NovelToon NovelToon
Gabby

Gabby

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Persaingan Mafia
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nasella putri

Gabriella Alexia Santoro. Seorang gadis cantik yang begitu dingin dan cuek. Kedatangan nya ke sekolah baru, membuat siapa saja terpesona. Termasuk dengan most wanted yang terkenal sangat cuek dan galak. Samudra Tri Alaska. Ketua geng motor Alaska yang berdarah dingin. Kebiasaan nya mengirim orang-orang ke rumah sakit sudah senter terdengar di seluruh penjuru kota. Namun aksinya itu tidak pernah sampai membuatnya di tangkap oleh polisi. Karena ayahnya yang seorang komandan militer. Namun, kedatangan Gabby si gadis super cuek dan dingin membuat nya berubah. Pesona Gabby mampu meluluhkan hati keras Samudra



Guys!! Ini novel pertama ku disini, bantu support yaaa🤗
Kalo ada kesalahan mohon koreksi, biar aku bisa belajar dari kesalahan dan memperbaiki nya😘
Happy reading guys....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasella putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekhawatiran sang nenek

“Udah ayo cari aja!”

Cleona terus menyeret Lola ke sebuah lorong menuju lapangan basket.

Keduanya masuk ke dalam lapangan dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru lapangan.

“Eh! Tunggu tunggu!”

Cleona menghentikan seorang murid yang mau keluar.

“Iya kak? Ada bisa di bantu?” Tanya murid tersebut dengan sopan.

“Lo, kenal sama Gabrian dan Gabriel ga? Yang kembar itu!” Tanya Cleona.

“Oh, iya kak, kenal. Ada apa emangnya?”

“Lo liat mereka? Mereka disini ga? Tadi kata temen sekelas nya mungkin aja mereka di lapangan basket” Jelas Cleona.

“Oh, buat hari ini ekstrakurikuler basket libur, kak”

“Emang mereka masuk ekskul basket?” Tanya Cleona.

“Iya kak”

“Ah... Oke oke, thanks ya”

Murid itu pun pergi setelah di rasa Cleo selesai bertanya padanya.

“Yah... Gimana dong? Mereka udah pulang ya?” Sahut Lola dengan lesu.

“Ya iya lah, lo sih, lama!”

Setelah mendelik pada Lola, Cleona pun berbalik pergi meninggalkan Lola.

“Lah? Kok jadi gue sih? Cleo! Tungguin gue!!”

Lola berlari menyusul Cleona yang sudah pergi lebih dulu.

.

.

.

Gheazora berjalan masuk ke dalam sebuah GOR yang menjadi tempat berlatih taekwondo. Ia masuk dengan perasaan senang luar biasa.

“Semuanya! Cepat duduk dan diam!”

Perintah pelatih menginterupsi semua anggota. Mereka semua duduk melingkar di atas matras besar.

Gheazora pun duduk di tengah-tengah seorang gadis dan seorang laki-laki yang sudah duduk bersila dengan tubuh yang tegak.

Gheazora mengikuti cara duduk mereka. Dan di tengah-tengah, berdiri sang pelatih.

“Pertama-tama, kita sambut teman baru kita yang baru saja bergabung bersama kita”

Sang pelatih menunjuk ke arah Gheazora. Gheazora pun berdiri lalu membungkuk sedikit. Teman-teman nya pun menyambut nya dengan tepuk tangan.

“Halo, namaku Zora” Ucap Gheazora dengan ramah.

Setelah memperkenalkan diri, Gheazora pun kembali duduk.

“Gheazora ini juga murid baru di sekolah kita. Saya harap, kalian bisa berteman baik dengan nya”

“Hai, nama ku Irene. Aku dari kelas 10C” Ujar gadis bernama Irene yang duduk di sebelah Gheazora.

“Hai...” Sapa Gheazora dengan ramah.

“Yang di samping mu itu, namanya Guntur. Dia teman sekelas ku” Ujar Irene.

