NovelToon NovelToon
My Ex Boyfriend

My Ex Boyfriend

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Kaya Raya
Popularitas:15k
Nilai: 5
Nama Author: lailararista

Auristella Queensha Syahreza

Stella. Primadona sekolah,siapa yang tidak terpesona dengannya? Gadis cantik dan tajir semua orang mengaguminya.

Kenan Alvaro Melviano

Kenan. Mostwanted yang dikagumi para gadis. Tetapi memiliki sifat dingin yang tak tersentuh.

Sebuah keberuntungan bagi stella dapat berpacaran dengan kenan. Lelaki yang menurutnya romantis walaupun terkadang menjadi posesif Namun semua kandas ketika dia tahu bahwa kenan hanya menjadikannya bahan taruhan.

Seperti tidak ada rasa bersalah. Kenan tetaplah kanan,selalu mengekang stella walaupun tidak ada hubungan apa-apa.

🌸

"Gue ngak ijinin lo makan ini."

"Dan gue ngak perlu ijin lo." Sinis Stella.

"Gue ngak suka penolakan."

"Gue ngak perduli."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lailararista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bocah Tengil

Stella menggerutu kesal. Pagi-pagi begini seharusnya dia masih bisa menikmati tidurnya karena libur sekolah. Namun, ini malah bangun pagi buat mengantar Alexa ke kafe tempat dia bekerja. Ya, sekarang Alexa yang menggantikan posisi Stella. Stella sangat kesal, tetapi demi sahabat ya tak apa.

"Makasih, ya. Stella baik, deh," ucap Alexa sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Ih, jijik," jawab Stella, membuat Alexa menggerutu kesal atau lebih tepatnya pura-pura kesal.

"Bodoh amat. Gue masuk dulu, bye!" Alexa langsung saja meninggalkan Stella yang terdiam melihat Alexa langsung menyosor masuk ke dalam kafe.

"Yah, gak tau malu tuh anak. Padahal baru masuk, tapi kayak udah lama kerja di sana aja." Stella geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya.

"Woi!" teriak seseorang.

Stella memejamkan matanya, lalu menarik napas dalam. Setelah itu, dia menatap orang yang sudah membuatnya kaget dengan sangar. "Bisa gak, lo kalau ketemu gue tuh yang sopan dikit? bocah gak tau diri lo, ya!" kesalnya karena mood-nya tiba-tiba sering hancur setiap kali bertemu dengan Arumi.

"Santai aja dong, Kak. Kenapa gak sekolah? Baru hari Sabtu, loh."

Stella memutar bola matanya malas. "Bukan urusan lo."

"Gak boleh gitu, Kak. Sekolah itu buat masa depan yang cerah," ucap Arumi sambil menerawang langit.

"Gak usah bacot, kayak udah bener aja hidup lo!"

Arumi menyengir di hadapan Arumi, perasaan Stella sepertinya tidak baik, ada yang aneh sama Arumi.

"Kak, aku kan pakai baju sekolah. Mau ke sekolah, tapi gak nemu angkot."

Stella sudah menebak kalau Arumi memang ada maunya. Dia langsung memutar bola matanya malas. Mengantar Arumi ke sekolah? Lebih enak jika Stella langsung pulang dan bobok cantik lagi.

"Ogah banget, pergi aja sendiri!" jawab Stella.

Setelah itu, dia langsung menaiki mobilnya dan meninggalkan Arumi yang merengut kesal.

"Dasar gak punya hati! Beneran ditinggal, dong. Ah, nasib-nasib." Arumi memilih berjalan di trotoar dengan lesu. Sesekali dia celingak-celinguk untuk mencari angkutan umum. "Ih, mana sih?" kesalnya.

"Ssstt ... itu kakak yang dingin itu. Ah, boleh nih."

Arumi berlari kecil, lalu menghampiri Nicholas yang hendak masuk ke mobilnya. Nicholas pun dibuat kaget karena pintu mobil yang dia buka kembali ditutup oleh tangan mungil seseorang. Dia menatap datar setelah tahu siapa pelakunya.

"Kakak baik dan ganteng tapi dingin, boleh gak anterin Arumi ke sekolah?" ucapnya sambil menampakkan puppy eyes-nya.

"Gak!"

Lagi-lagi Arumi menahan Nicholas saat hendak membuka mobilnya. "Sekali ini aja. Ayolah, Kak ... aku takut telat, nih."

Tidak ada pilihan lain, sepertinya Nicholas harus mengiakan. "masuk!"

