NovelToon NovelToon
My Husband, The Mysterious Casanova

My Husband, The Mysterious Casanova

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Myra Eldane

Lovy Crisela Luwiys—gadis ceplas-ceplos yang dijuluki Cegil—dipaksa menikah dengan Adrian Kaelith Evander, pewaris dingin sekaligus Casanova kelas kakap.

Bagi Lovy, ini bencana. Wasiat Neneknya jelas: menikah atau kehilangan segalanya. Bagi Kael, hanya kewajiban keluarga. Namun di balik tatapan dinginnya, tersimpan rahasia masa lalu yang bisa menghancurkan siapa saja.

Niat Lovy membuat Kael ilfil justru berbalik arah. Sedikit demi sedikit, ia malah jatuh pada pesona pria yang katanya punya dua puluh lima mantan. Casanova sejati—atau sekadar topeng?

Di tengah intrik keluarga Evander, Lovy harus memilih: bertahan dengan keanehannya, atau tenggelam di dunia Kael yang berbahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myra Eldane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengacara

Suara sendok mengaduk teh terdengar pelan di meja makan keluarga Luwiys. Pagi itu rumah besar itu sunyi, hanya aroma roti panggang dan wangi kopi hitam dari dapur yang tercium. Tapi ketenangan itu tidak bertahan lama.

BRAK!

Suara pintu kamar dibanting dari lantai atas, dan langkah kaki berderap menuruni tangga.

Lovy Crisela Luwiys muncul dengan piyama satin warna pink cerah, rambutnya seperti singa kena setrum, dan eyeliner hitam belepotan di bawah mata. Dia tampak seperti panda yang baru pulang dugem semalaman.

"WARISAN! WARISAN! WARISAN!" teriaknya sambil menuruni tangga dengan gaya dramatis ala aktris sinetron.

Samuel, yang duduk rapi di kursi makan dengan setelan jas biru gelap, hanya menghela napas. Tangannya menaruh sendok dengan tenang, seolah kebiasaan Lovy setiap pagi adalah… berteriak seperti itu.

"Pagi," katanya datar.

"Pagi apaan!" Lovy menunjuk wajah sepupunya dengan ekspresi horor. "Aku mimpi buruk semalaman! Nenek nongol di mimpiku, bawa papan tulis, terus nulis besar-besar 'NIKAH ATAU MISKIN'! Itu mimpi apa ancaman spiritual, Sam?!"

Samuel hanya menatapnya, meneguk kopi. "Mimpi kamu cocok buat di TikTok. Pasti langsung fyp."

Lovy mendengus keras. "Ini nggak lucu! Aku nggak mau nikah sama pria misterius itu. Aku masih punya William. Aku akan menikah dengan dia!"

Samuel mengangkat alis. "William? Orang yang bahkan tidak datang ke pemakaman nenek kekasihnya?"

Lovy langsung menahan napas. Matanya sedikit berkaca-kaca tapi ia buru-buru menepis rasa perih itu. "Will cuma sibuk, oke? Dia kerja keras. Tapi dia kaya, Sam. Kaya! Jadi kalau aku nikah sama William, aku nggak akan jadi gelandangan!"

Samuel menyandarkan punggung. "Lovy, kamu pikir menikah itu cuma transaksi bisnis? Kamu butuh lebih dari sekadar rekening tebal."

Lovy menatapnya dengan kesal. "Mudah untuk kamu bilang begitu, Sam. Kamu tuh udah dapat warisan Keluarga Luwiys dari lahir karena kamu keturunan cowok satu satunya! Kamu nggak pernah mikir 'gimana kalau aku tidur di pinggir jalan makan mi instan setengah bungkus'. Sedangkan aku? Aku bisa kebayang hidupku berubah jadi drama kriminal: Lovy, mantan sosialita yang tidur bareng kucing liar."

Samuel menatapnya datar. "Jangan terlalu berlebihan, Lovy. Kamu drama sejak lahir. Padahal semua itu tidak akan terjadi jika kamu menuruti keputusan nenek. Dan lupakan soal William."

Lovy memukul meja. "Aku serius! William itu satu-satunya laki-laki yang aku cinta. Delapan tahun, Sam! DELAPAN! Kamu tahu nggak artinya pacaran selama itu? Itu kayak kontrak KPR rumah—udah lunas tinggal akad nikah!"

