NovelToon NovelToon
SESAL YANG TERLAMBAT

SESAL YANG TERLAMBAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / Pelakor jahat / Putri asli/palsu
Popularitas:36k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Virginia Fernandes mencintai Armando Mendoza dengan begitu tulus. Akan tetapi kesalah pahaman yang diciptakan Veronica, adik tirinya membuatnya justru dibenci oleh Armando.

Lima tahun pernikahan, Virginia selalu berusaha menjadi istri yang baik. Namum, semua tak terlihat oleh Armando. Armando selalu bersikap dingin dan memperlakukannya dengan buruk.

Satu insiden terjadi di hari ulang tahun pernikahan mereka yang kelima. Bukannya membawa Virginia ke rumah sakit, Armando justru membawa Vero yang pura-pura sakit.

Terlambat ditangani, Virginia kehilangan bayi yang tengah dikandungnya. Namun, Armando tetap tak peduli.

Cukup sudah. Kesabaran Virginia sudah berada di ambang batasnya. Ia memilih pergi, tak lagi ingin mengejar cinta Armando.

Armando baru merasa kehilangan setelah Virginia tak lagi berada di sisinya. Pria itu melakukan berbagai upaya agar Virginia kembali.

Apakah itu mungkin?
Apakah Virginia akan kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku memilih pergi

Hallo, Gaesss. Jumpa lagi dengan karya baru Mama Mia. Karya ini terinspirasi dari sebuah drama yang pernah Mama tonton. Entah apa judulnya aku lupa karena sudah lama. Bagi yang tau boleh share di kolkom, ya. Selamat membaca, semoga suka 😘😘😘

*

*

*

“Armado Mendoza, ternyata cinta yang kusimpan selama lima tahun ini adalah cinta yang salah.”

Malam gelap. Tak ada satu bintang pun berpijar di langit luas. Virginia berada di tepi pantai, berjalan pelan dengan tatapan kosong. Air mata membasahi pipinya dan perlahan sebagian masuk ke dalam mulutnya yang terbuka tanpa isakan. Sebagian lagi jatuh ke bawah setelah melewati dagunya yang runcing.

Kedua tangannya tersimpan di saku mantel panjangnya yang berwarna merah menyala. Tanpa ragu, Virginia terus melangkah, makin ke tengah dan semakin ke tengah. Di bibirnya tersungging senyum. Tapi sayangnya itu bukan senyum manis penuh bahagia. Melainkan senyum yang menggambarkan tangisan hatinya. Merana. Nelangsa.

"Kau tidak pernah menoleh untuk melihatku. Kalau begitu baiklah. Mulai sekarang aku akan membuatmu tak pernah melihatku lagi. Seumur hidupmu tak kan pernah bisa bertemu dengan wanita bernama Virginia." Virginia terus bicara sendiri dalam hati.

Dinginnya air laut menusuk kulit tak ia hiraukan. Terus melangkah, hingga air mencapai batas dadanya. Melangkah lagi, lehernya telah basah. Perlahan bibirnya tak terlihat. Matanya terpejam, tersenyum manis.

"Selamat tinggal, Armando. Aku tidak akan mengganggumu lagi, aku akan melepaskanmu, mengembalikan kebebasanmu."

Rambut panjangnya mengapung di atas air. Lalu… HILANG.

Tubuh Virginia tak lagi terlihat, hilang. Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya air yang datar, berselimut pekatnya malam. Tenang. Tak lagi ada tanda kehidupan.

Sepuluh hari yang lalu

Virginia Fernandes, putri pertama keluarga Fernandes. Wanita itu tersenyum bahagia. Hari ini adalah hari ulang tahun kelima pernikahannya dengan Armando Mendoza. Mengenakan gaun putih senada dengan jas yang dikenakan oleh suaminya. Wanita itu sungguh cantik sempurna. Siapa pun yang melihat tak mungkin tak terpikat.

Cantik, pintar, kaya, bersahaja. Memiliki suami yang tampan dan kaya raya pula. Sungguh kesempurnaan seakan menjadi miliknya. Sayangnya tak ada yang tahu apa yang ada dalam hatinya. Semua kebahagiaan yang terlihat hanyalah… SEMU.

