Di era teknologi yang melesat bak roket, manusia telah menciptakan keajaiban: sistem cerdas yang beroperasi seperti teman setia. Namun, Arcy, seorang otaku siswa SMA kelas akhir, merasa itu belum cukup. Di puncak gedung sekolah, di bawah langit senja yang memesona, ia membayangkan sistem yang jauh lebih hebat—sistem yang tak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kekuatan energi spiritual, sebuah sistem cheat yang mampu merajut takdirnya sendiri. Mimpi itu, terinspirasi oleh komik-komik isekai kesukaannya, membawanya ke petualangan yang tak terduga, sebuah perjalanan untuk mewujudkan sistem impiannya dan merajut takdir dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evolved 2025, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan Terakhir
Malam itu dirumah sakit, Elis menyalurkan kekuatan penyembuhan ke tubuh Ayah Wulan, untuk membatu melawan kutukan tersebut, keringat menetes dari dahinya. Ia lalu berhenti, sedikit kelelahan. Ia melihat Wulan terlelap di sofa. Elis tersenyum. Dengan hati-hati, ia menyelimutinya kemudian mencari Arcy ke kamar Aiden dirawat. Namun, begitu masuk, ia tak mendapati Arcy didalam.
Bingung, Elis mencoba mencari di sekitar, menyusuri setiap koridor rumah sakit hingga ke halaman luar, namun hasilnya nihil.
Kekhawatiran mulai memenuhi hatinya, menduga Arcy pergi mencari ibu Wulan tanpa memberitahunya. Dengan perasaan kesal, Elis langsung bergegas mencari Arcy, melacak energi spiritualnya. Sementara itu, Wulan masih terlelap dalam tidurnya di kamar ayahnya dirawat.
Elis bergerak cepat, melompati gedung-gedung dengan lincah. Umpatan kesal keluar dari mulutnya, "Arcy, keras kepala sekali!" Ia sudah melarang Arcy pergi mencari ibu Wulan tapi Arcy tidak mendengarkannya. 'Jika organisasi Hunter tahu, Arcy menggunakan kekuatannya pada manusia biasa, bisa mendapatkan hukuman berat.'
Elis kembali mengingat bagaimana para Hunter kriminal disiksa, diberi efek jera sesuai perbuatan mereka, bahkan ada yang sampai dihukum mati dengan siksaan yang pedih. Sekali lagi, Elis mengumpat kesal.
Di tempat lain, di sebuah rumah mewah yang dipenuhi suara keributan dan getaran, Arcy sedang bertarung sengit melawan dua Awakener kuat. META, asisten digitalnya, telah meningkatkan atribut listriknya ke tahap lebih tinggi, yaitu petir.
Pertarungan itu adalah tarian kematian yang memukau sekaligus mengerikan. Arcy melesat dengan kecepatan kilat, rambutnya berkibar ditiup energi petir yang menyelimuti tubuhnya. Kilatan biru memancar dari tangannya setiap kali ia melepaskan serangan.
Dua Awakener itu tidak kalah gesit, yang satu, dengan asap biru gelap yang panas, menyemburkan gumpalan-gumpalan asap yang membakar apa pun yang disentuhnya, sementara yang satu dengan asap hijau gelap yang licin, menjalar seperti ular, berusaha menjerat Arcy dengan gerakan cepat dan sulit ditebak.
Arcy menghindari serangan asap biru dengan gerakan akrobatik, melompat dan berputar di udara. Ia memanfaatkan kekuatan angin untuk menciptakan pusaran yang mengganggu arah serangan asap hijau.
Namun, setiap kali ia menggunakan kekuatannya, energinya terkuras semakin cepat. Mata analisisnya, terus memberikan informasi tentang titik lemah lawan, membantu Arcy membaca pergerakan mereka.
"Razor Wind!" Arcy berteriak, menciptakan bilah angin tajam yang melesat ke arah Awakener asap hijau. Awakener itu menghindar dengan gerakan licin, asapnya membelit dan meliuk-liuk menghindari serangan.
"Inferno Smoke!" Awakener asap biru membalas dengan menyemburkan gumpalan asap panas. Arcy melompat tinggi, menghindari serangan itu, lalu membalas dengan "Thunderclap Palm!" Telapak tangannya menyambar, melepaskan ledakan petir yang mengejutkan Awakener asap biru.
Pertarungan berlanjut ke jarak dekat. Arcy melesat maju, meninju Awakener asap biru dengan tinju yang dilapisi petir.
DUAR!
Tinju mereka bertemu, menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan kaca-kaca di sekitar mereka.
Awakener itu terhuyung mundur, asapnya sedikit meredup karena sengatan listrik. Arcy tidak memberinya kesempatan untuk membalas. Ia melompat ke arah Awakener asap hijau, menendang dengan kaki yang dilapisi angin.
WHUSH!
Tendangan itu mengenai sasaran, mengirim Awakener itu terbang menabrak dinding. Asap hijau berhamburan, mengungkapkan sosok manusia yang terbatuk-batuk.
Tiba-tiba, Arcy melompat mundur, menciptakan jarak antara dirinya dan kedua Awakener itu. Ia menyatukan kedua tangannya, energi petir berkumpul semakin besar, menciptakan bola cahaya yang menyilaukan. Dengan teriakan keras, ia melepaskan bola petir itu ke arah kedua lawannya. "Lightning Nova!" Ledakan dahsyat mengguncang ruangan, asap dan debu beterbangan.
Di atas lantai, seseorang memantau pertarungan mereka dengan tatapan tajam. Dia adalah bos dari kedua Awakener itu.
Kebencian terpancar dari matanya karena Arcy telah mengganggu kesenangannya. Namun, ada juga keterkejutan dalam tatapannya.
