NovelToon NovelToon
Anak Yang Terabaikan

Anak Yang Terabaikan

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / Wanita Karir / Mengubah sejarah / Kontras Takdir / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Anak Yang Berpenyakit / Tamat
Popularitas:937.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Muliana95

Bagaimana rasanya, jika kalian sebagai seorang anak yang di abaikan oleh orangtuamu sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saling Memaafkan

Sepeninggalan Adira, Afandi dan Ella di panggil oleh suster untuk menemui dokter di ruangannya.

Disana dokter menjelaskan, kalau Vania mengalami pecah pembuluh darah di hidung, sehingga membuatnya mimisan. Dan itu bisa berakibat fatal, sehingga mereka berdua barus ekstra menjaga Vania.

Ella memang tidak mengatakan pada dokter, kalau dia lah, yang menamparnya. Dia menjelaskan, kalau Vania di tampar oleh teman-temannya. Karena dia sangat malu jika orang lain tahu perbuatannya.

Adira hanya menatap jauh keluar jendela. Satria bahkan tidak tahu harus ngomong apa. Dan tadi, dia juga mendengar pembicaraan mereka di rumah sakit.

Satria sadar jika Adira sedang kecewa pada orang tuannya. Makanya, dia membawa Adira ke sebuah pantai yang memakan waktu satu jam dari rumah sakit.

"Ayo turun!" ajak Satria membukakan pintu mobil untuk Adira.

"Ini dimana? Kita ngapain disini? Ini kan sudah malam." cerocos Adira.

"Aku hanya ingin kamu melepaskan bebanmu. Tempat ini sangat cocok." seru Satria.

"Aaaaaa ...." teriak Satria membentangkan tangannya.

"Cobalah, itu jauh lebih baik." tantang Satria.

"Ogah, udah kayak drama aja." cetus Adira menatap jauh ke arah laut.

"Makanya, coba aja dulu. Siapa tahu nanti berhasil, membuat perasaanmu lega." paksa Satria.

"Aaaaa ..." teriak Adira dengan sangat kencang.

"Bagaimana? Mau coba lagi?"

"Aaaaaaa ..." mereka teriak bersamaan. Kemudian sama-sama tertawa.

"Makasih ya Satria." ucap Adira merasakan sedikit lega.

"Kita pulang?" ajak Satria dan Adira juga setuju.

Sekarang mereka sudah mulai bicara, dan Satria mati-matian menahan diri, agar jangan bicara yang bukan-bukan pada Adira. Dia juga, mencoba meredamkan suara detak jantungnya dengan sesekali menahan napas, agar Adira tidak bisa mendengarnya.

Begitu melihat Satria memarkirkan mobil Ella, Amalia, buru-buru menghampiri Satria juga Adira. Amalia ingin tahu keadaan Vania, namun mereka hanya mengatakan jika Vania belum juga sadar.

Amalia mengajak Adira untuk ikut makan malam bersama dengan mereka. Awalnya Adira menolak, ia berdalih jika Bu Mar sudah menyiapkan makanan untuknya. Namun, Amalia tetap memaksa, dan mengatakan jika ia juga sudah memasak cukup banyak, karena berharap jika Adira mau makan bersamanya.

Merasa tidak enak, akhirnya Adira mengikuti keinginan Amalia. Dengan di gandeng oleh Amalia, Adira mengikuti langkah wanita cantik tersebut.

Setelah makan, Adira langsung membantu Amalia yang mencuci piring. Walaupun di larang, Adira tetap memaksa. Hingga akhirnya, mengalir lah, cerita dari Amalia, jika ia sangat ingin memiliki anak perempuan. Namun, saat hamil dia mengalami bedres parah. Akhirnya Ayah dari Satria malah merasa takut, jika istrinya kembali hamil.

Untungnya, ia mempunyai keponakan yaitu Ifana. Walaupun Ifana satu-satunya keponakannya yang perempuan. Namun, setidaknya ia mampu meredam keinginannya.

