NovelToon NovelToon
Apa Kabar Cinta Lamaku?

Apa Kabar Cinta Lamaku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ashelyn

kisah lama yang belum usai, membuatku masih hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Aku selalu menyesali apa yang terjadi saat itu, aku selalu menginginkan masa itu terulang kembali. Walaupun aku tau itu mustahil, aku tetap memimpikannya. Aku ingin memperbaiki kesalahanku yang besar kepada cinta pertamaku, karena aku sudah menghancurkan hatinya sampai tak berbentuk. Masih pantaskah aku jika menginginkannya kembali padaku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa Lalu 3

Teresa memegang paperbag ditangannya, dia bersenandung menyanyikan lagu favoritnya yang berjudul Rough dari GFRIEND. Dan lagunya otomatis terputar saat matanya melihat orang yang sudah dia tunggu sedang berjalan kearahnya. Senyuman tipis terukir diwajahnya saat Prince datang semakin mendekat kearahnya.

“Prince jaketmu” ucap Teresa memberikan paperbag berisi jaket milik Prince yang dipakainya semalam.

“Oh iya” jawabnya singkat langsung meyambar paperbag itu dan pergi begitu saja.

Teresa terkekeh tak percaya, dia sampai meremas rok sekolahnya dengan kuat. Sikap dingin Prince padanya benar-benar membuatnya hampir kehilangan akal. Karena sebelumnya belum pernah yang memperlakukannya seperti ini.

“Kak?” Panggil seseorang yang tiba-tiba sudah ada di belakang Teresa.

Teresa menoleh kearah sumber suara, dia mengernyit saat melihat perempuan berambut sebahu tengah menatapnya dengan malu-malu. “Ada apa? Apa kita saling mengenal?” Ucap Tere.

“Aku tadi melihat kakak berbicara kepada kak Prince. Sepertinya kakak akrab dengannya, jadi aku ingin meminta tolong untuk memberikan surat cintaku” ucapnya menyodorkan amplop berwarna merah muda.

Teresa terdiam melihat surat cinta yang di tujukan kepada Prince di depan matanya. Lalu tatapannya beralih menatap seorang gadis yang terus memanggilnya kakak, Tere mengamati penampilannya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

“Kenapa kau mempercayaiku untuk memberikan surat ini?” Tanya Teresa dengan senyum tipis diwajahnya.

“Karena kelihatannya kakak orang baik, jadi aku percaya jika kakak pasti akan memberikan surat cinta ini ke pemiliknya” ucap gadis itu dengan senyuman yang lebar.

“Baiklah, aku akan memberikannya” ucap Tere meraih surat cinta itu.

“Makasih kak!” Ucap gadis itu dan pergi dengan senyuman yang lebar.

Setelah kepergian gadis itu, Teresa memandangi surat cinta di tangannya. Dia membawanya masuk kedalam kelas, mata nya mencari keberadaan Prince. Tatapannya berhenti pada seseorang yang sedang fokus dengan ponselnya, dia memakai hoodie hitam yang menutupi kepalanya. Teresa mendekat berniat untuk memberikan surat cinta dari gadis yang tak di kenalnya.

Prince yang menyadari keberadaan Teresa seketika mendongakkan wajahnya untuk melihat orang yang datang. “Ada apa?” Katanya dengan wajah yang datar tanpa senyuman sedikitpun.

Mata mereka bertemu, Teresa terdiam membeku saat dia seperti terkunci dengan tatapan itu. Dia memperhatikan dengan lekat wajah Prince di depannya, entah kenapa jantungnya kembali berdegup dengan lebih cepat dari biasanya.

“Ada apa?” Ulangnya lagi, membuat Teresa tersadar dari lamunannya.

Tangan Teresa yang semula siap memberikan surat cinta itu mendadak mengurungkan niatnya. Dia meremas surat cinta itu sampai tak berbentuk di belakang tubuhnya. Teresa tiba-tiba tidak ingin membantu gadis itu untuk memberikan surat cintanya.

