Cinta terlarang antara Camilla dan Luis berakhir tragis setelah keduanya kembali dipertemukan. Sepuluh tahun yang lalu, hubungan mereka masih terjalin sebagai anak tiri dan ayah tiri. Sejalannya waktu mereka terpisah karena perceraian antara Anna dan Exel Luis Adam's karena ibu kandungnya Camilla mengkhianati cinta Luis. Mereka akhirnya dipertemukan kembali setelah Camilla beranjak dewasa namun perasaannya telah berubah yang tidak lagi menganggap Excel Luis sebagai ayah tirinya tapi lebih kepada seorang kekasih.
"Bagaimana perjalanan Camilla mencari ayah tirinya setelah 10 tahun mereka berpisah?"
"Apakah Camila sadar bahwa Excel Luis tidak lagi menganggapnya anak tiri namun seorang gadis yang ingin ia miliki seutuhnya?
"Ikuti kisah cinta mereka dalam judul Daddy Is Mine.."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Penyelamatan
Luis dan Mac saling menatap namun mereka tidak mau terjebak untuk keduakalinya. Apa lagi saat ini hujan masih cukup deras membuat pandangan mereka cukup kabur dan sangat bahaya masuk ke dalam semak belukar yang mungkin saja ada binatang liar lainnya sedang mengintai mereka.
"Abaikan saja dulu...! lebih baik kita makan dan beristirahat sambil menunggu hujan reda," ucap Luis.
"Baik tuan. Terserah anda saja tuan..!" ucap Mac lalu mengambil teko air panas yang sudah mendidih untuk menyeduh kopi.
Makanan yang mereka bawa cukup banyak untuk perbekalan mereka dalam satu Minggu ini jika mereka terjebak di hutan seperti saat ini.
Luis meneguk kopinya sambil memikirkan istrinya. Perasaannya sangat tidak enak. Seakan telah terjadi sesuatu pada Camilla. Ia menatap foto Camilla di layar ponselnya. Rasa rindunya membuat ia ingin menyelesaikan misi penyelamatan Kenzo secepatnya.
"Sayang. Semoga kamu baik-baik saja di sana...!" Luis mengecup foto itu penuh sayang.
usai menghabiskan kopi dan makanan mereka, kedua memilih tidur sebentar sebelum mendatangi tempat Kenzo yang sudah direkam oleh Mac dengan ponselnya agar tidak kehilangan jejak.
Keesokan paginya langit terlihat langsung cerah. Luis dan Mac bersiap-siap menelusuri hutan itu dengan pisau yang cukup tajam untuk memotong ranting pohon yang menutupi jalan mereka. Rupanya sinar lampu itu kembali menyala. Luis tersenyum senang menghampiri sinar itu namun tetap waspada di sekitarnya. Pistolnya tidak lepas dari tangannya selain pisau yang dia pegang di tangan kirinya.
"Mac. Kamu jaga sekitarnya, aku akan mengintip ke dalam sana...!" ucap Luis mencari posisi aman untuk mengintip.
Baru saja kakinya menginjak salah satu tempat itu tiba-tiba terdengar bunyi gesekan dengan deritan yang cukup nyaring.
"Astaga...! Rupanya pintu gerbang tempat itu terbuka perlahan secara otomatis.
"Tolong....! Tolong aku ...!" teriak dari dalam sana yang ternyata adalah Kenzo yang berusaha merangkak dengan tubuhnya yang sudah lemah karena kelaparan.
Luis mengeluarkan senternya menyoroti ke arah sumber suara. Ia tetap waspada di sekitarnya jika dirinya masuk dalam jebakan.
"Kenzo. Apakah itu kau...?" tanya Luis diikuti suara gema pantulan suaranya sendiri.
Kenzo terdiam memikirkan suara yang dikenalinya. Namun otaknya tidak bisa bekerja saat ini karena ia begitu lelah sudah berhasil melarikan diri dari tempat ia disekap oleh anak buahnya dokter Wilem.
"Kenzo. Ini aku Luis. Apakah kamu mendengarkan suaraku?" ucap Luis agar Kenzo bisa mengenalinya.
"Luis...?" Kenzo termangu sesaat dengan mata berkaca-kaca. Ia sangat terharu karena bisa selamat saat ini.
"Tuan Luis. Aku di sini. Tolong aku...!" pekik Kenzo semangat lagi.
Luis berlari menuju lorong yang merupakan bekas benteng persembunyian yang tidak terpakai lagi. Ia akhirnya menemukan tubuh Kenzo yang sangat memperihatinkan.
"Kenzo...!"
"Luis...!" keduanya berpelukan sambil menangis karena haru.
"Kau datang menyelamatkan aku?" tanya Kenzo.
"Iya Kenzo. Ayo kita segera keluar dari sini. Kamu bisa berjalan?" tanya Luis.
"Berdiri pun aku susah apa lagi jalan. Aku butuh air. Aku harus," pinta Kenzo dan Luis segera memberikan satu botol air mineral pada Kenzo.
