NovelToon NovelToon
DES ROSES

DES ROSES

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Mafia / Reinkarnasi / Time Travel / Tamat
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: celine biollle

Gadis cantik yang mengalami perpindahan jiwa kedalam tubuh gadis dari anak pengusaha terkenal.

Gadis yang memiliki tubuh istimewa yang di incar orang orang. banyak orang yang ingin memanfaatkan darah dari gadis itu.

Banyak misteri disetiap langkahnya yang akan menemani gadis itu. Jiwanya berprofesi sebagai pembunuh bayaran yang paling di cari semua orang. lalu apa penyebab gadis itu terlahir kembali sebagai bayi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon celine biollle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

Caren dan Ernest berdiri di gerbang belakang mansion Van's yang berada di tengah hutan. Tampak mansion mewahnya terbengkalai dengan di tumbuhi tanaman rambat membuatnya terlihat menyeramkan.

Caren memasuki mansion itu dengan hati hati di ikuti Ernest di belakangnya sembari menggenggam ujung pakaian yang di gunakan Caren.

Cukup di sayangkan mansion semewah ini terbengkalai tanpa ada yang merawatnya.

Memasuki mansion yang sangat sepi hanya ada barang perabotan yang di tutupi kain putih supaya tidak terkena debu sepertinya.

"Suram sekali" Gumam Ernest yang di dengar oleh Caren

"Iya, seperti hidupmu" Balas Caren berbisik. Ernest yang mendengar cemberut dan berdecak kesal.

Melangkahkan kakinya menuju kamar miliknya yang terletak di lantai paling atas. walaupun tidak ada listrik mansion ini cukup terang dengan di terangi oleh cahaya matahari.

Caren berkeliling di kamar pribadinya dengan Ernest yang duduk di sofa empuknya sembari memandangi Caren yang seperti mencari sesuatu.

Ernest sedari tadi membatin menikmati sofa empuk yang di duduknya, rasanya sudah sangat lama dirinya tidak duduk di tempat se lembut ini.

Tangan Caren meraba di belakang lemari kecil di samping rak bukunya mencari tombol yang bisa membuka ruang rahasia yang Caren sembunyikan.

Rak buku itu bergerak dengan cepat tapi tidak menjatuhkan buku buku yang ditata rapih itu.

"Sepertinya buku yang di lem" Pikir Ernest mengangguk percaya

Ernest mengikuti Caren yang masuk ke dalam rak itu, Banyak kunci kunci yang bergantung di dinding dan ada juga berbagai senjata api dan senjata tajam yang tertata di dalam rak khusus itu.

Caren membuka laci lalu mengambil satu pasang walkie talkie dan memberikan salah satunya ke Ernest.

"Huh? Buat apa ini?" Tanya Ernest bingung menerima walkie talkie itu

"Kita akan melakukan misi dan berperang!" Jawab Caren tanpa melihat ekspresi Ernest yang terkejut.

"Berperang? Dengan siapa?" Caren tidak menjawab dan sibuk memilih senjata yang akan mereka gunakan

"Tolong kamu pergi ke arah selatan. di balik pintu merah itu ada pembangkit listrik lalu nyalakan. aku akan meminta bantuan kepada orang yang profesional"

°°°°

"Tim penembakan jitu sudah berangkat"

"Nomor tujuh"

"Laporkan posisi mu"Ucap seseorang di sebrang

"Nomor tujuh sudah siap di tempat" Jawab Caren.

"Bagian pusat di terima!"

Kakinya terus melangkah dengan santai sesekali menjawab ucapan dari seberang, Caren di temani dengan Ernest yang setia berada di sampingnya.

"Putuskan komunikasi dengan nomor tujuh"

"Pastikan untuk jamin keselamatan ketiga bocah itu!" Putus Caren mengakhiri komunikasi itu.

"Nona Caren" Panggilan baru di tunjukan Ernest untuk Caren.

Caren dan Ernest berjalan di sebuah lorong sempit dengan santainya tanpa takut sedikitpun.

Membuka pintu besi itu yang di baliknya ada Juna yang sedang memaki bawahannya serta memukulinya dengan brutal.

Melihat kedatangan Caren dengan seseorang Juna langsung tersenyum lebar.

"Oh haha, Lihat gadis cantik ini memasuki kandang lawannya tanpa di suruh" Di ikuti tawa bawahannya yang mengejek dirinya.

"Lihat Ernest, Wajah orang orang di sini sangat buruk untuk di pandang. Iyakan" Balas Caren dengan tajam di angguki Ernest yang tersenyum menyeringai.

Juna yang memang gampang tersulut emosi langsung berniat memukul Caren, dengan cepat Caren menghindari pukulan itu sehingga Juna tersungkur.

Berdecih sinis melihat Juna yang temperamental.

Dengan sigap anak buah Juna langsung mengepung mereka berdua dan menyerangnya secara bersamaan. Caren memegang besi karat yang di dapatnya di samping tumpukan kotak kotak aneh itu. Ernest melawan dengan tangan kosong sesekali akan menembak mati lawannya.