Arumi berteriak sambil berlari kecil masuk ke dalam mobil dengan girang. Nicholas yang melihat hal itu hanya geleng-geleng kepala. Di dalam mobil, Arumi sibuk mengoceh. Sementara itu, Nicholas hanya mendengar tanpa berniat membalasnya. Sesekali dia hanya membalas dengan berdeham.

"Kak, nanti kalau aku udah SMA, Kakak jadi pacar aku ya?" Ucapan Arumi membuat Nicholas kaget. Namun, dengan cepat dia mengubah ekspresinya kembali.

"Serah." Nicholas tidak mau ambil pusing dengan ucapan Arumi. Arumi hanya bocah labil, bicaranya masih asal-asalan.

"Awas loh, Kak. Awalnya benci, ujung-ujungnya cinta."

"Serah."

"Kak, aku—"

"Keluar!" Belum sempat Arumi melanjutkan kata-katanya, Nicholas sudah memotongnya terlebih dahulu.

Arumi memperhatikan sekitarnya, ternyata dia sudah sampai di sekolah. Lalu, dia menatap Nicholas dan tersenyum sampai menampakkan gigi gingsulnya.

"Makasih kakak ganteng! Muach ...."

Nicholas terbelalak kaget. Dia menatap Arumi yang sudah berlari masuk ke dalam sekolahnya dengan wajah yang sulit diartikan. Secara tak langsung, anak kecil itu dengan lancang mencium pipi Nicholas. Nicholas pun hanya menarik napas kasar dan kembali melanjutkan perjalanannya.

kekasih, yaitu Alexa. Tak lama, Alexa menghampiri meja mereka. Sedari tadi dia sudah mengetahui keberadaan mereka, bahkan sudah menyaksikan perdebatan gila itu.

"Mau pesan?" Alexa menatap teman-teman Axel yang juga menatapnya dengan heran, termasuk Nicholas.

"Eh, Neng Alexa kerja di sini?" tanya Felix yang diangguki oleh Alexa.

"Sini, biar aku aja yang tulis," tawar Axel, lalu mengambil buku yang Alexa pegang.

"Jadi, ini maksudnya lo bawa kita ke sini?" tanya Kendrick, seolah mengintimidasi Axel.

"Ya begitulah."

Jawaban singkat itu membuat Kendrick kesal. Namun, terserah, itu bukan urusannya juga. Sementara itu, Alexa menatap Nicholas yang juga menatapnya. Namun, dengan cepat dia langsung membuang muka. Dia tidak mau memikirkan Nicholas, juga tidak mau lagi berurusan dengan lelaki yang sama sekali tidak memikirkan perasaannya.

Mengingat perlakuan Nicholas, rasa benci itu kembali timbul. Untuk kedua kalinya Alexa membenci Nicholas. Hanya saja, untuk yang sekarang, dia sulit memaafkan Nicholas karena rasa sakitnya terlalu besar.

Seketika lamunan Alexa buyar saat mendengar suara Axel yang memberikan catatan pesanannya. Hal itu membuat Alexa sedikit kaget. Saat ditanya mengapa melamun, Alexa hanya menggeleng sambil tersenyum. Masih dengan senyumnya, Alexa kemudian melangkah pergi.

Entah mengapa Axel tidak suka dengan senyum itu, senyum yang menyiratkan luka. Axel tahu Alexa sedari kecil, dia jelas tahu sifat Alexa seperti apa. Tadi itu bukan senyum tulus, tetapi senyum luka, luka yang sangat sakit pastinya. Axel hanya bisa menguatkan Alexa. Dia tidak bisa berbuat apa-apa selain terus berada di samping gadis itu.

"Alexa sudah berbeda," ucapnya.

benci gue sepuas lo," ujar Kenan dengan lembut. "Gue sayang sama lo, Stella. Sayang banget."

Kendrick terus mengomel saat Axel membawanya ke kafe milik Gavin. Bukan hanya Kendrick, yang lain pun ikut memberikan pendapat sama.

"Woi, Xel! Ngapain sih, harus di sini? Tempat lain kan ada," ucap Kendrick.

"Apa salahnya, sih?" tanya Axel kesal.

"Ya biasanya kan gak di sini." Kendrick ikut kesal.

"Apaan sih, itu aja dipermasalahin," ucap Felix yang ikut kesal.

"Ah, jangan-jangan Dilan sengaja biar bisa ketemu my girl!"

