NovelToon NovelToon
Ikatan Takdir

Ikatan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Suami Tak Berguna / Anak Haram Sang Istri
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: si ciprut

Perjalanan hidup Kanaya dari bercerai dengan suaminya.
Lalu ia pergi karena sebuah ancaman, kemudian menikah dengan Rafa yang sudah dianggap adiknya sendiri.
Sosok Angela ternyata mempunyai misi untuk mengambil alih harta kekayaan dari orang tua angkat Kanaya.
Selain itu, ada harta tersembunyi yang diwariskan kepada Kanaya dan juga Nadira, saudara tirinya.
Namun apakah harta yang di maksud itu??
Lalu bagaimana Rafa mempertahankan hubungannya dengan Kanaya?
Dan...
Siapakah ayah dari Alya, putri dari Kanaya, karena Barata bukanlah ayah kandung Alya.

Apakah Kanaya bisa bertemu dengan ayah kandung Alya?

Lika-liku hidup Kanaya sedang diperjuangkan.
Apakah berakhir bahagia?
Ataukah luka?

Ikutilah Novel Ikatan Takdir karya si ciprut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rafa Yudistira

Kala itu Rafa baru berusia 8 tahun, masih kurus dengan rambut acak-acakan. Ia baru saja ikut Bibi Ratih bekerja di rumah besar keluarga yang mengangkat Kanaya sebagai anak asuh.

Rumah itu bak istana bagi Rafa—lantainya licin mengkilap, penuh perabot mahal yang tak berani ia sentuh. Setiap pagi ia harus membantu menyapu halaman, membawa belanjaan, dan menunggu perintah Bibi Ratih.

Sedangkan Kanaya, yang waktu itu berusia 12 tahun, sudah sangat anggun. Rambutnya selalu dikuncir rapi, seragam sekolahnya bersih dan wangi.

Rafa sering memandangi diam-diam dari kejauhan, merasa antara kagum dan canggung.

Namun, Kanaya jauh dari sikap sombong seperti yang sering Rafa lihat pada anak-anak orang kaya. Ia justru sering turun ke dapur, ikut membantu Bibi Ratih.

Suatu sore, ketika Rafa baru saja ditegur keras oleh majikan karena menjatuhkan gelas, ia duduk di teras belakang sambil menangis diam-diam. Ia tidak punya orang tua untuk membelanya—Bibi Ratih sibuk di dapur.

Kanaya datang membawa dua potong kue bolu.

“Kamu belum makan, ya?”

Suara Kanaya lembut, tanpa menghakimi.

Rafa mengusap air mata cepat-cepat, malu ketahuan. “Aku… aku kuat kok. Laki-laki nggak boleh nangis.”

Kanaya duduk di sebelahnya, menyerahkan kue.

“Siapa bilang? Yang nangis itu bukan orang lemah. Yang pura-pura nggak sakit padahal hancur… justru itu yang menyakitkan.”

Rafa menatapnya bingung, tapi merasa hangat untuk pertama kalinya.

Mulai hari itu, Kanaya sering melindungi Rafa. Kalau majikan marah, Kanaya diam-diam membereskan kekacauan Rafa. Jika Rafa mendapat sisa makanan yang sedikit, Kanaya menggeser sebagian miliknya.

Pernah pula saat anak-anak komplek mengolok Rafa sebagai “anak pembantu”, Kanaya membentak balik:

“Dia anak baik! Dan dia temanku!”

Rafa menatap Kanaya dengan mata berbinar—seolah ia melihat sosok malaikat kecil.

Akhirnya, setiap kali Kanaya pulang sekolah, Rafa akan mengekor di belakangnya, walau hanya untuk membantu membawakan tas atau buku.

“Kak Kanaya itu cantik…” ujar Rafa suatu hari dengan polosnya.

Kanaya tertawa kecil, mencubit pipinya.

“Kamu masih kecil. Kalau sudah besar, baru boleh bilang begitu.”

Rafa mengangguk penuh tekad.

Dalam hati ia berjanji: Suatu hari, aku akan cukup besar untuk menjagamu.

Tapi masa kecil mereka tidak panjang.

Ketika Rafa berusia 10 tahun, Kanaya pindah sekolah dan jarang terlihat di rumah itu.

Dan tak lama kemudian, Rafa ikut Bibi Ratih kembali ke kampung, meninggalkan rumah besar itu… dan meninggalkan Kanaya tanpa sempat mengucap selamat tinggal.

Meski begitu, bibi Ratih selalu mendapatkan kabar tentang Kanaya.

Dan kenangan itu menempel kuat di hati Rafa:

Kanaya adalah orang pertama yang membuatnya merasa layak disayangi.

