zaenab merasa ada yang salah ketika suaminya mengenal sosok pria tua misterius itu. namun zaenab tidak mau berburuk sangka dan menyangka hanya mungkin perasaannya saja. hari hari ia lewati dengan kecurigaan yang semakin ia yakini bahwa ini ada yang salah dan memperhitungkan bagian bagian yang janggal terhadap sikap suaminya termasuk ia melihat bahwa suaminya pulang membawa benda benda aneh.
mau tahu kelanjutanya? buka bab selanjutnya karena ini berdasarkan kisah nyata. selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uzae Nur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4 massa lalu asmat
zaenab terkesiap dari tidurnya yang malah bikin makin lesu. bagaimana tidak sepulang tamu nya dini hari tadi ia masih merasa lelah belum cukup rasanya ia beristirahat sekarang sudah mendengar adzan subuh.
"mas... mas... bangun sudah subuh, kita sholat dulu" zaenab membangunkan suaminya yang nampak masih nyenyak
"hhmm" arif bergumam
karena susah sekali suaminya itu bangun. dia beranjak sendiri ke kamar mandi belakang. setelah sholat ia membiasakan mengaji meski hanya sebentar sebagai bentuk istiqomahnya.
lalu ia membangunkan anak pertamanya gadis cantik bernama vina yang masih duduk di bangku kelas 4 SD. vina menggeliat manja kepada ibunya.
"ayolah vin, cepat bangun sholat subuh dulu. ibu mau bikin sarapan" tegas zaenab karena ia tidak mau anak gadisnya tumbuh menjadi gadis pemalas
vina berkutat di dapur ia lihai memasak tempe tahu dan telur goreng sebagai menu sarapan. sesekali ia agak membanting wajan ke tempat cucian piring agar si arif suaminya bangun dari tidurnya
benar saja, arif di dalam kamar tersentak mendengar suara gaduh dari arah dapur.
"udah subuh dik? mas kok gak di bangunin? tadi mas mimpi lagi ada di jalur gaza lho dik, lagi tempur sama pasukan isriwil, mas kira udah kena bom ternyata kaget suara wajan di banting" nyerocos lah si arif sambil menguap dan menggaruk garuk ketiaknya yang lebat itu
"udah di bangunin kali mas..." jawabnya singkat sambil mengocok telur dan irisan bawang
"eh... udh mau jam lima ya? mas subuh dulu deh" sambil berlalu ke kamar mandi
setelah siap sarapan terhidang di meja makan dan vina pun selesai berganti pakaian seragam sekolahnya. bayi vino juga sudah terbangun dari tidurnya
"mas belanja hari ini?" zaenab meminta uang ke suaminya sambih menengadah tangan.
"adduhh mas lupa dik, tadi malam kan udah mas kasih ke pak asmat" arif menepuk jidatnya sendiri
"ini tinggal tiga puluh ribu dik... ambil saja dulu nanti sisanya" ia menyodorkan uang kepada istrinya
"mas... ini maksudnya gimana sih? giliran uang belanja aja kamu pelit. giliran tua bangka itu datang ujug ujug minta duit berapapun kamu kasih" zaenab kesal
"kan mamu tau sendiri mas jualan agak macet akhir akhir ini. lagi mas ngasi pak asmat karena memang mas yang butuh dik, agar usaha mas tidak di ganggu orang. kamu sendiri tadi malam juga menyaksikan apa saja yang di lakukan pak asmat dan rewangnya itu" arif tak terima
"bu... vina berangkat" pamit vina. ia menyalami tangan kedua orang tuanya
sementara vino berada di gendongan zaenab
"mas yakin percaya sama orang itu?" zaenab bertanya
"iyalah dik... lha wong dia bisa datangin rohnya 'nabi' itu." kata arif yakin
"mas kamu kenal dimana sih orang modelan kek begitu?" tanya zaenab penasaran
"ya kenal waktu mas keliling jualan" jawab arif dengan entengnya
arif memang menerapkan sistem grosir juga mengantarkan minyak goreng itu ke berbagai toko lapak atau warung yang pembeliannya banyak.
arif terkenal rajin dan ulet dalam bekerja dia pintar berdagang. sehingga ia selalu berhasil mencapai targetnya. lagi ia punya banyak teman bisnis yang mendukung untuk ia belajar dalam perbisnisan.
"mas kalo dia sesat gimana?" zaenab mulai curiga
"dik, banyak orang yang datang kepada beliau karena sakit dan sembuh setelah di ritual oleh pak asmat, ada yang usahanya bangkrut namun setelah menurut kepada pak asmat usahanya bangkit lagi, pak asmat juga ngajakin kita sholat kan? kenapa kamu bisa bilang kalo beliau sesat?" cecar arif
"menurut ku ada yang aneh aja mas" ujar zaenab
"itu cuma perasaan mu saja dik zaenaaabbb" arif berusaha meyakinkan zaenab
"apa salahnya kita ikhtiar dik? memang pak asmat itu tidak bisa mengaji namun beliau mampu mendekatkan diri kepada Allah sehingga di beri kelebihan untuk membantu sesama" kata arif
"apa? tidak bisa mengaji?" zaenab mengerutkan keningnya heran
"eehh... iya. beliau pernah bercerita bahwa dulu pak asmat adalah seorang yang bejat. beliau maling merampok di kota kota besar beserta komplotannya. beliau dan teman temannya selalu beruntung mendapatkan barang hasil mencuri berupa benda elektronik, uang, perhiasan dan barang beharga lainnya. namun suatu ketika beliau terkena apesnya. waktu maling di rumah incarannya yang sudah beberapa hari di intai aktifitas penghuninya. beliau beraksi ketika si punya rumah beragkat bekerja. di saat mereka menggasak semua barang berharga ketika hendak mengemas terdengar suara motor berhenti di depan rumah itu. teman pak asmat mengintip dari kaca jendela untuk memastikan. ternyata si empunya rumah datang lagi. Beliau dan teman temannya seketika panik bagaimana ini jalan keluar satu satunya adalah pintu depan tersebut karena pintu belakang langsung menembus sungai besar. si punya rumah tersadar bahwa pintunya seperti bekas di congkel. sontak saja ia langsung berteriak minta pertolongan tetangga. pak asmat sudah kalang kabut mencari jalan keluar ada yang menerobos pintu keluar itu dengan menikam si empunya rumah ada yang lari menceburkan diri ke sungai besar termasuk pak asmat. nasib pak asmat terbilang mujur karena beliau selamat walaupun sempat terbawa arus sungai yang cukup besar. teman seperjuangannya tewas mengenaskan satu yang tenggelam dan dua lainnya tewas di keroyok warga. sampai di saat itu beliau berfikir akan masa mudanya yang sia sia jauh dari tuhan dan gemar melakukan apa yang di larang oleh agama. beliau bertaubat di saat itu juga dan pulang ke kampung halaman menemui ibunya yang tua hidup miskin sendiri di rumah berdinding anyaman bambu" arif menceritakan panjang lebar kepada sang istri
zaenab pun mulai goyah dengan mendengar cerita arif. apakah pria tua itu benar benar orang yang bertaubatan nasuha mendapat hidaya Allah swt atau hanya akal akalannya saja. seperti dukun dukun lainya yang berkedok agama
bagaimana kisah selanjunya? yuk kita kepoin baca bab yang setelah ini. mohon dukungan dan likenya ya man teman readers. matur tingkyuuuu