"Kau mengundang suami sah mu untuk menyaksikan istrinya dinikahi pria lain? lelucon apa yang sedang kau buat?. Dirimu, tubuhmu, bagian terdalam mu, hanya milikku. Ariana Raj Wallace." (Caesar Castillo Grayson).
Hawaii, tempat indah yang menghantarkan Ariana pada kehidupan baru. Ia mengalami kejadian apes yang membuatnya mendadak jadi istri seorang pria asing bernama Caesar selama 21 hari.
Setelah semuanya selesai, Ariana pergi tanpa memikirkan bahwa dirinya masih seorang istri dari seorang Caesar. Seiring berjalannya waktu, keduanya dipertemukan kembali. namun status pernikahannya harus disembunyikan.
.
.
Penasaran?
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Note: Dilarang mencomot karya orang/plagiasi, silahkan keluar dengan aman!.
HAPPY READING^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27
Di sebuah ruangan yang terlihat cukup tertutup, terlihat seorang wanita yang meringkuk dengan selimut. Tatapannya kosong penuh asa, seolah ia tak menemukan jalan keluar dalam keresahan yang menimpanya.
Handphone yang menjadi alat penghubung dirinya dengan seseorang, ia lemparkan sembarang arah saat panggilan tak terjawab. Wanita itu hanya menunduk dengan ketakutan dan guncangan diri yang semakin hari semakin bertambah besar.
Tok tok tok!.
Pintu ruangannya di ketuk.
"Sofia??."
"Mama tahu kau masih di dalam."
"Bisa keluar dan bicara? Sudah dua hari kau mengurung diri di kamar."
Sofia yang mendengar itu segera menghapus air matanya, ia merapikan penampilan yang terlihat acak-acakan. Bukan tanpa alasan, ia sangat terguncang saat dua hari sebelumnya, ia mendapat undangan pernikahan Diego dan Ariana. Ia amat membencinya, ia merasa tak berhak mendapat rasa sakit itu sedangkan Sofia tengah mengandung anaknya, berjuang sendirian dalam kesunyian.
Diego memang masih sering menemuinya dan itu memang kesepakatan diantara mereka asal Sofia bungkam. Tapi tetap saja ia semakin tersiksa dan tak terima bahwa pada akhirnya mereka tetap menikah, dan anak ini? Bagaimana dengannya? Sofia telah merahasiakannya, namun ia pasti akan terus tumbuh.. Kehamilan Sofia memasuki trimester dua, untuk menutupi tubuhnya yang telah berubah ia selalu menggunakan pakaian besar.
"Sofia? Jawab mama jika tak ingin dibuka paksa!." Terdengar mamanya cukup khawatir.
Namun tak lama pintu itu dibukanya.
"Aku sedang ingin istirahat tanpa gangguan, tolong jangan mengganggu ma." Ujar Sofia sambil menguap seolah menunjukkan bahwa ia memang tengah habis bangun tidur.
Tampak sorot mata mamanya, Reta. Menatap dengan penuh selidik, ia menatap penampilan putrinya. "Ada apa denganmu, mengurung diri di kamar seperti ini?."
"Sudah ku bilang tak ada masalah." Bohong Sofia. "Jika tidak ada yang lain, aku akan lanjut tidur."
"Sofia kau pikir mama tak memperhatikan mu? Bicaralah jangan seperti ini!."
"Sudah ku bilang aku hanya ingin istirahat."
Reta menghela nafas berat.
Saat pintu kamar itu akan ditutup...
"Tunggu!.."
Reta menahan putrinya, tak lama wanita paruh baya itu tampak antusias. "Daripada diam diri di kamar mending kita belanja, membuat baju selaras keluarga untuk menghadiri pesta pernikahan Ariana dan Diego nanti."
Mendengar itu hati Sofia terasa getir, giginya beradu akan rasa cemburu yang tak bisa ia ungkapkan secara terang-terangan. "Tidak ma! Aku tak mau melakukannya, jangan membahas apapun terhadap pernikahan mereka, yang benar saja!."
Bam!.
Pintu tertutup kembali..
Reta hanya bisa menghela nafas panjang. Entah karena putrinya benar-benar kecapean setelah selesai mengisi job pekerjaan nya, atau dia memang sedang berada dalam masalah?.
"Itu terlihat sangat susah ditebak." Reta menghela nafas berat. Putrinya ini memang cukup keras kepala dan itu sangat menjengkelkan. Apalagi akhir-akhir ini banyak gelagat aneh yang ia tunjukkan.
"Ada apa sebenarnya dengan anak ini?."
"Aku harus mengobrol kan nya dengan suamiku!."
Wanita paruh baya itu pun memilih melangkah pergi menuju tempat lain. Sofia menunjukkan hal yang tak biasa ia lakukan. Reta harus menyelidikinya langsung. Anak emas dan anak kesayangan itu jangan sampai lecet, harus tetap menebarkan kabar baik yang memikat diantara kalangan orang-orang.
