Tiba tiba seorang laki laki datang meminta Arumi Bunga Cantika menjadi istrinya. Sebagai balas budi karena Arumi sudah mendapatkan kornea mata dari mendiang adiknya.
Arumi menolak karena sudah memiliki kekasih hati yang bernama Michael. Akan tetapi masalah timbul saat Armellya teman Arumi mengirim foto pengkhianatan Michael.
Orang tua Arumi pun menerima lamaran Ernastan Alfred Warren, kakak dari pendonor kornea mata Arumi.
Apakah Ernastan tulus mencintai Arumi atau ada motivasi lainnya? Apakah Arumi akan mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya? Jika tidak bagaimana cara Arumi untuk meraih kebahagiaannya?
Yukkk guys kita ikuti kisah Arumi..🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29.
“Selamat siang Bu. Kami petugas dari KBRI, hanya akan memberi tahu dan menyampaikan pesan dari saudari Arumi Bunga Cantika dan saudari Chynthia..” ucap salah satu laki laki berseragam itu.
Jantung Bu Supri semakin berdetak lebih kencang mendengar kalimat yang keluar dari laki laki itu..
“Ada apa ya Pak? Bagaimana dengan dua anak itu? Saya hubungi hand phone nya tidak bisa.” Ucap Bu Supri dengan suara bergetar.
“Mereka berdua baik baik saja. Akan tetapi mereka berdua tidak pulang ke sini. Mereka akan tinggal di KBRI untuk sementara waktu..” ucap salah satu laki laki berseragam itu..
Air mata Bu Supri kini mulai meleleh..
“Baik baik bagaimana Pak, kalau mereka tidak pulang ke sini dan malah tinggal di KBRI sementara Mas Ernestan masuk rumah sakit karena ditembak.” Ucap Bu Supri mulut nya sudah mulai mewek.
Bu Supri sangat khawatir dan takut akan kondisi majikan dan cucu tersayangnya.
“Hu... hu... hu... saya datang ke rumah ini karena mengikuti Mbak Arumi kalau dia tidak di sini ya percuma saja hu... hu... hu...” ucap Bu Supri mulai menangis tersedu sedu dan kedua tangannya sibuk menghapus air mata yang terus meleleh di kedua pipinya.
“Ibu boleh juga ikut ke KBRI. Pesan Mbak Arumi dan Mbak Chynthia, Ibu Supri diminta tolong untuk meringkasi barang barang mereka. Kami akan menunggu dan mengantar Bu Supri.” Ucap salah seorang petugas dari KBRI.
Hati Bu Supri pun menjadi lega. Suara tangisan dari mulutnya pun sudah tiada..
“Ooo iya iya Pak.. Kalau begitu silakan masuk Pak.. dan tunggu dulu ya.. “ ucap Bu Supri karena tadi begitu panik, khawatir dan sedihnya, sampai lupa mempersilakan tamu tamunya masuk lebih dahulu.
Setelah keempat tamu laki laki itu masuk ke dalam ruang tamu. Bu Supri tergopoh gopoh masuk ke dalam. Dia menyuruh pelayan pelayan membantu dirinya meringkasi barang barang milik Arumi, Chynthia dan juga barang miliknya. Tidak lupa menyuruh pelayan menghidangkan minuman dan makanan kecil,untuk tamu tamu.
“Bu kok semua barang barang diringkasi dan dibawa pergi. Ada apa ya?” tanya salah seorang pelayan yang membantu Bu Supri.
“Tidak tahu. Sudah cepat cepat saja kamu kerja. Ini mungkin tugas aku yang pertama dan terakhir kali menjadi Ibu kepala pelayan di pelayan di rumah ini.” Ucap Bu Supri sambil menaruh baju baju Arumi ke dalam koper besar.
Bu Supri sudah menduga jika hubungan Arumi dan Ernestan sudah di ujung tanduk. Karena Arumi malah memilih berada di gedung KBRI di saat Ernestan sakit. Bu Supri baru bisa menerka nerka di dalam hati, karena dia belum mendengar cerita seluruhnya.
Waktu pun terus berlalu. Arumi, Chynthia dan Bu Supri telah menempati sebuah paviliun kecil yang ada di lokasi KBRI. Hanya bangunan rumah kecil, dengan dua kamar, ruang tengah, ruang tamu. Dan dapur yang menyatu dengan ruang makan.
Di paviliun itu terdengar suara dentingan piano yang dimainkan oleh jari jari lentik Arumi. Panitia konser sudah menyiapkan piano itu untuk latihan Arumi.
Hati Arumi lebih tenang berada di tempat sederhana itu dari pada di rumah Ernestan yang besar dan mewah..
Sesaat terdengar suara pintu depan paviliun diketuk ketuk..
TOK
TOK
TOK
Chynthia yang sejak tadi duduk di kursi menemani Arumi sambil bekerja segera menaruh lap top nya melangkah menuju ke pintu depan.