"Cepat potong kuenya!” seru ibu mertua yang tampak bahagia melihat kebahagiaan mereka berdua. Ibu mertua memang sangat menyayangi Virginia. Begitu juga dengan Cecilia, adik kandung Armando.

Cecilia maupun Nyonya Besar Mendoza bertepuk tangan kecil dengan gemas. Menunggu dengan tidak sabar anak dan menantunya memotong kue. Biasanya Virginia akan memberikan potongan kue pertama untuk Armando, setelah itu untuknya.

Virginia bahagia dikelilingi oleh orang-orang yang sangat mencintainya. Namun, saat hendak memotong kue ulang tahun bersama Armando, suaminya. Dua tangan mereka yang menggenggam pisau bersamaan.

"Jika kau memaksa Ibuku lagi melakukan hal yang tidak berarti seperti ini, kita akan bercerai."

Virginia tertegun, menggeleng sedih mendengar kalimat yang dibisikkan oleh suaminya. Kedua matanya yang bening menatap wajah tampan itu dengan pilu.

“Bukan aku yang meminta ini, tetapi ibu yang memang ingin merayakannya.” Virginia menjawab dengan berbisik pilu. Matanya perlahan menjadi basah.

Armando berdecih sinis. Ia sudah hafal, Virginia selalu menggunakan air mata sebagai senjata. Tapi itu sama sekali tak akan membuatnya luluh. Bahkan ia semakin muak. Kembali membawa tangan Virginia untuk segera memotong kue.Dia hanya ingin segera menyelesaikan acara ini, lalu pergi. Namun, belum sampai mata pisau menyentuh permukaan kue yang berhias indah…

“Kak Virgi!”

Seorang wanita cantik berpakaian seksi yang tak lain adalah Veronica Fernandes, adik tiri dari Virginia tiba-tiba masuk ke dalam ruang pesta membuat atensi Virginia dan Armando teralih. Begitu pun para tamu undangan yang hadir.

Veronica berjalan semakin mendekat, wajahnya yang tampak memelas membuat Armando iba. Kekasih yang paling dicintainya harus menahan diri dan bersembunyi selama ini.

Veronica tiba di hadapan Virginia dan Armando.

"Lima tahun yang lalu Kakak yang memaksa Kak Armando untuk menikahimu dan melarangku untuk menemuinya. Sekarang waktunya sudah habis. Bisakah kakak mengembalikan tunanganku padaku?" Veronica menatap memohon ke arah Virginia.

Wajahnya yang sendu selalu bisa membuat siapa pun luluh. Begitu pun Armando. Yang selalu menganggap Veronica sebagai gadis polos tanpa dosa. Wajah yang selalu membuat Virginia muak. Wajah yang sejatinya hanya topeng kepalsuan.

“Jadi kamu yang sudah membuat Veronica menjauh dariku?” Armando menatap Virginia penuh kecewa dan kebencian. Tak menyangka Virginia sejahat itu.

Virginia menggelengkan kepala dan menatap ke arah Armando, tak percaya pria itu lebih mempercayai Veronica daripada dirinya. Bagaimana bisa Armando benar-benar percaya bahwa dirinya sejahat itu.

"Dia Veronica Fernandes kan? Bukankah dia putri tidak sah keluarga Fernandes? Berani sekali dia datang ke sini." Beberapa tamu undangan yang hadir saling berbisik.

Melihat kedatangan Veronica, Virginia meletakkan pisau kue ke atas meja dan menghampiri adik tirinya.

“Veronica, apa kamu mabuk?” tanya Virginia sambil memegang dua tangan Veronica.

Veronica menggelengkan kepalanya dan menatap sendu ke arah Virginia.

"Jika kamu tidak mabuk, harusnya kamu ingat kalau Armando Mendoza adalah suamiku. Pergilah dari sini!" tegas Virginia.

Veronica menghempaskan tangan Virginia dengan kasar. "Dia adalah milikku. Kamulah yang mencurinya dariku,” teriak Veronica.

“Milikmu? Jika dulu bukan karena aku memaksa dia menikahiku, mungkin sekarang dia sudah kamu jebak hingga masuk penjara.”

