NovelToon NovelToon
Ternyata Aku Mencintainya

Ternyata Aku Mencintainya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: iqueena

Seorang pria tampan yang tidak sengaja bertemu dengan wanita cantik namun jutek , pertemuan pertama mereka membuat si pria sangat penasaran ,sampai pada akhirnya mereka jadi sering bertemu karna sesuatu,kira kira apa yah alasan mereka sering bertemu,dan apa yang terjadi diantara mereka?
yuk ikuti ceritanya ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqueena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 Ternyata Aku Mencintainya

Ruangan masih hening. Cahaya lampu temaram menambah suasana yang muram. Kelvin menempelkan pipinya pada punggung tangan Wilona, berharap kehangatan yang dulu biasa ia rasakan kembali terasa.

Ia menghela napas panjang, lalu perlahan duduk kembali di kursi yang sejak tadi tak ia tinggalkan. Tangannya kembali menggenggam tangan Wilona erat, seolah takut kehilangan.

Masih dibalut penyesalan karena tak menjawab panggilan Wilona saat gadis itu membutuhkan dirinya. Kelvin menunduk. Ia menaruh kepalanya di atas punggung tangan Wilona sambil memeluknya lembut. Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya jatuh, membasahi tangan kekasihnya.

“Sayang ... maafin aku, bangun ya, aku nggak sanggup lihat kamu begini” bisiknya lirih, nyaris tak terdengar.

Lampu ruangan meredup. Hanya suara monitor detak jantung yang terus berbunyi, mengisi keheningan malam itu.

Waktu berjalan pelan. Mata Kelvin mulai terasa berat, tanpa sadar ia terlelap dalam posisi duduk, tubuhnya bersandar di sisi ranjang, sementara tangannya tetap menggenggam tangan Wilona dengan erat.

Pagi menyapa ruangan dengan udara yang dingin dan cahaya lembut dari balik tirai jendela. Tepat pukul 08.40, Kelvin terbangun. Ia refleks berdiri dan memeriksa pernapasan Wilona, mendekatkan wajahnya ke arah hidung gadis itu, memastikan ia masih bernapas.

Begitu yakin semuanya baik-baik saja, ia menghela napas panjang dengan lega. Tapi di balik rasa lega itu, hatinya masih digelayuti kecemasan dan kesedihan melihat Wilona yang belum juga sadar.

Tiba-tiba, ponselnya berdering. Nama "Mamah" terpampang jelas di layar.

Kelvin segera mengangkatnya, menempelkan ponsel ke telinga.

📞Kelvin

“Iya, Mah…”

📞Mamah

“Nak, Wilona dirawat di rumah sakit mana?”

📞 Kelvin

“Di Graha Medika, Mah. Ruangannya nomor lima belas”

“Ya sudah… Mamah b

📞Mamah

"Yasudah, Mamah Berangkat ke sana sekarang. Kamu tunggu, ya,"

Kemudian Kelvin memutus panggilan itu.

Kelvin menyelipkan ponselnya ke dalam saku, lalu menarik kursi lebih dekat ke sisi ranjang Wilona.

Ia duduk kembali, menggenggam tangan Wilona erat seolah kehangatan dari genggaman itu mampu menembus kesadaran gadis yang terbaring lemah di hadapannya.

“Sayang … Mamah sebentar lagi datang. Dia pengen lihat kamu. Semua orang cemas, tapi aku yakin kamu pasti bisa lewati ini, kan?” bisiknya lirih.

Suasana ruangan hening. Hanya suara detak monitor jantung yang terus berdetak pelan namun stabil, mengisi kesunyian pagi.

Beberapa menit kemudian, terdengar langkah kaki berhenti tepat di depan pintu. Kelvin menengadah. Dari balik kaca kecil, terlihat wajah Mamahnya yang langsung membuka pintu dan masuk dengan wajah khawatir.

Ia membawa paper bag berisi roti. Tanpa banyak bicara, Mamah Kelvin duduk di kursi di samping anaknya. Pandangannya langsung tertuju pada Wilona yang masih terbaring tak sadarkan diri.

Perlahan ia berdiri, mendekat ke ranjang, lalu mengelus rambut Wilona dengan raut wajah sedih dan mata yang mulai berkaca-kaca.

“Kasihan kamu, Nak ... Mamah harap kamu cepat sadar, ya. Pucat sekali wajahmu” bisiknya lirih, penuh kasih.

