NovelToon NovelToon
Suamiku Pelindungku

Suamiku Pelindungku

Status: tamat
Genre:Romantis / Pernikahan Kilat / Pengawal / Tamat
Popularitas:10.4M
Nilai: 5
Nama Author: Shan Syeera

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh
seorang Evanindhia Sashikirana..bahwa pengkhianatan yang di lakukan oleh kekasih nya bersama adiknya sendiri telah memaksa dirinya
untuk menjauh dari hingar bingar kehidupan
glamor kota metropolitan.

Dia memutuskan untuk mengisolasi dirinya ke
sebuah kota kecil yang ternyata keadaan di dalam
nya sangat lah di luar dugaan. Kehidupan liar dan
ekstrim harus dia lalui di sana yang bahkan tidak
pernah terlintas sedikitpun kalau dia akan masuk
dan mengalaminya sendiri.

Dia adalah seorang gadis kota dengan segala
pesona luar biasa yang di milikinya hingga di
setiap kemunculannya akan langsung menyihir
dan membius mata semua orang yang selama
hidupnya belum pernah melihat mahluk cantik
seperti dirinya.

Bagaimanakah Kiran akan dapat menjalani
kehidupan liar nya di kota kecil yang tidak di
kenal nya sama sekali.? Akankah dia menyesali
semua keputusan nya yang telah membawa
dirinya ke dalam kesulitan.??


** Ambilah hikmah yang terkandung di balik
setiap peristiwa **

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Pengawal Aneh

 

**********

 

Sudah sekitar satu jam perjalanan tanpa ada

suara yang keluar dari mulut keduanya. Kiran

memalingkan wajah kearah jendela mobil yang

hanya berhias kegelapan dan sesekali tersinari

oleh lampu mobil, sementara pria tadi fokus ke

jalanan yang semakin lama semakin terjal

karena sebagian aspal nya sudah terkelupas.

Hawa dingin semakin lama semakin menusuk

kulit membuat Kiran melipat kedua tangannya

di depan dada. Wajahnya kini sudah mulai terasa membeku. Kiran membuka masker yang di

pakainya karena rasa tidak nyaman kini mulai

menggangu perutnya. Sepertinya dia mengalami

mabuk perjalanan.

Pria tadi tampak menoleh kearah Kiran saat

gadis itu bersin-bersin. Wajahnya terlihat

semakin dingin melihat kondisi Kiran yang

sepertinya cukup tersiksa dengan hawa dingin

di tempat ini dan perlu adaptasi khusus dengan

cuaca di tempat ini.

Kiran merebahkan kepalanya ke sandaran jok

sambil memejamkan matanya. Saat ini kepala

nya terasa semakin pusing dan perutnya juga

mulai di penuhi oleh gejolak yang tidak nyaman.

"Hei.. berhenti.! aku tidak kuat lagi..!"

Seru Kiran tiba-tiba dengan menutup mulutnya.

Pria tadi langsung menghentikan mobilnya

begitu melihat reaksi Kiran. Dengan tergesa-gesa

Kiran segera membuka pintu mobil yang sialnya

sedikit susah untuk di buka.

Dia segera meloncat keluar dari mobil kemudian

berjongkok di pinggir jalan mengeluarkan segala

gejolak yang ada di dalam perutnya. Pria tadi

tampak sedikit panik melihat kondisi Kiran yang

terlihat sangat menderita saat memuntahkan

semua isi perutnya.

Pria itu ikut berjongkok seraya memijat tengkuk

leher Kiran yang meliriknya sekilas namun tidak

berdaya untuk menolak perlakuan laki-laki itu.

Dia segera memberikan botol air mineral pada

Kiran saat gadis itu mulai tenang. Wajahnya

terlihat pucat pasi, tubuhnya kini lemas tak

bertenaga.

"Bagaimana.. keadaan anda Nona..?"

Tanya pria itu seraya menatap kuat wajah cantik

Kiran yang kini terlihat jelas di depan matanya.

Kiran berusaha berdiri dengan gontai di bantu

oleh pria tadi.

"Lumayan..hanya saja lemas rasanya.!"

Lirih Kiran sambil kemudian melangkah pelan

kearah mobil, dia berdiri ragu di depan mobil

saat dirinya akan naik ke dalam nya.

"Maaf Nona..!"

Pria tadi langsung mengangkat tubuh Kiran yang terkejut sesaat. Matanya langsung menatap kesal

kearah pria itu yang terlihat cuek saja menutup

kembali pintu mobil.

Tidak lama mobil kembali melaju menyusuri

jalanan yang kini mulai memasuki kawasan

pemukiman yang terlihat jarang-jarang.

