NovelToon NovelToon
Skandal Tuan Playboy

Skandal Tuan Playboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / CEO / Playboy / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author:

Sebastian Adiwangsa. Nama yang selalu bergaung dengan skandal, pesta malam, dan perempuan yang silih berganti menghiasi ranjangnya. Baginya, cinta hanyalah ilusi murahan. Luka masa lalu membuatnya menyimpan dendam, dendam yang membakar hasratnya untuk melukai setiap perempuan yang berani mendekat.

Namun, takdir memiliki caranya sendiri. Kehadiran Senara Ayunda, gadis sederhana dengan kepolosan yang tak ternodai dunia, perlahan mengguncang tembok dingin dalam dirinya. Senara tidak seperti perempuan lain yang pernah ia kenal. Senyumnya membawa cahaya, tatapannya menghadirkan kehangatan dua hal yang sudah lama terkubur dari hidup Sebastian.

Namun, cara Sebastian menunjukkan cintanya pada Senara bermula dari kesalahan.

Terjerat Obsesi

Pagi-pagi sekali kantor Adhi Group sudah dipenuhi dengan ketegangan. Sebastian mengamuk besar.

Dua masalah muncul bersamaan. Pengkhianatan yang dilakukan internal perusahaan dan kegagalan pengiriman barang yang sangat merugikan perusahaan.

“PERCUMA SAYA BAYAR KALIAN DENGAN GAJI TINGGI JIKA HAL SEPERTI INI BISA LOLOS DARI PENGAWASAN!” suaranya bergaung, dingin dan tajam seperti pisau yang menusuk setiap orang di ruangan itu.

“Ravian, bereskan semua ini. Aku tidak mau tahu!” tegasnya sebelum meninggalkan rapat dengan langkah panjang dan wajah kelam.

Di ruangannya sendiri, Bastian memijit pelipis. Kepalanya berat.

… … …

Setelah hampir 12 jam di kantor, Bastian keluar dari area kantor. Malam itu, ia memutuskan melarikan diri ke sebuah klub. Gelas demi gelas ia habiskan, seolah menenggelamkan seluruh amarah dan frustasi.

“Bas, sudah cukup. Kau sudah minum terlalu banyak,” Arya mencoba menahan tangannya yang ingin mengambil botol lain.

Tapi Bastian keras kepala. Pada akhirnya, Arya harus menyeret pria bertubuh tinggi tegap itu keluar, memasukkannya ke mobil, dan mengantarkannya pulang.

Dia tidak mau sahabatnya itu overdosis disini.

...****************...

Penthouse.

Sena punya kebiasaan terbangun tengah malam karena lapar ataupun haus. Dan kali ini dia lagi-lagi terbangun karena tiba-tiba ingin memakan cookies yang dibuat chef Penthouse ini.

Dia berjalan kearah dapur dan menikmati cookies itu. Sangat lezat.

Setelah puas, ia kembali ke kamar, menggosok gigi, lalu berbaring lagi.

Namun ketenangannya hancur saat pintu kamarnya tiba-tiba terbuka keras.

“Bastian?” Sena terperanjat melihat sosok pria itu berdiri di ambang pintu dengan wajah kacau dan aroma alkohol yang menyengat.

“Ada apa denganmu?” tanyanya khawatir, melangkah mendekati Bastian.

Tanpa peringatan, Bastian menutup pintu dengan keras dan menarik Sena, menghimpitnya ke dinding. Bibirnya langsung melumat paksa, kasar, tanpa memberi ruang bernapas. Sena panik, berusaha mendorong, tapi tenaganya jauh kalah.

“Bastian, lepaskan! Kamu mabuk!” suaranya bergetar di sela usaha melawan.

Bastian menatapnya dengan mata merah, penuh amarah sekaligus hasrat yang sulit dikendalikan. “Kau berani melawanku?” suaranya berat, mengandung ancaman.

Bastian terus mencium Sena dengan ganas sampai air liur mereka bertukar dan jatuh ke lantai.

Sena mati-matian mendorong Bastian sampai pada akhirnya dia memilih menendang bagian inti dari Bastian dengan kakinya yang membuat Bastian kesakitan dan melepaskan Sena.

Namun bencana lain datang, Bastian tampak marah karena Sena berani melawannya.

“KAU—”

“Sudah ku bilang berapa kali untuk tidak semena-mena denganku” Pria itu mencengkram dagu Sena.

“Kamu yang semena-mena denganku Bastian! Kembali ke kamarmu!” pinta Sena.

Bastian mendekat dan mencengkram dagu Sena “Heh apa kau lupa? INI RUMAHKU!”

“Semua ruangan yang ada di Penthouse ini, semua milikku termasuk kau!”

Bastian menyeret Sena ke tempat tidur dan mendorong wanita itu hingga terbaring di tempat tidur.

“Kau padahal orang baru disini, tapi kau sudah berani menampar dan menendangku”

Bastian dengan tanpa perasaan merobek dress tidur tipis yang dikenakan Sena. Sena refleks menutupi bagian tubuhnya yang terekspos.

Bastian semakin gila, dia mulai membuka bajunya dan melepas celana bahannya. Bastian berbaring di atas badan Sena.