"Minumnya pelan-pelan. Ada roti juga. Kamu mau makan?" Luis memberikan pada Kenzo yang langsung merebutnya dengan cepat. Ia buru-buru membuka plastik roti itu lalu memakannya hingga terbentuk saking laparnya.
"Pelan-pelan Kenzo...! Ayo kita keluar dari sini. Naiklah ke punggungku...!" pinta Luis ingin secepatnya pergi dari tempat yang terasa lembab itu.
...----------------...
Tidak butuh waktu lama Kenzo sudah dievakuasi oleh Luis dan timnya dengan membawa Kenzo menggunakan helikopter. Beruntunglah Luis membawa tim medis yang langsung menangani keadaan Kenzo. Kenzo saat ini disuntik obat penenang dengan botol infus pada tubuhnya.
Pria tampan itu terlihat kurus dengan keadaan yang memprihatinkan karena tidak terurus. Bahkan orang tidak lagi mengenalinya karena penampilannya terlihat seperti gembel.
"Tuan Luis. Lihatlah ini...!" ucap Mac memperlihatkan berita tentang Camilla yang sedang di tahan di kantor polisi.
Mata Luis terbeliak melihat berita itu. Ingin rasanya ia mematahkan leher dokter Wilem saat ini.
"Kurangajar...! dia telah memilih lawan yang salah. Rupanya kau tidak mengenaliku dokter Wilem karena terlalu lama berada di pelosok hutan yang membuat mu menjadi orang yang tamak," ucap Luis lalu mengambil ponselnya untuk melihat pesan yang mungkin sudah masuk ke ponselnya.
Baru saja ponselnya dihidupkan, rentetan pesan maupun panggilan menumpuk di layar ponselnya sehingga ia harus membacanya satu persatu dengan tetap tenang.
Tidak lama kemudian Luis sudah tiba di kediamannya bersama dengan Kenzo yang harus ia sembunyikan karena Kenzo adalah saksi utama di kasusnya Camilla.
"Jangan ceritakan pada Kenzo tentang Camilla. Kita harus memastikan dulu kondisinya sudah sehat baru kita bisa bawa dia ke pengadilan untuk membungkam mulut besarnya dokter bajingan itu," ucap Luis pada Mac.
"Apakah anda akan menemui nona Camilla tuan?" tanya Mac.
"Aku harus membersihkan tubuhku dulu baru menemuinya. Dengan begitu aku bisa nyaman melepaskan rinduku pada istriku. Aku sangat merindukannya," ucap Luis lalu masuk ke dalam kamarnya.
Ia buru-buru membersihkan tubuhnya. Walaupun begitu ia tetap saja kuatir akan kondisi Camilla yang sedang hamil muda. Itu akan beresiko keguguran jika mendapatkan tekanan secara mental dari polisi korup itu.
Dalam beberapa menit ia sudah membawa mobilnya menuju kantor polisi. Namun sayangnya saat mobil Luis masuk ke dalam halaman kantor polisi justru mobil polisi keluar membawa Camilla ke kantor pengadilan.
Beberapa orang polisi senior yang mengenal Luis respon berdiri menyambut Luis. Rupanya mereka tidak tahu kalau Camilla adalah istrinya Luis kecuali polisi Deventer yang sudah tahu siapa Camilla.
"Tuan Luis. Ada perlu apa ke sini?" tanya salah satu polisi pada Luis.
"Aku ingin menemui istriku Camilla. Bisa panggilkan istriku?" ucap Luis membuat sang polisi terperanjat.
"Jadi tersangka nona Camilla adalah istri anda tuan?" tanya yang lainnya dan Luis hanya menatapnya datar namun menakutkan baginya.
"Maaf tuan Luis, nona Camilla baru saja dibawa ke kantor pengadilan karena berkas penyelidikan nya sudah lengkap," ucap yang lainnya.
Tanpa banyak bicara Luis keluar dari kantor itu menuju mobilnya untuk menyusul Camilla ke kantor pengadilan. Namun tidak dengan mobil Camilla yang mengambil jalan berlawanan dengan kantor pengadilan. Gadis cantik itu akan diserahkan ke dokter Wilem terlebih dahulu karena dokter Wilem sedang menunggu dokumen penemuan vaksin kanker yang ada pada Camilla saat ini.
"Kita mau ke mana, pak? Ini bukan arah menuju kantor pengadilan," protes Camilla.
"Mau ambil barang yang dibutuhkan dokter Wilem. Katakan di mana kamu menyimpannya atau akan aku ledakkan kepalamu dengan pistol ini? atau bila perlu perutmu yang saat ini mengandung bayi si mafia yang sangat kejam yaitu tuan Luis?" ancam polisi Deventer membuat Camilla tetap berusaha tenang.
"Bunuh aku....!" tantang Camilla yang tetap mempertahankan miliknya yang berharga.
menegangkan...
bagus, awalnya slow di tengah tengah mulai nano nano, ke sini ke sini mulai manis 😍