Virginia mencekal tangan Veronica lalu menoleh ke arah Armando. “Maukah kau mendengar sebuah kebenaran?"

"Apa yang baru saja kau ucapkan?” Armando menyela ucapan Virginia. Tak suka melihat Veronica yang terpojok. “Apa kau ingin membuat…"

"Kalau begitu tanyakan padanya. Berani tidak dia membiarkan aku bicara sampai selesai? Di sini, di hadapan semua orang. Berani tidak kamu mendengar kenyataan?" Virginia memotong ucapan Armando. Ditatapnya wajah pria itu datar.

"Tidak. Aku tidak boleh membiarkan Armando tahu kebenaran masa lalu,” ucap Veronica dalam hati. Secepat kilat wanita itu mengambil pisau pemotong kue yang tergeletak di atas meja di samping kue ulang tahun.

"Kak Armando…!” Veronica mengarahkan pisau ke pergelangan tangannya. “Sekarang katakan di depan semua orang.” Veronica menatap sendu ke arah Armando. “Katakan padaku, di antara aku dan kakak, siapa yang kau cintai? Katakan sekarang!” Veronica berteriak histeris.

“Veronica, turunkan dulu pisau itu!” Armando berseru panik.

"Tidak sebelum kau katakan padaku!" Veronica menekankan pisau itu pada pergelangan tangannya.

Armando mengangkat kedua tangannya memberikan isyarat agar Veronica menjadi tenang lalu menatap wajah gadis itu. "Kamu. Yang kucintai adalah kamu. Sejak dulu hanya kamu."

Virginia terhuyung mendengar ucapan Armando, diraihnya lengan Armando agar menghadap padanya. Armando mencoba menepis tangan Virginia, tapi wanita itu mencengkeram lengannya makin erat.

"Lihatlah aku! Lihat mataku, tolong lihat dan katakan sekali lagi! Katakan kalau yang kau ucapkan barusan itu tidak benar!” pinta Virginia.

Armando mengangkat wajahnya dan menatap ke arah Virginia.

“Selama lima tahun pernikahan kita, pernahkah kamu mencintaiku sekali saja.” Virginia menghiba, menatap wajah Armando yang tanpa ekspresi.

"Pernahkah sedetik saja ada namaku di hatimu?" tanya Virginia lagi. Matanya menatap pria di hadapannya penuh harap.

"Tidak pernah.” Armando menjawab lalu memalingkan wajahnya.

Virginia terhenyak dengan wajah pilu. Menggelengkan kepala berkali-kali, cengkeraman pada lengan Armando perlahan terlepas. Tak percaya dengan apa yang didengar. Berharap apa yang dia dengar dari Armando adalah salah.

Melihat Armando yang hampir saja luluh oleh tatapan mata Virginia, Veronica menjadi murka. “Kakak sudah berkali-kali mencelakaiku, dan aku hanya bisa diam. Dan sekarang kau ingin mengikat Kak Armando dalam cinta palsu. Apa kau baru akan puas jika melihat aku dan Kak Armando mati??”

“Apa?” Armando terpekik kaget. “Kau mencelakai Veronica? Virginia kau benar-benar manusia jahat!” Armando berteriak di depan wajah Virginia.

“Armando, dia bohong. Aku tidak seperti itu. Dia dan ibunya yang selalu mencelakaiku. Kenapa kau tak pernah percaya?” Virginia berkali-kali menggeleng berharap sekali saja suaminya berpihak padanya.

Armando bingung ucapan siapa yang bisa dipercaya. Melihat itu Veronica semakin panik. Ia tak mau Armando terpengaruh oleh ucapan kakak tirinya.

“Dasar rubah jahat. Aku tak membiarkan kakak menipu Kak Armando lagi!” secepat kilat Veronica menarik tangan Virginia dan menghempaskannya hingga Virginia kehilangan keseimbangan jatuh tersungkur di lantai.

“Virginia…!”

“Virginia…!”

