NovelToon NovelToon
PANASNYA CINTA MASS ADI

PANASNYA CINTA MASS ADI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / CEO
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: ELLIYANA

" kita ngomong pake bahasa kalbu sayang" ucapnya dengan tangan terulur memegang dagu ku, " cup" sekali lagi Adi Putra mencium bibirku.

Biar sekilas aku sudah seperti orang mabok minum tuak tiga jerigen, " kamu nggak bisa menolak sayang" katanya masih menghipnotis.

Aku seperti kembali tersihir, habis-habisan Adi Putra melumat bibirku. Herannya walau tidak mengerti cara membalas aku malah menikmati kelembutannya.

" Hey... son belum waktunya" suara teguran itu membuat Adi Putra berhenti m3nghi$4p bibirku, sedang aku tegang karena malu dan takut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ELLIYANA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#29

Dari pandangan pertama Adi Putra sudah jatuh cinta pada Tiara yang ternyata anak dari seorang perempuan yang dulu pernah di tolong kedua orang tua nya, Adi Putra tidak mengandalkan balas Budi untuk mendapatkan Tiara.

Seandainya orang tua nya yang mengandalkan balas budi, itu di luar sepengetahuan Adi Putra. rasa cinta dan sayang yang tumbuh begitu saja Rell di rasakan sejak pertama kali mereka bertemu.

Tatapan ketakutan dan wajah bersimbah airmata membuat hati seorang Adi Putra luluh, hati nya terpanggil untuk melindungi dan menyayangi Tiara.

Ternyata pertemuan sekali itu langsung begitu membuat Adi Putra terpana oleh cinta, mulai saat itu dalam diam Adi Putra mencari informasi tentang Tiara perempuan yang sudah merebut hati nya.

keseharian nya hanya di penuhi bayang bayang Tiara, segala yang ada pada Tiara telah memikat hati nya, dengan segala kesadaran Adi Putra memilih Tiara sebagai pasangan hidup terlepas dari embel-embel yang orang tuanya ungkapkan.

Akhirnya Adi Putra ikut masuk ke alam mimpi, tidur sambil memeluk orang terkasih membuat nya merasa sangat nyaman.

Di kediaman Ibu Rahma, tengah malam saat orang lain mungkin sudah terlelap dan berpacu di alam mimpi tapi tidak dengan Bu Rahma.

Sedari tadi ingatan nya seperti terpaku pada kenangan masa lalu, Seandainya bisa memutar waktu Bu Rahma ingin kenangan bersama Sumarji di hapus saja.

Hari ini tidak seperti biasa, dari sejak siang tadi kenapa bayang bayang Sumarji seperti sengaja mengikuti nya, " ada apa ya" batin Bu Rahma yang kini masih duduk karena tidak bisa tidur.

Sekian tahun lamanya dirinya dan Tiara pergi dari kampung, sejak mereka pergi tidak ada sekali pun kerabat atau orang dari kampung yang menanyakan kabarnya dan Tiara. Bahkan Bu Rahma sempat berfikir mungkin orang-orang kampung sudah melupakan Dirinya dan Tiara.

Tapi hari ini kenapa mbak Mirna menelpon, tetap Bu Rahma merasakan hatinya gelisah, " apa mungkin Mbak mirna ada kabar!?, tentang Mas Sumarji tapi mana mungkin udah sekian lama nggak ada kabar. Barangkali pun Dia sudah bahagia bersama istri barunya" batin Bu Rahma, teringat tadi sore mbak Mirna menelpon ada lebih sepuluh kali.

Rasa penasaran menguasai perasaan, Ibu Rahma turun dari ranjang. Langkah nya menuju meja di sudut pojokan kamar.

Dengan segala perhitungan Bu Rahma menarik laci meja, " Drrtt..." tepat saat laci di buka telepon jadul itu kembali bergetar dengan nama yang tertera tetap nama mbak mirna.

" Ah... mungkin mbak Mirna ada keperluan atau sekedar tanya kabar" fikirnya menepis bayangan tentang Sumarji.

Dengan perasaan campur aduk Bu Rahma akhirnya menerima panggilan telepon itu, "klik...Halo mbak Mirna Assalamualaikum" ucapnya entah karena kangen atau apa yang jelas saat ini Bu Rahma pengen nangis.

" Wa'alaikumsalam Mah, kemana saja dirimu Mah. Capek di telepon bolak balik kamu kok ndak angkat" jawab mbak Mirna langsung memberondong dengan pertanyaan.

Samar Bu Rahma mendengar suara orang sedang membaca ayat-ayat Alquran, " ya Allah" batin Bu Rahma sambil merasakan kekeringan di kerongkongan.