Ia tak menyangka seorang remaja seperti Arcy mampu menggunakan dua atribut, Angin dan Petir. Terlebih lagi, Arcy telah meningkatkan atribut listriknya. Ia juga mampu membaca pergerakan kedua bawahannya. Matanya menyipit, menatap Arcy dari atas dengan niat untuk menghabisi remaja itu.
Sementara itu, Elis yang terus berlari, mencoba menghubungi Arcy, tetapi nomornya tidak aktif. Ia mendecit kesal sambil terus berlari cepat melompati gedung-gedung. Tiba-tiba, seseorang bertopeng muncul di hadapannya, menghalangi jalannya.
Elis mendadak berhenti, bertanya, "Siapa kau?"
Orang itu tidak menjawab, tiba-tiba langsung menyerangnya. Elis dengan sigap menghindari tebasan pedang yang mengarah padanya.
Orang bertopeng itu menggunakan kekuatannya, terlihat api menyala menyelimuti pedangnya. Ia menyerang Elis dengan tebasan sabit api, namun Elis mampu menghindarinya dengan lincah.
Tiba-tiba, orang itu menghilang dari pandangan, lalu muncul di belakang Elis dan memberikan tendangan keras. Elis dengan cepat mencoba menangkisnya, namun ia tetap terpental dan tersungkur.
Elis yang kebingungan mencoba bertanya lagi.
"Apa maumu?"
Orang itu hanya menjawab singkat, "Aku ingin membalas dendam karena kau sudah membunuh saudaraku!"
Elis mengerutkan kening, "Apa maksudmu?"
Orang itu dengan marah membentak, "Jangan pura-pura tidak tahu! Kau membunuh Zarthus!"
Elis terkejut, "Zarthus?!"
Orang bertopeng itu menggeram, "Aku akan membuatmu menderita! Aku mungkin tidak bisa membunuhmu, tapi aku akan membuat orang-orang dekatmu mati!"
Mendengar ancaman itu, Elis murka. Dengan gerakan cepat, ia bangkit dan menyerang orang bertopeng itu. Pertarungan sengit terjadi di atas gedung. Kilatan cahaya dan gelombang energi meledak-ledak, menghancurkan apa pun yang ada di sekitar mereka.
Sementara itu, di sebuah mobil mewah yang terparkir di jalan, seorang pria tampan menengok ke atas gedung dari balik jendela mobil yang terbuka.
Ia melihat percikan cahaya disertai gelombang energi yang meledak-ledak di atas gedung. Pria itu menyeringai. Pria itu tidak lain adalah Indra. Ia mencoba menghalangi Elis yang mencari Arcy. Ia tidak ingin membiarkan orang lain membantu Arcy, ia berharap Arcy akan binasa di tangan dua Awakener yang dikenalnya sebagai "Si Kembar Maut".
Indra selama ini telah memantau Arcy kemanapun dia pergi. Saat ia menemukan kesempatan, ia dengan cepat memulai rencananya.
Sementara itu, Arcy yang sedang bertarung melawan dua Awakener tampak begitu kelelahan dan penuh luka. Bajunya sebek, memperlihatkan memar dan goresan di sekujur tubuhnya, napasnya terengah-engah.
"Sial! Mereka kuat sekali!" umpatnya kesal.
Merasa tidak bisa memenangkan pertarungan, Arcy menggunakan serangan terakhirnya. Energi di sekitarnya bergejolak hebat. Udara berdesir, dan kilatan petir menyambar-nyambar. Di tangannya, terbentuklah sebuah busur yang terbuat dari petir murni.
Cahayanya menyilaukan, membuat siapa pun yang melihatnya harus menyipitkan mata. Kemudian, saat tangan kirinya menarik busur, muncul sebuah tombak yang terdiri dari lima elemen berbeda: api, air, tanah, angin, dan petir.
Setiap elemen memancarkan warna yang berbeda, menciptakan kombinasi yang indah sekaligus menakutkan. Tombak lima elemen itu menjadi anak panahnya. "Five Element Arrow!" Arcy berteriak, menarik tali busur petirnya. Energi yang terkumpul semakin besar, menciptakan pusaran yang mengancam.
Kedua Awakener dan bos mereka terkejut melihat kekuatan tersebut. Mata mereka terbelalak, merasakan ancaman yang sangat besar.
"Mustahil... kekuatan macam apa ini? Menggunakan lima elemen?! Tidak mungkin!" gumam Awakener asap biru, tak percaya.
Tanpa ragu, mereka juga menggunakan kekuatan terkuat mereka. Awakener asap biru memadatkan asapnya menjadi kepalan raksasa yang panas, sementara Awakener asap hijau membentuk ular besar dari gelombang asap beracun.
"Mereka... mereka benar-benar akan menghancurkan tempat ini!" seru bos mereka dengan nada panik.
Terjadilah benturan serangan yang dahsyat. Busur petir Arcy melepaskan anak panah lima elemennya, melesat dengan kecepatan cahaya. Benturan itu menciptakan ledakan yang mengguncang seluruh bangunan. Cahaya menyilaukan membutakan mata, dan gelombang kejut menghancurkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya.
"Woiii! Hentikannn!!!"
Bos mereka yang panik karena rumahnya akan hancur mencoba menghentikan pertarungan tersebut, tetapi sayangnya sudah terlambat. Kedua serangan telah dilepaskan dengan ledakan area yang luas, menghancurkan sekitarnya.
Pria itu berteriak, "Haaa..., Tidakkk, Rumahkuuu!!!" bersamaan dengan teriakan Arcy dan kedua Awakener itu sambil beradu serangan.
"Haaa!!!"