NovelToon NovelToon
Aku Menikahi Iblis Surgawi!

Aku Menikahi Iblis Surgawi!

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Harem / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: ZhoRaX

Mati tertabrak truk? Klise.
Tapi bangun di dunia penuh sihir, monster, dan wanita cantik berbahaya?
Shen Hao tidak menyangka, nasib sialnya baru dimulai.

Sebagai pria modern yang tengil dan sarkastik, ia terjebak di dunia fantasi tanpa tahu cara bertahan hidup. Tapi setelah menyelamatkan seorang gadis misterius, hidupnya berubah total—karena gadis itu ternyata adik dari Heavenly Demon, wanita paling ditakuti sekaligus pemimpin sekte iblis surgawi!

Dan lebih gila lagi, dalam sebuah turnamen besar, Heavenly Demon itu menatapnya dan berkata di depan semua orang:
“Kau… akan menjadi orang di sisiku.”

Kini Shen Hao, pria biasa yang bahkan belum bisa mengontrol Qi, harus menjalani hidup sebagai suami dari wanita paling kuat, dingin, tapi diam-diam genit dan berbahaya.
Antara cinta, kekacauan, dan tawa konyol—kisah absurd sang suami Heavenly Demon pun dimulai!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZhoRaX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CH 24

Malam itu, langit di atas Crimson Moon Sect begitu tenang.

Bulan menggantung di langit, memantulkan cahaya lembut ke permukaan atap giok merah istana utama.

Di dalam kamar pribadinya yang luas dan harum, Mei Xian’er merebahkan diri di atas kasur empuk berselimut sutra hitam yang bersulamkan pola bulan merah.

Udara di ruangan itu terasa hangat dan tenang, tapi pikirannya jauh dari kata tenang.

Tatapannya kosong, menembus langit-langit kamar yang berhiaskan ukiran naga giok, sementara pikirannya berputar pada satu nama.

Shen Hao.

Pria yang datang dari entah di mana,

yang bahkan tidak memiliki ranah tinggi,

namun entah bagaimana — kehadirannya meninggalkan kesan yang begitu dalam.

Ia memejamkan mata perlahan, lalu menarik napas dalam-dalam.

“Foundation Establishment tahap menengah…” gumamnya pelan, suaranya nyaris seperti bisikan di tengah malam.

“Namun auranya... sama sekali tidak seperti itu.”

Bulu matanya bergetar halus.

Setiap kali ia mencoba mengingat aura Shen Hao, yang ia rasakan justru bukanlah kelemahan.

Aura itu… tidak seimbang, seolah dunia ini sendiri tidak mampu menahannya.

Kekuatan yang terasa asing, tidak berasal dari langit dan bumi dunia kultivasi mereka.

Mei Xian’er menoleh ke samping, menatap jendela terbuka di mana angin lembut malam masuk perlahan, membawa aroma bunga peony merah yang tumbuh di taman pribadinya.

“Siapa sebenarnya dirimu, Shen Hao…” bisiknya.

Ia adalah Heavenly Demon, wanita yang bahkan para tetua agung segan untuk menatap langsung.

Namun untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama, ia merasa tidak bisa membaca seseorang.

Bahkan ketika ia mencoba menelusuri aura spiritual Shen Hao dengan kesadarannya, semua itu terasa… seperti menatap ke dalam kabut yang tidak berujung.

Ia bisa merasakan keberadaan, tapi tidak bisa menembusnya.

“Aku... tidak dapat melihat masa lalumu. Tidak dapat memprediksi jalanmu.”

Nada suaranya berubah, lebih lembut, seolah ia berbicara bukan pada dirinya sendiri — melainkan kepada seseorang yang tidak ada di sana.

Ingatan tentang lembah pribadi mereka sore tadi muncul begitu jelas.

Saat Shen Hao duduk bersila, dengan napas tersengal dan darah di bibirnya, namun tetap bertahan.

Kalimat sederhana yang diucapkannya dengan senyum lemah masih terngiang di telinga Mei Xian’er:

“Guruku bilang, meski gagal, aku tak boleh menyerah… karena setiap kegagalan adalah keberhasilanku.”

Kata-kata itu membangkitkan sesuatu di dalam dirinya — sesuatu yang telah lama ia kubur dalam ketenangan dingin seorang Heavenly Demon.

Sebuah kenangan lama… tentang dirinya sendiri, saat masih muda, ketika berkali-kali gagal dan hampir menyerah dalam perjalanan menuju puncak kekuatan.

“Setiap kegagalan pasti ada keberhasilan…”

Ia mengulanginya lirih, senyum samar terbentuk di sudut bibirnya.

“Benar. Jika bukan karena kegagalan, aku tidak akan menjadi seperti sekarang.”

Tangannya yang halus menyentuh dada, tepat di atas jantungnya yang berdegup pelan — sesuatu yang jarang ia rasakan: kehangatan.

Namun semakin lama ia memikirkannya, semakin berat perasaannya.

Ia tahu, Shen Hao bukanlah pria biasa.

Bahkan bukan sekadar “pria lemah” yang kebetulan menarik perhatiannya.

Auranya... caranya berbicara... dan bahkan pandangan matanya yang sederhana namun jujur — semuanya terasa tidak selaras dengan dunia ini.

Seolah dia... berasal dari tempat lain.

“Kau... bukan hanya misterius, Shen Hao.” katanya perlahan, membuka matanya lagi.

“Kau seperti teka-teki yang bahkan aku, seorang Heavenly Demon, tidak bisa pecahkan.”