.......
.......
Malam hari, pukul 19.00.
Gedung kenegaraan yang biasanya tertutup bagi kalangan sipil kini dibuka secara eksklusif bukan karena protokol kenegaraan, melainkan karena satu nama yang tak asing bagi lapisan terdalam pertahanan negara 'Caesar Castillo Grayson'.
Sosoknya yang tak pernah dilupakan dalam dedikasi untuk negara di masa lalu, tentu memiliki posisi yang tinggi dan berpengaruh di kenegaraan. Sehingga sangat mudah baginya menyelenggarakan acara penting ini di tempat yang luar biasa, kehadirannya di nanti dan dihormati.
Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba..
Dalam sebuah ruangan khusus, telah berkumpul sekitar 20 pimpinan perusahaan bergengsi. Mereka lah yang terpilih, dan akan diseleksi untuk penentuan selanjutnya oleh ketua penyelenggara langsung.
Orang-orang penting berjejer untuk ikut menyaksikan dan menjaga kelancaran konferensi.
Ariana dan Lucas berada di jajaran orang penting itu.
Acara dimulai dengan sambutan penghormatan oleh pembawa acara. Rangkaian kegiatan telah ia paparkan, hingga nanti acara inti penyeleksian yang akan dilakukan oleh ketua penyelenggara.
Cukup menyenangkan sekaligus menegangkan juga bagi Ariana, karena pertemuan ini seperti berbeda dengan yang ia lakukan sebelum-sebelumnya. Namun ia begitu menanti untuk proyek kolaborasi yang sangat berpengaruh itu.
"Dia datang..." Ucap Lucas.
“Hadirin sekalian, mohon berdiri.. Sosok yang akan segera memasuki ruangan ini bukan hanya pemimpin konferensi, tetapi pusat dari visi besar yang akan mengguncang peta bisnis global."
Semua yang ada di ruangan khusus itu berdiri untuk memberi salam penyambutan kepada ketua penyelenggara.
"Dengan penuh hormat... saya persilahkan, Tuan Caesar Castillo Grayson.”
Deg.
Riuh tepuk tangan penyambutan terdengar menggema mengisi seluruh ruangan, namun tidak dengan Ariana... Ia membeku mendengar sosok nama yang tak bisa lepas dari pikirannya namun selalu ia usahakan untuk melupakan nama itu.
Hatinya kembali terselimuti rasa yang terus-terusan membelenggu diri akan kenangan selama 21 hari saat di Hawaii.
Sudut mata indahnya tertuju pada seseorang yang datang penuh wibawa memasuki ruang konferensi. Dengan susah payah Ariana menelan saliva yang tercekat akan guncangan diri. Ya... Di hadapannya, di ujung sana, berdiri seorang pria yang berhasil meruntuhkan pertahanan diri.
Caesar..
Ariana meremas kuat ujung baju, tatapannya terasa parau dan mengunci. Pria yang sangat ia rindukan sekaligus yang paling ia hindari telah muncul di hadapannya.
Wanita cantik itu menyadari hal besar yang cukup menyiksanya akhir-akhir ini. Penyebab perasaan dan pikirannya yang tiba-tiba sering tak terkendali dan bergemuruh melanda hati, rupanya inilah jawaban semua.
"Apa yang ku dapati ini? Rupanya ketua penyelenggara yang berada dalam bayang-bayang, adalah putra Grayson." Ujar Lucas tak habis pikir. Caesar adalah rivalnya di masa lalu, hubungan mereka nyaris berlanjut menjadi partner yang memiliki visi misi serupa. Namun sayang itu tak berlanjut, setelah mengetahui fakta bahwa Liam dan Gabriel sama-sama mengukir aturan mutlak yang merubah semuanya.
Caesar berdiri tepat di hadapan mereka semua, dengan sekretaris Luke yang berada di sampingnya.
Sorot mata tajam itu menyapu menatap satu demi satu orang-orang penting yang telah terpilih. Terasa dingin namun penuh ancaman, seolah memberi peringatan bahwa apa yang ia lakukan bukanlah permainan.
Hingga mata tajamnya terkunci pada satu manik indah yang menatapnya juga..
Saling mengunci.. Saling menemukan.. Seolah melalui tatapan itulah mereka terhubung kembali..
Hati Ariana bergemuruh, kegelisahannya berusaha ia tutupi walaupun banyak sekali pertanyaan yang muncul.. Apa pertemuan kedua ini merupakan kebetulan?.
Setelah menemukan mata yang ia cari, tanpa bereaksi apapun dan dengan wajah datarnya, Caesar memalingkan pandangan. Kebencian dan dendam itu masih dalam genggamannya.
Tapi rindu kan.........
pasti ide dari caesar...wah mereka akan bertemu d sana