Desi dan Dita, adalah saudara. dan mereka berdua akan menikah di hari yang sama. dan itu semua atas permintaan Dita.
namun, di saat hari pernikahan, pasangan mereka berdua malah diganti oleh kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua calon suami Desi.
sehingga Desi harus pasrah menikah dengan calon suami adiknya yang katanya miskin dan yatim piatu.
dia hanya memiliki satu rumah di seberang jalan, rumah mereka. mereka menikah, karena ulah Dita. tapi, Dita malah bermain licik, dan menuduh Desi bersama dengan kedua orang tuanya, kalau dia bukan seorang gadis lagi. Karena itulah, calon suami Desi beserta keluarganya mau mengganti pengantin wanita.
kalau bagaimanakah kehidupan Desi setelah menikah dengan mantan calon suami adiknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. menyesal kah ?
Marco pun meletakkan map yang berisi informasi tersebut. tatapan matanya semakin dingin bahkan fajar yang berada di sana langsung merasa terintimidasi.
"keluarlah. usahakan jangan sampai ada orang yang tahu tentang informasi ini. dan sebisa mungkin kumpulkan lagi informasi tentang Dita dan keluarganya. serta cari informasi bagaimana keluarganya memperlakukan Desi." entah apa maksudnya sekarang. Padahal Desi sudah tidak bisa lagi ia dapatkan.
Dia sendiri yang memilih untuk percaya, dan mengganti pengantin. Dan sekarang, dia berbuat seperti ini ? Apakah dia sudah gila.
"baik tuan saya mengerti." setelah mengatakan hal itu, fajar langsung keluar dari ruangan tersebut.
"hah!! gila.. auranya itu memang tidak main-main.." gumam fajar.
fajar pun kembali ke meja kerjanya sendiri dan mulai melanjutkan pekerjaannya lagi. begitu pula dengan Marco. dia mengepalkan tangannya tatkala apa yang dipikirkannya itu benar adanya.
"sial sekali!! berani-beraninya mereka berbuat seperti itu. Des.. maafkan aku karena tidak mempercayaimu dan juga memperjuangkanmu." dia meremas rambutnya dengan cukup kuat. dia tidak menyangka, kalau pilihannya ini malah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
dan hal itu tentu saja berbeda dengan Desi yang menjalani rumah tangganya dengan baik. Devan mungkin bukan orang kaya yang memiliki banyak harta berlimpah dan properti di mana-mana, tapi Desi cukup senang berada di samping Devan.
dia yang dahulunya mengenal Devan sebagai laki-laki yang cukup keras, dan juga tegas serta tak berharap apa-apa di masa depan, malah menjadi bagian dari hidup Devan yang ternyata semua pikiran yang pernah muncul tentang Devan itu malah berbanding terbalik.
dulu dia sangat segan kepada Devan, karena Devan memiliki postur tubuh yang begitu kekar dan juga sangat pandai berdebat dengan orang. tatapan matanya juga sangat dingin, dan juga mengintimidasi. sampai-sampai Desi berpikir kalau Devan itu adalah orang jahat. Untung saja Devan tidak membuat tato di tubuhnya, sehingga Desi waktu itu tidak terlalu berpikir yang jelek-jelek tentangnya.
setelah Desi dan suaminya makan siang, keduanya tampak berbaring di atas lantai keramik rumah depan yang memang bersih dari debu. keduanya sama-sama menatap ke arah langit-langit ruangan tersebut.
mereka berdua tampak sibuk dengan pikiran masing-masing. karena keduanya memilih untuk diam dan tak mengeluarkan sepatah katapun.
*******
suatu hari, Devan tiba-tiba mengajak istrinya jalan-jalan ke mall. sebenarnya dia memiliki pekerjaan sampingan yang tidak diketahui semua orang termasuk istrinya. dia merupakan seorang hacker hebat yang dicari di seluruh pelosok dunia ini. dan pendapatannya menjadi seorang hacker itu sangatlah menjanjikan.
"ayo.." ucap Devan. Desi yang tidak tahu niat Devan itu langsung naik begitu saja di atas boncengan suaminya.
"sebenarnya kita mau ke mana sih Mas..? Mas kok tumben banget nggak cerita." ucapnya. sementara perjalanan pernikahan mereka ini sudah hampir mendekati 2 bulan.
