NovelToon NovelToon
LUKA YANG TAK TERLIHAT

LUKA YANG TAK TERLIHAT

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Single Mom
Popularitas:57.5k
Nilai: 5
Nama Author: Reetha

Hai.. aku balik nulis lagi setelah menghilang hampir 4 tahun. semoga kalian bisa menemukan serta bisa menerima kehadiran karya ini ya...

Rania dan Miko, bukan pasangan masalalu. Mereka saling membenci. Rania memiliki sifat jahat di masa lalu. Namanya di blacklist hingga jatuh sejatuh-jatuhnya, dibuang ke tempat asing, lahirkan anak kembar hingga menikah dengan orang yang salah, siksaan mental dan fisik ia terima selama 4 tahun. Menganggap semua itu Karma, akhirnya memilih bercerai dan hidup baru dengan putra-putrinya. Putranya direbut ibu Miko tanpa mengetahui keberadaan cucu perempuan, hingga berpisah bertahun-tahun. Si kembar, Alan-Chesna tak sengaja bertemu di SMA yang sama.

Gimana kisah lengkapnya?

Selamat membaca yaa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reetha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Malam itu rumah keluarga Miko terasa tenang. Lila duduk di sofa ruang tamu, sibuk membuka buku catatan kecil penuh coretan dan gambar. Rambut panjangnya tergerai, sesekali ia mengunyah camilan sambil menunggu ayahnya pulang.

Pintu terbuka, dan Miko masuk dengan raut wajah yang sedikit berbeda dari biasanya, ada keraguan dan bayangan pikiran yang jelas-jelas menempati benaknya. Lila segera menyambutnya dengan senyum manis.

"Papa! Akhirnya pulang juga. Tadi Papa rapat lama banget, ya?"

Miko tersenyum tipis, menepuk kepala putrinya lalu duduk di sampingnya. Namun gerak-geriknya tak seperti biasanya, ada sesuatu yang ingin ia sampaikan.

"Ya… rapatnya memang panjang. Tapi bukan cuma itu, Nak. Papa juga bertemu seseorang hari ini."

Lila sedikit penasaran "Seseorang? Siapa, Pa?"

Miko menarik napas pelan, matanya menatap Lila dengan serius.

Miko "Papa bertemu dengan seorang gadis. Namanya… Chesna."

Lila terdiam sebentar, mencoba mengingat. Keningnya berkerut, lalu ia menggeleng pelan. "Chesna? Hm… sepertinya pernah dengar. Tapi… aku nggak ingat, Pa. Siapa dia?"

"Kamu memang masih kecil sekali waktu itu. Usia tujuh tahun, kalau Papa tidak salah. Jadi wajar kalau kamu tidak ingat banyak. Dia… pernah menolongmu dulu, Nak. Pas kamu jatuh sakit. Dan kamu sangat suka dia."

Lila mencoba merenung lagi, matanya menerawang. Samar-samar ada bayangan seorang anak perempuan yang membantunya ketika ia sakit waktu itu. Tapi detailnya tak jelas.

"Oooh… yang itu, ya? Aku ingat sedikit. Tapi… aku benar-benar nggak jelas wajahnya, Pa.”

Miko melanjutkan dengan suara datar namun lembut. "Dia… anak yang baik. Kamu pasti akan suka kalau lebih banyak mengenalnya nanti."

Lila menatap ayahnya, seolah ingin menggali lebih jauh. Namun melihat wajah Miko yang tampak berat, ia memilih tidak bertanya lagi.

___

Malam itu laut bergelombang tenang. Bulan menggantung bulat di atas langit, cahayanya memantul di permukaan air yang gelap. Rania duduk di sudut geladak kapal, jaket tipis melindungi tubuhnya dari angin laut yang menusuk. Tangannya menggenggam ponsel lama yang jarang sekali terhubung dengan dunia luar.

Sejak kapal meninggalkan pelabuhan terakhir, ia hanya bisa menatap layar kosong tanpa sinyal. Setiap malam, sebelum tidur, ia menulis pesan-pesan yang tak pernah terkirim untuk Chesna.

Namun malam itu, sebuah keajaiban terjadi. Di pojok kanan layar, satu bar sinyal tiba-tiba muncul. Rania terperanjat, hampir menjatuhkan ponselnya. Tangannya menekan tombol cepat: Pesan untuk Chesna.

Rania: Nak, Mama dapat sinyal! Kamu apa kabar? Mama rindu sekali.

Layar bergetar. Butuh waktu beberapa detik yang terasa seperti seabad sebelum balasan masuk.

Chesna, Mama! Aku baik-baik saja. Aku kangen Mama setiap hari. Aku tunggu Mama pulang.

Air mata Rania seketika mengalir. Ia menutup mulutnya dengan tangan, berusaha menahan isak agar tidak mengganggu teman-temannya yang tertidur di kabin.

