Namanya Laura, dia masih perawan, namun pekerjaannya ada di Lingkaran Setan.
Sebuah Club malam, yang mewah mau mempekerjakannya. Tugasnya memang sederhana, namun berat untuk di lakukan, Laura hanya akan duduk dan tidak di perbolehkan untul di sentuh oleh semua yang memesannya.
Tugas Laura, hanya akan menemani dan menuangkan Alkohol pada gelas para pria-pria beruang yang mencari kesenangan di Club Mewah tersebut. Mereka pun mendapatkan sebutan “Pelanggan Vip.”
Namun, tidak sedikit dari para pria kaya itu yang menginginkan Laura, karena Laura yang masih muda dan sangat cantik. Semua pria pun mabuk tergila-gila pada Laura bahkan sebelum minum mereka sudah mabuk dengan kecantikan Laura.
Pada akhirnya Laura akan membangkitkan Gangters-Gangster besar yang sudah lama bermusuhan dan melakukan gencatan senjata kembali memanas.
Di tambah dengan kebenaran asal usul Laura. Hingga membuat Laura harus menjadi budak nafsu untuk salah satu Ketua Gangster.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 29
"Kenapa dengan dirinya? Kadang baik, kadang kasar, kadang seperti malaikat kadang juga seperti bapak iblis. Apa dia Masokis, atau dia gangguan mental?" Batin Laura melihat tangan kuat nan kekar milik Aaron memijit tangan kecil Laura dengan lembut.
Tangan-tangan berotot yang keras dan kuat itulah yang setiap harinya mencengkram kedua tangan Laura dan membuatnya kesakitan melayani keganasan nafssu Aaron. Aaron selalu langsung menancapkan batang besarnya menerobos bagian milik Laura secara ganas, menimbulkan bagian sensitifnya selalu sakit dan perih.
Dengan cepat dan reflek mengingat bagaimana kejam nya tangan itu mencengkram tangannya hingga merasakan sakit, Laura dengan cepat menarik tangannya dan menyembunyikannya.
"Sa.. Saya sudah baik-baik saja. Terimakasih atas bantuan anda." Kata Laura.
Perjalanan pun sebentar lagi sampai, dan pesawat mulai mengambil rute untuk landing.
Saat pesawat mendarat Laura cukup merasakan ketegangan yang luar biasa meskipun, saat terbang lebih menakutkan daripada saat mendarat.
Setelah pesawat parkir. Perlahan Aaron menggenggam dan menggandeng tangan Laura untuk turun. Mereka berjalan bersama dan menjadi pusat perhatian, semua mengatakan bahwa Aaron tampan dan Laura sangat cantik hingga membuat mereka di juluki pasangan yang sangat ideal oleh orang-orang yang melihatnya.
Saat mereka sampai di depan penjemputan para anak buah Douglas La Faye sudah siap dan kemudian menghampiri Laura ketika mereka melihat cucu Douglas sudah keluar.
"Nona Laura kami senang anda kembali, Tuan Norris mengatakan jika anda akan pul..." Kalimat Anak buah Douglas terhenti ketika seseorang juga keluar dari dalam dan berjalan seperti iblis lalu berdiri di samping Laura.
"Tu.. Tuan Aaron...!" Semua anak buah Douglas terkejut.
"Tuan Aaron... Kami tidak tahu anda... Apakah karena kasus Tuan Douglas? Tapi, semua anak buah Tuan Douglas yang terlibat dengan kasus yang menimpa adik anda, semuanya sudah di jemput dan di terbangkan ke Negara Mex untuk di adili." Kata salah satu anak buah Douglas dengan khawatir.
"Aku tahu." Kata Aaron.
"La.. Lalu..." Tanya anak buah Douglas.
Kemudian Aaron melihat ke arah para anak buah Douglas.
"Jika aku di sini bersama Laura, sedangkan Kakeknya telah melakukan tindak kejahatan yang membuat nyawa adikku melayang seharusnya kalian sudah paham." Kata Aaron.
Semua anak buah Douglas terdiam, dan menundukkan kepala, mereka tahu, Aaron tetap tak akan tinggal diam tentang dendamnya pada Douglas.
"Tunjukkan jalannya." Perintah Aaron.
"Baik Tuan." Jawab mereka.
Kemudian Aaron pun mengikuti mereka, dan Laura juga hanya bisa pasrah, ia memang tak pernah berfikir bahwa lepas dari seorang Aaron bisa semudah itu, Laura yakin bahwa seumur hidupnya bahkan hingga mati dan masuk neraka atau surga, lehernya tetap di jerat oleh Aaron.
Perjalanan kembali ke mansion milik Douglas La Faye penuh dengan nuansa dingin, Laura hanya diam dan Aaron juga hanya menutup matanya sembari menyandarkan kepala di sandaran kursi, meski Aaron tidak tidur saat itu.
Mobil Range Rover beriringan masuk ke dalam lahan milik Douglas dan masuk melalui gerbang besar kemudian mobil-mobil pun di parkir di halaman.
Para anak buah membukakan pintu sedang Laura langsung mendongak, saat itu ia belum benar-benar mengamati Mansion milik kakeknya dan sekarang mata Laura akan puas dan di manjakan dengan kemewahan.
Laura pun masuk mengikuti Aaron yang memasukkan kedua tangannya di dalam saku celana, para pelayan menundukkan kepala mereka, dan Laura serta Aaron terus menaiki tangga menuju kamar.
Itu adalah kamar yang luas dan begitu mewah, dengan segala hal perabotan serta hiasan penuh dengan nuansa klasik.
