Immortal Reversed [ Nì Tiān Zhě ]

Wang Wu Xie merasakan dirinya berada di sebuah ruangan hampa. Tidak ada sungai atau tanah, bahkan langit pun lenyap di hadapannya. Tempat itu seakan terpisah dari dunia dan hanya ada kegelapan pekat yang menyelimutinya. Bahkan suara napasnya sendiri terdengar terlalu jelas, seolah bergema bersama detakan jantungnya yang tidak terkendali.

Namun yang membuat tubuh Wang Wu Xie kaku dan wajahnya pucat bukanlah kesunyian itu, melainkan sosok yang berdiri tepat di hadapannya.

Ada seorang pria bertubuh tinggi dan kokoh, berjubah hitam yang menyatu dengan kegelapan. Rambut hitam panjangnya terurai bagai aliran malam. Wajahnya tampan, namun sorot matanya dingin, dan setajam bilah pedang yang mengiris jiwa.

Usia sosok itu terlihat masih berada di 30 Tahunan, tetapi aura yang memancar darinya membuat Wang Wu Xie merasa tercekik, seolah paru-parunya diremas oleh kekuatan yang tidak kasatmata.

"Tubuh fanaku... Berani sekali dimanfaatkan orang lain."

Suara itu datar, tenang, namun setiap katanya mengandung tekanan yang bisa meremukkan hati. Bahkan bayangan Mo Tian Shen, pemimpin Sekte Iblis Hitam yang ditakuti, terasa begitu kecil dibandingkan keberadaan sosok ini.

Wang Wu Xie tanpa sadar menggigit bibirnya. Jemarinya gemetar dan punggungnya terasa dingin. Untuk pertama kalinya ia merasakan ketakutan yang menusuk sampai ke sumsum tulangnya.

Benar.

Wang Wu Xie saat ini sedang ketakutan.

!!!

Tangan besar itu tiba-tiba terulur, menyentuh kepala Wang Wu Xie dan mengejutkannya. Tubuhnya menegang dengan napas yang tercekat. Hanya saja, ketika ia menengadah dan bertemu dengan mata tajam yang menatap lurus ke arahnya... Sesuatu dalam dirinya bergetar.

Tatapan itu bukan hanya dingin, tapi di baliknya ada rasa asing yang anehnya begitu familiar. Rasanya seolah-olah... Jauh di dalam hatinya, ia pernah mengenal sorot mata tersebut.

Wang Wu Xie menahan napas. Keheningan membungkus mereka. Tidak ada kata yang terucap, hanya tatapan dingin yang terasa seperti menembus hingga dasar jiwanya.

"Kau..." Wang Wu Xie mencoba membuka suara. Tetapi tepat pada saat itu, rasa sakit tajam seperti petir menghantam kepalanya. Cahaya berkelebat, dan pikirannya tersapu oleh gelombang ingatan.

Adegan-adegan liar mengalir deras. Dia melihat sosok yang sama, berdiri gagah dalam medan perang yang dilahap api langit. Ribuan mayat bergeletakan, panji-panji koyak, dan langit retak dihantam pedang raksasa.

Wang Wu Xie tidak sekadar melihat, tetapi mengetahui identitas sosok ini yang merupakan salah satu dari tiga kultivator Benua Zhengyuan yang berhasil menapaki Tingkat Nascent Soul. Dialah pemilik Kitab Reinkarnasi dan Pedang Penentang Langit---Dua Pusaka terkuat yang membuat dunia gemetar hingga diperebutkan banyak kultivator.

Wang Wu Xie seakan mengetahui informasi ini begitu saja. Apalagi setelahnya ingatan itu seakan merasuk ke dalam jiwanya, termasuk dengan amarah yang tersembunyi dari balik dinginnya tatapan mata tersebut.

Kedua tangan Wang Wu Xie terkepal dan detakan dalam dadanya memuncak. Dalam ingatan yang ia lihat, pria di hadapannya bertarung dengan para kultivator yang ingin merampas Kitab Reinkarnasi dan Pedang Penentang Langit di tangannya.

Pengkhianatan membuat subjek ini jatuh ke dalam perangkap. Tubuhnya dipecah menjadi serpihan, hancur bersama kedua pusaka itu. Ingatannya diperebutkan dan jiwanya dicabik, hingga hanya jantungnya yang membawa sisa kesadaran dan terlempar ke Dunia Fana... Menunggu kelahiran kembali.

Detak jantung Wang Wu Xie memburu dan kepalan tangannya mengeras. Amarah yang seakan telah menjadi miliknya merembes dari ingatan itu, tersalur masuk ke nadinya. Seolah di balik tatapan dingin yang menatapnya sekarang, ada bagian dari dirinya sendiri yang ikut bangkit---liar, penuh dendam, dan mustahil ditenangkan.

Tidak ada satu pun kata terucap di antara mereka. Namun, tatapan mata yang saling bertaut itu seolah menyampaikan segalanya, bahkan lebih jelas daripada seribu kalimat.

Wang Wu Xie merasakan sesuatu dalam dirinya, sebuah pemahaman yang datang begitu saja tanpa perlu dijelaskan. Dia mengangguk pelan seakan jauh di lubuk hatinya... Ia sudah tahu apa yang harus dilakukan.

Alasan mengapa keingintahuannya pada makhluk abadi semakin besar, dan alasan mengapa sosok ini terus hadir dalam mimpinya, hingga rasa asing yang begitu familiar... Wang Wu Xie sudah tahu jawabannya. Hanya saja, ketika kepastian itu nyaris terucap---

!!!

Tubuh sosok di hadapannya pecah, retak seperti kaca yang dihantam. Dunia hampa itu bergetar lalu sirna, ditelan derasnya air dingin. Wang Wu Xie tersentak dan paru-parunya tercekik saat tubuhnya dihempas kembali pada kesadaran.

"Wang Wu Xie!” suara Wang Jian terdengar samar, penuh kepanikan, bersamaan dengan tarikan kuat yang menyeretnya keluar dari air.

******