"Anggap lah, Tante sebagai Mamamu. Jika memang kamu membutuhkan kasih sayang dari Ibumu." seru Amalia membuat Adira tercekat. "Tante sayang padamu Adira. Tante tahu sedikit banyak kisah mu dari Shanum. Makanya, jika kamu membutuhkan Tante, maka datang lah, bahkan pintu rumah ini selalu terbuka untukmu."

Adira tidak menjawab apapun. Namun, pernyataan Amalia mampu membuat hatinya campur aduk. Dia tidak menyangka, bahwa ada orang lain yang menyayanginya. Padahal mereka baru saja kenal.

"Makasih Tante ..." lirih Adira, dan Amalia langsung memeluk gadis di hadapannya yang tersedu-sedu.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Vania baru saja dipindahkan ke ruang inap. Kebetulan dia sudah sadar. Namun dia masih sangat kecewa terhadap Ibunya. Bahkan saat Ella mendekatinya, dia langsung membuang padangan ke arah lain.

"Maafkan Ibu sayang. Ibu salah." gumam Ella.

"Ayah, aku pusing." adu Vania tanpa memperdulikan Ibunya.

Ella yang frustasi pun, akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar Vania. Di luar dia menangis atas setiap tindakannya.

"Bolehkah Ayah tanya sesuatu?" tanya Afandi tidak sabar pada Vania. "Kenapa kamu benci Adira?" tanya Afandi setelah dapat persetujuan dari Vania.

"A-aku, tidak membencinya Ayah." lirih Vania.

"Kamu bohong Vania, kami memang salah karena telah lama mengabaikan Adira. Seharusnya, kamu sebagai Kakaknya bisa melindunginya. Bukan malah ikut-ikutan menyiksa batinnya." papar Afandi.

"Ayah tidak suka, saat kamu memanfaatkan penyakitmu untuk mencari simpati pada kami. Terutama Ibumu." ucap Afandi, kemudian bangkit meninggalkan Vania. Dia keluar, dan menyuruh Ella untuk temani Vania. Karena dia berdalih ingin ngopi.

Vania langsung mengadu perkataan Ayahnya pada Ibunya. Ella yang memang ingin memperbaiki hubungannya dengan Vania pun, berjanji akan melindunginya dari amukan Afandi, suatu hari nanti.

Vania merasa lega, setidaknya ada satu orang yang mendukungnya, dan memahami setiap keinginannya.

Malam ini Adira tidur di rumah Satria, itupun di paksa oleh Amalia. Namun, Adira mendapatkan kamar di lantai bawah, bersebelahan dengan kamar Amalia. Karena Amalia takut, jika Satria tidak bisa mengontrol dirinya, kalau saja mereka berada di lantai yang sama.

Adira menatap sekeliling kamar, entah kenapa dia merasa nyaman berada di rumah yang bahkan orangnya baru saja dikenal. Dia menarik napas juga tersenyum. Mulai sekarang dia bertekad akan membuat dirinya sendiri nyaman, tanpa memikirkan orang yang tak pernah memikirkannya.

Hampir tengah malam, Satria belum bisa memejamkan matanya. Dia merasa resah, saat orang yang disukainya berada satu atap bersamanya. Namun, dia juga senang, karena Adira nyaman berada di rumahnya. Apalagi, saat melihat Adira dalam pelukan Ibunya tadi. Bahkan itu merupakan pemandangan paling indah yang pernah di lihat, selama hidupnya.

Pagi-agi sekali, Adira pamit pada Amalia yang sedang menyiapkan sarapan. Dia beralasan tidak ingin terlambat ke sekolah, Amalia pun tidak melarang Adira, karena dia takut, jika nanti Adira terlambat ke sekolah. Apalagi, orang tuanya yang tidak ada di rumah untuk mengantarkannya.

Satria datang ke rumah Adira sambil membawa satu piring nasi goreng buatan Mamanya. Setelah memencet bel, muncul lah Adira dengan rambut yang masih sangat berantakan karena belum juga disisir.

