Ardi, seorang ayah biasa dengan gaji pas-pasan, ditinggalkan istrinya yang tak tahan hidup sederhana.
Yang tersisa hanyalah dirinya dan putri kecil yang sangat ia cintai, Naya.
Saat semua orang memandang rendah dirinya, sebuah suara asing tiba-tiba bergema di kepalanya:
[Ding! Sistem God Chef berhasil diaktifkan!]
[Paket Pemula terbuka Resep tingkat dewa: Bihun Daging Sapi Goreng!]
Sejak hari itu, hidup Ardi berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hamei7, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumor Menyebar
Meski antrean sudah memanjang, aroma mi goreng sapi yang baru saja matang dari wajan Ardi terus menggoda hidung semua orang.
Mereka benar-benar tak sabar ingin segera menyantapnya!
Namun, meski antrean semakin panjang, Ardi tetap konsisten. Demi menjaga kualitas, ia tidak pernah menggoreng lebih dari tiga porsi dalam satu wajan.
Awalnya, semua masih terkendali. Tidak banyak orang tahu warung kecil Ardi bersama putrinya, Naya.
Tapi sejak kabar tentang “mi goreng sapi terenak” menyebar lewat mahasiswa yang sudah mencicipinya, antrean pun semakin membludak.
Kini, ada sekitar empat puluh hingga lima puluh orang yang berbaris rapi di depan warung kecil itu.
Sementara itu, warung “Raja Mi Goreng” yang biasanya selalu penuh pelanggan, justru tampak sepi hari ini.
Lucunya, di pintu masuk gang itu, hampir semua warung lain tutup kecuali milik Ardi.
“Konyol banget! Cuma mi goreng, masa antreannya sepanjang ini?” gerutu Pak Wanto, pemilik Raja Mi Goreng, sambil memaksa tersenyum di depan mahasiswa.
“Adik-adik mahasiswa! Sini juga ada mi goreng, lho! Dijamin enak dan nggak kalah!” serunya menawarkan.
Sayangnya, tak seorang pun bergeming. Semua hanya melirik sekilas, lalu kembali sibuk dengan ponsel masing-masing sambil menunggu giliran.
Sebaliknya, pedagang oden, es jeruk, dan sate tusuk di sekitar malah kegirangan.
“Lumayan, nunggu mi goreng bisa sambil jajan di kita,” kata mereka sambil tersenyum puas.
Amarah dan rasa iri yang sempat mereka rasakan terhadap Ardi pun langsung sirna. Toh, berkat warung Ardi, dagangan mereka ikut laris manis.
Warung Ardi benar-benar jadi magnet!
Pada hari kerja, para pemilik kios di gang itu sempat kebingungan.
Kenapa tiba-tiba bisnis di depan pintu gang bisa jauh lebih ramai daripada di dalam gang?
Banyak yang penasaran, lalu berjalan ke arah pintu masuk untuk melihat langsung.
Barulah mereka tahu, ternyata ada seorang ayah bersama anak perempuannya membuka warung mi goreng baru.
Yang unik, warung ini hanya menjual mi goreng sapi, tapi tak ada satu pun orang yang pernah mencicipinya memberi komentar buruk.
Semua yang makan, pasti bilang enak!
Di dalam antrean, gosip-gosip kocak pun mulai bermunculan.
Ada rumor yang bilang, seorang mahasiswi cantik dari Universitas Negeri pernah mencoba mi goreng Ardi, lalu dengan lantang berkata:
“Pokoknya aku nggak mau nikah sama siapa pun, kecuali sama bosnya mi goreng ini!”
Ardi: “???”
Rumor berlebihan itu justru makin bikin warungnya terkenal.
Tapi Ardi tak peduli. Ia tetap fokus menggoreng. Keringat menetes di wajahnya, tapi senyum tipis tak pernah lepas.
Kalau aku bisa jual lebih banyak mi goreng, berarti aku bisa bawa pulang lebih banyak uang.
Kalau waktunya tepat, aku akan belikan Naya mainan yang selama ini dia inginkan.
Di sampingnya, Naya sibuk membantu mengemas mi goreng ke dalam kotak. Wajah kecilnya penuh rasa bangga.
Dulu, ia selalu berkata pada teman-temannya:
“Masakan Papa itu paling enak di dunia!”
Dan kini, semua orang bisa membuktikannya sendiri.
Setiap kali ada mahasiswa yang menerima kotak mi goreng hangat, dada Naya terasa mengembang.
“Lihat, itu Papa aku yang masak!”
“Bos, satu porsi mi goreng sapi, bayarnya bisa pakai QRIS?” tanya seorang mahasiswa sambil mengeluarkan ponsel.
“Aku lima porsi ya, buat teman kos!” seru yang lain.
“Bang, aku baru aja makan nasi uduk barusan. Tapi begitu cium aroma mi gorengnya, jadi nggak tahan. Tambah satu lagi, deh!”
Antrean tak kunjung surut.
Meski Ardi kini bisa menyelesaikan satu porsi dalam waktu kurang dari tiga menit, tetap saja banyak orang menunggu dengan sabar.
Suara notifikasi pembayaran QRIS terus berbunyi di ponselnya.
Naya tersenyum lebar sambil berbisik:
“Papa, lihat deh! Banyak banget yang antre. Kita bisa kaya raya kalau tiap hari kayak gini!”
Ardi hanya bisa tertawa kecil mendengar ucapan putrinya.
“Dasar, kecil-kecil udah doyan ngomongin uang!”
Ia pun mencubit pipi Naya yang tembam.
“Kalau Naya lelah, istirahat dulu ya. Papa bisa kerjakan sendiri.”
Namun Naya menggeleng cepat.
“Enggak, Pa! Aku nggak capek! Aku mau terus bantu Papa. Soalnya aku bangga banget sama Papa!”
Mata Ardi sedikit berkaca-kaca.
Ia sadar, kebahagiaan sejati bukan cuma datang dari wajan penuh mi goreng, tapi juga dari senyum putrinya yang ikut berjuang bersamanya.
tapi untuk menu yang lain sejauh ini selalu sama kecuali MIE GORENG DAGING SAPInya yang sering berubah nama.
Itu saja dari saya thor sebagai pembaca ✌
Apakah memang dirubah?
Penggunaan kata-katanya bagus tidak terlalu formal mudah dipahami pembaca keren thor,
SEMAGAT TERUS BERKARYA.