Cerita ini hanya fiksi belaka. cerita ini mengandung cerita dewasa. Lebih bijak lagi mencari bacaan sesuai umur.
"Kita memang menikah tapi saya belum tentu cinta sama kamu karena cinta saya hanya untuk almarhum istri saya. Saya akan bertanggung jawab dengan anak-anak mu dan kamu. Jangan pernah berharap untuk saya cinta kepadamu. Tapi karena menikah sah KUA kebutuhan biologis bisa kita bicarakan nanti." Ucap Braja.
"Tenang saja Tuan saya tak akan menuntut cinta sama anda. Yang penting anda bisa melindungi anak-anak saya itu sudah cukup untuk saya." Ucap Berlian.
"Soal nafkah nanti kita bicarakan lagi." Ucap Braja.
"Jangan terlalu di pikirkan tentang nafkah untuk saya Tuan. Yang penting tuan bisa tanggung jawab dan perhatian dengan anak-anak saya sudah cukup. Saya masih bisa memenuhi kebutuhan saya sendiri." Ucap Berlian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rr716, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26 CBDN
Malem-malem semua keluarga ngumpul di ruang TV. Berlian sudah bikin cemilan buat anak-anak nya malam ini Belian bikin cilok bumbu kacang dan dia juga bikin siomay juga.
"Ko punya kamu beda Lian. Ko pake kuah yang mas ini pake kacang curiga kode ini mah." Ucap Braja.
"Apa sih...gak jelas pisan mas iiiiiiiiiiiihhhhhhh... pikasebelen pisan sumpah." Ucap Berlian.
"Hehehehe....mas cobain punya kamu kayanya lebih seger deh." Ucap Braja.
"Pedes pisan itu punya mamih Daddy hati-hati." Ucap Brama.
"Astaga....Lian lidah mas kaya yang ke baca aduh....pedes pisan...." Teriak Braja yang lari ke arah kulkas dia langsung ambil susu uhtnya Bara.
"Daddy....itu susu Bara cuma satu lagi." Ucap Bara.
"Nanti Daddy beliin dua dua tenaga ajah Daddy kepedesan ini." Ucap Braja.
"Bener ya jangan bohong?" TanyaBara
"Iya gak akan bohong." Jawab Braja.
"Kurang gurih gak bumbunya kak?" Tanya Berlian.
"Enak mih pas tahunya juga enak." Jawab Brama.
"Mih.........Ana boleh gak pindah kelas?" Tanya Briana.
"Boleh besok Daddy yang kesekolahan kamu Daddy yang bilang langsung sama pihak sekolah nya." Jawab Braja.
"Emang kenapa di kelas kamu?" Tanya Berlian.
"Hem....temen sebangkunya Ana suka diem-diem ngambil uang Ana padahal dia anak orang kaya. Tempat pensil yang kemarin di beliin Daddy juga hilang ternyata di ambil dia." Ucap Briana yang nundukin kepalanya.
"Kenapa gak bilang sama Daddy sama mamih dari kemarin-kemarin?" Tanya Braja.
"Takut mamih sama Daddy marah karena Ana gak bisa jaga barang Ana." Jawab Briana.
"Kamu sih suka teriak-teriak kalau anaknya kehilangan barang. Padahal kan bisa beli lagi." Ucap Braja.
"Beda sultan mah gampang bilangnya pikasebelen." Ucap Berlian.
"Gemes pisan." Ucap Braja.
"Besok mamih sama Daddy ke sana udah biarin ajah sedekahin ajah itu barang sama dia. Kayanya dia punya penyakit klepto susah gak akan ngaku kalau dia ngambil barang orang lain. Dan sebisa mungkin kamu kalau punya uang jangan di simpen di tas tapi di saku ajah. Tapi mulai besok uang jajan kamu mamih titip Abang kamu. Kalau gak di titip kakak. Jadi kalau mau jajan minta sama mereka ajah." Ucap Berlian.
"Iya mih....." Ucap Briana
"Tok...tok...tok..."
"Tumben ada yang ngetok malem-malem." Ucap Berlian.
"Surya mungkin." Ucap Braja yang langsung berdiri dan dia langsung ke pintu utama buat buka pintu.
Ternyata yang datang beneran Surya.
"Maap bos malem-malem ngetok rumah. Pengacara bilang di rumah utama ada yang mencurigakan. Pembantu di sana seperti nya nyembunyiin sesuatu." Ucap Surya.
"Ada apa lagi sih gak bisa gitu bikin gue hiling sejenak ini otak." Ucap Braja yang langsung nyuruh masuk Surya.
"Brama bawa laptop Daddy. Teteh sini sebentar teh bantuin Daddy teh buka cctv rumah utama." Ucap Braja.
"Emang ada apa mas?" Tanya Berlian..
"Ini pengacara bilang, kaya ada yang di sembunyiin sama pembantu di rumah utama, tapi dia gak bisa ngecek." Jawab Braja.
"Emang dia gak ada akses masuk ke rumah?" Tanya Berlian.
"Gak Lian hanya dua pembantu yang bisa masuk. Akses masuk rumah itu yang bersih-bersih sama yang masak. Tapi itu pun gak tiap hari." Ucap Braja.
"Ini Daddy lihat ini." Ucap Briana.
"Setan.....cari perkara dia." Teriak Braja yang lihat cctv.
Bara sampe kaget karena takut denger teriakan Braja.
"Jangan takut maapin Daddy. Daddy marah bukan sama Bara." Ucap Braja yang langsung pangku Bara yang kebetulan baru mendekat ke Braja
"Coba lihat neng kayanya mereka sudah lama begitu. Coba lihat di tanggal-tanggal lain neng." Ucap Surya.
