Warningg !! Dibawah umur 18 tahun harap baca yang bijak karena ada adegan yang ++ !!
"Saya terima nikahnya Larasati Ardhiana dengan mas kawin tersebut tunai!" Ucap laki laki itu dengan lantang.
"Bagaimana para saksi? Sah!" Ucap penghulu.
"Saahh"
"Sahh"
Teriak para tamu undangan, termasuk
teman-teman nya.
"Alhamdulillah" ujar penghulu, lalu mengangkat kedua tangan untuk membaca doa kepada pengantin baru ini.
********
Laras harus menelan pahit dalam kehidupan yang seharusnya masih menikmati masa remajanya, namun ia di paksa menikah oleh seseorang yang terkenal dengan sebutan Playboy dan ketua geng terkenal. Siapakah laki-laki tersebut? la merupakan anak tunggal dari keturunan keluarga Mahendra yang bernama Arjuna Geofino Mahendra, beliau juga merupakan anak emas. Namun, karena kenangan masa lalu yang membuat nya ia trauma akan pada wanita yang berucap setia padanya.
Ingin tahu kelanjutan kisah nya?
Yuk buruan baca cerita nya😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri prisella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab : 4 Menarik
Brum
Brum
Laras dan Clara benar-benar keluar dari Basecamp sesuai dengan tujuan awal, mereka mengelilingi taman yang banyak para pedangan menjual aneka ragam makanan.
"Lo mau beli apa, Clar?"Tanya Laras saat memarkirkan kendaraannya di area parkir.
"Hmm, seblak aja kali ya?"Tanya balik Clara.
"Ya terserah lo! Coba telpon Maria tanya mau apa dia" pintak Laras, Clara pun mengeluarkan ponselnya lalu mencari nomor Maria untuk mengikuti perintah dari Laras.
Tut
Tut
"Hallo" sapa Maria di sebrang sana.
"Lo mau nitip makan ngga?" Tanya Clara to the point.
"Lo dimana emang?" Tanya balik Maria.
"Di taman biasa" jawabnya.
"Gue nitip seblak Mang Roy aja! Dia udah tahu selera gue" ujar Maria.
"Sip" setelah Clara mengatakan itu, ia langsung bilang pada Laras sesuai dengan pesanan Maria.
"Lo juga seblak?" Tanya Laras.
"Iya," balas Clara singkat.
Laras mengangguk, sepertinya ia akan banyak jajan kali ini untuk menghindari rasa setres yang di hadapinya kali ini.
Mereka berdua jalan ke stand seblak biasa mereka beli, lalu Clara memesan tiga porsi untuk mereka yang pasti sudah di hapal oleh penjual tersebut.
Kemudian Laras menyuruh Clara untuk diam disini saja karena ia akan mencari sesuatu sebentar. Dan Clara hanya mengangguk saja.
Mata Laras berbinar saat melihat Smoothies, karena menurutnya akan sangat segar jika diminum siang-siang panas terik seperti ini. Tak lupa ia mengabari temannya lewat grup yang mereka buat.
@Anda
''Lo pada mau smoothies ngga?''
@Macan Bar bar
''Mau, biasa ya''
@Clar sok Cantik
''Mau mau, samain kayak lo ya Ras!"
@Adik Manis Lily
'Lily juga mau(~)''
@Anda
@Adik Manis Lily, ngga ada ya lo minum es!!'
@Adik Manis Lily
''Laras pelit!''
@Anda
''Bodo''
Setelah itu Laras memesan sesuai dengan pesanan dari kedua temannya itu, setelah selesai dengan pesanan tersebut Laras melangkah kaki ke arah stand telur gulung dan disebelahnya ada Stand Takoyaki.
"Bang, seporsi berapa?"Tanya Laras pada penjual telur gulung.
"Mba nya mau beli berapa?
''Kita bakal Layanin soalnya per tusuk dua ribu harganya!"Jawab Penjual tersebut.
"Bikin tiga puluh ribu ya bang!"
"Oke, ditunggu ya mba!" lalu tangan penjual telur gulung itu dengan cekatan membuat pesanan Laras.
Lalu kaki Laras pergi ke sebelahnya.
"Mba, takoyaki seporsi berapa?" Tanyanya.
"Mba nya mau toping apa? Boleh dilihat toping serta harganya disini mba" ujar Penjual tersebut sambil memperlihatkan menu yang sudah ada disana.
Laras pun mencatat di kertas yang sudah di sediakan disana, tak tanggung-tanggung laras memesan hingga tiga puluh buah takoyaki. Entah habis atau tidak, tapi kalau tak habis akan ada Surya dan Atlas yang bersedia menghabiskannya.
Saat Laras menunggu pesanan takoyaki selesai ponselnya bergetar lama itu menandakan ada yang menelponnya.
"Bang Adit?" Gumam Laras.
Tanpa berlama ia langsung menyambungkan panggilan tersebut.
"Hallo"
"Kamu dimana?" Tanya Bang Adit.
"Di luar, kenapa?"
"Bolos?"