"Aku mau ngajak istri jalan-jalan.. memangnya nggak boleh..? emangnya kamu nggak bosan di rumah terus gitu.. setiap kali aku berangkat kerja, kamu tinggal di rumah. emang nggak sempet..?" tanya Devan sambil melajukan motor baru yang sudah dibelinya itu. motor baru dibeli devan agar dia dan istrinya bisa jalan-jalan dengan tenang.
karena kalau membawa motor buntut yang sering ia bawa-bawa ke kebun, dia rasa tidak layak. karena itu hanya digunakan untuk bekerja di kebun saja.
"oh!! Mas mau ngajak jalan-jalan.. Masya Allah.. makasih ya Mas.." hubungan mereka berdua juga sudah semakin membaik. bahkan tak terlihat benih-benih cinta di antara mereka mulai tumbuh walaupun masih belum bermekaran.
"sama-sama sayang.." jawabnya menggoda sang istri. dan Desi yang sudah berkali-kali mendengar panggilan itu hanya bisa mengatupkan bibirnya dan menunduk malu-malu.
"nanti kalau Mas udah punya uang lebih.. kita beli mobil ya..?" tuturnya lagi. mendengar itu Desi Tersenyum Lagi.
"mas tidak perlu terlalu bekerja keras. seperti ini saja aku sudah cukup senang.. yang penting Mas baik padaku, dan Mas selalu ada untukku. menurutku itu sudah jauh lebih dari cukup." Devan tersenyum mendengar penuturan istrinya.
selama hampir 2 bulan ini mereka menikah, Desi tak pernah menunjukkan sikap mendahului suaminya. dan yang paling Devan sukai dari Desi adalah, Desi selalu meminta izin kepada suaminya apabila ingin membeli sesuatu. padahal yang dibeli itu adalah kebutuhan rumah tangga mereka sendiri.
setelah 15 menit mereka berkendara dengan menggunakan sepeda motor, mereka akhirnya tiba di sebuah mall yang letaknya tidak terlalu jauh dari perkampungan mereka. ya walaupun wilayah itu sudah masuk dalam wilayah kota, yang sudah padat penduduk dan juga para pengendara.
di sana Devan langsung memarkirkan motornya, dan langsung mengajak istrinya jalan-jalan dengan menggandeng tangan istrinya.
"ayo masuk Sayang.. nanti beli apapun yang kamu mau ya.." ucapnya. mendengar itu Desi langsung menahan tangan suaminya yang ingin menariknya untuk melangkahkan kaki. Devan yang menyadari hal itu pun menoleh.
"ada apa sayang..? kamu butuh sesuatu ?" tanyanya dengan penuh perhatian. mendengar itu, Desi langsung menggelengkan kepalanya.
"Mas serius kita datang ke mall ini..? mall ini mahal lho Mas.." ucapnya dengan sedikit berbisik kepada suaminya. Devan yang mendengar itu menaikkan sebelah alisnya.
"mas tau sayang. makanya Mas aja kamu ke sini karena harga dan kualitas barang di sini itu lumayan." Desi yang mendengar penuturan suaminya itu langsung meringis.
"kita ke pasar aja nggak sih Mas..! kalau di sana kita bisa ketemu buah-buahan, peralatan-peralatan rumah tangga lainnya. harganya juga terjangkau. kalau di mall itu harganya terlalu mahal Mas.." ucapnya. Devan yang melihat ekspresi istrinya begitu tersenyum. dia melepaskan genggaman tangannya di tangan sang istri dan kemudian menepuk sayang puncak kepala istrinya yang sudah ditutupi dengan hijab itu.
ya, awalnya Desi tidak berhijab, tetapi Devan meminta istrinya untuk menggunakannya. dan Untung saja Desi memang penurut dan berniat ke arah sana.
"nggak apa-apa sayang.. kalau kamu keberatan, kamu cari beberapa helai baju aja. seperti baju gamis, atau baju sehari-hari. beli sepatu tas juga boleh. mas sanggup kok belinya buat kamu.." Desi kembali meringis.
"haiss... " karena Devan yang cukup ngotot ingin mengajak jalan-jalan istrinya ke mall ini, akhirnya Desi pun terpaksa menurut.
mereka berdua pun langsung bergegas masuk ke dalam, dan di sana ternyata sudah banyak orang yang datang untuk mencari apa yang mereka mau.
mereka berkeliling di lantai 1, namun mereka hanya melihat-lihat. Desi juga tak ada minat sedikitpun untuk membeli. karena dia tahu harga di tempat ini sangat lumayan mahal.
di tunggu updatenya
semoga benih " cinta mereka menyatu & cepat hamil...