MENGEJAR KESEMPATAN KEDUA

Aluna kini membuka mata nya dan hal yang pertama kali dia lihat adalah seorang wanita tua yang sedang menatap nya dengan senyuman lebar.

"nenek Delisa??" kalimat pertama Aluna yang dia ucapkan saat melihat nenek Kenzo yang berada di ruang rawat nya. Aluna hanya heran dengan keberadaan nenek kaya raya ini. Kenapa dia bisa ada di rumah sakit ini dan bahkan di kamar nya.

"akhir nya kau sadar Aluna.. Nenek sangat bahagia!!". Ujar nenek Delisa yang semakin melebar kan senyuman nya. Aluna membalas senyuman nenek Delisa.

Aluna kembali melihat sekeliling ruang rawat tersebut seperti sedang mencari seseorang. Dan nenek Delisa menyadari hal itu. Wanita tua itu kemudian duduk dan tak melunturkan senyuman nya.

Dia tau siapa yang sedang di cari Aluna. dan dia juga bisa melihat walaupun Aluna membenci Kenzo saat ini tapi wanita itu masih menyimpan sedikit rasa cinta untuk Kenzo tanpa di sadari nya.

"apa kau sedang mencari Kenzo??". Tanya nenek Delisa dan seketika pertanyaan tersebut membuat Aluna menghentikan rasa ingin tahu nya.

"tidak nek. Aku hanya sedang melihat di mana aku sekarang". Ucap Aluna dengan tenang dan kembali menatap ke arah tangan nya yang masih terpasang selang infus. Dia tidak ingin nenek Delisa menjadi heboh jika dirinya. Mengiyakan pertanyaan wanita tua itu.

Aluna kembali mengingat kejadian saat di mana dia terkena pukulan yang cukup kuat oleh Kenzo. Dia tau jika pukulan tersebut tidak di sengaja tapi tingkah Kenzo benar-benar membuat nya muak. Dia selalu saja mencoba untuk menggagalkan rencana yang sudah di buat.

Belum lagi beberapa hari kemudian adalah ajang peragaan busana paling berkelas di negara ini dan Aluna termasuk salah satu model yang akan tampil dengan beberapa model dari luar negeri. Jika dia terus berada di rumah sakit maka dia tidak bisa tampil dengan sempurna.

'aku harus keluar dari tempat ini sekarang. Aku harus ikut ke acara peragaan tersebut dan menunjukkan kemampuan ku sehingga orang-orang tidak akan meremehkan ku lagi termasuk para musuh ku!'. Batin Aluna yang kini terlihat melamun namun di dalam kepala nya terasa berisik.

"Aluna??. Aluna??" panggilan nenek Delisa sambil menepuk pelan pundak Aluna menyadarkan gadis itu dari pikiran nya.

"ah.. Iya nek ada apa?". Tanya Aluna yang kembali melihat ke arah nenek Delisa yang terlihat khawatir.

"nenek melihat jika Aluna sekarang melamun seperti ada sesuatu yang cukup besar yang sedang Aluna pikirkan". Jawab nenek Delisa yang duduk di samping ranjang Aluna.

Aluna mencoba untuk merubah posisi nya yang tadi nya tiduran kini menjadi duduk. Namun saat dia hendak duduk perut nya terasa sedikit sakit. Dan Aluna kini meringis menahan nya.

"Aluna apa masih sakit?". Tanya nenek Delisa lagi yang kini dengan sigap membantu Aluna untuk duduk dan menyender.

"hanya sedikit sakit di bagian perut". Jawab Aluna dengan suara yang pelan.

Tanpa menunggu lama nenek Delisa kini menekan tombol merah yang ada di dekat ranjang Aluna.

Setelah itu dengan cepat seorang dokter masuk dan memeriksa keadaan Aluna.

"nyonya keadaan nona Aluna saat ini sudah jauh lebih baik tapi nyeri yang ada di perut nya paling cepat akan sembuh dalam 3 hari kedepan". Jelas dokter tersebut dengan name tag "Marcus Aurelius". Seorang pria dengan perkiraan seusia ayah nya Aluna.

