NovelToon NovelToon
Regret By Mendayu Aksara

Regret By Mendayu Aksara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Playboy / Janda / Cerai / Percintaan Konglomerat / Obsesi
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mendayu Aksara

‎"Mas tunggu, dia siapa? Jelaskan pada ku Mas" seketika langkah kaki Devan terhenti untuk mengejar Wanitanya.

‎Devan menoleh pada Sang Istri yang sedang hamil

"Dia pacarku kinara, dialah orang yang selama ini aku cintai. Sekarang kamu sudah tau, kuharap kau mengerti. Aku harus mengejar cintaku, ak tidak ingin Nesa pergi meninggalkan ku."

‎"Mas kamu ga boleh kejar dia, aku ini istri mu, aku mengandung anakmu. Apakah kami masih kurang berharganya di banding wanitamu itu?" tanya Ibu hamil itu tersendat

"‎Maafkan aku Kinara, aku sangat mencintai Nesa di bandingkan apapun."

"Tapi mas..."

Devan segera melepas paksa tangan Kinara, tak sengaja sang istri yang sedang hamil pun terjatuh.

"Ahhh perutku sakit..." Ringis Kinara kesakitan

"Maaf kinara, aku tak mau kehilangan Nesa" Ucap devan kemudian pergi

‎Kinara menatap kepergian suaminya, dan lama kelamaan gelap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mendayu Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kisah Romansa Antar Desa

"Mbak Ayu.!, mari silahkan masuk"

Tawar Kinara ramah, ia bahkan belum menjawab pertanyaan yang Ayu lontarkan barusan.

Ternyata, orang yang saat ini bertamu ialah Ayu, istri Danu.

"Ah ndak perlu, aku dengar kamu izin kerja karena sakit, Karena itulah aku kemari. Aku ingin mengajakmu keluar guna menghirup udara segar."

Jelas Ayu pada Kinara.

"Bisakah kita keluar bersama?"

Tambah Ayu lagi, mengajak.

"Ahh, iya Mbak. Bisa kok"

Jawab Kinara cepat, dengan segera ia melangkah keluar kemudian menutup pintu kayu itu rapat.

"Ayo Mbak"

Ajak Kinara setelah ia pastikan pintu rumahnya telah terkunci.

Ayu hanya mengangguk pelan sembari melangkah mensejajarkan diri di samping Kinara.

"Aku ajak jalan pagi begini, biar kamu sehatan. Ndak baik orang sakit mendep aja di rumah. Kamu butuh sinar mentari pagi juga kan"

Ucap Ayu mengiringi langkah mereka pagi itu.

"Hemm benar Mbak"

Tutur Kinara dengan tersenyuman guna menanggapi ucapan Ayu barusan.

"Ngomong-ngomong, kita mau jalan-jalan ke mana?"

Tanya Kinara lagi, kali ini sebuah pertanyaan yang ia lontarkan pada Ayu, ketika ia lihat terdapat persimpangan jalan di hadapan mereka saat ini.

"Ohh, itu. Aku tau tempat yang indah di dekat sini. Tempat itu selalu aku datangi saat aku merasa bosan ataupun stres. Ayo, ikuti aku."

Ajak Ayu begitu antusias pada Kinara.

Kinara melangkah pelan, mengekor jejak Ayu. Sembari melangkah, ia tatap lekat punggung wanita itu. Seolah tak pernah terjadi apapun, sikap Ayu kali ini begitu hangat dari sikapnya tempo lalu, saat terakhir kali bertemu Kinara.

Kinara heran sekaligus senang dengan sikap istri Danu tersebut.

"Ternyata Mbak Ayu itu tipe orang yang cepat melupakan masalah dan memaafkan seseorang".

Batin Kinara, matanya masih menatap lekat punggung Ayu.

"Syukurlah"

Kembali, Kinara bergumam singkat.

"Ayo Nara"

Ajak Ayu pada Kinara sembari meboleh ke belakang, saat ia sadari Kinara yang tertinggal tiga langkah di belakangnya.

"Ahh baik Mbak"

Jawab Kinara singkat, kemudian melangkah cepat guna mensejajarkan posisi mereka yang kini berjarak.

Sekitar dua puluh lima menit berjalan sembari sedikit menaiki bukit, kini mereka telah sampai di puncak.

Begitu terpukaunya Kinara melihat langsung pemandangan indah saat ini.