"Ngga, kalau ngak percaya tanya aja sama guru piket!" Balas Laras.
"Yakin?" Tanya Bang Adit memastikan.
"Hmm"
"Tapi kok kamu kayak lagi di suatu tempat ya"tebak Bang Adit karena ia samar-samar mendengar suara penjual.
"Ya kan namanya juga diluar" setelah mengatakan itu Laras segera mematikan sambungannya secara sepihak sebelum Bang Adit akan mengoceh panjang kali lebar di tambah tinggi di kurangi luas jajar genjang.
"Neng, udah jadi" ucap Penjual takoyaki,
"Baik bu, ini uangnya" setelah itu Laras langsung pergi padahal masih ada sisa kembalian pada penjual tersebut. Penjual itu hanya bisa geleng-geleng kepala saja, sedikit tahu jika itu sudah kebiasaan Laras jika sudah jajan ia enggan untuk mengambil kembali uang kembaliannya.
Laras kembali ke Stand penjual seblak, ia lihat jika Clara sedang di ganggu oleh beberapa orang. Hati Laras langsung panas jika ada yang menyentuh sahabatnya itu dengan cara yang tidak wajar.
Bugh
Dengan sombongnya Laras langsung menendang kuat laki-laki itu hingga tersungkur kedepan. Soal makanan ia sudah menitipkan ke penjual yang ada disebelahnya karena tak mungkin jika ia ingin membasmi kutu memegang makanan.
"Larassss" pekik Clara, berlarian ke arah Laras setelah tiba ia langsung memeluk erat.
"Lo ngga di apa-apain kan?" Tanya Laras memastikan.
Hanya gelengan dengan cepat dari Clara sebagai jawabannya seketika Laras bersyukur entah apa yang akan terjadi jika ia terlambat.
"Wah, sekali dayung langsung dapat dua!" Seringai laki-laki tersebut.
Laras tak menjawab ia hanya memamerkan senyum miringnya, ia sudah tahu akan berbuat apa.
"Sepertinya gue butuh samsak siang ini" balas Laras dengan angkuh, untung saja sebelum mereka jajan, mereka berdua sudah lebih dulu mengganti bajunya taku di lihat orang luar kalau dia masih sekolah .
"Wah mau main-main rupanya gadis kecil ini" kata salah satu laki-laki disana.
"Duh aki-aki, denger ya kalian itu udah bau tanah! Pikirin dong gimana caranya biar ngga berat angkat dosanya!" Ejek Laras.
Seketika ketiga laki-laki yang sudah berumur pun panas, tanpa banyak bicara lagi mereka langsung menghajar Laras.
Namun, sepertinya mereka salah bermain-main dengan nama yang mereka berikan pada Laras.
Bughh
Bughh
Bughh
Dua di antara tiga laki-laki itu saling meninju, untung saja disana belum ramai jadi masih bisa bergerak bebas.
Prang
Bugh
"Ppfffttt" Laras menahan tawanya karena salah satu dari mereka bukannya meninju Laras melainkan meninju salah satu stand minuman.
"Masih mau main-main lagi dengan gadis kecil ini?" Tanya Laras sedikit mengejek.
"Lo curang!" Balas laki-laki itu dengan sengit.
Laras yang mendengarkan nya pun langsung membabi buta menghajar laki-laki yang mengatakan seperti itu.
Bughh
Bughh
Prang
Krak
Laras terus menghajarnya hingga laki-laki itu terkapar tak berdaya.
Krek
Krek
Laras memutar sedikit lehernya ke arah kanan dan kiri, kedua laki-laki itu seketika menantang Laras entah ada dorongan apa bisa-bisa ia begitu padahal sudah jelas-jelas jika teman mereka sudah terkapar disana.
Laras menyeringai, ia langsung berlarian kesana menarik rambut salah satu hingga jatuh membenturkan salah satu gerobak disana.
Brak
Seketika Laki-laki itu menggeleng pelan karena tenaga Laras tergolong sangat kuat untuk tenaga wanita pada umumnya.
Tanpa berlama lagi, Laras menarik kembali rambutnya dan mendorongnya dan jatuh ke arah tiang listrik disana. Laras langsung berjalan mendekatinya tanpa banyak bicara tangan Laras menarik kuat rambut laki-laki tersebut hingga mendongak keatas, dan membenturkannya kembali ke tiang listrik hingga bergetar.
Prangg
Suara tiang listrik begitu nyaring, sontak teman yang satu lagi ya sudah bergidik ngeri melihat aksi tersebut.
Laras lagi-lagi menyeringai, ia berlarian cepat karena ia melihat pergerakan lawan aka kabur.
Bugh
Dengan cekatan Laras menendang betis belakang laki-laki itu hingga jatuh dan mencium kotoran kucing yang ada disana.
"Menarik" gumam seseorang yang memperhatikan Laras dari jauh.
*Bersambung*
* Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar*
*Salam Manis dari AUTHOR 🤭*
* untuk Malam ini khusus Author update 3 bab, selamat membaca*😊
*ig @vera_miceela
@putri488241