Saat pintu dibuka.. muncul sosok orang orang yang sudah sangat dikenal oleh Chynthia..
“Bun, Yah..” sapa Chynthia dan segera dia menjabat dan cium tangan dua orang yang datang itu.
“Mbak Arumi! Ayah dan Bunda datang...” Ucap Chynthia agak keras. Dan segera mempersilakan dua orang yang tidak lain adalah Ariana dan Fadli.
Suara dentingan piano pun langsung terhenti..
“Bagaimana kabar kalian dan Michael?” tanya Ariana dan Fadli sambil terus masuk ke dalam rumah.
“Kami di sini baik baik saja Bun, Yah..Tetapi Michael tadi masih berada di kantor polisi untuk memberi keterangan.” Ucap Chynthia yang juga melangkah menuju ke ruang tengah.
Chynthia sejak mengenal Ariana sudah memanggil Bunda karena Ariana merupakan guru les gratisnya. Dan sejak Fadli menikah dengan Ariana, Chynthia yang tidak punya ayah, ikut ikut Arumi memanggil Fadli dengan sebutan Ayah. Fadli pun tidak keberatan.
“Michael sendirian di kantor polisi?” tanya Fadli sambil terus melangkah.
“Iya Yah, dia minta kami segera ke sini agar bisa beristirahat.” Jawab Chynthia..
Dan di saat mereka sudah sampai di ruang tengah...
“Bunda... Ayah...” teriak Arumi dan segera menghambur pada pelukan Bunda dan Ayahnya..
Ariana menciumi wajah Arumi berkali kali..
“Sayang sabar ya.. maafkan kami semua...” ucap Ariana yang masih memeluk tubuh putri sulung nya. Dua perempuan ibu dan anak itu terus berpelukan, saling cium dengan wajah yang basah oleh air mata.
“Kami sudah mendaftarkan gugatan cerai kamu Arumi.” Ucap Fadli sambil mengelus rambut kepala Arumi penuh kasih sayang..
Arumi melepas pelukannya pada Sang Bunda.. jari jari lentik nan lembut Arumi mengusap air matanya..
“Sungguh Ayah?” tanya Arumi sambil menoleh menatap Sang Ayah..
“Iya Ayah Rizal dan Tante Briana sudah mengurus itu semua. Kalau nanti di sidang Ernestan tidak datang, ya dia harus menerima keputusan.” Ucap Fadli sambil menatap wajah anak tirinya yang sudah dianggap sebagai anak kandungnya sendiri.
“Selesai konser kamu kita langsung pulang. Ayah Rizal akan mengusahakan agar sidang perceraian segera dilaksanakan.” Ucap Fadli lalu melangkah menuju ke kursi yang ada di ruang tengah itu.
Arumi dan Ariana juga ikut melangkah ke kursi. Sedangkan Chynthia sudah masuk ke salah satu kamar untuk menaruh koper Ariana dan Fadli.
“Yah.. Bun.. tapi Om dan Tante Walter kasihan juga. Keluarga mereka juga menjadi korban, karena kelakuan Ernestan dan Viona. Jadi benar Bun, Om dan Tante nya tidak merestui hubungan Ernestan dan Viona maka mereka sudah nikah siri tanpa diketahui oleh publik.” Ucap Arumi setelah duduk di kursi.
“Benar benar licik sekali Ernestan dan Viona.” Gumam Fadli tampak sangat geram.
“Yah.. Bun.. Karena aku sudah mendapatkan sesuatu yang sangat berguna bagi hidup ku. Meskipun aku cerai, tetapi aku akan membantu perusahaan mereka.”
“Kalau aku tidak membantu mereka aku akan merasa berhutang terus..” ucap Arumi lagi..
“Kamu akan membantu apa Sayang.. Kalau manejemen sudah berantakan mau dikucur dana berapa pun tidak akan mempan.” Ucap Ariana sambil mengelus rambut kepala Arumi.
“Aku akan membeli harga saham mereka yang sedang terpuruk Bun.. aku akan membeli 70 persen seluruh saham mereka. Banyak investor sudah melepas saham mereka di perusahaan itu.” ucap Arumi sambil tersenyum dan sorot mata yang berbinar binar. Dia sudah memiliki rencana jika sudah menjadi investor terbesar di perusahaan itu.
Berbeda dengan Arumi yang tersenyum dan sorot mata berbinar binar. Ariana dan Fadli terlihat sangat kaget dan khawatir..
“Sayang itu sangat penuh risiko..” ucap Ariana dan Fadli secara bersama sambil menatap Arumi dengan bola mata yang agak melebar.
Jhon & Armeliya selamat atas di tangkapnya kalian berdua... Nikmatilah hadiah buat kalian menginap di 🏨 prodeo gratis buat kalian