1
Cristella Tella
ayo bngun virginia
partini
putri tidur dah waktu nya bangun
siapa kah gerangan pria yg di dalam mimpi itu,,,
Nar Sih
cepat bsgun virginia,seorang pageran sdh menunggu mu
Erni Nofiyanti
mimpinya sama Ama mantan suaminya.
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia 💃💃💃: ahh, sebenarnya bab ini sedang direvisi. ada sedikit tambahan kata2 Bernardo buat Virginia. mungkin 10 menit lagi baru bisa terbaca
total 1 replies
Huri Fah
bangunlah Virginia ada pangeran berkuda yg menunggu mu & siap membahagiakan mu🤗
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia 💃💃💃: ahh, sebenarnya bab ini sedang direvisi. ada sedikit tambahan kata2 Bernardo buat Virginia. mungkin 10 menit lagi baru bisa terbaca. persis seperti yang akak ucap itu
total 1 replies
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Noey Aprilia
Laaahhh....
bnrn gila tu orng.....
hiiyyy......mna kjam pula....tp ga pa2 lh,kn bls dndm sm mreka krna udh nyktin virginia.....
Paragraf 5: "Cukup sudah. Kesabaran Virginia sudah berada di ambang batasnya. Ia memilih pergi, tak lagi ingin mengejar cinta Armando."
* Narasi yang Malas: "Cukup sudah. Kesabaran... ambang batasnya." Ini adalah narasi internal yang tidak diekspresikan dengan baik melalui aksi atau dialog. Pembaca tidak melihat proses "batas kesabaran" itu, hanya diberitahu bahwa itu terjadi.
* Keputusan Terlambat: Virginia bertahan lima tahun, kehilangan bayi, diperlakukan buruk, dan baru sekarang ia menyerah? Ini membuat karakternya terasa pasif dan lemah. Drama yang terlalu lama tanpa titik balik yang signifikan membuat cerita terasa berlarut-larut.
Paragraf 3: "Satu insiden terjadi di hari ulang tahun pernikahan mereka yang kelima. Bukannya membawa Virginia ke rumah sakit, Armando justru membawa Vero yang pura-pura sakit."
* Dramatic Irony Murahan: Vero yang "pura-pura sakit" adalah trik lama untuk memanipulasi. Ini terasa seperti adegan sinetron sore yang diproduksi terburu-buru.
* Kejadian Konyol: Di hari ulang tahun pernikahan, bukannya fokus pada istri, dia malah membawa orang lain ke rumah sakit karena "pura-pura sakit"? Ini bukan drama, ini kebodohan yang sulit dipercaya. Armando terlihat semakin menjengkelkan tanpa alasan yang kuat, dan plotnya terkesan dipaksakan hanya untuk menciptakan penderitaan bagi Virginia.Paragraf 4: "Terlambat ditangani, Virginia kehilangan bayi yang tengah dikandungnya. Namun, Armando tetap tak peduli."
* Tragedi yang Dieksploitasi: Kehilangan bayi adalah peristiwa yang sangat menyakitkan, namun di sini terasa seperti sekadar alat untuk menumpuk penderitaan Virginia dan membuat Armando semakin kejam. Ini kehilangan dampak emosionalnya karena tidak ada pengembangan yang layak. Pembaca tidak merasakan kesedihan; mereka hanya melihat satu lagi cobaan yang dilemparkan begitu saja.
* Kedangkalan Karakter: "Armando tetap tak peduli" – Kembali, ini adalah karakterisasi satu dimensi. Mengapa dia begitu kejam? Apa motivasinya? Jika tidak ada, dia hanyalah karikatur, bukan manusia.Paragraf 5: "
Paragraf 1: "Virginia Fernandes mencintai Armando Mendoza dengan begitu tulus. Akan tetapi kesalah pahaman yang diciptakan Veronica, adik tirinya membuatnya justru dibenci oleh Armando."
Paragraf 2: "Lima tahun pernikahan, Virginia selalu berusaha menjadi istri yang baik. Namun, semua tak terlihat oleh Armando. Armando selalu bersikap dingin dan memperlakukannya dengan buruk."
* Generalisasi Hambar: "Selalu berusaha menjadi istri yang baik" – Bagaimana caranya? Apa buktinya? Ini adalah deskripsi tanpa isi.