“Sudah sarapan?” Tanya Teresa, dia menepuk mulutnya sendiri saat mengatakan hal yang tidak masuk akal.

“Hah?” Dan benar saja, Prince sampai keheranan mendengarnya.

“Lupakan Prince lupakan!!!” Ucap Teresa dan pergi ke kursinya, membuat Prince menatapnya dengan penuh tanda tanya.

“Kurasa dia menyukaimu” Prince menoleh kepada seseorang yang berbicara padanya.

“Leo, kurasa kau harus menutup mulutmu itu!” Ucap Prince kepada temannya yang bernama Leo.

“Siap Prince!!” Ucapnya mengunci mulutnya setelah ditegur oleh tatapan tajam Prince.

Prince kembali fokus melihat ponselnya, dia hanya menggeser layar ponselnya asal. Entah kenapa dia justru kembali melihat kearah Teresa, dia menatapnya sedikit lebih lama sebelum akhirnya bel sekolah berbunyi pertanda kelas akan segera di mulai.

••••

Satu bulan kemudian…

Hari terus berlalu, tak terasa sudah satu bulan Teresa bersekolah di Star High School. Dia mulai nyaman dengan sekolahnya yang baru, dia bisa beradaptasi dengan cara belajar sekolah elit ini. Semuanya mulai membaik sesuai apa yang Teresa inginkan. Tapi ada satu yang tidak bisa Teresa dapatkan walaupun sudah satu bulan berlalu, yaitu menarik perhatian Prince.

“Apa Prince sudah mempunyai kekasih?” Tanya Teresa pada Zeva yang ada di sampingnya.

“Prince? Mempunyai kekasih? Mustahil!” Zeva menjawabnya sampai dia terkekeh memegangi perutnya.

“Jadi Prince tidak pernah mempunyai pacar selama ini?” Tanya Teresa meminum es kopinya, lalu meletakan di atas meja.

“Setahuku dia belum pernah berpacaran selama ini” jelas Zeva menggigit burger king dan memakannya dengan lahap.

Teresa meraih es kopi yang ada diatas meja di depannya, dia meminumnya lagi, matanya sesekali melirik kearah Prince yang sedang fokus dengan bukunya. Dia terlihat seperti murid yang rajin dan patuh.

“Apa kau menyukainya?” Tanya Zeva, membuat Teresa langsung menoleh menatapnya.

“Apa sejelas itu?” Teresa menjawabnya dengan wajah yang memerah, dia meletakan es kopinya dan menutupi wajah dengan kedua tangannya.

“Selama sebulan ini, aku selalu melihatmu melihatnya dengan tatapan yang berbeda” ungkap Zeva, membuat wajah Teresa semakin memerah.

“Jika kau bisa mendapatkannya, maka kau akan menjadi cinta pertamanya” bisik Zeva sembari melirik Prince sekilas. “Dia juga cinta pertamaku” bisik Teresa.

“Apa!!!” Teriak Zeva membuat semua orang menatap kearahnya, Teresa reflek menutup mulut temannya dengan tangan.

“Prince cinta pertamamu?” Bisik Zeva tak percaya, dan Teresa mengangguk mengkonfirmasi bahwa ucapannya benar.

Teresa melirik kearah Prince lagi, dia tersenyum tipis melihatnya, matanya berbinar memancarkan ketertarikannya kepada lelaki itu. Bulan pertamanya di sekolahnya yang baru, ternyata di hiasi dengan bunga-bunga cinta pertama yang manis.

“Aku akan menyatakan cinta padanya nanti” ucap Teresa memberanikan dirinya, Zeva langsung memberikan semangat kepadanya.

Bell pulang sekolah berbunyi,,,

Teresa dengan cepat memasukan semua buku tulisnya kedalam tas. Dia merapikan rambut panjangnya yang tergerai sempurna. Memoleskan lipstik pink ke bibirnya, dan menyemprotkan parfume ke seluruh tubuhnya. Dengan senyuman yang lebar, Teresa berlari mengejar cinta pertamanya.

