ZEA GEBBY WILLIAM , itulah nama gadis cantik yatim piatu yg meninggal akibat kecelakaan beruntun di jalan tol ..
akan kah ZEA langsung menghadap sang pencipta atau justru menjalani kehidupan lain ...
nantikan kisah ZEA di cerita ini
happy reading 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon astiana Cantika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Zea pun kembali ke kamar yg mana selalu di tempati Zeana pemilik tubuh yg kini di tempati oleh Zea.
Hufh
Zea pun menghela nafas berat, dia sesekali mengedarkan pandangan melihat sekelilingnya, kamar yg tidak besar hanya seukuran 2 x 2 meter, menurut ingatan dari pemilik tubuh yg tertinggal Zeana sudah 10 tahun tinggal sendiri semenjak orang tuanya meninggal secara mendadak di dalam kamar orang tua nya di sebelah kamar Zeana, kala itu Zeana kecil terus menangis di karena kan orang tua nya tidak bangun bangun dari tidur mereka, Zeana kecil pun meraba hidung kedua orang tuanya, otak kecil nya sudah memahami jikalau kedua orang tua nya sudah tidak bernafas lagi dan sudah di katakan meninggal, Zeana yg saat itu masih berusia 10thn dengan Isak tangis yg memilukan mengubur orang tua nya dengan susah payah di karenakan tubuh nya yg masih kecil menyeret kedua tubuh dewasa yg terbujur kaku.
Sejak saat itu Zeana kecil berusaha bertahan hidup seorang diri, tanpa orang tua, tanpa siapapun di tengah hutan dia benar benar sendiri, bertahan hidup mengandalkan tubuh kecil nya itu.
Beberapa hari yg lalu Zeana terkena demam yg parah, dia hanya bisa terbaring lemah di kasur nya yg keras, selama sakit Zeana menahan lapar di karena kan tidak bisa mencari sayur liar di hutan selama 2 Minggu dia terserang demam tak kunjung sembuh, akhirnya Zeana pun menyerah, dan menghembuskan nafas terakhirnya, dan pada akhirnya jiwa Zea Gebby William dari zaman modern yg sekarang menempati tubuh milik Zeana di zaman antah berantah ini.
"Sungguh malang nasib mu Zeana, Hidup seorang diri di tengah hutan seperti ini tanpa keluarga, tanpa tetangga, benar benar sendiri, tapi kamu cukup tangguh, dari kecil sudah bisa bertahan hidup sendirian." Ucap Zea sedih tanpa sadar bulir bulir bening pun mengalir di pelupuk mata nya.
"Kalau aku yg di posisi mu pasti aku gak sekuat kamu Zeana, aku dulu masih beruntung, walau kedua orang tua ku juga meninggal kan ku seorang diri tapi aku hidup dengan berkecukupan aset yg di wariskan orang tuaku berupa restoran, dan butik yg setiap bulan nya menghasilkan uang yg gak sedikit setidak nya aku gak terlunta lunta seperti mu Zeana." Ucap Zea lagi sambil memandang ke arah jendela yg entah kapan terbuka dan menghembuskan angin segar pagi hari.
"Baiklah mari kita lihat kondisi sekeliling rumah ini." Ucap Zea sambil berjalan menuju keluar kamar, mata nya terus menelisik ruang rumah ini, ada ruang tamu kecil dengan meja dan kursi kayu tertata rapi walau berdebu, dan di sebelah nya kamar orang tua Zeana, Zea pun memasuki kamar itu tampak hanya kasur usang berdebu tiada lemari tiada apapun.
Kini langkah kaki nya membawa Zea ke dapur, Hanya dapur kayu yg kecil di samping nya cuma ada 1 panci dan beberapa piring dari tanah liat, Bahkan di pojok tungku ada beberapa sayur liar yg sudah busuk, di samping meja kecil ada pintu kayu usang , Mungkin menuju belakang rumah nya, Zea pun membuka pintu itu di samping kanan nya ada kamar mandi kecil, dan di samping kiri nya ada sumur yg air nya masih kelihatan jernih dan di depan pandangan nya hanya hutan.
Bersambung.