* Karakterisasi Satu Dimensi: Armando adalah gambaran paling klise dari suami antagonis: "dingin dan memperlakukannya dengan buruk." Tidak ada nuansa, tidak ada alasan. Ia hanya berfungsi sebagai alat untuk menyiksa Virginia, bukan sebagai karakter yang kompleks. Lima tahun dan tidak ada yang berubah? Plotnya mandek.
Jenong Nong
bisa kejam jg si Armando... 😁😁❤❤🙏🙏
Tulisan ini adalah kumpulan klise yang tidak dikembangkan. Karakternya datar dan tidak memiliki motivasi yang jelas. Konfliknya dipaksakan dan mudah ditebak. Tragedi dieksploitasi tanpa kedalaman emosional.
Jika tujuannya adalah sinopsis yang menarik, ini gagal karena tidak ada yang menarik atau orisinal. Jika ini adalah draf awal cerita, maka ini adalah permulaan yang sangat, sangat mentah. Anda perlu menggali lebih dalam ke psikologi karakter, memberikan motivasi yang kompleks, menciptakan konflik yang lebih organik, dan menunjukkan daripada hanya menceritakan.
Singkatnya, ini adalah resep drama yang sudah usang, disajikan tanpa bumbu, dan tidak akan meninggalkan kesan apa pun selain rasa déjà vu yang kuat. Anda harus merombak total ide ini atau mencari sudut pandang yang benar-benar segar dan orisinal.
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia 💃💃💃: Sayang sekali, semua penjelasan Anda tidak bisa dibaca oleh pembaca lain. Mungkin karena Anda privasi, sehingga hanya penulis yg bisa lihat.
Tapi bagi pembaca lain yg ingin membaca semua penjelasan, boleh minta di kolom komentar. Akan saya berikan screenshot nya dengan senang hati
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia 💃💃💃: Baik. terima kasih atas semua penjelasan. Sebelum saya jawab, boleh saya tanya? Apa Anda sudah membaca semua isi cerita, atau hanya mengintip sinopsisnya saja?
Semua penjabaran Anda adalah tentang sinopsis, yang menurut Anda seharusnya dijabarkan lebih detail dan jelas.
Sedangkan pasti Anda tahu, yg namanya sinopsis, adalah suatu penjelasan singkat. jumlah katanya saja terbatas.
Bagaimana bisa membuat seperti keinginan Anda?
Dan, saya benar-benar ingin belajar dari Anda bagaimana cara membuat cerita yang benar-benar menarik. Mungkin dengan cara Anda membuat satu karya tulis.
Undang saya untuk ikut membacanya.
Saya menunggu datangnya hari itu.
Saya akan sangat berterima kasih atas ilmunya nanti.
Terima kasih juga sebelumnya🙏🙏
total 14 replies
Tini Uje
aku koq ngekekkkk yah bca comenan nya..🤣🤣 susah payah othor ngasih nma yg bagus buat armando..malah berubah seketika jdi tornado 🤣🤣🤣tpi pantas koq tornadooo
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia 💃💃💃: ada juga yang ArmanDodol Mendoan. saking gemesnya mereka /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
ora
Diam juga termasuk komplotan ...
Sri
pantas lha buat Veronica & keluarganya
〈⎳ FT. Zira
kupikir....
aku baca ini tadi malam.. ternyata pagi ini/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nar Sih
nikmati lah hasil kejahatan mu veronika/Sob//Sob/
Zhu Yun💫
Sadis juga ya si Tornado... tapi ya nggak apa-apa lah, salah mereka juga yang memulai 🤧🤧🤧
Zhu Yun💫
Ya jelas berubah lah, setelah berenang di laut dan celananya nyangkut di tandu, Tornado jadi dapat wangsit tau /Tongue//Tongue//Tongue//Tongue//Tongue/ Yang kamu hadapi sekarang jelmaan Tornado setengah iblis, jadi siap-siap saja kalian bertiga hidup menderita... /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zhu Yun💫: Astaga /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia 💃💃💃: kerasukan nyi Roro kidul
total 2 replies
Zhu Yun💫
Lah .. pengecut nih kakek tua /Proud//Proud//Proud/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!