"Ini, Mama yang suruh antarkan." Satria menyodorkan sepiring nasi lengkap dengan telor ceplok.

"Wah ... Sampaikan makasih ya, untuk Tante Amalia." ujar Adira hendak menutup pintu. Namun, dia teringat sesuatu.

"Sat, makasih ya, untuk semalam dan maaf, karena aku sempat salah paham padamu." ungkap Adira.

Satria hanya mengangguk dan tersenyum. "Oya, untuk yang aku. Emm, menendang kaku waktu itu. Maaf juga ya, karena aku pikir itu kaki Ifana." ucap Satria salah tingkah, karena mengingat perbuatan konyolnya.

Adira tersenyum pertanda sudah memaafkan Satria. Dan sekali lagi dia berucap terimakasih pada Satria.

1
Sulfia Nuriawati
baru sadar maknya kalo anak emas bs jd anak g berguna
Sulfia Nuriawati
kalo org tua secara atw g suka kyk pilih kasih, pasti anaknya yg sll jd anak emas bakal bikin malu ortunya, byk kejadian kyk crta ini d sktr kita, jd bljr lah jd ortu yg bijak jg adil, apapun yg terjd pd anak adil jgn pilih kasih
mimief
finally beautiful ending..
semua orang berhak atas kesempatan kedua bukan
walaupun mesti di hajar kanan kiri juga
makasih atas cerita indah nya thor
mimief
bisa banget ma
siap donk dikabulkan..
masalah nya dia mau ga mah?

🤣🤣🤣
mimief
ya elah bang..itu diijek Lo bikan di Elis
Napa kok jadi nyetrum,mang ga sakit apa?
eh sakitan kalau dia Ama yg lain ya
injek injek dah kaki
daripada hati yg diinjek injek🤣🤣
Muliana: /Curse//Curse/
total 1 replies
mimief
mang ga normal🤣🤣
mimief
Luar biasa
Muliana: /Heart//Heart/
total 1 replies
Desi deshiny
karya mu bagus kak author .aku ikutan mewek baca nya...teruslah berkarya ...lahirkan novel "yg bagus lain nya....sukses terus kak.
Muliana: Wah, makasih banyak komen positifnya.
Jangan lupa, baca karyaku yang ongoing juga ya, judulnya KORBAN PERCERAIAN /Heart/
total 1 replies
Heny
Terima nasib y vania km jht sm adik mu dan durhaka sm ortu
Muliana: Heumm /Smug/
total 1 replies
Heny
Baru sdr y bu Ela dulu kmn yg diurus disayang vania vania
Muliana: Dulu Vania ialah segala-galanya, bahkan kamu tega melupakan Adira
total 1 replies
Heny
Vania pinter tp bisa dimanfaatkan dng mudah
Heny
Karma hidup terlalu sombong dan tdk peduli dng keluarga
Heny
Adira klau mm dan pp mu gk peduli lbh baik km tinggal sm kakek kasim yg jauh dr kota.
Muliana: Karena disana, kamu akan lebih aman dan nyaman
total 1 replies
Heny
Satria km diam y ini urusan ifana
Heny
Mantap 👍
Ira
siapa yang jijik sama afandi dan ella..angkat kakinya.. udah numpang.. gak tau malu banget lagi, apa lgi si hanna sialan itu... dengn PD nya minta kamar milik adira.. cih j*al*g aja belagu.... si paling sakit sakitan lah..

author makasih ya diawal cerita bikin aku nangis terus..
Muliana: /Heart//Heart/
Ira: eh.. ak typo yg hanna it aturan vania loh
total 2 replies
Heny
Vania emang kebangetan sm saudara di cemburui
Heny
Ortu nya pilih kasih
Heny
Vania banyak tingkah
Firman Firman
semoga kedepannya athour bisa membuat novel yg lebih keren 👍 lagi..dan tambah sukses..suka ceritanya GK monoton
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!