Samuel mendesah panjang. "William bukan jawaban. Dan hari ini, kamu ikut aku ke kantor pengacara."

Lovy spontan melotot. "APA?! Ngapain aku ke sarang pengacara?!"

"Bukan sarang," Samuel mengoreksi dingin. "Kantor. Aku bilang—kantor. Kita akan membahas surat warisan dan perjodohan itu."

Lovy menjatuhkan tubuhnya ke kursi dengan dramatis, menutupi wajah dengan tangan. "Aku ini korban perjodohan, Sam. Korban! Tolong kasih aku hak asasi manusia. Aku nggak mau dijodohin sama orang asing!"

Samuel berdiri, merapikan jasnya. "Siap-siap. Kita berangkat setengah jam lagi. Dan hentikan dramamu itu sejenak."

Lovy menggerutu, tapi diam-diam dia pergi mandi. Dengan kecepatan siput.

****

Tiga puluh menit kemudian, sebuah mobil sedan hitam elegan melaju keluar gerbang rumah Luwiys. Samuel duduk di kursi pengemudi—tentu saja dia nggak percaya Lovy menyetir. Pengalaman pahit tahun lalu ketika Lovy menabrak tiang lampu karena "kecantol lagu DJ" masih segar di kepalanya.

Lovy duduk di kursi penumpang dengan dress putih lengan panjang dan blazer pink, rambutnya di-blow rapi, bibir merah merona. Dia menatap keluar jendela dengan wajah sebal.

"Aku ikut kamu ke kantor pengacara ini bukan berarti aku setuju sama perjodohan gila itu," katanya dengan nada manja tapi sinis.

Samuel menoleh sekilas. "Aku tahu."

"Tapi kenapa tatapanmu itu selalu seperi harimau yang mengawasi mangsanya? Hah, kau mengawasiku, Sam!"

"Ya, karena kamu suka kabur kalau nggak diawasi."

Lovy mendengus. "Aku nggak akan kabur. Aku cuma… melarikan diri untuk kesehatan mentalku."

Samuel hanya memutar mata dan fokus ke jalan.

****

Mereka tiba di sebuah gedung perkantoran mewah di pusat kota. Kantor hukum "Gunawan & Partners" terletak di lantai 18. Dinding kaca, lantai marmer, dan resepsionis dengan senyum ala Miss Universe menyambut mereka.

Lovy langsung berbisik ke Samuel. "Kantornya kaya gini, tagihannya pasti setara DP rumah di Menteng."

Samuel menatapnya dingin. "Diam, Lovy."

"Oh, aku baru ingat. Pria yang dijodohkan denganku juga tinggal di Menteng, Jakarta. Berarti dia bener-bener kaya yah."

"Tentu saja! Bahkan lebih kaya dari pada Williammu itu. Jadi lebih baik diam dulu, oke!"

"Ya... Ya... Ya..." ucap Lovy sambil mengangguk-anggukkan kepalanya setuju untuk diam.

Mereka dipersilakan masuk ke ruang rapat besar. Di sana sudah duduk seorang pria paruh baya berkacamata, jas abu-abu, dengan wajah tenang—Tuan Gunawan, pengacara keluarga Luwiys.

"Selamat pagi, Tuan Samuel. Nona Lovy," sapanya sopan.

Lovy langsung menjabat tangannya dengan senyum lebar. "Hai, Om Pengacara. Aku Lovy. Cegil pewaris keluarga Luwiys."

Samuel menutup mata sebentar. "Lovy."

Pengacara itu tersenyum kaku. "Baiklah. Silahkan duduk dan mari kita mulai."

Lovy dan Samuel bergegas duduk berdampingan dengan Tuan Gunawan yang duduk di depannya. Pria paruh baya itu mengeluarkan map cokelat tebal dari tasnya. Ia menaruhnya di meja, lalu membuka halaman-halaman yang penuh segel dan tanda tangan.

"Seperti yang sudah Anda ketahui," katanya sambil menatap Samuel, "Almarhumah Nyonya Margaretha Luwiys meninggalkan wasiat dengan syarat yang harus dipenuhi agar harta warisan tetap berada di keluarga."

Lovy menyandarkan dagu di tangan. "Iya, iya, aku tahu. Nenek pengen aku nikah."