 Kini, bertahun-tahun setelahnya…

Kanaya kembali hadir di depan Rafa. Namun bukan sebagai gadis yang dulu ia kenal—melainkan seorang ibu yang terluka, dikhianati, dan sedang lari dari ketakutan besar.

Dan Rafa tahu:

Janji kecil di masa lalu itu…

sudah saatnya ditepati.

Hujan turun perlahan, menimbulkan bunyi ritmis di atap seng. Di ruang tengah yang remang, Rafa duduk sendirian, menatap api kecil di tungku dapur yang hampir padam.

Ia baru beberapa hari di kampung, tapi suasana rumah ini sudah terasa aneh.

Setiap kali nama Barata disebut, Kanaya menunduk.

Setiap kali ada motor melintas di depan rumah, ia langsung menggenggam bayinya erat-erat, seolah siap berlari kapan saja.

Ada sesuatu yang disembunyikannya—dan bukan hal kecil.

Sore tadi, Rafa sempat melihat Kanaya berbicara di belakang rumah, menghadap sawah. Tidak ada siapa-siapa, tapi ia bicara pelan, terbata-bata, seperti sedang memohon.

“Aku nggak akan balik ke sana… aku janji akan lindungi kamu…”

Rafa berdiri di kejauhan, jantungnya berdebar.

Siapa yang dia ajak bicara?

Kini, saat hujan makin deras, Rafa berjalan pelan ke beranda. Lampu minyak di sana masih menyala. Kanaya duduk di kursi bambu, mengayun bayi kecilnya yang sudah tertidur. Wajahnya pucat, matanya kosong.

“Belum tidur, Kak?” suara Rafa pelan, nyaris berbisik.

Kanaya menoleh, tersenyum lemah. “Nggak bisa tidur. Suaranya hujan terlalu keras.”

Rafa duduk di sebelahnya, menatap langit malam.

“Kamu takut seseorang datang ke sini, ya?”

Kanaya menatapnya cepat, lalu menunduk lagi. “Kenapa kamu tanya begitu?”

Rafa mengangkat bahu. “Aku lihat caramu lihat jendela. Caramu peluk bayi itu. Caramu diam waktu Nenek nanya soal suamimu. Aku tahu… kamu bukan cuma sembunyi.”

Keheningan menggantung di antara mereka.

Suara hujan menutup ruang untuk berdalih.

Akhirnya, Kanaya menarik napas panjang. “Aku cuma ingin melindungi anakku, Rafa. Itu saja.”

“Tapi dari siapa?”

Nada suara Rafa lembut, tapi tegas.

Kanaya menggigit bibir, matanya mulai berkaca-kaca. “Ada orang yang bisa melakukan apa pun untuk membuat aku… hilang.”

Rafa menatapnya dalam-dalam. “Siapa? Suamimu?”

Kanaya tak menjawab, tapi air matanya yang jatuh sudah memberi jawaban.

Rafa mengepalkan tangan di pangkuan. Ada rasa panas di dadanya—bukan sekadar marah, tapi dorongan untuk melindungi.

“Mulai sekarang, Kak,” katanya lirih tapi tegas, “kalau kamu dalam bahaya, kamu nggak sendirian lagi. Aku di sini.”

Kanaya menatapnya, dan untuk pertama kalinya sejak datang ke kampung itu, ia menangis bukan karena takut, tapi karena merasa ada yang masih peduli.

Tapi Rafa tahu, sesuatu yang lebih besar sedang mengintai.

Ia merasa ada bayangan yang memperhatikan rumah mereka dari kejauhan—entah nyata atau hanya firasat.

Rafa selalu berpikir bahwa perasaan itu hanya sebuah gangguan.

Sesaat datang, sesaat berlalu.

Tapi sejak Kanaya kembali masuk dalam hidupnya—bukan sebagai kakak majikannya dulu, bukan sebagai sosok yang ia hormati sewaktu kecil, melainkan sebagai seorang perempuan yang rapuh namun tetap tegar—hatinya mulai berubah.

Setiap kali ia melihat Kanaya menatap bayinya dengan cinta dan ketakutan yang bersamaan, Rafa merasakan sesuatu menghantam dadanya.

Sesuatu yang hangat… tapi menyiksa.

Ia selalu melihat Kanaya sebagai orang yang harus ia lindungi.

Sejak masih kecil, ketika ia ikut Bibi Ratih bekerja di rumah orang tua angkat Kanaya, ia sudah mengaguminya diam-diam:

Cara Kanaya bersikap lembut pada semua orang

Senyumnya yang selalu membuat rumah besar itu terasa lebih hangat

Caranya berbicara yang membuat Rafa merasa dihargai, meski ia hanya anak kecil pembantu

Bertahun-tahun berlalu… rasa itu tidak hilang.