Dari atas sini, tersaji lukisan alam yang begitu indah. Perkebunan teh nampak luas terbentang, membentuk kurva hijau yang di payungi awan putih.

Aliran sungai, membelah indah daratan yang nampak rata namun berwarna tersebut.

Suara gemericik air terjun serta kicauan burung yang saling bersahutan, menambah kesyahduan dari pemandangan indah yang tersaji saat ini.

"Mbak, Nara ga tau kalau di desa kita ternyata ada air terjun.!"

Ucap Kinara begitu antusias sembari menatap Ayu dan air terjun secara bergantian.

"Benarkah kamu baru tau?"

Tanya Ayu memastikan.

"Benar Mbak, baru kali pertama saya melihat air terjun setelah dua tahun menetap di desa ini. Bahkan saya ga tau kalau ada air terjun disini"

Jawab Kinara jujur.

"Hemm indah bukan?"

Kembali Ayu bertanya guna memastikan bahwa tindakannya mengajak Kinara ketempat ini adalah benar.

"Iya Mbak, sangat indah"

Jawab Kinara lagi, kali ini tanpa menoleh Ayu. Tatapannya seolah tak ingin berpaling dari keindahan alam yang kini ia lihat dari atas bukit.

"Nara, aku ingin minta maaf atas perlakuan ku tampo hari padamu"

Ucap Ayu tiba-tiba.

Menyadari ucapan Ayu barusan, dengan cepat Kinara memalingkan muka dari tatapnya pada pemandangan indah yang ada.

Kinara tatap lekat wajah cantik yang saat ini berada di sampingnya.

Sembari tersenyum hangat, Kinara berucap merespon Ayu.

"Mbak, saya sudah maafkan Mbak Ayu sejak lama"

Tutur Kinara jujur, perlahan tangannya meraih kedua tangan Ayu. Menggenggam erat tangan wanita itu sembari menatap dalam pada manik hitam tersebut.

"Tanpa Mbak Ayu minta maaf pun, saya udah maafin Mbak"

Tambah Kinara lagi.

"Nara, aku merasa bersalah padamu. Mungkin waktu itu aku terlalu cemburu. Jadi tanpa pikir panjang, setelah mendengar ucapan salah satu pekerja yang melihatmu di beri kado oleh Mas Danu, aku pun marah dan tersulut emosi. Bodoh ya aku, seharusnya aku cari kebenarannya terlebih dahulu sebelum melabrakmu"

Jelas Ayu panjang lebar guna meluruskan salah paham yang sempat terjadi diantara ia dan Kinara.

"Iya Mbak, mulai sekarang. Kita bisa berteman baik"

Ucap Kinara memecah suasana canggung yang tiba-tiba tercipta akibat penuturan Ayu barusan yang membawa nama Danu, suami Ayu.

Ayu hanya membalas dengan senyum, perlahan ia lepaskan tangan Kinara yang menggenggamnya erat. Kini, ia alihkan arah pandangnya menatap indahnya pemandangan yang tersaji.

Nampak, Ayu menghela nafas panjang.

"Nara, kau tau. Aku sangat mencintai Mas Danu, suamiku itu. Aku sudah suka pada nya sejak lama. Sedari kecil, aku sering ikut bapakku bertamu ke rumah juragan teh di desa ini, yang tak lain adalah bapak Mas Danu. Pada saat itu, untuk pertama kalinya aku bertemu Mas Danu, ia tersenyum ramah padaku. Tiap kali aku ikut bapak bertamu, tiap itu pula Mas Danu kecil mengajakku bermain bersamanya. Sampai ketika, kami tumbuh menjadi remaja. Sejak remaja, aku dan dia sudah mulai jarang bertemu. Aku pun sudah malu untuk ikut bapak bertamu seperti waktu kecil"

Jelas Ayu panjang lebar menceritakan awal pertemuannya dengan Danu, Sang Suami. Kini, nampak matanya mulai berkaca-kaca.

Walau saat ini Ayu tak menatap ke arah Kinara, namun Kinara dapat melihat dengan jelas kilau bening tersebut.

"Lalu, bagaimana kisahnya sehingga kalian dapat bersama seperti saat ini?"

Tanya Kinara begitu antusias seolah ingin tau.

"Setelah lulus SMA, aku memutuskan untuk kuliah ke kota, guna menjauh dari Mas Danu, Bapakku juga setuju aku merantau. Tapi, selama study-ku disana, nyatanya hati ini ndak mampu berpaling dari Mas Danu. Tiap aku pulang kampung, ingin rasanya menatap wajah itu. Tapi aku sadar, ndak sepantasnya berharap demikian. Kami dua orang yang berbeda desa, hingga jikalau hanya ingin sekedar menatap pun, harus singgah ke desa sebelah dulu."