"Berapa lama kita akan sampai di perkebunan.?"

Tanya Kiran yang terlihat semakin gelisah karena

kondisi tubuh nya yang tidak stabil.

"Butuh waktu 4 jam untuk mencapai perkebunan

Nona, sebaiknya kita mencari tempat istirahat

saja. !"

"Apa.? tidak.! kita harus sampai malam ini juga.!"

"Jalanan menuju perkebunan sangat rawan Nona

apalagi di malam hari.!"

"Bukankah kamu ada untuk memastikan bahwa

aku baik-baik saja selama ada di tempat ini.!"

"Kondisi anda tidak memungkinkan untuk

melanjutkan perjalanan Nona.!"

"Aku tidak apa-apa.! kita lanjutkan saja..!"

"Maaf Nona, saya tidak bisa mengambil resiko

dengan mengabaikan kesehatan anda.!"

"Aku di sini yang berhak memutuskan semuanya,

kenapa jadi kamu yang membuat aturan.?"

Kesal Kiran sambil menegakkan badannya,

melirik tajam kearah pria tadi yang masih saja

terlihat datar, dia membelokan mobilnya ke

jalanan yang lebih padat penduduknya,

sepertinya ini sebuah kota kecamatan.

"Hei.. kenapa kita kesini.? "

Kiran memperhatikan suasana ketika pria tadi

memasukan mobilnya ke halaman sebuah

bangunan yang kelihatan nya seperti sebuah

penginapan sederhana.

"Kita istirahat di sini malam ini, besok pagi

baru melanjutkan perjalanan.!"

"Aku tidak mau, kita lanjutkan saja perjalanan

nya, aku ingin segera sampai di villa.!"

"Pakai kembali masker penutup wajahnya

Nona, anda terlalu mencolok di tempat ini.!"

Tukas pria itu sambil keluar dari mobil dengan

menutup pintu cukup keras membuat Kiran

terlonjak kaget. Isshh.. dasar laki-laki aneh.!

sebenarnya yang jadi bos di sini siapa sih.?

Kenapa jadi dia yang mengatur dirinya.?

------ ------

"Maaf Tuan..hanya tersisa satu kamar lagi

dengan satu bed."

Ucap resepsionis pria itu sambil menatap sedikit curiga pada pasangan yang ada di hadapannya

itu. Kiran nampak terkejut langsung keberatan.

"Yasudah kami tidak jadi menginap..!"

"Tidak apa, kami ambil saja.!"

Potong pria itu memutuskan seenaknya, Kiran

tampak membulatkan matanya tidak percaya.

Maunya apa sih nih pria aneh.? enak banget dia

main mutusin semua sesuka hatinya.!

Kiran menatap tajam wajah datar pria tadi yang

terlihat acuh dan tidak peduli.

"Apa kau gila ? aku tidak mau.! kenapa kamu

memutuskan semua seenaknya saja.?"

Debatnya mulai emosi, namun pria itu tampak

kembali menatap kearah resepsionis tadi.

"Antar kami ke kamarnya. !"

Titah pria itu pada resepsionis tadi, dia benar-

benar tidak peduli dengan semua protes yang

di lontarkan oleh Kiran.

"Baik Tuan, mari ikuti saya."

Sambut resepsionis itu sambil mulai melangkah

kearah lorong di sebelah kiri ruangan.

"Silahkan Nona.."

Pria itu berucap enteng sambil mengulurkan

tangannya untuk mengarahkan Kiran. Kiran

melengos sebal, dengan segudang kekesalan

akhirnya dia menghentakkan kakinya terpaksa melangkah mengikuti resepsionis tadi. Sedang

pria itu hanya tersenyum tipis seraya berjalan

mengawal langkah Kiran.

Kiran terlihat menautkan alisnya melihat kamar

hotel yang jauh dari kata mewah itu. Ukurannya

hanya seluas kamar mandi di kamar tidur milik

nya. Hanya ada sebuah tempat tidur dengan dua bantal dan sebuah selimut tipis. Tidak ada sarana

atau fasilitas penunjang lainnya seperti televisi,

kursi santai atau yang lainnya.

Dia melongok ke dalam kamar mandi yang

membuat Kiran semakin mengurut dadanya

karena ukurannya yang terlalu kecil bahkan

untuk bernapas saja seperti nya kesulitan.

Tuhan..apa ini ? apa dia akan bisa memejamkan

matanya di tempat seperti ini.? Kiran terduduk

lemas di sisi tempat tidur yang terasa sedikit

keras bagi dirinya yang terbiasa tidur di atas

kasur empuk dan nyaman.

