NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Trauma masa lalu / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Nikah Kontrak / Reinkarnasi
Popularitas:714
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralia melupakannya. Namun, takdir membencinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3: Sumpah

"LUCIAN!!!!!!"

DRAP!

Empat pelayan itu, menangkap Lucian setelah mereka keluar dari kamar Andralia. Tanpa penjelasan, mereka menyeret Lucian.

"Eh? Ada apa ini, Kak? Kenapa tiba-tiba!?" Lucian hampir dibuat jatuh oleh mereka berempat yang bahkan badannya lebih kecil darinya.

"Kak? Kenapa ke gudang?" Lucian hampir menangis karena tiba-tiba di dorong. Dorongan itu, membuat Lucian tersungkur di dalam gudang dapur.

Salah satu dari pelayan, menoleh ke kanan dan ke kiri sebelum menutup rapat pintu gudang dapur. Suasana di dalam sana, tiba-tiba menjadi tegang.

"Lucian...." Nada suara perempuan yang tiba-tiba menjadi rendah. Itu adalah nada peringatan akan ada bahaya yang terjadi padanya.

Belum mendengarkan ucapan mereka, Lucian menelan pelan ludahnya. Dia terkekeh garing, "Anu... kalian kenapa?"

"BRAK!"

Pelayan yang berada di dekat Lucian, memukul meja kayu yang ada di sana. Sangat keras. Bahkan, membuat tubuh Lucian tersentak.

"Ahahaha, aku salah apa?" Air mata hampir menetes dari mata Lucian.

"Bocah ini, sudah belajar main rahasia dengan kita. Mau kau cerita, atau kita yang melucutimu satu persatu" ancam pelayan lainnya sambil mendekat, menatapnya tajam, dan menarik kera pakaian Lucian. Hingga membuat kancingnya hampir lepas.

"Kak Silvia, sepertinya kita harus pakai cara kita. Buat dia tidak bisa berjalan lagi. KRETEK" Pelayan berambut pendek itu, menyeringai sambil membunyikan jari-jarinya.

"Ah, Ayah... mati aku..." lirih Lucian tersenyum dengan getir.

♧♧♧

Akhirnya Lucian menceritakan semuanya kepada empat kakak pelayan yang mengancamnya. Kecuali, Andralia yang mencoba bunuh diri.

Mereka berempat menjadi diam.

"Lucian, kami tau kamu sangat mencintai Lady Andralia. Namun, beliau membencimu dengan terang-terangan. Kami ingin membantu, namun kami hanya pelayan yang bahkan jauh di bawahmu" Silvia, pelayan yang paling tua dari mereka hampir meneteskan air matanya.

"Hueeeee.... Lucian... maafkan aku sudah mengancammu" pelayan paling muda yang seumuran dengan Lucian memeluk temannya yang berambut pendek sebahu.

"Pelankan suaramu Lily. Kita tidak bisa menolak permintaan Baginda Raelys, beliau mungkin memikirkan kondisinya dan tentunya, beliau sudah memikirkan dengan matang atas keputusannya untuk mencari penerus Erundil. Lady Andralia tidak bisa memegang kuasa itu dengan statusnya sebagai Janda. Beliau harus menikah untuk bisa menjadi Pemimpin Kerajaan Erundil" jelas pelayan yang rambutnya sebahu.

"Itu benar Zoe, lagi pula Tuan Kyle tidak menolak akan keputusan itu" sahut pelayan lainnya.

Lucian hanya bisa tersenyum dan mengangguk.

"Kami berjanji untuk merahasiakan ini Lucian. Kuatkan hatimu untuk apapun yang terjadi di masa depan. Karena, segalanya akan sulit setelah pernikahan" ucap Silvia memeluk ringan Lucian. Dan pelukan itu, disambung dengan tiga pelayan lainnya.

♧♧♧

Menjelang sore, Lucian melihat Andralia dari kejauhan. Menikmati minum teh di taman yang sunyi, dan banyak melamun.

Lucian hanya bisa menghela napas panjang, dan menempelkan pipinya di punggung tangan kanannya.

"Lucian..." Suara rendah tiba-tiba muncul dibelakangnya.

Dia menoleh, ternyata itu Kyle. Ayah angkatnya.

"Baginda Alvart memanggilmu"

"Hanya aku?"

"Ya. Kau meminta siapa lagi?"

Lucian hanya bisa tersenyum getir mendengar ucapan Ayahnya yang tak pernah berubah sama sekali. "Ahaha, aku segera datang Ayah" jawab Lucian beranjak untuk panggilan Alvart.

Di dalam ruangan beraroma ramuan yang kuat, Lucian mengucapkan salamnya kepada Alvart.

"Baginda, saya datang atas panggilan Anda" ucap Lucian di balik tirai yang menutupi ranjang Alvart.

