Safeea dan ibunya sudah lama hidup di desa. Setelah kematian ibunya, Safeea terpaksa merantau ke kota demi mencari kehidupan yang layak dan bekerja sebagai pelayan di hotel berbintang lima.
Ketika Safeea tengah menjalani pekerjaannya, ia dibawa masuk ke dalam kamar oleh William yang mabuk setelah diberi obat perangsang oleh rekan rekannya.
Karena malam itu, Safeea harus menanggung akibatnya ketika ia mengetahui dirinya hamil anak laki laki itu.
Dan ketika William mengetahui kebenaran itu, tanpa ragu ia menyatakan akan bertanggung jawab atas kehamilan Safeea.
Namun benarkah semua bisa diperbaiki hanya dengan "bertanggung jawab"?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
"Terima kasih atas sambutan hangat dari kalian semua, perkenalkan ini adalah safeea, dia adalah istriku dan akan tinggal di rumah ini bersama denganku. Tolong layani dia dengan sebaik mungkin karena dia sedang mengandung pewaris ku. Apa kalian mengerti?" tanya William kepada semua pelayannya.
"Mengerti pak" ucap semua pelayan rumah William dengan kompak.
Setelah memperkenalkan safeea sebagai istrinya kepada semua pelayan rumahnya, William lalu meminta salah satu pelayannya untuk mau mengantar Safeea beristirahat di dalam kamarnya.
“Nina, tolong kau antar istriku ke dalam kamar. Pastikan dia mendapatkan semua yang dia perlukan,” ucap William sambil menoleh sekilas kepada salah satu pelayan wanita yang berdiri di dekat pintu.
Nina, perempuan berusia sekitar awal tiga puluhan dengan senyum ramah, segera melangkah maju dan menunduk hormat kepada William.
“Baik, Pak William.”
Nina lalu berbalik pada Safeea dan menatapnya dengan sopan.
“Mari silahkan ikuti saya nyonya, saya akan mengantar anda ke kamar.”
Safeea menelan ludah, ia masih merasa kikuk dengan sapaan Nyonya yang ditujukan padanya. Namun, ia memilih untuk diam dan mengikuti Nina dengan berada dibelakangnya, menaiki tangga marmer yang dingin dan berkilau untuk menuju ke kamar William.
Sambil berjalan di lorong rumah yang luas yang dindingnya dipenuhi lukisan-lukisan mahal, Nina mulai mengajak Safeea mengobrol dengan nada bicaranya yang hangat.
“Nyonya sangat beruntung bisa menjadi istri Pak William. Beliau orangnya tegas, tapi sangat perhatian pada orang yang beliau sayangi. Tidak semua orang bisa melihat sisi baik beliau seperti yang saya lihat selama ini.” ucap Nina.
Safeea hanya tersenyum kaku. Kata beruntung yang disebut oleh Nina terasa ironis di telinganya, mengingat bagaimana awal mula hubungannya dengan William. Namun, Safeea memilih diam dan tidak ingin membuka apa pun pada orang yang baru ia kenal.
Setelah melewati beberapa kamar, Nina akhirnya berhenti di depan pintu besar berwarna putih gading dengan ukiran elegan. Ia mendorong pintu itu secara perlahan, dan pemandangan yang ada di dalam kamar langsung membuat Safeea terpaku.
Kamar itu luasnya mungkin dua kali lipat kontrakannya. Lampu kristal yang menggantung di langit-langit kamar, memancarkan cahaya hangat ke seluruh ruangan. Di sisi kanan, sebuah ranjang ber kanopi dengan seprai putih bersulam benang emas berdiri dengan anggun.
Namun yang benar-benar membuat Safeea terperangah adalah sisi kiri kamar. Sebuah lemari pakaian raksasa dengan pintu kaca terbuka, memperlihatkan deretan baju-baju baru yang menggantung rapi mulai dari gaun malam, blouse yang terbuat dari kain sutra, hingga kemeja elegan yang semuanya dari merek yang hanya pernah Safeea lihat di majalah.
Sementara itu di meja rias, beberapa kotak perhiasan terbuka dan memamerkan kalung emas, anting berlian, dan gelang dengan kilau yang memantulkan cahaya lampu. Di rak sebelahnya, jam tangan mewah berjejer rapi, masing-masing memiliki desain yang berbeda.
Tak jauh dari sana, rak tinggi khusus sepatu hak tinggi memenuhi dinding, semuanya tampak baru, dari yang klasik hingga modern, dari warna netral hingga yang mencolok. Di bawahnya, beberapa tas branded berjejer di atas meja kaca.
Safeea berdiri terpaku di ambang pintu, matanya menyapu setiap sudut ruangan. Rasa kagum, bingung, dan juga cemas bercampur jadi satu di dadanya. Ia tak menyangka kalau William akan menyiapkan semua kemewahan itu untuknya.
5 🌟 untuk mu ..
resiko harus ditanggung dong
panggil sayang aja gitu/Sneer/