Hasrat Tuan Muda Saka

ceklek'"!!!

Pintu kamar saka di buka dari dalam oleh saka, bertepatan dengan itu bik Sudah berdiri di depan pintu dan berniat untuk mengetuk nya.

"maaf tuan, ini bubur buatan nona amira untuk anda"! Kata bik Sri kepada laki laki tampan yang sedang berdiri di ambang pintu tersebut.

"lalu di mana Amira"! Tanya saka, kenapa tidak amira sendiri yang mengantarkan bubur tersebut untuknya ,ya begitu lah pikirnya.

"nona Amira sedang di ajak nyonya besar untuk bertemu dengan dokter vero ,setalah itu katanya mau di ajak berbelanja"! jelas bik Sri.

"apa ,kenapa mama tidak mengajak ku, disini siapa bapak dari bayi yang di kandung Amira, kenapa aku tidak ikut andil dalam memeriksakan kandungannya"! geruntuh saka lirih.

"tuan tapi anda belum menikah dengan nona Amira"! Sergah bik Sri membenarkan ucapan tuan mudanya.

"bik Sri"!! pekik saka tidak terima.bik Sri hanya mengangguk singkat lalu berjalan begitu saja menuruni anak tangga setelah memberikan nampak berisi barang bur untuk saka.

bagaimana bisa bik Sri berani seperti itu kepada tuan mudanya ,apa kalian lupa jika bik Sri adalah kepala pelayan yang pengasuh saka waktu kecil hingga saat ini sampai di angkat menjadi kepala pelayang di mansion milik tuan Erwin.

*** disisih lain Amira dan nyonya Farah yang baru saja sampai di sebuah rumah sakit ternama di kota tersebut ,

tok.tok.tok.

nyonya Farah pun mengetuk pintu tertuliskan ruangan dokter vero spesialis kandungan. Tak berselang lama pintu pun terbuka dan terlihat seorang perawat tersenyum ramah kearah nyonya Farah dan Amira.

"silahkan masuk nyonya"! Kata perawat tersebut. "ayo sayang "! Ajak nyonya Farah kepada gadis yang berdiri disamping nyonya Farah, Amira pun mengangguk ,lalu keduanya berjalan masuk keruangan bernuansa putih tersebut .

"silahkan nona, berbaringlah biar saya periksa"! Kata dokter vero, sebelumnya nyonya Farah telah memberitahu dokter vero jika dirinya akan datang dengan calon menantu nya pagi itu.

Dokter vero menyalakan alat USG , lalu mengoleskan sesuatu pada perut bagian Bawah Amira, seketika itu rasa dingin pun terasa pada perut Amira.

"bagaimana dokter"! tanya nyonya Farah yang begitu antusias menatap ke layar monitor.

"usia kandungan menginjak 5 Minggu, perkembangannya sangat bagus dan kandungan nona Amira juga cukup kuat."! Jelas dokter vero sambil tersenyum,begitu pun dengan Nyonya Farah yang juga tersenyum menatap kearah Amira.

"bagus lah kalau begitu,"! Ucap nyonya Farah .

"apa ada keluhan lain nona selama hamil muda ini"! tanya dokter vero sambil menarik alat USG tersebut dari perut Amira.

"tidak ada dokter, rasa mual nya juga sekarang sudah berkurang bahkan kadang juga tidak mual sama sekali"! Jawab Amira.

"hati hati nona"! Kata salah satu perawat yang membantu Amira untuk turun dari ranjang pasien.dan kembali duduk di sampingnya nyonya Farah.

"saya akan memberikan vitamin dan juga penambah darah,di minum sehari satu kali sebelum tidur.nona"! Amira mengangguk sambil menerima obat tersebut yang sudah di letak kan di depan Amira .

"kalau begitu kami permisi dokter vero ,"!

"silahkan nyonya"! Jawab dokter vero dengan ramah ,nyonya Farah pun mengajak Amira keluar dari ruang dokter tersebut dan melangkah menuju parkiran di mana supir masih setia menunggu nya.

"kita kemana ini nyonya"! tanya supir tersebut sebelum melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit.