"Kemarilah nak" ucapnya sembari perlahan membuka tirai merah itu.

Lucian duduk di kursi sebelah ranjang besar tempat Alvart berada.

"Lucian, apa aku terlalu membebanimu?" Alvart menatap pelan wajah pemuda bermata merah itu.

Lucian menunjukkan senyumannya. "Tidak Baginda. Anda tidak pernah membebani saya" jawabnya.

"Kyle sebenarnya menentang lamaranku untukmu dengan putriku. Namun, posisi Erundil saat ini tidak baik. Begitu juga status Andralia yang akan sulit dengan sosialitas di luar sana" Alvart menahan rasa sakit di perut dan dadanya.

"Racun ini, sudah mengerogoti organku. Hanya kamu, Kyle, dan Dokter pribadiku yang tau dengan kondisiku. Hidupku, sudah bisa dihitung hari, nak. Dan aku tidak bisa mempercayakan putriku pada orang lain, selain kamu dan Kyle" Alvart menunjukkan perutnya yang sudah menghitam dari pusar ke dada kirinya.

Mata Lucian bergetar melihat bercak hitam yang semakin membesar itu. "Beliau pasti sangat kesakitan" batinnya. Dia mengulurkan tangannya pada Alvart, mencium punggung tangan Alvart yang dingin senyap.

"Saya harap, saya bisa menjaga kepercayaan Anda hingga akhir hayat saya" janji Lucian kepada Alvart.

♧♧♧

Di sisi lain, Kyle duduk di hadapan Andralia tanpa peringatan. Andralia hanya bisa menatap ketidaksopanan Kyle yang tak pernah berubah.

"Kenapa kau duduk di sini?" Tanya Andralia.

"Kenapa Anda, melamun seorang diri, Putri?" Balas tanya Kyle sambil meraih permen cokelat di hadapannya dan memakannya tanpa permisi.

Andralia mendengus, mengalihkan pandangannya, dan tersenyum remeh.

"Kenapa Ayah tidak menyuruhku menikahimu saja?" Tanya Andralia.

"KHUKH!"

Kyle yang mendengar ucapan itu langsung tersedak permen cokelat yang dia makan.

"Kenapa? Kita hanya selisih 16 tahun. Kau juga belum pernah menikah. Apa kau malu menikahi janda sepertiku?" Andralia kembali memandangi Kyle yang buru-buru minum dari gelas bekas Andralia.

Kyle tidak bisa mengubah kebiasaan buruknya.

"Tolong jangan berkata yang aneh Putri, saya tau Anda sedang frustasi dengan Putra saya. Baginda Alvart pasti akan tertawa jika mendengar ucapan Anda barusan" jelas Kyle mengusap bekas air di bibir atasnya.

"Haaah..." Lagi-lagi, Andralia menghela napas panjang.

"Kapan pernikahanku akan di gelar?" Tanya Andralia.

"Baginda menghendaki agar pernikahan digelar dalam dua minggu."

Lagi-lagi, Andralia menatap tempat yang sangat jauh. "Kalau begitu, sampaikan ke Ayah. Aku ingin pernikahanku digelar lebih mewah dari pernikahanku dengan Zael (mantan suaminya) dan undang seluruh rakyat Erundil tanpa memilih"

Kyle memiliki firasat buruk atas permintaan yang Andralia minta.

"Baik, Putri-"

"Putri, bukan sebutan yang cocok untukku saat ini, Ayah mertua. Kau bisa memanggilku namaku atau Lady mulai saat ini"

Kyle bisa melihat senyuman getir dari wajah pucat itu. Dia tidak bisa melakukan apapun. "Saya tidak bisa memanggil Anda dengan sebutan keduanya. Biarkan, saya memanggil Anda dengan sebutan Putri sampai kapanpun"

"Terserah" ucap Andralia mendorong cangkir tehnya ke arah Kyle untuk menghabiskannya.

Bibir Andralia tergigit pelan. Dia menahan amarahnya. "Lucian, kenapa kau sangat serakah? Tidak cukupkah aku menjadi teman masa kecilku? Tidak cukupkah Ayahku menampungmu selama ini. Aku sungguh ingin mati di hari pernikahanku nanti"

"Aku bersumpah tidak akan pernah menganggapmu sebagai suamiku. Statusku akan tetap sebagai Janda karena ini adalah pernikahan politik. Pernikahan yang tak lebih dari kontrak. Entah kau selingkuh ataupun bosan denganku, segalanya terserah padamu. Asal kau tak pernah menyentuhku"

1
gwramm
ini sihh ceritanya menarik bet aslii🤭💯🔥semmangatt kakk author😾✨
ChiArt_27: terima kasih kak❤️‍🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!