"Lebih tepatnya," Tuan Gunawan meralat, "menikah dengan seseorang yang sudah beliau pilih. Dalam waktu enam bulan sejak tanggal wafat beliau."

Lovy mendengus. "Keren banget ya, deadline-nya kayak tugas kampus."

Tuan Gunawan melanjutkan. "Jika tidak, semua aset akan dialihkan ke yayasan amal."

Lovy menatapnya dengan horor. "Yayasan? Maksudnya semua uang nenek akan dipakai buat… ngebeli nasi kotak dan karpet masjid?!"

"Untuk kegiatan sosial, Nona Lovy," jawab sang pengacara tenang.

Lovy menepuk meja. "Aku juga sosial! Aku sering traktir Syegi bakso, itu juga sosial!"

Samuel hanya memijit pelipisnya.

Tuan Gunawan mengambil satu berkas, menyerahkannya ke Lovy. "Ini adalah nama pria yang telah dipilih nenek Anda. Adrian Kaelith Evander."

Lovy menatap kertas itu.

Nama itu terasa… keren. Tapi juga menakutkan.

"Kaelith?" Lovy mengernyit. "Nama apa ini? Nama manusia apa karakter game RPG?"

Samuel menatap Lovy tajam. "Baca baik-baik."

Lovy melanjutkan membaca. Matanya melebar. "CEO Evander Corp?!"

Tuan Gunawan mengangguk. "Betul. Dia salah satu pengusaha muda terkaya di Indonesia. Usianya 33 tahun."

Lovy mendadak menatap Samuel, terkejut. "TIGA PULUH TIGA?! Dia lebih tua dari kamu, Sam! Aku nikah sama 'om-om' dong!"

Samuel tetap tenang. "Dia bukan om-om. Dan dia bukan orang sembarangan."

Lovy berdeham keras. "Aku juga bukan sembarangan. Aku Lovy! Cegil kebanggaan keluarga Luwiys!"

Samuel menatap pengacara seolah berkata: sabar, ini memang sepupuku.

Lovy memelototi kertas itu lagi. "Aku bahkan nggak tahu mukanya. Bagaimana kalau dia tua, botak, dan suka koleksi ular?! Aku nggak mau tidur sama ular, Sam!"

Samuel menahan tawa yang hampir keluar. Hampir.

Tuan Gunawan menengahi. "Tuan Kael dikenal sebagai pria… ah, sangat tertutup. Jarang muncul di media. Namun reputasinya... hmm—bersih kok."

Lovy melihat wajah keraguan Gunawan di akhir kalimatnya. Ia mengangkat satu tangan dramatis. "Reputasi bersih? Itu malah mencurigakan! Kalau terlalu bersih, berarti ada yang dia sembunyikan. Jangan-jangan dia alien!"

Samuel akhirnya bicara. "Lovy, cukup."

Lovy menoleh. "Cukup? Aku baru mulai, Sam! Aku belum ngomong soal William."

Nama itu membuat Samuel menghela napas berat. "Apa lagi tentang William?"

Lovy berdiri, menunjuk dirinya sendiri dengan bangga. "Aku LOVY CRISELA LUWIYS. Nggak akan menerima wasiat perjodohan dengan orang yang tidak ku kenal itu! Karena apa? Karena aku cinta William, dan William cinta aku. Dan FYI, William juga KAYA. Jadi kalau aku nikah sama dia, aku nggak akan jadi gelandangan. Nenek tetap bisa tenang karena aku sudah nikah, aku tetap dapat uang, dan semua senang!"

Samuel menatap Lovy dingin. "Jangan bicara sembarangan dengan menolak keputusan ini. Apalagi begitu berharap dengan hubunganmu itu. Karena kalau William memang serius, kenapa dia belum melamarmu setelah delapan tahun?"

Lovy terdiam. Kata-kata itu menampar. Tapi dia menegakkan dada. "Dia akan melamar. Aku yakin. William itu sibuk. Dia CEO juga. Urusan cinta sama bisnis itu beda."

Samuel menatapnya lama, lalu berkata pendek. "Kamu terlalu percaya."

Lovy langsung menunjuknya. "Dan kamu terlalu sinis! Kamu tuh seperti kulkas dua pintu: dingin di luar, beku di dalam!"