"Jangan melihat kondisinya Nona, yang penting

anda bisa istirahat malam ini.!"

Pria itu tampak memasukan kedua tangannya

ke saku celana seraya berdiri di ambang pintu

menatap datar kearah Kiran yang masih saja

mengamati keadaan kamar itu.

"Aku bisa tidur dimanapun, tapi tidak satu

kamar dengan orang asing.!"

Ketus Kiran dengan wajah kesal yang sudah

mencapai batasnya.

"Tenang saja, saya akan tidur di mobil. Ada di

depan kamar ini. !"

Tunjuk pria tadi kearah luar dimana mobil yang

membawa mereka sudah terparkir di sana.

"Selamat malam Nona.!"

Ucapnya kemudian sambil berlalu keluar dari

kamar. Kiran menatap punggung pria itu hingga

dia menghilang di balik pintu. Huhh..baru awal

saja Kiran sudah di hadapkan pada kondisi ini.

Bagaimana ke depannya apalagi dia harus

berinteraksi dengan mahluk aneh seperti

pengawalnya tadi.!

Akhirnya Kiran beranjak masuk ke dalam kamar

mandi yang untung nya airnya ternyata hangat

karena berasal dari kawah gunung yang berada

di sekitar daerah itu.

Setengah jam kemudian Kiran keluar dari kamar

mandi setelah selesai membersihkan dirinya dan sudah berganti pakaian dengan yang lebih santai. Rambutnya yang sedikit basah di biarkan terurai.

Namun dia langsung membeku di tempat, saat

melihat pria aneh itu tiba-tiba saja sudah ada di

dalam kamar. Keduanya saling pandang dalam keterkejutan yang sama. Mata pria itu tampak mengerjap saat melihat penampakan Kiran saat

ini dalam kondisi yang membuat jiwa lelakinya

langsung saja meronta.

Bagaimana tidak ! saat ini Kiran hanya memakai

kaos oblong tipis dengan celana jeans pendek

di atas lututnya. Karuan saja keindahan tubuh

nya terlihat jelas di depan mata pria itu. Kulitnya

yang putih mulus bening bak porselen terlihat

begitu berkilau di bawah kilatan lampu kamar

yang sedikit temaram.

"Sedang apa kamu di sini.? kenapa tidak permisi

dulu kalau mau masuk.? kau sungguh tidak

sopan.!"

Seru Kiran setengah emosi. Pria itu memalingkan

wajahnya kearah luar.

" Maaf Nona, tadi tidak ada jawaban. Saya hanya

ingin mengantarkan makan malam.!"

"Aku tidak butuh makan malam.! bawa lagi

sana, dan cepat keluar.!"

Ketus Kiran sambil menunjuk keluar mengusir

pria tadi yang langsung beranjak kearah pintu.

"Makanlah Nona, jangan keras kepala.!"

"Kubilang bawa lagi..!"

"Anda harus memulihkan kondisi.!

"Keluar sekarang juga.!"

Pekik Kiran tidak tahan lagi dengan semua rasa

kesal campur geram terhadap pengawal nya

yang tidak tahu diri itu.!

"Selamat malam Nona..!"

Ucap pria itu sebelum akhirnya melangkah keluar dengan santai. Kiran menutup pintu kamar

dengan keras meluapkan emosinya yang kini

sudah mencapai ubun-ubun nya.

Ayaaah..kenapa kamu mengirim penjaga model

begini sih.! belum apa-apa sudah membuat

tensi darahnya naik. Kiran menjatuhkan dirinya

di atas tempat tidur dengan wajah tertekuk.

Dia melirik kearah makanan di atas tempat tidur.

Perut nya tiba-tiba saja berbunyi memalukan

seakan mengkhianati ucapannya tadi. Kiran

memejamkan matanya mencoba untuk

mengontrol emosinya dan menahan rasa lapar

yang kini semakin menyiksanya. Dari tadi siang

dia memang belum mengisi perutnya. Waktu

di pesawat juga dia tidak selera untuk mencicipi

makanan yang tersedia.

Tidak peduli pada rasa malunya, akhir nya Kiran

melahap makan malam yang di bawakan oleh

pengawalnya itu yang sepertinya sengaja di beli

nya dari luar. Uuhh.. ternyata rasanya cukup lezat

membuat Kiran merasa puas.! Dia tersenyum

sendiri saat mengingat ucapannya tadi yang

terang-terangan menolak makanan itu.

Peduli amat ! yang penting sekarang ini perutnya

kenyang dan dia bisa tidur nyenyak.

