NovelToon NovelToon
Perjanjian

Perjanjian

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Hantu / Pembantu
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Karena kesulitan ekonomi membuat Rustini pergi ke kota untuk bekerja sebagai pembantu, tapi dia merasa heran karena ternyata setelah datang ke kota dia diharuskan menikah secara siri dengan majikannya.

Dia lebih heran lagi karena tugasnya adalah menyusui bayi, padahal dia masih gadis dan belum pernah melahirkan.

"Gaji yang akan kamu dapatkan bisa tiga kali lipat dari biasanya, asal kamu mau menandatangani perjanjian yang sudah saya buat." Jarwo melemparkan map berisikan perjanjian kepada Rustini.

"Jadi pembantu saja harus menandatangani surat perjanjian segala ya, Tuan?"

Perjanjian apa yang sebenarnya dituliskan oleh Jarwo?

Bayi apa sebenarnya yang harus disusui oleh Rustini?

Gas baca, jangan lupa follow Mak Othor agar tak ketinggalan up-nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjanjian Bab 4

Juragan Bahar pergi ke rumah Sri dengan kemarahan yang begitu besar, tentunya dia tidak datang sendiri ke sana. Dia membawa lima anak buahnya menuju rumah Sri, saat tiba di sana dia meminta anak buahnya untuk menendang pintu rumah Sri dengan sangat kasar.

Brak!

Pintu rumah itu sampai roboh, Sri yang sedang ada di ruang tengah menyuapi Sardi sampai begitu kaget. Dia dengan cepat melangkahkan kakinya menuju pintu utama dengan jantung yang berdebar dengan begitu kencang.

"Juragan Bahar? Kenapa anda datang dengan sangat tidak sopan?"

"Cih! Minggir!" ujar Juragan Bahar sambil mendorong bahu Sri.

Lalu, pria itu masuk ke dalam rumah Sri bersama dengan anak buahnya dan langsung berhenti ketika melihat Sardi yang ada di ruang tengah. Mereka menatap Sardi dengan penuh rasa kesal dan juga rasa jijik.

"Sialan kamu! Dasar pria yang tidak berguna! Aku hanya minta anakmu sebagai ganti pembayaran, tapi dia malah kamu biarkan pergi ke kota. Brengsek!" maki Juragan Bahar sambil menendang tubuh Sardi.

Sardi tentunya langsung kesakitan, tetapi dia tidak bisa berbicara. Hanya air mata yang mampu meluapkan rasa sakitnya, karena bukan hanya sekali tendangan yang dia dapatkan, tetapi beberapa kali.

Tubuh yang tidak berdaya itu bergerak ke kanan dan juga ke kiri, Sri yang melihat adiknya diperlakukan seperti itu langsung berlutut di hadapan juragan Bahar.

"Maaf, Juragan. Tini pergi ke kota untuk melunasi hutang kepada Juragan, dia bukan mau berlari dari tanggung jawab. Ini ada DP pembayaran untuk hutang Sardi, sisanya tolong kasih waktu untuk Tini melunasinya."

Sri lalu bangun dan mengambil surat tanah milik Sardi, lalu dia memberikannya kepada Juragan Bahar. Melihat Juragan Bahar yang begitu keras sikapnya, Sri merasa harus melawan dengan kelembutan. Karena orang kasar seperti itu tidak bisa diajak berdebat.

"Hanya ini?!" tanya Juragan Bahar dengan tidak puas.

Hutang Sardi sebenarnya tidak sampai sebesar itu, tetapi karena bunga yang terus berjalan dalam setiap bulannya, hutang pria itu menjadi menggunung.

"Ya, Juragan. Tapi kami janji akan membayar dengan mencicil," ujar Sri.

"Cih! Ini kalau saya kasih nilai tinggi juga paling hanya dua juta saja, masih kurang delapan juta. Tini hanya kerja jadi pembantu, mana sanggup dia melunasi?"

"Insya Allah bisa, Juragan. Karena jika Allah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini."

"Halah! Pakai bawa-bawa nama Tuhan segala, buktinya adik kamu saja sengsara hidupnya. Di mana yang namanya kuasa Tuhan itu? Tak ada, hanya ada uang yang berkuasa."

Bagi Juragan Bahar, sila pertama Pancasila bukan keTuhanan Yang maha Esa. Namun, keuangan yang berkuasa, karena uang memang tidak menjamin kebahagiaan. Namun, hidup tentunya membutuhkan uang.

"Ampun, Juragan. Tolong kasih kami kesempatan, kami tidak akan lari dari tanggung jawab."

Juragan Bahar tidak bisa berkata apa-apa, karena toh Tini sudah tidak ada lagi di kampung tersebut. Wanita itu sudah pergi ke kota, pasti akan sulit untuk mencari wanita itu di kota.

"Terserah, awas saja kalau dalam tiap bulannya tidak bayar tepat waktu."

"Pasti akan bayar tepat waktu, Juragan. Setiap kalau Tini gajian, pasti akan langsung dikirimkan kepada Juragan."

Juragan Bahar tidak berkata apa-apa lagi, dia langsung pergi dari sana. Tentunya sambil berjalan dia sambil melemparkan semua barang yang ada di hadapannya, Sri sampai hampir pingsan karena kaget.