Justru tumbuh menjadi sesuatu yang lebih besar, lebih sulit ia kendalikan.

Dia tahu Kanaya lebih tua empat tahun.

Dia tahu Kanaya sudah menikah.

Dia tahu Kanaya saat ini rapuh dan terluka.

Maka rasa itu pun menjadi larangan di dalam dirinya.

Saat ia menatap Kanaya dari jauh, melihat perempuan itu menggenggam putranya sambil menahan tangis—Rafa ingin mendekapnya… tapi ia menahan diri.

Saat Kanaya tersenyum, meski jelas ia sedang hancur—Rafa ingin menjadi alasan senyuman itu… tapi ia tahu bukan haknya.

Setiap kali jantungnya berdebar karena Kanaya… ia akan berbisik dalam hati:

“Aku hanya ingin melindungimu… bukan memilikimu.”

Namun rasa itu tetap tumbuh, semakin kuat setiap hari.

Bukan rasa sayang anak kecil kepada kakak tempatnya bernaung.

Bukan rasa kasihan.

Tapi rasa cinta yang terbungkus dengan hormat, yang ia sembunyikan dalam diam.

Ketika melihat ketakutan di mata Kanaya, Rafa menyadari satu hal yang membuat hidupnya berubah:

Ia ingin menjadi tempat Kanaya pulang.

Bukan karena Kanaya lemah—karena ia ingin menjadi yang menguatkan.

Dan meski ia tahu cinta itu mungkin tidak akan pernah diberi izin untuk tumbuh… Rafa tetap memeliharanya dalam sunyi.

Untuk sementara, cukup baginya berada di sisi Kanaya.

Menjadi lelaki yang berdiri di garis depan setiap ancaman — walau tidak pernah disebut sebagai alasannya bertahan.

Rafa tidak perlu mengungkapkan kata itu.

Perasaannya sudah terlihat jelas di setiap caranya menatap Kanaya…

Dan di setiap janji dalam diam:

“Selama aku di sini, kamu aman.”

.

.

.

BERSAMBUNG

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Perushaa
aku butuh conan untuk memecahkan misteri cerita ini 🧐
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦✍️⃞⃟𝑹𝑨💫⃝ˢᶦ𝐂ɪᴘяᴜт: 😄😄 tunggu ya
total 1 replies
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
sebenatnya apa yg di oerebutkan sih
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦✍️⃞⃟𝑹𝑨💫⃝ˢᶦ𝐂ɪᴘяᴜт: harta, tahta
ehhh masa dibocorin🤣
total 1 replies
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
cwrdik juga ya lawanya
kira2 gmn akhir dari kisah ini
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅 : ya ya ya selalu seoerti itu di gantung tanpa harapan 🙈🙈
total 2 replies
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
hisss mumet aq
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
apa sih sebenarnya ini aq kok makin piyeee gono
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
jd angela akan mati kah
hahh jd anak itu anak siapa alya kok bisa kanya sma barata dan kok bisa alya hamil hadeh kepingan puzel yg bener2 rumit tingkat dewa 🤣🤣🤣🤣
Perushaa
makin buat aku bertanya, arahnya kemana
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
lha jd ada flash back nya g kk thor
jawaban dr alya anak dia bukan kira2 kasih flash back nya kapan 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅 : ohh ttp ada ya
total 2 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
jd barata malah berkorban gtu ka
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦✍️⃞⃟𝑹𝑨💫⃝ˢᶦ𝐂ɪᴘяᴜт: bisa jadi
total 1 replies
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
hadeh mumet bacanya apa sih sebenernya yg bikin rumit 🤣🤣🤣
Perushaa
Cerita ini itu rekomend, bangettttt! Penuh misteri, teka-teki, menengangkan. Serasa kita di ajak untuk bermain menjadi detektif.
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦✍️⃞⃟𝑹𝑨💫⃝ˢᶦ𝐂ɪᴘяᴜт: terimakasih mbak Bening
total 1 replies
Perushaa
makin horor dan penuh tanda tanya
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
hadehhh ini makin lama makin menyinpan misteri aja 🤭
Perushaa
makin horor, makin misteri
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
rumit sekalin
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
hahh ini kek baca kasus lama tp kasus apa ya apakah ininkaitan dengan mafia atau gmn sih
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
angela maju kena mundur kena jadi apa sebenarnya ini kenapa kek blm terurau apa yg di buru nya ish pusing deh 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅 : ohh gono yo
total 2 replies
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
mumet thor
jane apa.sih iki 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅 : mumet apa yg di buru sebenarnya sih
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!