Rania: Mama juga kangen, Nak. Jangan lupa makan, jangan sakit. Sekolah gimana?

Chesna: Aku sehat, Ma. Aku belajar keras, aku janji nggak nakal. Tapi tiap malam aku selalu berdoa biar Mama cepat pulang.

Rania tersenyum. Namun, dadanya bergetar hebat. Angin laut yang dingin seakan tak ada artinya dibandingkan kehangatan kata-kata putrinya.

Rania: Doa kamu yang bikin Mama kuat. Sabar ya, sebentar lagi kita ketemu. Mama bawa banyak cerita dan pelukan buat kamu.

Chesna: Aku janji akan tunggu Mama. Aku sayang Mama.

Sinyal mulai melemah. Rania panik mengetik pesan terakhir.

Rania: Mama juga sayang kamu, lebih dari apapun. Jangan takut, Nak. Mama selalu bersamamu di dalam doa.

Beberapa detik kemudian, layar kembali menunjukkan No Signal. Pesan terputus.

Rania menatap laut luas yang pekat, memeluk ponselnya seolah di sana tersimpan kehangatan putrinya. Hanya sebentar, tapi itu cukup untuk menyalakan semangatnya melanjutkan perjalanan yang panjang.

___

Lorong sekolah siang itu penuh siswa yang keluar dari kelas masing-masing. Chesna, baru selesai mengantarkan berkas dari guru, berlari kecil sambil memeluk setumpuk buku tebal.

Dari arah berlawanan, Gideon berjalan santai bersama gengnya. Suaranya lantang, penuh tawa dan percaya diri. Semua orang tahu, dialah salah satu kakak kelas paling populer di sekolah.

Tiba-tiba…

BRUKK!

Chesna menabrak Gideon cukup keras. Bukan hanya buku-buku yang beterbangan, tapi juga segelas minuman yang Gideon bawa tumpah ke seragam mereka berdua.

Kerumunan siswa sontak berhenti. Beberapa langsung menutup mulut, menahan tawa melihat Gideon yang tampak berantakan untuk pertama kalinya.

Gideon berteriak, suaranya menggelegar,  "Astaga! Kamu ini jalan pakai mata atau nggak?! Lihat nih bajuku! Baru aja ganti, sekarang jadi kayak gini!"

Chesna tertegun, menatap seragamnya sendiri yang juga terkena cipratan. Ia menghela napas pelan, lalu mulai memunguti bukunya.

"Ya sudah, tinggal dicuci lagi, kan? Lagian aku juga kena." balas Chesna, tak kalah geram

Ucapan itu membuat murid-murid sekitar terperangah. Beberapa langsung terkekeh melihat Gideon makin murka. "APA?! Kamu berani nyolot sama aku? Anak baru kayak kamu, berani-beraninya bicara begitu?!" melotot, menunjuk dada sendiri, yang basah.

Chesna mengangkat wajah, menatap dingin.  "Aku sudah bilang maaf kalau salah. Kalau kamu mau marah terus, silakan. Itu urusanmu, bukan urusanku."

Hening. Semua siswa terpaku, tidak pernah ada yang berani membalas kata-kata Gideon seperti itu.

Nadine, siswi yang menyukai Gideon, langsung menyalakan api. "Eh, jangan songong deh, anak baru! Kamu tahu nggak siapa yang kamu hadapi sekarang? Itu Gideon! Semua orang di sekolah ini hormat sama dia. Jangan sok berani kalau nggak bisa tanggung jawab." sinis dengan suara lantang.

Gideon semakin membara. Ia maju selangkah, menatap Chesna dari dekat. Seketika ia sadar, Penampilan Chesna sangat sederhana. Terlihat dari sepatu yang lagi cewek ini kenakan, seharusnya keberadaan Chesna di sekolah ini sangat patut dipertanyakan. Dengan suara rendah tapi menusuk, "Kamu cari masalah sama orang yang salah, ya. Aku nggak bakal lupa wajahmu. Mulai hari ini, jangan muncul lagi di depanku. Kamu, merusak pemandangan." seraya melirik sepatu Chesna.

Chesna mengangkat wajah dengan tatapan menantang ambil memeluk bukunya erat, sedetik kemudian memilih berbalik dan pergi tanpa menoleh lagi meninggalkan Gideon yang masih mendidih, sementara seluruh lorong dipenuhi bisikan, tawa tertahan, dan tatapan penuh penasaran.

Di kamar kos sederhana yang ditempati Chesna, ia baru saja meletakkan buku-buku pelajaran di meja. Shenia, sahabat barunya duduk santai di lantai dengan kaki bersilang, sambil membuka bungkusan keripik. Padahal dirinya hanya tamu yang tiba lebih awal.

Sambil mengunyah keripik, "Jadi, kenapa wajahmu cemberut begitu? Dari tadi kayak orang habis ditabrak motor." tanya Shenia, santai.