Tuan Gunawan batuk kecil, mencoba mengalihkan suasana. Ia sedikit kaget melihat perdebatan dua orang di depannya. "Baiklah. Jadi, Nona Lovy, Anda benar-benar menolak atau mungkin mau mempertimbangkan untuk menerima perjodohan ini?"

Lovy mengangkat tangan. "Menolak! Dengan sepenuh jiwa raga!"

Samuel menatap pengacara. "Dia akan berpikir ulang. Beri waktu."

Lovy mendengus, melipat tangan di dada. "Aku akan bicara dengan William. Dan dia akan melamarku. Setelah itu, aku nggak perlu pria misterius bernama Kaelith entah siapa itu!"

****

Dalam perjalanan pulang, mobil terasa tegang.

Lovy duduk dengan tangan terlipat, wajah manyun. Samuel mengemudi dengan ekspresi batu.

"Aku benci kamu, Sam," gumam Lovy.

Samuel menatap jalan. "Aku tahu."

"Aku serius. Kamu tuh kayak Voldemort. Diam-diam bikin rencana jahat di belakangku."

Samuel meliriknya sebentar. "Hahah... Kamu sudah mengatakan itu betulang kali. Dan kamu harus ingat jawabanku tetap sama. Aku cuma jalankan wasiat nenek."

Lovy memutar mata, memeluk tas pink-nya erat. "Ya, ya, jalankan wasiat. Sementara aku yang jadi korban sinetron ini."

Dia bersandar, menatap jendela. Dalam hati, ia berbisik lirih. "Aku harus bicara sama William. Aku harus pastikan dia melamarku. Kalau dia melamar… aku bisa bebas dari perjodohan gila ini."

Di balik semua drama, satu ketakutan Lovy tetap menggantung di kepalanya.

Takut jadi gelandangan.

Tapi jauh di dalam hatinya, ada rasa cemas yang ia coba abaikan.

Bagaimana kalau William… bukan orang yang bisa penyelamatnya dari perjodohan gila ini? Bukankah itu artinya ia harus dengan terpaksa menerima pernikahan yang bukan keinginannya?

*****

1
Rihana
buset kaya bener 🤣🤣🤣
Rihana
seret bang muel adek mu itu 🤣
Rihana
kenapa yah yang baca kurang, padahal tulisannya bagus, rapi, sesuai peubi, typonya gak banyak, pokoknya bagus lah. dan updatenya juga rutin. aku suka banget, smoga makin banyak yang baca yah kak 🩷
Rihana
ini karakter lovy, cegil bucin 😭😭😭
Rihana
gak berasa udah sampai sini wkwk... penasaran. aku lanjut duluu. alurnya menarik
Rihana
awal yang menarik
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
aku udah kirim satu kopi yah, biar gak ngantuk thor
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
Si lovy gak nyangka sekeren ini tapi si kael kenapa yah perginya. aduhhh kasian banget di tinggal di hari pernikahan😭
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
up kak
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
Satpam😭 GGS INI MAH (ganteng ganteng satpam)/Drool/
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
nemu sampah di mana sih lovy 😭 kok bisa pacaran 8 tahun woy kayak kredit rumah
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
akhirnya putus, lagian kok sanggup sih pacaran 8 tahun?
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
syukur deh samuel. seret aja tuh lovy, dari pada makin akut bucinnya
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
bucin akut wehhh😭
Saidil M🍇
gilas banget bisa ngasi hadiah segitunya si donovan. berartu dia udah mempelajari kesukaan lovy aka targetnya? keren sih, suka banget kakak penulisnya creazy up terus.... jadi maraton bacanyaaa enak bangettt 😍😍😍 lanjut kak
Saidil M🍇
meskipun terlambat, kuucapkan selamat atas pernikahanmu lovy dan kael 😍 sekarang aku maratoon bacanya
Saidil M🍇
terharu gueee makk😭
Saidil M🍇
syegi ini jadi sahabat asik banget. bisa nyairin suasana woy.... mau sahabat kayak dia😭
Saidil M🍇
hahahaha mau ciuman gak jadi 🤣🤣🤣
Saidil M🍇
barang bawaan syegi astaga😭 inj orang gue kira kalem di awal. ternyata kalem kalem sama aja kayak lovy, pantesan sahabatan 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!