Karya ini orisinal, bukan buatan AI sama sekali. Konten *** Kencana adalah sang kakak yang ingin menikah beberapa waktu lagi. Namun kejadian tak terduga malah membalikkan keadaan. Laut Bening Xhabiru, menggantikannya menjadi istri pria dingin berusia 30 tahun yang bahkan belum pernah berciuman dengan wanita lain sebelumnya. Akankah mereka bahagia dalam pernikahan tanpa cinta ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Air Chery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari apes
Bening ke kantor dengan wajah ceria. Ia mengenakan setelan bagus yang baru dibelinya kemarin. Hitam dan putih berpadu di setelan bajunya. Blazer panjang dan rok span pendek. Rambut panjang lurus terurai dan poni baru juga siap menyambut pagi hari ini. Tidak lupa sepatu hak tinggi berwarna putih, polos, yang sebelumnya tak pernah ia pakai.
“Wow! Lihat itu! Good job! Berpenampilan menarik itu akan menarik perhatian siapapun,” kata Fola ketika melihat kedatangan Bening.
“Sesuai saran lo, gue akan tampil dengan percaya diri,” balas Bening.
Nisa memandangnya dengan sinis. Cipa pun merasa semakin membenci Bening. Nisa dan Cipa saling berpandangan, lalu keduanya menyeringai, membayangkan sesuatu hal akan terjadi pada Bening.
Hingga beberapa waktu berlalu, Bening melihat jam di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 13.15 WIB. Ia bersiap beranjak. Membuka loker tempat menyimpan draft wawancara.
Ia yakin sudah menyimpannya dengan rapi di loker ketiga di meja kerjanya. Bening membuka semua loker dan juga memeriksa semua kertas di atas meja. Namun hasilnya masih nihil.
“Bening, lo nyari apa?” tanya Fola melihat Bening yang terlihat sibuk.
“Draft wawancara gue, La. Gue yakin banget, kemarin sore gue letakkan di sini.”
“Kalau gitu lo print ulang aja, deh! Buruan!” kata Fola ikut panik.
“Oh iya, benar.”
Bening memainkan jarinya dan menajamkan pandangannya. Ia semakin kalang kabut karena di folder penyimpanan juga nihil.
Nisa dan Cipa tertawa kecil. Keduanya sangat puas melihat kegelisahan Bening. Cipa beranjak pergi dengan senyum lebih kejam. Ia berencana melakukan sesuatu yang lebih gila.
“Gimana, Ben? Mustahil soft file-nya juga nggak ada!” kata Fola mulai curiga ada sesuatu yang tidak beres.
“Nggak ada, La. Bahkan foldernya juga ikut hilang,” kata Bening.
“Pasti ada yang bermain di balik ini,” kata Fola.
“Lo ada nyimpen di mana lagi selain di komputer ini?” tanya Fola.
“Sudah 45 menit gue membuang waktu karena draft wawancara. Gue menyimpannya di penyimpanan lain yang gue tinggalkan di rumah. Maka gue harus ngandelin otak. Gue yakin masih mengingatnya dengan jelas,” ucap Bening.
“Lo yakin? Draft wawancaranya sudah lo kirim ke pihak perusahaan Karya Finansia. Itu artinya lo harus menyelaraskan sesuai isinya,” kata Fola.
“Gue sudah nggak punya waktu lagi. Di perjalanan gue akan cek di ponsel ini. Gue berangkat sekarang,” kata Bening.
Bening merapikan mejanya kembali. Melihat wajahnya di pantulan cermin kecil di tangan. Setelah memastikan semua oke, ia mengambil tas dan berbalik ingin beranjak pergi. Namun sebelum langkahnya dimulai, sesuatu yang dingin mengenai kulitnya yang berselimut baju tebal itu.
“Aaa!! Bening, sorry, sorry, gue nggak sengaja,” kata Cipa setelah menumpahkan secangkir air dingin di baju Bening.
“Aww!” pekik Bening.
Bening terperengah karenanya. Ia merasakan dingin di perut, karena minuman dingin itu persis menumpahi bagian dada dan perutnya. Fola bangkit dari duduknya, mengambil beberapa lembar tisu lalu membantu Bening mengeringkan bajunya yang benar-benar basah. Fola menatap Cipa yang masih berdiri di sana, diperhatikan oleh Nisa yang tertawa kecil.
“Cipa! Kalau jalan hati-hati, dong! Lo lihat baju Bening sebasah itu. Lo sengaja?” bentak Fola.
“Gue beneran nggak sengaja, mau gimana lagi. Lo mau gue beliin baju dulu, Bening?” tanya Cipa sambil terus berpura-pura memasang wajah penuh sesal.
“Nggak, nggak usah, gue pakai ini aja,” kata Bening lalu beranjak pergi.
Bening berjalan dengan baju yang masih merambat di kain pakaiannya. Ia tak peduli lagi, hanya ingin cepat sampai di kantor Segara dan semoga wawancara cepat berlalu.
...🍼🍼🍼...
“AC-nya minta tolong dimatiin ya, Pak,” pinta Bening.
Bahan katun tebal pada bajunya menyerap air dengan sempurna dan tentu susah dikeringkan. Satu gelas air mineral dingin yang dibawa Cipa habis tak tersisa mengenai pakaiannya, tepat di bagian depan.
Bening menyenderkan tubuh di headrest. Pikirannya berkelana mengenai hari apes baginya. Ia sudah menyusun semuanya dengan rapi, tapi masalah tiba-tiba datang.
Bening teringat kata-kata Fola yang menyebutkan kalau sepertinya ada yang bermain di atas penderitaannya hari ini. Ia berusaha memikirkan siapa yang akan melakukan hal ini padanya. Tapi ia rasa, seharusnya tidak ada. Selama ini ia tak pernah bermasalah dengan orang lain. Ia tidak pernah berpikir menjahati orang. Maka seharusnya juga tidak ada yang berbuat jahat padanya.
“Ah, sudahlah. Bukan waktunya memikirkan orang yang jahat sama gue. Ke depan gue harus lebih berhati-hati dalam penyimpanan yang mempersiapkan apapun dengan baik. Sekarang waktunya gue memeriksa apakah softcopy draft itu ada di ponsel gue.”
Bening memfokuskan pencarian di ponselnya. Dan benar saja, ia menemukannya.
“Inilah akibat gue yang tidak tenang. Gue terlalu panik dan jadi memperkeruh keadaan. Gue bahkan lupa, softcopy draft ada di ponsel gue sendiri,” kata Bening bermonolog.
Ia sungguh menyesali kepanikannya. Ia bahkan menghabiskan banyak waktu karena pencarian. Ia baru mengingat lagi, panik sering kali membuat tidak fokus karena otak dan tubuh bereaksi terhadap stres dengan cara berlebihan.
Bening melihat jam di ponselnya, 14.20 WIB. Ia menghela napas kasar menyadari keterlambatannya. Membayangkan wawancara pertama akan gagal dan cita-citanya goyah hanya karena masalah ini. Bening memijit kepalanya yang mulai terasa pening.
“Tadi pagi gue sudah memberikan afirmasi positif ke diri gue. Gue bilang akan menghadapi apapun yang akan terjadi, nggak menyangka inilah hal yang akan gue hadapi,” gumam Bening.
...🥜🥜🥜...
bab ini sangat pendek sedikit😁
ok thax u🙏
karya mu sangat bagus thor,
ga gersang
bening²😆
berani negur segara langsung😅
tapi segara masih cuek guys😂
thx u thor 🙏