Chesna mendengus, menjatuhkan diri ke kasur.  "Bukan motor, Shen… tapi cowok. Cowok paling nyebelin sedunia!"

Shenia terbelalak.  "Hah? Siapa? Jangan-jangan si Gideon? Cowok sok ganteng itu?"

Chesna berdiri lagi, berapi-api.  "Ya ampun, Shen! Iya dia! Aku cuma jalan biasa, terus… BRAK! dia nabrak aku! Bukannya minta maaf, malah aku yang dimarah-marahin karna gelas minumnya tumpah dan ngotorin baju dia."

Shenia terkekeh, menahan tawa.  "Hahaha, ya jelas lah. Kamu kan kalau jatuh suka drama sendiri. Terus kamu jawab apa?"

Chesna meniru gaya marah Gideon sambil mendengus.

"Dia bilang, ‘kamu nggak punya mata ya?!’ … Terus aku jawab, ‘ya udah tinggal dicuci lagi bajunya!’"

Shenia langsung meledak tertawa, sampai keripik hampir tumpah.  "Aduh, Chesna… kamu berani banget! Itu kan si Golden, semua cewek ngejar dia. Bisa-bisa kamu dimusuhin satu sekolah, lho."

Chesna menyilangkan tangan, tetap kesal.  "Ya biarin aja! Kalau dia pikir dunia ini muter karena dia, salah besar. Aku nggak takut sama orang arogan kayak gitu. Tabrakan kecil aja sampai marah-marah. Aku yang sakit malah, Shen. Siku ini masih perih."

Shenia menatap Chesna yang sedang mengusap sikunya, lalu tersenyum kecil.

"Tapi jujur, aku penasaran deh. Kalau nanti kamu ketemu dia lagi, kira-kira dia masih marah atau malah… penasaran sama kamu?"Chesna mendengus keras, melempar bantal ke arah Shenia.  "Jangan ngomong yang aneh-aneh! Aku udah cukup sial ketemu dia sekali. Semoga habis ini nggak pernah ketemu lagi seumur hidup!"

Shenia hanya tertawa semakin keras, sementara Chesna berguling di kasur sambil menutup wajah dengan bantal, mencoba melupakan momen memalukan sekaligus menyebalkan itu.

___

1
kal sum
saya suka pesan ibu dan ayah Gideon
kal sum
ada ya ibu bohongin anaknya demi kebahagiaan nya sendiri
septiana
ah so sweet... Chesna sudah mulai menerima papanya. Miko pasti seneng banget ini...
tari
thor cerita nya sampai chesna sama gideon nikah ya biar panjang 😀😁
Reetha: Tergantung… 🤣
total 1 replies
Wirda Wati
ceritamu kereen thort
Reetha: Tengkyu loh kuanggap ini pujian🤭
total 1 replies
Wirda Wati
Tolak aja rania
Wirda Wati
kereeen
Reetha: Tengkyu kak yuk lanjut
total 1 replies
Elly sari Narulita
iihhhh.. cerita nya bagus benerr siii...
baru sebentar sdh habis..
ayo Thor semangat lagii....💪💪
Reetha: iiih makasih ya beb. Aku up 3 loh hari ini🤣. Aku masih semangat. Tenang, besok pagi aku up lagi
total 1 replies
Wirda Wati
ceritamu membuatku menangis thort
Dar Pin
semoga ada donor mata bush Gideon ya dan lumpuhnya bisa sembuh rayu author deh biar di kabulkan didunia pernovelsn kan nasip pemain tergantung author 😄
Reetha: Bener lagi🤭🤣
total 1 replies
Iin Wahyuni
semoga chesna d pertemukan kembali SM Gideon,Untuk Miko dan Raina bisa menikah ya Thor heee semangat Thor,perbanyak bab Thor d tunggu trd
Iin Wahyuni
lanjut Thor💪😍
Adinda
kalau bisa rania sama pria lain aja biarkan saja miko menderita seumur hidup karena penyesalannya
Adinda
lila anak kandung Miko sama perempuan lain ya hebat banget miko hidupnya tenang sedangkan rania menderita
Adinda
sudah mau tua Dan punya anak dua baru mau sadar dulu kemana miko sibuk dengan dendammu sama rania,kalau jadi rania bodoh banget balikan sama kamu yang membuat dia menderita dan membesarkan 2anak tanpa suami
Iin Wahyuni
lanjut Thor ini la saya tunggu keluarga Cemara semoga cepat d berikan kebahagiaan Thor semangat 💪😍
Ophy60
Mama Rania kalo Chesna tau mama ga keluar kota tapi di apartemen pasti sakit hati bgt..
Iin Wahyuni
lanjut Thor semangat 💪
tari
makasih thor, besok up nya yang banyak ya😁😀
Reetha: Pantengi. Aja
total 1 replies
Dar Pin
💪makasih Thor dikasih panjang tak tunggu besok nih lanjutannya 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!