Kiran mulai merebahkan tubuhnya di atas tempat

tidur dengan ukuran yang sangat sempit itu. Dia

mencoba untuk memejamkan matanya. Selimut

yang tersedia tidak di gunakannya karena takut

akan membuat kulit nya alergi.

Sampai tengah malam tidur Kiran terlihat terus

saja gelisah, sepertinya dia tidak bisa untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar.

Kiran tersentak, membuka matanya dengan cepat ketika mendengar suara burung hantu yang begitu

nyaring dan menyeramkan. Dia menutup rapat

telinganya dengan bantal untuk menghalau

suara burung itu yang terus saja mengusiknya.

Namun semakin lama suara burung itu semakin

membuat Kiran ketakutan, belum lagi suara

hewan-hewan malam lainnya yang semakin

malam semakin terdengar nyaring.

Tidak tahan lagi Kiran segera turun dari tempat

tidur kemudian dengan tergesa-gesa dia keluar

dari kamar melangkah kearah mobil. Dia berdiri

ketakutan di dekat pintu mobil sambil menatap

ke dalam mobil dimana pria itu tampak tengah

duduk bersandar ke jok mobil dengan kedua

tangan di lipat di dadanya, matanya terpejam

rapat.

Sedikit ragu Kiran membuka pintu mobil, lalu

dia menepuk pelan tangan pria aneh itu.

"Hei..Tuan bangun.!"

Usiknya dengan meringis merasa malu sendiri.

Setelah beberapa kali di tepuk akhirnya pria itu

membuka matanya, melirik bingung kearah

Kiran yang sedang menunduk resah.

"Ada apa Nona.?"

Setelah sadar sepenuhnya dia terlihat terkejut

melihat keberadaan Kiran di dekatnya.

"Aku tidak bisa tidur, aku takut..ada banyak

suara mahluk aneh yang menggangu tidurku."

Lirih Kiran dengan suara pelan nyaris tak

terdengar. Pria itu menautkan alisnya.

"Lalu, apa mau anda Nona..?"

"Bi-bisakah kau menemani di kamar sampai

aku tertidur.?"

Ucap Kiran dengan penuh keraguan. Pria itu

tampak menatap tajam wajah Kiran dengan

sesungging senyum tercipta di sudut bibir nya.

Tidak lama dia keluar dari mobil, lalu menutup pintunya kemudian berjalan mendahului Kiran

yang hanya bisa melongo melihat tindakannya.

 

**********

 

TBC.....

1
Ismu Srifah
hah Hany istri hanya jadi pelampiasan saja, keterlaluan kamu nathan
Ismu Srifah
kasian junior puasa dulu ya
Nuryati Yati
👍👍
Nuryati Yati
ceritanya bagus dan menarik 👍
Lentera Senja
bagus banget, imajinasi penulis luar biasa, rekomeneded 👍
Lentera Senja
Dari novel karya Authornya karakter ceweknya aku suka sama Sherin, bener2 tangguh, gak menye2.
Anonymous
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Jati Rianingsih
keren
Wirda Wati
masih ada thort karyamu yg terbaru
Nur Aini
betul 5 karya semua sempurna,syg sekali penulis smpk sekrg blm ada karya baru, kami sangat menunggu karya2 yg bagus kyk gini
Lentera Senja: Iya bener, semua karya nya gak ada yg gagal. Kemana perginya penulis ini. Author plis comeback ☺️
total 1 replies
Nur Aini
baca udah 2x tetep mewek
Momy Haikal
dari semua cerita author cuma kisah agra kiran dan Devan Sherin yg paling aku suka dn dibaca berulang-ulang
Momy Haikal
kisah agra dan kiran.dev dn Sherin adalah novel yg kubaca lebih dr 5 kali sakin menarik nya dn tidak menemukan novel lain yg se Bagus ini ceritanya
Momy Haikal
ayahnya agra cuma mau memastikan apakah cinta dn keteguhan agra sm seperti dirinya ketika mencintai ibunya dulu
Yuniafida
Cerita seperti ini hanya ada dinovel😃
Yuniafida
Sdh membaca sampai tamat, tp aku baca ulang lg karna bagus
Sri Mulyati
visualnya tambah seru
Sri Mulyati: saya sudah baca 3kali tidak bosan
total 1 replies
Jwt..ar
kembali kesini lgi,🤭🤭
shofia lee
gantenya hoshi kyak apa ya...jepang indo 🤔🤔🤔🤔
Dhia Syarafana
karya syan sheera semuanya gk kaleng-kaleng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!