Ana langsung cari-cari lagi di tangal yang lainnya ternyata bener ada juga.
"Setan berati dia yang selama ini bikin kamu tiba-tiba kecanduan alkohol." Ucap Braja kesel.
"Brama gak tau juga Daddy tapi semenjak di sini badannya Brama gak sesakit seperti di jakarta." Ucap Brama.
"Udah tes urin belum kakak?" Tanya Berlian.
"Udah waktu sehari sebelum ke sini kan tes urin dulu mih. Karena kebetulan di kantor Daddy ada tes urin rutin." Ucap Brama..
"Gimana negatif positif?" Tanya Berlian.
"Negatif mih." Ucap Brama.
"Alhamdulillah kalau gitu." Kompak semuanya kecuali Surya dan Braja yang fokus sama rekaman cctv.
"Langsung usut ajah. Mereka sudah menyalah gunakan. Berati mereka cari mati. Masukin semuanya kepenjara tanpa ada satu yang tersisa pun bilang sama pengacara. Berati mereka juga yang selama bikin rumah tiba-tiba gak nyaman." Ucap Braja.
"Iya Tuan." Ucap Surya.
"Pengawal yang di bawa ke sini periksa semua nya tes urin ulang saya gak mau salah satu diantara mereka ternyata komplotan si bejat. Udah di kasih hati minta jantung ternyata dia padahal perempuan udah tua pula masih bisa gitu bener-bener setan." Ucap Braja
"Siap bos." Ucap Surya.
"Pengacara kasih akses masuknya Brama chat dia kasih akses sementara." Ucap Braja.
"Oke Daddy." Ucap Brama.
"Tuan... saya mau ke rumah pengawal lagi." Ucap Surya.
"Oke sana....jangan tunggu saya ngusir kamu." Ucap Braja.
"Astaga....mas bener-bener iiiiiiiiiiiihhhhhhh.... Surya kamu mau cilok gak? Tunggu sebentar kalau mau saya ambil kebelakang dulu." Ucap Berlian.
"Wah pasti enak nih.." Ucap Surya.
"Bayar tapi satu piring 500ribu." Kata Briana.
"Waduh mahal pisan geuningan neng." Ucap Surya.
"Hehehehe....gak cuma bercanda. Gratis ini mah ciloknya. Ada juga bonusnya bonus daki Bara karena tadi Bara ikut bantuin bulet-buletin ciloknya. Tuh lihat tangan Bara jadi glowing kan. Itu dakinya bersatu dengan adonan cilok." Ucap Briana.
"Hoek....Hoek...Hoek..." Tiba-tiba Brama dan Braja lari keluar rumah
"Hahahaha...iseng pisan kamu mah teh iiiiiiiiiiiihhhhhhh.." Ucap Berlian yang langsung ngasih plastik ke Surya.
"Hehehehe....itu neng bumbu rahasia cilok yang enak." Ucap Surya.
"Ana....Surya bener-bener kalian mah." Ucap Braja.
"Mana bumbu kacang nya kaya mencret Brima lagi." Ucap Brian.
"Iya tadi eek Brima, Bara lihat warna nya kaya bumbu kacang di kasih kecap sedikit." Ucap Bara.
"Hoek...Hoek...hoke...."Braja dan Brama tambah makin muntah di depan rumah mereka bener-bener ke kocok perutnya karena obrolan Bara, Surya, Brian dan Briana.
"Nih minum mas.." Ucap Berlian ngasih minum sama Braja.
"Hahahaha... kakak nih minum dulu." Ucap Brian sambil ketawa.
"Kalian mah bener-bener iiiiiiiiiiiihhhhhhh...pikasebelen. Daddy jadi inget tukang cilok yang di sekolah Bara tadi. Daddy mau beli tapi gak jadi pas lihat lehernya ada panu nya. Daddy jadi tiba-tiba murel." Ucap Braja.
"Sama tadi Brama juga mau beli cilok pas lihat si mangnya. Ada upilnya di hidung nya jadi gak jadi beli murel pisan Brama.. Jadi inget lagi...." Ucap Brama.
"Hahahaha.......kiran tadi kakak gak jadi beli emang mau ngikutin kita jajan buah-buahan potong." Ucap Briana.
"Bukan....awalnya emang pengen cilok tapi lihat si emang yang jualan udah murel duluan. Makanya langsung ke arah kalian beli kedondong juga." Ucap Brama.
"Tapi tadi kalian makan daki Bara." Ucap Berlian.
"Bara cuci tangan dulu mamih...kan tadi mamih bilang suruh cuci tangan dulu yang bersih." Ucap Bara
"Hehehehe...iya cuma bercanda ko..." Ucap Berlian.
"Surya.........loe mau kemana?" Terikat Braja.
"Mau pulang Tuan saya mau makan malam belum makan." Teriak Surya yang buru-buru lari takut kena omelan Braja. Karena tadi dia juga ikut isengin Braja dan Brama.
"Awas kamu besok saya kasih tugas banyak kamu." Ucap Braja
Mereka akhirnya masuk ke rumah lagi. Setelah itu mereka makan cilok mereka yang belum habis sambil ngobrol banyak.
Anak-anak sudah masuk kamar sekarang giliran Berlian yang masuk kamarnya. Braja sudah duluan masuk kamar karena dia sempet meriksa beberapa dokumen yang di kirim pengacara.
"Astaga Mas lagi ngapain sih? kaya model kalender ajah" Ucap Berlian yang baru masuk kamar kaget lihat Braja.