"Duh Gusti! Kenapa dia galak sekali?" ujar Sri sambil membereskan semua barang yang sudah berantakan dan bahkan ada yang pecah.

Di kota.

Rustini baru saja masuk ke dalam rumah mewah dan juga megah, rumah itu sangat besar. Halamannya sangat luas, gerbangnya menjulang tinggi. Jika dilihat dari luar, rumah itu begitu sulit untuk dilihat.

Rustini merasa masuk ke dalam sangkar emas, indah sekali di rumah itu, tetapi seperti dipenjara. Rustini berharap kalau dia nantinya akan betah tinggal di sana.

"Masuklah ke ruang kerja tuan Jarwo," ujar pelayan bernama Sari sambil menunjuk pintu ruangan kerja milik Jarwo.

"Ya," ujar Rustini.

Rustini mengetuk pintu ruangan kerja itu, tak lama kemudian pintu itu terbuka. Nampaklah seorang pria berawakan tinggi besar yang kini berdiri tepat di hadapan Rustini, pria itu terlihat tampan tapi sangat dingin.

"Masuklah!" ujarnya sambil membuka pintu itu dengan lebar.

"Iya, Tuan"

Rustini masuk ke dalam ruangan itu, Jarwo langsung menutup pintunya dengan rapat. Lalu, dia mengajak Rustini untuk duduk di kursi kayu yang ada di ruangan tersebut.

"Kamu yang datang untuk menjadi pembantu di rumah saya?"

"Ya, Tuan."

"Sudah tahu apa tugas kamu di rumah ini?"

"Be--- belum, Tuan."

"Kalau untuk gaji, kamu sudah tahu akan digaji berapa?"

Rustini sempat mendengar dari Sri kalau gajinya lumayan besar, setara dengan gaji UMR. Namun, dia tidak mau mengatakan apa-apa karena takut salah. Rustini akhirnya menggelengkan kepalanya, Jarwo lalu kembali bersuara.

"Gaji yang akan kamu dapatkan bisa tiga kali lipat dari biasanya, asal kamu mau menandatangani perjanjian yang sudah saya buat." Jarwo melemparkan map berisikan perjanjian kepada Rustini.

Rustini kaget mendengar besaran gaji yang akan dia dapat, tetapi dia juga lebih kaget lagi mendengar tentang apa yang dikatakan oleh Jarwo.

"Jadi pembantu saja harus menandatangani surat perjanjian segala ya, Tuan?"

"Harus, harus ada perjanjian yang kita buat sebelum kamu bekerja, baca saja. Kalau ada yang tidak kamu setujui, kamu bisa mengajukan penawaran."

"Oh, oke."

Rustini membaca lembaran kertas yang diberikan oleh Jarwo, dia membacanya dengan seksama dan satu persatu sampai barisan terakhir. Saat membaca dua syarat terakhir yang diajukan oleh Jarwo, mata Rustini sampai membulat dengan sempurna.

"Apa ini maksudnya? Saya harus menikah siri dengan anda? Saya harus menyusui?"

Rustini pergi ke kota untuk menjadi pembantu, dia ingin melunasi hutang ayahnya. Bukan untuk menikah dengan pria yang tidak dia kenal, apalagi sampai harus menyusui.

1
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
semoga aja Jarwo bener bener suka Tini, semoga aja Ratih jelek itu yg jadi tumbal, Jarwo sama Tini bahagia selamanya🌻🌻🌻🌻
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
bagus bagus
Yuliana Tunru
waduh gmn nih apa jarwo akan vawa tini ya ..knp jg ndk ganti penapilan pake hijab gitu agar sulit dikenali hedehhh
Cucu Suliani: Wah, bisa jadi ide nih🤭
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
waduh ketahuan 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Kamu harus bisa, syaratnya lepasin Ratih dan semua hartamu 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
biar tambah panas tuh 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
dia merasa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
nah setuju 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Bude
Cucu Suliani: Ya Allah, typo Kak😂
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
gak ampun Jarwo...
gak juga kali ngejelasin nya 😫🤦‍♀️
FiaNasa
apa kubilang tin,,klau kamu hanya didaerah situ² aja Asti cepet ketemu kan,,,moga aja Jarwo ada belas kasih sama Tini gak dibawa pulang jadiin tumbal,,ayo Jarwo aq tau kau baik,,bawa pergi Tini yg jauh sewakan rumah kasihan,,semoga nanti dg Tini kau insaf gak dijalan sesat lagi
Ass Yfa
mlh pethukan Jarwo
FiaNasa
aslinya Jarwo ini orang baik kek nya cuma salah jalan saja dia
Felycia R. Fernandez
lebih bagus begitu sih...
kamu pandai pandai la menyembunyikan nya
Felycia R. Fernandez
ternyata ke bawa uang dan emasnya...
Mamake Nayla
udah yg jd tumbal ratih aja
kaliaa🐈🐈‍⬛👯: SETUJU🤣
Felycia R. Fernandez: setuju kk 🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Apa bisa 😏
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
untunglah Tini selamat 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
semoga ada yg menolongmu Tini
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
untunglah 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!