Kelvin menoleh ke arah mamahnya yang berdiri di sisi lain ranjang, memperhatikan tangan ibunya yang mengelus rambut Wilona lembut seakan berusaha menyalurkan kekuatan lewat sentuhan.

Tak lama, mamah Kelvin memandangnya dan bertanya pelan.

“Kamu belum pulang dari tadi malam, ya?”

Kelvin mengangguk, lalu mengusap wajahnya yang terlihat lelah.

“Aku nggak tenang ninggalin dia, Mah…”

Mamahnya menghela napas, lalu membuka paper bag dan mengeluarkan sebungkus roti yang masih hangat. Ia menyodorkannya pada Kelvin.

“Nak, makan dulu. Perutmu pasti kosong. Kalau kamu sakit, nanti Wilona marah lho, dia pasti nggak mau kamu sakit juga.”

Kelvin tersenyum tipis, lalu menerima roti itu. Namun matanya tetap tak lepas dari wajah Wilona yang masih belum menunjukkan tanda-tanda sadar.

Mamahnya menepuk pelan bahunya.

“Sekarang kamu pulang sebentar, mandi, makan yang benar. Biar Mamah yang jaga dia dulu di sini, ya?”

Kelvin tampak ragu. Pandangannya berpindah dari mamahnya ke Wilona. Tapi akhirnya ia mengangguk pelan.

Ia berdiri, menunduk, dan menyentuh pipi Wilona lembut. Lalu, ia membungkuk sedikit, mendekat ke telinga gadis itu dan berbisik,

“Aku pulang sebentar ya, Sayang ... Kamu tunggu aku”

Setelah itu, ia melangkah pelan menuju pintu, dengan berat hati meninggalkan Wilona dalam penjagaan ibunya.

Ia menoleh sekali lagi ke arah ranjang tempat Wilona terbaring. Cahaya redup dari lampu di sudut ruangan memantulkan bayangan lembut di wajah gadis itu yang masih tampak begitu pucat dan tak bergerak.

Tangannya sudah menggenggam kenop pintu, namun seolah tak rela membukanya. Ia memejamkan mata sejenak, menarik napas panjang, mencoba menguatkan diri di tengah kecamuk perasaan yang menghimpit dadanya. Suara detak monitor jantung masih terus berdenting dalam ritme yang stabil menenangkan, namun di telinganya terdengar menyayat.

Tiba-tiba terdengar suara lembut di belakangnya, suara mamahnya.

“Pergilah sebentar, Vin … Dia akan baik-baik saja. Mamah di sini,” ujar sang ibu dengan suara yang pelan namun meyakinkan.

Kelvin menoleh. Mamahnya tersenyum tipis meski matanya masih berkaca-kaca. Dengan sedikit anggukan, Kelvin akhirnya membuka pintu dan melangkah keluar dari ruangan, membawa berat di langkahnya.

Sesampainya di parkiran, ia membuka pintu mobil dan duduk di dalam. Kepalanya bersandar di kursi, menatap kosong ke depan. Hatinya masih tertinggal di dalam ruangan rumah sakit.

Perlahan ia menyalakan mesin, lalu mulai mengemudi menuju rumah. Di sepanjang perjalanan, bayang-bayang Wilona terus berputar di benaknya. Senyumnya, tawanya, suaranya yang manja dan menyenangkan. Semua terasa terlalu nyata untuk sekadar kenangan.

Tak lama, mobil Kelvin berhenti perlahan di depan rumah mewah bercat abu lembut itu. Gerbang otomatis terbuka saat ia menekan tombol di dashboard. Ia masuk ke halaman rumah, lalu memarkir mobil dan melangkah pelan ke dalam.

Suasana rumah sangat sepi. Hanya terdengar suara halus pendingin ruangan dan detak jam dinding. Tanpa suara, Kelvin menaiki anak tangga menuju lantai dua dan membuka pintu kamarnya.

Tanpa membuang waktu, ia segera masuk ke kamar mandi. Ia membersihkan diri dengan cepat, tak ingin berlama-lama meninggalkan Wilona di rumah sakit.

Selesai mandi, ia menuju ruang bajunya. Saat membuka salah satu lemari, pandangannya langsung jatuh pada sebuah jaket army yang tergantung rapi di sana.

Jaket yang pernah ia gunakan untuk menyelimuti tubuh Wilona saat gadis itu menangis diam-diam di malam ulang tahun Viona.

Kelvin menyentuh jaket itu perlahan, lalu memeluknya. Aroma khas Wilona masih tercium samar, hangat dan familiar.