Gheazora menoleh ke sisi nya yang lain dan menatap laki-laki yang duduk di sebelah nya dengan senyum ramahnya.

Laki-laki yang di sebut guntur itu membalas senyuman Gheazora dengan manis.

“Kamu dari kelas mana?” Tanya Irene.

“10A” Jawab Gheazora.

“Ah... Pasti lo anak pintar. Iya kan?”

Gheazora mengernyit saat mendengar perkataan Guntur.

“Jangan dengerin dia. Dia emang kadang suka ga jelas” Ujar Irene.

Gheazora pun hanya bisa mengulas senyum manisnya.

.

.

.

“Vanya, nanti akan ada supir yang menjemput Zora. Latihan nya Zora itu selesai jam lima nanti. Sekarang kamu harus pulang lebih dulu”

Gani sedang berusaha membujuk Gevanya yang ingin menunggu kepulangan Gheazora yang sedang berlatih taekwondo.

“Gamau! Vanya mau nunggu Zora! Nanti kalo pak supir nya telat jemput Zora gimana?”

“Vanya... Pak supir nya gaakan telat jemput Zora. Pasti tepat waktu. Vanya bisa tunggu Zora di rumah. Oke?”

Gevanya bersidekap dada seraya menekuk wajahnya dengan kesal. Kakak nya itu benar-benar tidak mengerti. Gevanya tidak pernah berpisah dengan Gheazora. Jadi bagaimana bisa kakak itu memintanya untuk pulang lebih dulu? Bahkan jika harus menunggu sang kembaran hingga besok pun, Gevanya akan menyanggupinya.

“Vanya, kamu tega liat kakak nongkrong disini dalam keadaan kakak sekarang?” Tanya Gian.

“Kalo kakak mau pulang, pulang aja. Vanya akan disini sampai Zora pulang! Titik!”

Gian dan Gani pun menghembuskan nafas nya panjang.

Mereka tidak tau harus membujuk seperti apa lagi adik mereka itu.

“Vanya... Kamu tadi bukannya bilang laper kan? Ayo kita pulang dulu. Nanti kita jemput Zora setelah makan”

Gani masih tidak menyerah. Ia mengerahkan semua bujuk rayu yang bisa ia keluarkan.

“Udah ga laper kok. Vanya bisa nahan sampe Zora selesai”

Gian dan Gani kembali mendesah panjang.

“Vanya, kakek sama nenek pasti lagi nungguin kita sekarang” Ujar Gian dengan wajah yang memelas.

“Vanya kan udah bilang, kalo kakak mau pulang, pulang aja. Vanya pulangnya nanti, bareng sama Zora”

Gian dan Gani pun akhirnya menyerah. Keduanya hanya bisa pasrah saat ini.

.

.

.

“Eh? Kalian sudah pulang? Dimana Gian, Gani, Vanya, Zora dan kakak kalian?” Tanya Rosetta dengan bingung.

“Memangnya mereka belum pulang nek?” Tanya Gabrian.

“Belum, mereka belum pulang” Jawab Rosetta.

“Mungkin mereka masih di jalan nek. Kita emang pulang cepet, soalnya ini bukan jadwal basket” Ujar Gabriel.

“Oh, begitu. Ya sudah, pergi ganti baju dulu. Setelah semuanya pulang, kita akan makan siang”

Kedua cucu nya pun mengangguk lalu melenggang menaiki anak tangga.

Rosetta pun kembali menatap makanan di meja makan. Saat itu pergerakan nya pun terhenti karena kepulangan Gabby.

”Sudah pulang?”

Rosetta tersenyum lembut pada Gabby yang sedang melenggang masuk.

“Lihat, nenek ada masak lobster kesukaan Gabby. Nanti Gabby makan ya. Sekarang Gabby ke atas, ganti baju”

Gabby mengangguk singkat lalu kembali melanjutkan langkahnya pergi.

Rosetta tersenyum menatap kepergian sang cucu.

.

.

.