Suara orang mengaji itu terdengar jelas, " Maaf mbak tadi saya sibuk, ada apa ya mbak?" " alasan tepat Bu Rahma kemudian bertanya.

Terdengar tarikan nafas berat mbak Mirna di ujung telepon, " gimana kabarmu dan Tiara " tanya mbak Mirna.

" Alhamdulillah kabar kami sehat Mbak, oh ya kok ada suara orang ngaji Mbak?" tanya Bu Rahma.

" Syukur lah. Tapi...." ucap mbak Mirna kemudian terputus, kembali Bu Rahma mendengar tarikan nafas berat mbak Mirna dan suara orang mengaji itu seperti tidak jauh dari mbak Mirna.

" Ada apa mbak" tanya Bu Rahma yang filing nya langsung menebak ada kabar tidak baik yang akan di sampaikan mbak Mirna.

" Mah kamu yang sabar ya ?" ucap mbak Mirna membuat bulu kuduk Bu Rahma meremang.

" kenapa mbak?" tanya Bu Rahma berharap bukan kabar buruk yang akan di sampaikan oleh mbak Mirna karena bagaimana pun sejak mengenal dan bertetangga dengan mbak marna semua berjalan baik dan tidak pernah ada kesalah pahaman yang terjadi di antara mereka.

Bahkan mbak Mirna dulu banyak menolong kehidupan nya, " mbak harap kamu sabar dan ikhlas" kata mbak Mirna di seberang dapat juga bu Rahma dengar suara mbak Mirna seperti bergetar menahan tangisan

" ada apa mbak?" tanya Bu Rahma dengan perasaan tidak menentu.

" Suamimu... Sumarji sudah pulang hik.." ucap mbak Mirna terbata lalu menangis.

Mendengar itu Bu Rahma merasa tubuh nya tegang, kabar yang seharusnya membuat bahagia entah kenapa justru membuat perasaan tidak senang.

" Buat apa dia pulang lagi " batin bu Rahma dengan ponsel masih di terlinga dan dengan jelas pula mendengar suara mbak Mirna yang menangis sesenggukan.

Ada kesedihan yang dia rasakan tapi di balik itu kenangan pahit masa lalu seperti film yang di putar kembali, Biar bagaimana pun Bu Rahma bukanlah seorang manusia yang sempurna dia hanya perempuan biasa, di tengah perjuangan hidup yang sulit ia harus kuat demi Tiara dan dengan berat merelakan saat sang suami tidak lagi memberi kabar di tahun-tahun tiara beranjak dewasa.

Saat itu Bu Rahma berfikir suaminya mungkin sudah tidak lagi mencintai nya, tidak menutup kemungkinan dengan tidak adanya kabar berarti suaminya sudah menemukan tempat baru dan membina kehidupan baru, jadi wajar melupakan Dirinya dan Tiara.

Dengan menyimpan banyak luka, Bu Rahma nekad merantau ke kota besar itu pun setelah mertua nya meninggal dunia dan sebelum mertua nya benar-benar pergi Bu Rahma sempat meminta ijin dan almarhum Bu Maryam mengijinkan.

" Mah...o..mah kamu masih dengar mbak!?" tanya mbak Mirna setelah percakapan itu seperti tergantung.

" Ya dengar Mbak..." jawab Bu Rahma sambil mengusap air mata yang mengalir

" kalau kamu bisa pulang, pulanglah untuk lihat suamimu yang terahir kali " ucap mbak Mirna membuat tubuh Bu Rahma menegang kaku.

" maksudnya Mbak?" tanya Bu Rahma dengan dada berdegup.

" Pulang lah Mah, nanti kamu akan tahu semuanya " ucap mbak Mirna kemudian langsung menutup telepon secara sepihak.

Perasaan tidak tenang langsung menyergap fikiran Bu Rahma, kalimat yang di ucapkan mbak Mirna serasa ambigu.

" Ada apa ya?" batinnya kembali bertanya, Bu Rahma kembali menyimpan ponsel dilaci meja.

Rasa lelahnya berganti rasa cemas, Bu Rahma kembali duduk diatas tempat tidur.

Di hotel tepat pukul tiga pagi Tiara yang terbiasa sholat malam terbangun seperti biasa, " uuuhhh..." keluh Tiara merasa sebelah tangannya kebas seperti lama di tindih beban berat.

" Kok kebas sih" lirih Tiara yang masih enggan membuka mata.

.

1
Tri Setyoweni
seru
Tri Setyoweni
lanjut
Erliza Rosyanda: Asiap 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!