Lawan Caren bukan anak buah Juna, tapi Juna itu sendiri. dengan gesit Caren menghindari pukulan yang di berikan Juna kepadanya.

"Kau takut? Kenapa hanya menghindar! Dasar perempuan lemah!" Juna menyerang Caren dengan membabi buta namun Caren lagi lagi hanya menghindar.

Juna yang hampir terkuras tenaganya di manfaatkan oleh Caren untuk menyerang balik dengan memukulkan besi di tangannya dengan brutal ke tubuh Juna membuat pria itu berteriak kesakitan

"Sialan!" Umpat Juna.

Juna menarik besi itu hingga terlempar jauh dari posisi mereka. Juna langsung membanting tubuh Caren ke atas kotak kotak yang berserakan dilantai itu.

Caren balik melawan dengan cara kakinya membelit leher Juna membuat Juna memberontak. Memukul brutal Juna sehingga Juna tidak bisa melawan atau menangkis pukulan itu. Caren menyingkir dari tubuh Juna dan melihat hasilnya dengan tidak berperasaan Caren langsung menembak tepat di kepala Juna sehingga Juna tidak bernafas lagi

Caren melempar bom yang di bawanya lalu berlari sembari menarik Ernest yang terkejut.

°°°°

Sudah satu Minggu tragedi peledakan laboratorium itu, Caren beserta Ernest dan ketiga balita yang sudah berumur 7 tahun. Caren berniat kembali menemui ayahnya namun Dirinya harus membantu Ernest untuk mencari dimana keluarganya.

Ernest Prakasa Cornell Kembaran Edgar Davids Cornell.

Sebenarnya Caren sudah mengetahui Bahwa Ernest anak pertama dari Nyonya Leica Cornell dan tuan Sonny Cornell. Anak yang selama ini menghilang tanpa jejak. Bagaimana tidak sudah bertahun tahun keluarga Cornell mencari keberadaan sulungnya di berbagai tempat Namun tidak dapat menemukan jejaknya.

Caren membiarkan Ernest yang mencari keluarganya sendiri tanpa harus di beritahu olehnya.

"Cla! Aku dapat informasinya" Caren menghampiri dan melihat data data milik keluarga Cornell yang berhasil di retas oleh Ernest

Ernest yang selama ini tinggal di hutan tanpa pernah sekalipun menyentuh barang elektronik kini sudah bisa meretas data data dengan mudahnya penyebabnya pun Caren tidak peduli.

"Yasudah, kita ke kota tempat tinggal keluarga mu" Di angguki Ernest.

Ketiga buntut Caren sedang tidur di kamar Caren.

Mereka segera mempersiapkan keperluan apa saja yang mereka butuhkan selama di perjalanan nanti. Caren repot sebenarnya harus menambah bawaan dengan membawa tiga buntutnya itu.

Hattrick membiarkan mansion di hutannya terbengkalai dengan harta harta yang masih ada di dalamnya seperti mobil mobil yang masih terparkir di garasinya. seperti sengaja di letakan di sini, ya walaupun mobil mewah itu tidak pantas berada di tengah hutan seperti ini. apalagi dengan jalan yang mungkin saja tidak semulus dulu.

Mereka pergi saat menjelang malam, Biar sepi kata Ernest. Mengendarai mobil yang di kendarai oleh Caren. Ernest sebenarnya sangat takut ketika Caren mengendarai mobilnya dengan ugal ugalan tanpa memperdulikan tumbuhan kecil yang Caren tabrak dengan mobilnya itu.

sedangkan di bangku belakang Jase, Jose, dan Jamie menikmati cara mengemudi mamanya.

"Biasakah kau pelan pelan saja?!" Ucap Ernest berteriak

"Tidak bisa" Jawab Caren santai.

Menghela nafas sabar Ernest semakin mengeratkan pegangannya ketika Caren semakin melajukan mobilnya semakin ugal ugalan

"Kalian penumpang kecilku, Pegangan dengan erat. Aku tidak akan menjamin jika kalian terpental keluar" Peringat Caren di angguki ketiganya.

mereka bertiga berpegangan pada yang mereka bisa pegang. Lagipula mana tega Caren membiarkan pintu mobilnya tidak di kunci.

Caren dengan santai tanpa raut tegang sedikitpun di wajahnya tersenyum tipis melihat Ernest yang memejamkan matanya merapalkan doa.

1
Iyank Dylaniess
un
Iyank Dylaniess
ecuu urrmmu7;r89rr959r88r8o'9r9 8ut urirurry8u7%ur9r mirm898r8r89r98r8u8f8fmii9e8f8rr9err8i5u9r.8o9urriu98eurtue 9rrrur89urr.rruu9uu 0
Hebe
Selesai baca, aku langsung dapet mood bagus. Terima kasih thor!
Agnes
Nggak bisa berhenti!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!