“Astaga... Mereka masih belum pulang. Apa mereka baik-baik saja?” Sahut Rosetta dengan penuh kekhawatiran.

“Sayang, tenanglah. Mungkin mereka sedang ada urusan, jadi mereka terlambat pulang” Ujar Ebru mencoba menenangkan sang istri.

“Tapi ini sudah lewat dari jam pulang. Jam makan siang pun hampir terlewat lima menit lagi” Ucap Rosetta dengan gelisah.

Tap! Tap!

“Nek! Menu hari ini apa?”

Rosetta dan Ebru berbalik dan menatap kelima cucu nya yang sudah menuruni anak tangga.

“Astaga, Gabriel... Jangan berteriak dan berlari seperti itu di tangga. Nanti kamu bisa jatuh” Ujar Rosetta yang khawatir cucunya itu akan terjatuh.

Gabriel sendiri malah cekikikan.

“Aman nek” Balas gabriel yang sudah berada di hadapan sang nenek.

“Kalian makan lah dulu. Habis itu beristirahat lah” Ujar Ebru pada kelima cucu nya.

“Nenek sama kakek ga ikut makan?” Tanya Zavier.

“Nenek kalian sedang khawatir pada empat cucunya yang belum pulang” Jawab ebru.

“Oh iya, dimana Gian, Gani, Vanya dan Zora?Mereka belum pulang?” Sahut Zayn yang menyadari ketidakberadaan keempat adik nya itu.

“Belum... Nenek sudah menunggu mereka sedari tadi...” Jawab Rosetta dengan sendu.

“Biar bian coba telepon dulu”

Gabrian pun mencoba menelepon salah satu saudaranya itu. Namun tak ada satupun dari mereka yang mengangkat nya.

“Pada ga aktif” Ujar Gabrian.

“Coba telepon Vanya atau Zora” Sahut Zavier.

Gabrian pun beralih menelepon Gheazora, namun hasilnya sama. Gadis itu tak mengangkat teleponnya. Begitupun dengan Gevanya.

“Pasa ga aktif” Ujar Gabrian.

Perkataan Gabrian membuat Rosetta hampir luruh ke lantai kalo tidak di tahan oleh Ebru dan Gabriel.

“Ebru, cari mereka... Jangan sampai terjadi sesuatu pada mereka...” Ujar Rosetta penuh kekhawatiran.

“Iya sayang, aku akan mencari mereka dulu”

Ebru pun meminta Gabriel untuk menahan tubuh Rosetta. Sementara ia pun melenggang pergi ke luar.

“Tenang nek, mereka gaakan kenapa-kenapa kok. Nenek duduk dulu disini”

Zavier membantu Gabriel untuk mendudukan sang nenek ke kursi yang ada di meja makan.

Para cucunya juga membantu sang nenek agar tetap tenang.

.

.

.

Ebru sudah memerintahkan salah satu supirnya untuk menyiapkan mobil. Ia bergegas menuruni anak tangga saat mobilnya sudah siap.

Ebru yang hendak masuk ke dalam mobil pun terhenti saat melihat sebuah mobil sedan berwarna hitam memasuki halaman mansion.

“Anak-anak ini”

.

.

.

.

TBC.

1
nonoyy
apa gabby punya alter ego 🤔
Ayudya
lanjut kak
Ayudya
mampir kak.kak maaf ya ceritanya seru dan enak tuk di baca.tapi tolong dong bahasa luarnya di ganti aja ma bahasa indonesia jujur aku ga ngerti.maaf ya kak thor/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
Matchalatte: Baik, terimakasih sudah membaca😍 Author terima untuk saran nya😍
total 1 replies
Nuriati Mulian Ani26
aku mulai tertarik kekanjutanya
Zhunia Angel
Ngangenin ceritanya!
Matchalatte: Terimakasih 🤗
Dan selamat datang💕
total 1 replies
Libny Aylin Rodríguez
Aku bisa tunggu thor, tapi tolong update secepatnya.
Matchalatte: Baik🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!