Hening meliputi kamar itu beberapa saat.

Hanya suara lembut angin malam yang menyelinap di antara tirai sutra, membawa aroma bunga bulan yang tumbuh di taman.

Akhirnya, Mei Xian’er menarik napas panjang dan tersenyum tipis.

“Namun... aku tidak menyesal memilihmu.”

“Entah apa asalmu, entah siapa dirimu sebenarnya... aku merasa, kehadiranmu akan membawa perubahan besar dalam hidupku.”

Matanya yang crimson berpendar lembut dalam cahaya bulan.

Senyum lembut yang jarang terlihat menghiasi wajahnya — bukan senyum seorang pemimpin yang agung, tapi senyum seorang wanita yang... jatuh hati tanpa menyadarinya.

“Shen Hao...”

“Mungkin, keputusanku memilihmu... adalah keputusan terbaik yang pernah kulakukan.”

Ia menutup matanya perlahan, membiarkan pikirannya tenggelam dalam perasaan hangat yang lembut dan asing itu —

sementara di luar, bulan bulat bersinar di atas langit sekte Crimson Moon, menjadi saksi awal dari hubungan dua jiwa yang kelak akan mengguncang seluruh dunia kultivasi.

Malam itu, Crimson Moon Sect diselimuti ketenangan yang hampir sempurna.

Cahaya bulan menembus tirai tipis di kamar Mei Xian’er, menyinari wajahnya yang lembut.

Ia tertidur dengan damai, napasnya teratur — sesuatu yang jarang sekali terjadi bagi seorang Heavenly Demon sepertinya.

Namun di sisi lain sekte, di sebuah kamar sederhana yang baru disediakan untuk “calon suaminya”, suasananya berbanding terbalik.

 

Shen Hao berbaring telentang di atas ranjang kayu giok yang dingin, menatap langit-langit kamar yang penuh ukiran rumit berbentuk bunga merah.

Ia telah mencoba memejamkan mata beberapa kali, tapi gagal.

Tubuhnya terasa lelah, namun pikirannya menolak diam.

“Aku… akan menikah dengan ketua sekte paling berbahaya di dunia ini,” gumamnya datar, menatap kosong ke langit-langit.

“Bagus, Shen Hao. Dari orang biasa... sekarang jadi calon korban percobaan hidup.”

Ia menarik selimut, menggulung diri, tapi kemudian bangkit lagi.

Tidak nyaman.

Tidak tenang.

Tidak... masuk akal.

Ia duduk di tepi ranjang, menatap tangannya sendiri. Luka-luka kecil dari latihan sore tadi masih terasa nyeri, meski sebagian besar sudah pulih.

Namun yang lebih mengganggu bukan rasa sakit di tubuhnya, melainkan perasaan campur aduk di dalam dadanya.

“Dia... benar-benar cantik.”

“Tapi juga berbahaya.”

“Cantik dan berbahaya — kombinasi paling mematikan di alam semesta.”

Ia memegangi kepalanya, menghela napas berat.

Satu sisi dirinya — sisi laki-laki biasa — tidak bisa berhenti mengingat cara Mei Xian’er menatapnya di lembah tadi: tenang, lembut, tapi penuh kekuatan yang membuat jantungnya berdebar tanpa alasan.

Sisi lainnya — sisi realistisnya — menjerit keras: “Hei, dia bisa menghapus eksistensimu dengan satu jentikan jari, bodoh!”

“Astaga… bahkan wajahnya saja sudah cukup untuk membuatku kehilangan konsentrasi saat berkultivasi,” gumamnya, memukul pelan pipinya sendiri.

“Fokus, Shen Hao. Fokus. Kau di dunia kultivasi, bukan di dunia romansa.”

Namun, semakin ia mencoba tidak memikirkannya, semakin wajah wanita itu muncul di benaknya.

Tatapan crimson itu.

Nada lembutnya ketika menanyakan keadaannya.

Bahkan cara ia tersenyum samar — yang entah kenapa membuat Shen Hao merasa... hangat.

Ia berbalik, menatap jendela kamar yang terbuka lebar. Cahaya bulan menembus masuk, jatuh di lantai batu giok, membentuk siluet yang tenang.

“Apa aku… benar-benar siap menjalani ini?” katanya lirih.

“Menjadi ‘suami’ ketua sekte paling berpengaruh di Benua Timur?”

Ia menghembuskan napas panjang, kemudian berbaring lagi — kali ini menatap langit-langit sambil berbicara pada dirinya sendiri.

“Shen Hao, kau bukan siapa-siapa di sini. Tapi entah kenapa, wanita itu... melihat sesuatu dalam dirimu.”

“Kalau benar dia tidak salah pilih, maka... mungkin aku memang punya alasan untuk ada di dunia ini.”

Senyum lemah muncul di wajahnya.

Antara lelah, bingung, dan sedikit... bahagia.

Ia menarik selimut sampai ke dada, menutup matanya.

Namun bahkan saat akhirnya mulai terlelap, bayangan Mei Xian’er masih menari di pikirannya — bersama aroma bunga merah yang anehnya terasa begitu nyata di kamarnya malam itu.

Dan begitu ia tertidur, dari kejauhan terdengar suara lembut tiupan angin yang membawa aroma khas lembah Mei Xian’er…

seolah seseorang — atau sesuatu — tengah memperhatikannya diam-diam, memastikan bahwa mimpi pria itu berjalan dengan tenang.

1
mu bai
sebaiknya menggunakan bahasa indo formal lebih cocok thor
ZhoRaX: ok.. nanti diubah
👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!