pangeran Jian Ming yang memerintahkannya."
Xiao Ming berdiri, tangannya mengusap dagu. Kekhawatiran tergambar jelas di matanya.
"Awasi mereka! Jangan sampai mereka melukai Luo Yi. Perintahkan pengawal rahasia kita untuk melindungi putri Luo Yi dari kejauhan. Dia dalam bahaya… Entah apa motif mereka menargetkan Luo Yi."
tidak berbelit dan tertata rapih
bab 1 dst makin penasaran dan makin menarik ceritanya
siapa lagi yg iri dengki kl bukan dya.
duh kq AQ jadi souzon skg/Facepalm/