Semua bermula ketika si kecil Aiden lepas dari penjagaan pengasuhnya dan pengawalnya.
Atas dasar tidak sengaja, ternyata bisa membuat Aletta si gadis biasa mendapatkan antara keberuntungan atau terjebak dalam hal yang tidak semestinya.
Penasaran dengan alur ceritanya? yuk cari tahu lebih dalam agar tidak tertinggal kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#21
Puas sudah mereka bermain, sudah cukup bermain hari ini. Jadi Zayn mengajak Ayden kembali ke kamar dan sudah dipastikan anak kecil ini akan meminta tidur bersama Aletta lagi.
"Sudah ayo tidur, besok lanjut main lagi sama kakak" ajak Zayn ketika mereka sudah mulai menetralkan nafas mereka setelah bermain.
"Bunda bilang karena besok harusnya kamu libur jadi tidak masalah menginap disini" imbuh Zayn setelah mengajak Ayden merebahkan tubuhnya diatas ranjang lagi.
"Eh iya, tapi kenapa anda... maksudku kamu tidak kembali kekamar dan Ayden?" tanya Aletta bingung karena mereka memilih tidur dikamar yang mungkin Aletta tidur, bukan maksud apa apa hanya heran karena kamar sebanyak ini tapi tidak tidur dikamar sendiri.
"Tidak masalah aku tidur dimana saja, selagi dirumah sendiri dan tidak tidur diluar rumah" balas Zayn dan Aletta mencibirnya.
"Tidak salah sih, tapi kan pasti kamu punya kamar sendiri" gerutu Aletta sambil naik ke atas ranjang juga dan merebahkan tubuhnya disebelah Ayden.
Seperti sebelumnya, jika seperti ini Aletta cari aman saja dengan Ayden yang ada ditengah. Ayden menarik tangan Aletta untuk memeluknya.
Aletta menerima saja, jika Ayden tidur Aletta biasanya juga melepas tangannya kalau seperti itu yang ada dia lelah juga dengan tidur posisi miring terus.
"Daddy ga diajak peluk juga sayang? Masa kakak aja yang dipeluk" Ayden tertawa dan mengangguk supaya Zayn bisa ikut memeluknya juga.
Tapi bukannya memeluk Ayden tapi tangan Zayn meluncur dengan santainya dipinggang Aletta. Aletta sedikit terkejut dan bingung, jadi hanya sedikit melihat tangan Zayn dan melihat Zayn yang seolah tidak terjadi apa apa.
Aletta diam saja membiarkan posisi mereka yang mungkin dekat tapi hanya dibatasi oleh tubuh Ayden yang mungil itu.
Sesekali Aletta mengusap kepala Ayden, Zayn tidak perlu jelasnya karena tidak mungkin kan Aletta mengusap kepalanya yang ada Aletta malu dan gengsi.
Aletta sebenarnya belum mengantuk tapi dia tetap menidurkan Ayden sampai tertidur pulas dengan mimpinya.
Melihat mereka terlihat sudah tidur, Aletta bingung mau buat apa. Jadi pelan pelan Aletta menarik tangannya dari pelukannya pada Ayden dan tidak lupa juga ia menyingkirkan tangan Zayn supaya dia bisa bangun.
Aletta keluar dan turun ke bawah mencari dapur sebelah mana untuk ambil minum.
"Kulkas dirumah aja sering aku stok tapi tidak sebanyak ini, apalah dayaku yang dari segi kulkas saja beda apalagi stok isinya. Memang tidak perlu diragukan lagi" gumam Aletta saat sudah tiba di dapur dan melihat isi didalamnya.
Segera Aletta ambil botol minum dan menuangkannya pada gelas yang sudah siapkan, ia kembalikan botol itu kedalam kulkas.
"Ga laper sih tapi udah malem juga, tapi pengen dimsum sama apa lagi ya" imbuh Aletta setelah meminum seteguk minuman.
Ia scroll lewat aplikasi untuk memesan dimsum atau mungkin ada beberapa tambahan tapi tidak banyak takutnya tidak bisa dihabiskan. Kalau dirumah sendiri jelas saja kalau tidak habis bisa disimpan dikulkas.
Sesudah memesannya, Aletta pergi duduk dimeja makan. Baru berbalik dia sudah dikagetkan dengan Zayn yang berdiri berjarak satu langkah dibelakangnya.
"Pak jangan ngagetin dong, untung gelasnya ga sampe jatuh karena kaget" kesal Aletta masih ditempat sedangkan orang didepannya tanpa rasa bersalah hanya diam saja.