"ke salon langganan saya pak"! jawab nyonya Farah, pak supir pun mengangguk segera melajukan mobil nya menuju salon yang di maksud nyonya Farah.

**** disisih lain,saka yang masih berada di dalam kamar seorang diri ,perlahan meraih semangkok bubur dan mulai menyuapkan nya ke dalam mulutnya.

"enak, benarkah ini yang membuat Amira"! Gumamnya sambil tersenyum dan kembali menyuapkan bubur tersebut hingga habis tak tersisa , saka berniat membawa turun nampak berisi mangkok kosong tersebut ,namun saat akan berjalan menuju pintu ,matanya tak sengaja menatap benda pipih yang teronggok di atas meja samping ranjang , benda pipih itu terlihat masih menancap pada charger.saka pun mendekat menatap benda pipih yang baru di lihatnya .

Bukan milik nya ,ya ponsel itu bukan miliknya.

"apa mungkin ini punya Amira"! Gumanya ,tatapanya masih tertuju pada benda tersebut.

Tok.tok.tok.

saat akan meraih benda tersebut pintu kamar nya di ketuk lagi dari luar,saka pun memilih mengabaikan benda tersebut dan memilih untuk membuka pintu kamar melihat siapa yang mengetuk pintunya.

"maaf tuan saya hanya ingin mengambil Bangkok kotornya saja"! Kata bik Sri yang sedang berdiri di depan pintu menetap nampan yang berada di tangan saka,tanpan menjawab saka pun menyerahkan nampak kosong tersebut dan menerimanya pada bik sri.

Saka kembali menutup pintu kamar tersebut. Dan tatapanya kembali tertuju pada benda pipih yang masih teronggok di atas meja.saka meraih benda pipih yang begitu jelek di matanya , dibandingkan kan miliknya pasti harganya sangat jauh berbeda.

Dengan rasa penasaran yang sudah di ujung ubun ubun , saka menyalakan benda pipih yang masih mati tersebut Di lihatnya batrenya pun sudah penuh. Saat benda tersebut menyala, pilihan panggilan hingga tembus seratus panggilan masuk ke ponsel tersebut .

Nama yang berbeda beda yang telah menghubunginya ,puluhan pesan pun juga masuk dengan sendirinya.

"CK, sudah kalah kalah artis saja, bagaiman bisa banyak sekali panggilan masuk ke ponselnya ,apa dia tidak mumet menanggapi semua ini"! Gumam saka ,melihat daftar nama yang telah menghubungi ponsel milik Amira.

Saat akan lanjang membuka pesan yang begitu banyaknya, tiba tiba ponsel tersebut berbunyi ,nama Rayan terpampang jelas pada layar ponsel tersebut. Saka mengeryitkan kan keningnya menatap benda pipih yang masih berada di tanganya .ingin menjawab tapi takut di bilang lancang, ya meskipun kenyataan nya memang sudah demikian ,tidak menjawab tapi sangat penasaran dengan sosok yang sedang menghubungi nomor Amira.

panggilan pun terhenti, sebalik saka menggeser tombol hijau,namun beberapa detik kemudian nomor dan nama yang sama kembali menghubungi ponsel tersebut , dengan tingkat penasaran yang sudah berada di ujung langit .saka pun menggeser tombol hijau dan menempelkan benda pipih tersebut pada telinganya.

"hallo, Amira ,Amira kamu dimana Amira,apa kamu baik baik saja di sana ,katakan kamu di mana sekarang aku akan menjemputmu sekarang juga"! Suara seorang laki laki yang begitu terdengar khawatir dari seberang telpon membuat saka sedikit terusik hatinya .

"Amira apa kamu mendengar ku, aku sangat khawatir padamu,Amira apa kamu tidak yakin jika Aku akan menikahimu, katakan kamu dimana ,aku akan menikahimu sekarang juga"! Kata Rayan lagi membuat wajah saka semakin perhatian padam ,ponsel yang tadinya menempel di telinganya kini sudah di remasnya kuat kuat dan.

Prak"!!

Saka menjatuhkan benda pipih terabut begitu saja membiarkan benda tersebut beradu dengan lantai keramik, dan seketika itu ponsel milik Amira pun mati seketika.