Dilan yang dituduh pun langsung menatap Kendrick. Dia tidak terima meski lima puluh persen ucapan itu benar. "Bukan gue yang ngajak ke sini," ucap Dilan.

"Tau, lo! Axel yang ngajak ke sini."

Kendrick hanya cengengesan.

"Pesan atau cabut?" ucap Nicholas dingin karena bosan mendengar perdebatan di antara teman-teman gilanya.

"Iya deh, iya," ucap Axel. Dia celingak-celinguk mencari keberadaan pelayannya, lebih tepatnya sang

Stella masuk ke dalam apartemen Kenan dengan santai. Dia sudah tahu password-nya, jadi tidak sulit untuknya masuk. Setelah masuk, Stella menatap Kenan yang duduk di sofa dan tengah bermain game.

"Ngapain nyuruh gue ke sini?"

Kenan menatap Stella dari atas sampai bawah. Namun, setelah itu dia kembali fokus ke game-nya tanpa menjawab pertanyaan Stella.

"Kalau orang nanya tuh dijawab!"

"Tuh, pijitin kaki gue," ucap Kenan sambil menunjuk kaki yang dia rentangkan di atas sofa dengan mulutnya.

Mendengar itu, refleks Stella mengepalkan tangannya kuat. Tidurnya terganggu hanya karena hal ini? Bukan main.

"Sialan! Lo nyuruh gue ke sini cuma buat itu?"

"Hm."

Saking kesalnya dengan Kenan, Stella langsung merampas ponsel yang dimainkan Kenan dan melemparnya hingga hancur. Kenan pun bangkit dari berbaringnya sambil menatap lantai di mana ponselnya berkacak pinggang sambil menatapnya dengan wajah yang sangat kesal, tetapi itu sangat menggemaskan di mata Kenan.

"Lo makin berani ya, sama gue? Itu ponsel gue mahal, loh," ucap Kenan santai, tidak ada nada marah sedikit pun walau ponselnya hancur.

"Lo harus tau, itu ponsel sama kayak hati gue!"

Ucapan Stella mampu membuat Kenan terdiam. Kenan tahu jalan bicara Stella ke arah mana. Ya, hancur. Lagi dan lagi, Kenan hanya diam sambil menatap Stella yang juga menatapnya.

"Lo tau? Cuma lo, orang yang ada di hati gue. Cuma lo juga, orang yang selalu nyakitin hati gue. Hancur? Udah pasti. Sakit? Sangat sakit. Obatnya, gue sendiri gak tau apa." Sekuat tenaga Stella menahan isaknya, tetapi tetap tidak bisa. Dia lemah, baru itu saja sudah menangis.

"Capek, gue capek ada di dekat lo. Gue mau pergi, tapi gak bisa. Lo selalu ganggu gue, lagi dan lagi lo nyakitin gue. Gue capek."

Stella terduduk di karpet beludru itu sambil menangis dan menyembunyikan wajahnya menggunakan kedua tangannya. Kenan yang tidak tahan langsung menghampiri Stella dan memeluknya. Stella hanya diam, tidak mengelak dan tidak membalas pelukan Kenan.

"Maaf." Hanya satu kata yang keluar dari mulut Kenan.

"Gue benci sama lo," ucap Stella dengan isaknya.

Kenan hanya mengangguk, dia memang pantas dibenci. "Suatu saat lo akan tau maksud gue. Sekarang

1
Zea Kaysan
kpan up lagi. 🙏
公主Aelicya van Orbey
gue malah lebih suka Gavin dari pada Kenan, Kenan apaan bgt masa cium" cuh
公主Aelicya van Orbey
kenanjing
Rifda Hanifah
lanjut thor
crazy up!
Rifda Hanifah
keren Thor ceritanya , semangat up nya
Rifda Hanifah
keren stela
Rifda Hanifah
cerita nya bagus 👍
Rifda Hanifah
keren
Dewi Saptiani
teruslah buat ulah yg bisa mancing perhatian kenan.biar diliat marsya sekalian.org licik harus dihadapi dgn cara licik juga kan?
Dewi Saptiani
kenapa stella langsung telp kenan utk minta bantuan.kan bisa telp gavin.hadeeeh...jgn terlalu drama thor.ini masih cerita anak sma kan?
Dewi Saptiani
ini rada aneh niy...cctv mana?model orkay tapi rumah minim cctv.hidup ditahun brp thor ini ceritanya???
Epin Lia Wati: gkpp ko Thor ttp seru ,, semangat untuk author 💪💪
total 2 replies
Samiatik
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!