"Kamu ngapain disini malem malem?" tanpa basa basi dia mengambil gelas yang dipegang Aletta dan meminumnya.
"Eh itu bekasku minum, lagian aku cuma mau minum karna ga bisa tidur" protes Aletta, meskipun begitu Zayn bisa saja ambil minum sendiri.
"Masih mending saya minum digelas ini, daripada dari kamu langsung" jawabnya santai sambil menatap bibir Aletta.
"Maksud pak Zayn apa ya?" tidak mengerti apa maksud dari ucapan Zayn.
"Sudah lupakan saja, segera kembali ke kamar" ucapnya santai meletakkan gelas itu dimeja.
"Anda duluan saja, saya mau nunggu pesanan saya" ucapnya berlalu ke tempat makan.
"Pesanan?" Zayn mengerutkan dahi memikirkan pesanan Aletta, apa pesanan yang dimaksud Aletta adalah pesan makan online.
"Iya makanan saya" jawab Aletta santai menatap Zayn setelah duduk.
"Ada makanan kenapa harus pesan online, kalau lapar tinggal makan" balas Zayn.
"Gapapa lagi pengen makanan yang lain aja" Aletta kembali bermain ponselnya, membiarkan Zayn dan berharap pria itu kembali keatas tapi sayangnya tidak.
"Kenapa masih disini? Kenapa ga lanjut tidur aja" tanya Aletta penasaran.
"Menemani saja" Zayn juga tampak bermain ponsel didepannya tidak melirik Aletta sama sekali.
"Oh yaudah kalo gitu" Aletta membiarkannya saja dan menunggu kurang lebih tiga puluh menitan untuk tiba.
Setelah menunggu tibalah pesanannya, segera ia berlari keluar mengambil makanannya. Tidak sabar dengan dimsumnya, Zayn melihat hanya geleng geleng kepala.
"Dasar bocah" gumam Zayn masih sama dengan posisinya yang disana.
Aletta kembali dengan sekresek putih ditangannya. Hanya sebuah makanan sudah membuat moodnya senang.
"Ga sabar mau makan, anda mau? Saya tidak mau dikira jahat karena tuan rumahnya tidak diajak makan" tawarnya dengan tangan yang masih berusaha membuka kuncian yang sulit dibuka.
"Bisa gak?" tanya Zayn, bukan menjawab pertanyaannya.
"Bisa, aku cewek mandiri ga mungkin ga bisa, kecuali punya pacar" dengan percaya diri sekali ia jawab.
"Yakin? lalu saya? Apa tidak kamu anggap?" begitu saja sudah membuat pria itu menatapnya tajam.
"Itu dipilihkan, bukan pilih sendiri. Toh aku udah bilang dari awal, anda belum jawab pertanyaan saya tadi. Mau gak? kalau mau, ambil aja" balasnya setelah merapikan sisa seperti yang menjadi sampah.
Bukannya menjawab tapi ia memilih kembali kekamar, membiarkan Aletta makan sendiri dan mengurungkan niatnya untuk menemaninya karena ingin baik saja.
"Dih aneh, lagian karena perjodohan, ga cinta juga. Berharap apa sama pernikahan atas dasar perjodohan. Banyak aku lihat dari novel dan film apalagi drama tentang pernikahan yang dijodohkan. Yang ada cowoknya punya pacar tapi tetap menjalin hubungan, sedangkan kalau ceweknya punya pacar disuruh putus. Kan ga adil, tapi aku juga ga punya pacar. Kalau dia? Ga tau, kalo iya yaudah biarin toh aku ga ada rasa sama dia" gerutunya pelan.
"Dahlah ngapain mikirin hal kayak gini. Berharap akan terjadi seperti novel novel dan drama apalagi film yang karena perjodohan terus ditolak tapi setelahnya dicintai secara ugal ugalan? Hanya mimpi dan halusinasi yang sangat tidak mungkin" imbuhnya setelah itu kembali lanjut dengan makanannya.
Dirasa makanan sudah masuk ke dalam perut dan terasa sudah kenyang. Aletta membersihkan sisa makanannya dan membuangnya ke sampah, tidak lupa minum sambil menunggu beberapa menit untuk memberi waktu perutnya setelah itu kembali kekamar.
Aletta pikir kalau Zayn pasti sudah tidur, karena sudah sejak tadi pria itu naik ke atas. Tidak lupa dia berharap akan membawa Ayden kembali ke kamarnya.
Tapi saat masuk ke kamar, ia lihat pria itu tertidur tapi seperti mimpi buruk dan membuat tidurnya tidak nyaman.