"Rindu itu terus ku pendam, bertahun-tahun. Dan tiba lah waktu kelulusan ku. Setelah lulus kuliah, bapak meminta anak gadisnya ini untuk pulang, membantu mengurus tambak udangnya. Yaa karena aku putri satu-satunya, aku pun pulang demi memenuhi permintaan bapak. Setelah pulang ke Desa, pada suatu ketika, bapak berpamitan pada ibu untuk berkunjung ke Desa sebelah, menemui Juragan Aryo guna membahas bisnis. Seoalah mendengar kesempatan emas, aku pun memutuskan untuk ikut bapak. Sembari berharap, dapat bertemu Mas Danu lagi setelah bertahun-tahun menabung rindu"

"Untuk pertama kalinya, setelah tujuh tahun tak pernah bertemu. Aku dan Mas Danu pun bertemu kembali. Bapakku dan Juragan Aryo saling memperkenalkan anak mereka, Aku dan Mas Danu. Kami berdua pun berbincang saling mengenal.  Sejak saat itu, kami saling bertukar kabar melalui sepucuk surat. Mas Danu juga sering berkunjung kerumah. Hingga akhirnya, kami memutuskan untuk berpacaran, dan setelahnya kami menikah."

Tutur Ayu lagi, tak kalah panjang dengan tuturan ceritanya di awal.

Nampak, bulir bening mengalir deras. Berlinang dengan begitu berkilau, akibat terpaan cahaya pagi.

"Nara, kok kamu nangis?"

Tanya Ayu bingung saat matanya beralih menatap Kinara.

Yah, bukan Ayu yang menitihkan air mata, tapi Kinara. Tampak, ia begitu hanyut dalam kisah romansa yang Ayu lantunkan pagi ini.

"Ahh, aku hanya terharu dengan kisah Mbak Ayu dan Mas Danu"

Jawab Kinara sembari menyeka air matanya cepat.

Ayu hanya tersenyum menanggapi hal tersebut.

"Huffffttt, terdengar begitu romantis ya? Ahh aku ndak menyangka kalau kisahku seromantis ini sampai mampu membuatmu menangis"

Ucap Ayu sembari tersenyum ke arah Kinara.

"Bahkan sangat menyentuh Mbak"

Balas Kinara lagi, kali ini ia ikut tersenyum hangat.

"Hemmmm, bersama Mas Danu, aku merasa sangat bahagia"

Kembali, Ayu berucap.

Tanpa menjawab, Kinara hanya merespon ucapan itu dengan senyuman.

Sekali lagi, Ayu menatap lekat ke arah Kinara. Menatap wanita itu dalam.

"Dan kau tau, ada hal yang jauh lebih membahagiakan" Tambah Ayu.

Seketika, mata yang tadinya menatap tenang pemandangan di depan, kini beralih menatap ke arah sumber suara.

"Apa itu Mbak?" Tanya Kinara ingin tau, mata indahnya turut menatap Ayu lekat. Seolah menunggu sebuah jawaban.

Ayu sejenak diam, menatap wajah Kinara dengan begitu dalam. Kemudian Ayu tersenyum hangat.

"Hal yang jauh lebih membahagiakan untukku, adalah melihatmu mati di depan mataku sendiri.!"

Ucap Ayu begitu serius, wajahnya yang tadi begitu hangat, kini berubah menjadi sedingin es.

.

.

.

BERSAMBUNG***

         

1
Adinda
lebih baik kinara sama briyan daripada dimas Dan devan
Mendayu Aksara: Yuhu Kak, pantengin terus ya, biar tau akhir cerita Kinara bakal hidup bahagia dg siapa 🙌
total 1 replies
Adinda
cocok la briyan sama kinara Daripada dimas
Roxanne MA
OMG ADA DIL RABA🥰
Mendayu Aksara: Iyaa, cantik banget dia itu, cocok ngewakilin Kinara yg 'kata'nya cantik banget juga
total 1 replies
Roxanne MA
wahh ka alurnya seruu bangett
Mendayu Aksara: Wahh makasih kak ❤
total 1 replies
Mendayu_Aksara
Ngakak sih Briyan ini ada ada ajee
Mendayu_Aksara
ihh samaan nama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!