Mendengar penjelasan dari dokter itu Aluna kini menarik baju pasien yang saat ini dia pakai dan melihat kembali sebuah lebam yang sebesar kepalan tangan Kenzo membekas di perut rata dan putih nya.

Melihat lebam tersebut membuat Aluna geram pada Kenzo. Dia marah karena jika lebam ini tidak menghilang maka Minggu depan dia tidak akan bisa ikut tampil di acara bergengsi itu.

"lebam ini!!. kapan kira-kira bisa menghilang". Tanya Aluna dengan nada datar.

"lebam tersebut akan hilang dalam perkiraan waktu 5 hari".

"apa!!! Apa tidak bisa lebih cepat lagi. Atau apa ada sebuah krim atau obat yang bisa menghilangkan bekas ini!!. Kau tau aku seorang model, jika aku memiliki bekas luka seperti ini maka itu akan mempengaruhi profesi ku".

Aluna marah saat mendengar kan penjelasan dari dokter tersebut.

Sedangkan di mata nenek Delisa, Aluna terlihat frustasi dengan apa yang sudah di lakukan oleh Kenzo. Melihat amarah Aluna nenek Delisa menghelakan nafas nya.

"tenang lah Aluna nenek akan membantu mu". Ucap nenek Delisa yang kini menggenggam erat tangan Aluna bertujuan untuk memberikan semangat terhadap gadis itu.

"dokter Marcus bisa tinggal kan kami". Perintah nenek Delisa yang terlihat sangat di segani oleh dokter tersebut, bagaimana tidak nenek Delisa adalah pemilik dari rumah sakit yang saat ini Aluna berada.

"baik lah nyonya. Saya permisi".

Setelah dokter tersebut keluar kini hanya ada Aluna dan juga nenek Delisa.

"Aluna tenang ya. Nenek punya teman yang bisa membantu Aluna. Dia adalah dokter kecantikan nomor satu di negara ini dan dia pasti memiliki cara untuk menghilangkan bekas tersebut tanpa ada bekas".

Aluna kini memandang wajah keriput nenek Delisa yang tidak terlalu tua padahal wanita tua itu sudah berusia 68 tahun.

Aluna hanya dia tidak mengiyakan atau pun menolak apa yang di ucap kan oleh nenek Delisa. Ini juga termasuk ulah cucu kesayangan nya. Jadi Aluna hanya sedang meminta sebuah kompensasi.

"nenek juga akan membantu Aluna agar menjadi seorang model yang bersinar di luar negeri. Dukungan nenek akan selalu pada Aluna".

Entah kenapa mendengar ucapan dari wanita tua itu membuat Aluna tidak nyaman. Bukan nya dia membenci nenek Delisa, Aluna hanya tidak ingin jika nenek Delisa melihat kulit dalam diri nya yang penuh dengan dendam. Lagi pula kebaikan nenek Delisa selama ini sudah cukup membantu nya. Uang 20 miliyar yang di berikan oleh nenek Delisa adalah sebuah batu loncatan yang cukup kuat untuk nya memulai langkah membalas dendam dan menyembunyikan ibu nya dari para orang gila yang ada di sekitar nya termasuk cucu nenek Delisa yaitu Kenzo Leander yang suatu saat mungkin dia akan kembali membunuh ibu nya.

"terima kasih nek". Balas Aluna dengan tulus.

Aluna bahkan heran dengan sifat nenek Delisa yang bertolak belakang dengan cucu nya yang bernama Kenzo Leander seorang pria yang keji yang suka berbuat semau nya. Itu lah gambaran Kenzo yang ada di dalam pikiran dan hati Aluna.

Di kehidupan sebelum nya nenek Delisa lah yang selalu membantu nya saat Kenzo menyiksa bahkan mempermalukan diri nya. Nenek Delisa menjadi orang yang berada di barisan terdepan dalam melindungi Aluna.

Namun waktu itu nenek Delisa sakit keras dan harus di rawat di rumah sakit yang berada di luar negara sehingga wanita tua yang saat ini duduk di samping ranjang nya tidak bisa membantu nya dan Kenzo juga bertindak semau nya.

'di kehidupan kali ini jika aku mampu aku akan mencoba menyelamatkan nenek Delisa dari sakit tiba-tiba nya'.