“Tunggu aku Prince!” Batinnya.

Teresa memberikan beberapa lembar uang untuk supirnya, dia meminta sang supir bekerjasama untuk berbohong pada ibunya, bahwa ada kegiatan belajar tambahan di sekolah. Karena Teresa ingin pulang terlambat hari ini, dan sang supir menyetujuinya.

“Makasih pak!” Ucap Teresa kepada supir yang sudah dia berikan uang lebih.

Mata Teresa mencari keberadaan cinta pertamanya, hatinya mulai kawatir saat dia tidak menemukannya di sisi manapun. Kepanikan mulai melanda hatinya, Teresa memutuskan untuk pergi ke parkiran sepeda yang ada di belakang gedung utama.

Lagu Rough dari GFRIEND berputar kembali…

Teresa akhirnya menemukan Prince di tempat ini. Dia menyeka keringat yang membasahi dahinya, Tere berjalan mendekat kearah Prince yang tengah mengecek kondisi sepedanya seorang diri. Pepohonan hijau yang rimbun bergoyang terkena angin yang menyejukkan, daun-daun berjatuhan semakin membuat kesan romantis seolah semesta bahkan mendukung Teresa.

Degup langkah kaki mendekat berhasil membuat Prince menoleh kearah sumber suara. Mata nya yang indah menatap Teresa yang sedang tersenyum kearahnya. Dia bangkit dari posisi sebelumnya, postur tubuh tingginya membuatnya menunduk untuk melihat wajah Teresa.

“Ada apa?” Masih setia dengan julukan Ice Prince, dia tetap menatap Teresa dengan tatapan dinginnya.

Pipinya memanas, jantungnya berdetak cepat. Tangannya berkeringat dingin saat Prince menatapnya, Teresa sampai memainkan jemarinya untuk mengurangi rasa gugupnya. Membuat Prince menyipitkan matanya, dia mencoba memahami sesuatu yang aneh di dalam diri Teresa.

“Aku cuma mau bilang kurasa aku menyukai—“

“Cukup!”

Teresa langsung tertegun saat pernyataan cintanya di potong begitu saja oleh Prince. Daun kering yang di terpa angin mengenai wajahnya yang kecewa. Hembusan angin kencang mulai menemani suasana canggung yang sepi di tempat parkir sepeda. Teresa masih menatap Prince dengan kesedihan.

“Jangan katakan!” ucapnya, matanya tidak lagi menatap Teresa.

“Lebih baik jangan katakan! Simpan untuk dirimu sendiri” ucapnya lagi, Prince segera membuka kunci sepedanya lalu menuntunnya untuk berjalan menjauh dari Teresa.

“Apa maksudnya?” Batin Teresa kecewa, dia menatap kepergian Prince dengan mata yang berkaca-kaca.

“Berhenti!!” Teriak Teresa, membuat Prince reflek menghentikan langkahnya.

“Aku menyukaimu Prince!”

“Aku jatuh cinta padamu!”

“Prince! Aku memilihmu untuk menjadi cinta pertamaku!”

Prince sampai memejamkan mata nya saat mendengar teriakan pernyataan cinta Teresa yang begitu keras menarik perhatian. Tangannya sampai mencengkeram kuat stang sepedanya. Ini adalah pertama kalinya ada seorang gadis yang menyatakan cinta padanya dengan cara tidak biasa seperti ini.

“Prince aku menyukaimu!!” Teriak Teresa lagi, dia tersenyum puas setelah berhasil menyatakan cintanya.

Tapi senyumannya memudar saat melihat Prince pergi tanpa menoleh. Napasnya tercekat, dadanya terasa sesak menatap kepergian Prince setelah pernyataan cintanya yang diabaikan. Bibirnya terbuka sedikit, tapi tidak ada kata yang keluar. Teresa menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya yang harus menerima penolakan dari cinta pertamanya.

...----------------...

1
US
/Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!