"Ini kamar anda Nona Laura. Kamar anda sebelah sini Tuan Aaron..." Kata anak buah itu.
Aaron menaikkan satu alisnya.
"Aku tidak suka tidur sendiri di tempat asing." Kata Aaron.
Anak buah Douglas pun takut dengan tatapan dingin Aaron.
"Baik Tuan. Kalau begitu saya pergi." Kata Anak buah tersebut.
Aaron pun kemudian menutup pintu dan menguncinya.
Mendengar suara kunci di putar, Laura langsung bergidik, bahkan di mansion milik Kakeknya pun Laura tak bisa lepas dari bayang-bayang Aaron dan jerat Aaron.
"Kita perlu bicara bukan?" Kata Aaron.
Laura mundur dan menundukkan kepalanya, sembari meremas jari jemarinya ia tahu bahwa akhirnya akan seperti ini.
"Sa... Saya bisa jelaskan." Kata Laura.
"Tidak perlu. Poin pentingnya adalah kau ingin kabur dariku, benarkan." Kata Aaron mendekat.
Laura dengan cepat berlari ingin menuju pintu.
Namun dengan cepat Aaron menangkap Laura, ia memeluknya dengan erat dan membantingnya di atas tempat tidur, Aaron juga ikut ambruk di atas tubuh Laura.
"Kesepakatannya adalah, lahirkan anak untukku, dan kau akan bebas." Kata Aaron.
Mata mereka saling bertemu dan memandang.
Laura terkejut dan tak bisa percaya, apakah benar ia akan bebas? Tapi, apakah Laura juga akan tega menjual anaknya sendiri untuk kebebasannya.
Laura masih diam, namun ia terkejut Aaron telah membuka risleting celananya, dengan tubuh Aaron yang masih menidih Laura.
"Tidak!!!" Pekik Laura.
"Jangan!!!" Teriak Laura.
Namun Aaron tak peduli dengan teriakan Laura.
"Lahirkan anak untukku Laura, aku akan membebaskanmu." Kata Aaron berbisik di telinga Laura.
Laura hanya diam tak menjawab, tentu saja Laura takut, tubuhnya tegang dan tak bisa mengatakan apapun, ingatan tentang rasa sakit ketika Aaron melakukan hubungan badan dengannya selalu terngiang di kepalanya.
Namun, saat Aaron mengulum telinga Laura saat itu Laura terkejut apa yang sedang Aaron lakukan.
Dengan lembut dan tenang Aaron mencium kening Laura. Memainkan lidah dan mulutnya.
"Sepertinya aku ingin tahu lebih banyak tentangmu, tentang dirimu di masa lalu."
"Tidak penting siapa saya di masa lalu dan apalagi tentang kehidupan saya, saya sudah ceritakan saat di pesawat." kata Laura.
"Ceritakan lagi, aku suka ketika kau berbicara." Kata Aaron kemudian membuka sedikit demi sedikit baju Laura, dan tangannya masuk ke dalam bra merogoh payudaraa Laura.
"Tu... Tunggu...Aahhh..."
Aaron meremass dengan pelan dan membuat Laura menahan desahaannya. Laura merasakan setruman-setruman rangsangan yang sangat menggiurkan.
"Ke... Kenapa dengan anda... Sikap anda yang berbeda ini..." kata Laura.
"Aku sedang mencoba untuk berdamai dengan diri sendiri, aku mencoba untuk memperlakukanmu lebih baik, jadi lahirkan anak untukku... Dan aku janji akan membebaskanmu..." Aaron kemudian mengulum dan menyesap payudaraa Laura secara bergantian, kadang lembut dan kadang cukup kuat.
"Aahhh... Mmhhh... Aaahhhh..."
Laura benar-benar di mabuk sentuhan Aaron, biasanya Aaron yang kasar dan hanya tinggal menancapkan batangnya seperti memaksa menerobos masuk, kini Aaron bahkan menyentuh Laura dengan sangat lembut menggunakan mulutnya.
"Apa jawabanmu Laura..." Tanya Aaron sembari meremass kedua payudraaa Laura secara bersamaan.
"Sa... Saya... Aaahhh... Mmmhhh... Aahahh...."
Aaron kemudian turun menciumi perut Laura yang langsing dan putih.
"Aku ingin kau mengandung anakku, di dalam perut mu ini." Kata Aaron.
"Tu... Tuan... Apakah ini semua hanya trik anda... Kenapa anda.. Melakukan begitu banyak perhatian dan kelembutan... Apakah nanti anda akan menghukum saya karena saya melarikan diri dari anda."
Perlahan Aaron menarik Underware milik Laura dan menjilat bagian perut atas Laura.
"Aaahhhh.... Haaaaaahhh....!" Tubuh Laura tersentak dan memggelinjang dengan sesapan Aaron di perutnya tepat di atas bagian sensitifnya.
"Ku pikir aku keterlaluan, aku melampiaskan semua amarah ku pada mu... Padahal, sepanjang hidupmu kau bahkan tidak pernah bertemu kakekmu, tapi... Aku benar-benar ingin membuat kakekmu merasakan bagaimana tersiksanya menjadi aku."
Aaron kemudian menyesap pelan bagian sensitif Laura, dan perlahan membuka kaki Laura, Aaron melebarkan paha Laura dan hendak menghisapnya lagi.
"Lauraa... Ayo kita mulai lagi... Babak yang baru... Bersamaku... Lahirkan anak untukku, dan aku berjanji akan membebaskanmu, aku janji padamu." Kata Aaron.
Bersambung~