“Kau cantik… sangat cantik” ucap Bastian sambil tangannya membelai wajah Sena yang sangat dekat dengannya. Dia menjeda kalimatnya

“Tapi kau terlalu membangkang denganku” kali ini kata itu diucapkan Bastian tepat di telinga Sena. Setelahnya, ia mulai menurunkan bibirnya menjilati telinga dan leher Sena.

Sena menggeliat tak nyaman. Sena menutup mata, air matanya jatuh. “Bastian, tolong… jangan begini.”

“Aku mengingkanmu malam ini” kalimat yang paling ditakui Sena kini keluar dari mulut Bastian.

“Buka semua yang ada di tubuhmu” perintah Bastian.

“Sekarang!” Bastian meninggikan suaranya ketika melihat Sena yang hanya diam saja.

Melihat Sena yang tidak ada pergerakan sama sekali, Bastian bergerak untuk membuka pembungkus yang saat ini tersisa di tubuh Sena dengan paksa.

Berhadapan dengan Bastian yang memiliki tenaga sangat kuat, tentu saja membuat Sena kalah dan tidak berdaya.

Semua itu sudah terbuka sekarang. Sena sudah polos sekarang.

Bastian benar-benar dikuasai nafsu sekarang, tanpa penetrasi dia langsung memasuki Sena. Membuat wanita itu merintih kesakitan.

“Ahh sakittt”

“Ku mohon keluarkan”

“Ini sangat sakit Bastian”

“Aku mohon”

Malam itu menjadi titik balik. Antara mabuk, amarah, dan nafsu, Bastian melampaui batas yang membuat hubungan mereka semakin dalam.

… … …

Hari telah berganti pagi, Pria yang tadi malam telah melakukan hal bejat itu terbangun dengan kepala berat.

“Kenapa aku ada di kamar ini” Pikir lelaki itu. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi malam tadi.

“Apa yang sudah kulakukan…” ia menutupi wajah dengan kedua tangannya, rambutnya berantakan. Perlahan ia mengusap rambut Sena yang masih tertidur, berbisik lirih, “Maaf…” sebelum pergi meninggalkan kamar.

...****************...

Sejak malam itu, hubungan keduanya berubah semakin dingin. Sena tetap menjaga jarak dan hanya menjawab seperlunya. Namun Bastian, entah kenapa, justru semakin terobsesi. Pria itu selalu punya cara untuk membuat Sena berbicara entah dengan mencium, menarik dagu secara paksa, ataupun mencekal tangannya.

Bastian selalu mengawasi Sena.

Di sebuah kamar, Bastian tampak berpikir dan bergumam sendiri.

“Kenapa kau begitu memikatku, Sena?” gumamnya sendirian. “Aku tak pernah menginginkan wanita lebih dari sekali. Tapi denganmu… aku ingin berkali-kali.”

“Tapi sayangnya kau selalu menolak ku. Membuat aku harus terus memaksamu”

“Aku bahkan sengaja membuat kakakmu itu ke luar negeri untuk mengurus masalah kantor” Bastian menjeda kalimatnya, “Agar aku bisa berdekatan denganmu dan memiliki malam yang indah denganmu” Bastian tersenyum miring.

Dimulai dari malam itu, Bastian selalu meminta Sena untuk melayaninya. Sena mencoba melawan dan menolak, tapi Bastian selalu mengancamnya dengan keluarganya yang membuat Sena langsung bertekuk lutut.

...****************...

Malam ini, Bastian baru saja pulang, dan Mbok Jena menyambutnya.

“Diman Sena?” tanya Bastian kepada Mbok Jena.

“Sepertinya di Kamarnya Tuan. Mau saya panggilkan?”

Bastian mengangguk, “Suruh dia ke kamar saya”

“Baik Tuan” Patuh Mbok Jena kemudian bergegas ke kamar Sena.

Hanya dalam hitungan 15 menit, Sena masuk ke kamar Bastian. Malam ini, ia mengenakan pakaian tidur tipis berwarna hitam.

“Kau sudah makan?” tanya Bastian dengan nada santai.

Sena memutar bola matanya “Tidak usah berbasa-basi. Lakukan apa yang kamu ingin lakukan kepadaku”

“Heiii, kenapa sekarang kau semakin berani kepadaku?”

“Aku tidak pernah berani kepadamu. Jika aku berani, aku tidak mungkin menyerahkan tubuhku” ucap Sena lirih.

“Lakukanlah. Kamu hanya ingin tubuhku kan?” tanya Sena lagi.

Keheningan Panjang menggantung. Sena melanjutkan kalimatnya lagi, “Kamu ingin aku bagaimana? Membuka semuanya sekarang?” tanya Sena.

“Berikan aku kenikmatan,” suaranya rendah dan berat, penuh perintah. Tangannya meraih lengan Sena dengan kasar, menariknya hingga jatuh tepat di hadapannya. Posisi tubuh Sena kini seolah dipaksa untuk tunduk, membuat siluetnya tampak seperti seorang wanita yang ditakdirkan hanya untuk memuaskan pria di depannya.

“Lakukan” suara itu kali ini berasal dari Bastian.

...----------------...

^^^Cheers, ^^^

^^^Gadis Rona^^^

1
Rizky Muhammad
Aku merasa terkesima sampai lupa waktu ketika membaca karyamu, thor. Jangan berhenti ya! 🌟
Gadis Rona: Hai terima kasih sudah baca karya pertamaku bikin aku makin semangat nulis🥰
total 1 replies
elayn owo
Penuh empati. 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!