“Padahal sudah dicuci, tapi wanginya masih ada” gumamnya lirih, menahan getar di dada.

Ia diam sejenak, masih memeluk jaket itu erat, seolah enggan melepas semua kenangan yang tertinggal di dalamnya. Namun tatkala ia melirik jam dinding, jarumnya sudah menunjuk hampir pukul sepuluh pagi.

“Ya Tuhan …” desisnya. Panik mulai melingkupi. Ia baru sadar bahwa ia sudah cukup lama meninggalkan Wilona sendirian.

Rasa bersalah menyergap dadanya. Ia mengambil jaket tersebut, lalu mengambil kunci mobil yang tergantung di samping lemari. Bergegas ia menuruni tangga menuju ruang makan.

Di atas meja makan, terlihat beberapa menu makanan yang telah disiapkan. Kelvin mengambil piring, lalu menyendok sedikit nasi dan beberapa lauk. Ia makan tergesa, ingin segera kembali ke rumah sakit.

Namun belum sempat menghabiskan makanannya, ponselnya berdering. Nama mamahnya muncul di layar.

Dengan semangat dan harapan akan kabar baik, ia langsung mengangkat telepon dan menaruh ponsel di telinganya.

Tapi suara yang ia dengar justru membuat tubuhnya menegang.

📞Mamah

“Kelvin, Nak … Cepat ke sini … Detak jantung Wilona menurun drastis”

suara mamahnya terdengar gemetar, disertai isak yang jelas sedang ditahan.

Kelvin langsung terdiam. Rasanya jantungnya ikut berhenti berdetak.

📞 Kelvin

“A … apa, Mah?”

suaranya goyah, nyaris tak terdengar.

📞Mamah

"Barusan alarm dari monitornya berbunyi. Dokter-dokter langsung masuk ke ruangan, mereka bilang ini darurat, Vin. Kalau kondisinya gak stabil, Wilona bisa kehilangan kesadaran sepenuhnya".

Kelvin menutup mata sesaat, mencoba menahan emosi yang menghantam dada begitu kuat. Ponsel masih menempel di telinga, namun ia sudah bangkit dari kursi bergegas.

Tanpa menunggu jawaban apa pun lagi, ia melesat keluar rumah, membawa serta jaket yang masih menguarkan aroma gadis yang tengah ia perjuangkan.

1
Yoona
huaa author jahat bikin aku nangis😭😭😭
IG : @dadan_kusuma89
Aseeek....disimpan nomernya, seneng ya Vin?😁
Deliathis
Ah ga sabar liat kebucinan kelvin lagi. semangat kak jgn gantungkan rasa penasaran ku y 😄
iqueena: Heheh, pantengin terus yah, masih nulis nih 🤭
total 1 replies
Deliathis
takut ah sama mira 😣
Deliathis
Takut baca bab selanjutnya 😭
Deliathis
matamu lama 😏
Deliathis
ah pantes
Deliathis
si buaya ngapain diajak sih😡
iqueena: Sabar-sabar 🤣
total 1 replies
Kutipan Halu
semangat thorr cerita nya bguss
iqueena: Terimakasih sudah mampir kak 🌹
total 1 replies
Dewi Ink
enak jadi willona😅😅
sjulerjn29
kayaknya wilona masih belum move on dari gifa deh
Rezqhi Amalia
aduh, bau bau something nih
Pandandut
jahat si /Sob/
Anyelir
semangat kelvin. semoga hatimu lapang dan tidak gundah gerana
Bulanbintang
Nah kan, nyesel
iqueena: Kelvin nya kelelahan, ternyata Wilona lebih lelah lagi 🥹
total 1 replies
Dewi Payang
Lantes aja mamanya Kelvin gak suka sama Gifa....
Dewi Payang: Aku dari awal dah curiga si pavarnya Kelvin celingkuh kuh....
iqueena: Ternyata ada bakwan di balik batu
total 2 replies
Muffin
Kejar terus vin sampai dapat hihi
IG : @dadan_kusuma89
lampu hijau ini Vin...😁, pas banget
drpiupou
dinner siapa kak kok nungguin/Joyful/
iqueena: Namanya gugup kak, jadi asbun 😆
total 1 replies
Afriyeni Official
pantes mamanya Kelvin gak suka lihat gifa. Mungkin si mama udah tau y viona dan gifa selingkuh
iqueena: Selamat, Kaka benar ✨🥳
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!