NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Tiga CEO Kembar

Gadis Incaran Tiga CEO Kembar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Harem
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fitria callista

Gricelin Noah Fallon ingin merayakan ulang tahun Calon Tunangannya Harley Gunawan dihotel, tak disangka Harley yang ditunggu tidak datang dan malah tiga pria lain yang masuk ke dalam kamar hotel yang dia pesan.

Dia yang sudah diberikan obat perangsang oleh ibu kandungnya tidak bisa menolak sentuhan pada kembar dan sangat hebat diatas ranjang.
Tak disangka, semua hal yang terjadi malam itu adalah konspirasi ibu kandungannya Marina Fallon, yang ingin menghancurkan hidupnya dan membuat Harley berpaling pada anak tirinya Diandra Atmaja.
Semua itu, ibunya lakukan untuk mendapatkan cinta dari suami dan anak tirinya.
Tapi takdir berkata lain, Gricelin yang hamil anak ketiga kembar itu malah dicintai secara ugal-ugalan, bahkan ketiga kembar itu membantunya balas dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria callista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 29

Gricelin membuka dua bola matanya perlahan, karena dia ingin muntah.

Saat merasakan turbulasi mengocok perut nya.

Dia reflek mencari kantong muntah, tapi tidak mendapatkannya.

Gricelin yang sudah tidak kuat lagi, lantas malah menarik jas seseorang dan muntah didalam jas orang yang duduk disampingnya.

Kedua bola mata Gricelin yang sebelumnya belum terbuka lebar, sekarang dia benar- benar sudah sadar.

"Kamu muntah dibajuku!" ucap seseorang dengan suara berat.

"Maaf ... " Ucap Gricelin takut, kedua bola matanya tanpa sadar saling menatap dengan orang yang duduk disampingnya.

Gricelin ingin berbicara lebih lanjut, tiba-tiba suara pramugari memecah suaranya.

"Pesawat akan melakukan lepas landas dalam waktu 10 menit, harap ... "

"Apakah sekarang aku ada dipesawat?" Tanya Gricelin dengan suara meninggi, bahkan wajah cantiknya langsung berubah panik.

Pria yang duduk disampingnya menatapnya dengan penuh minat. Tapi dia memilih untuk melepaskan jasnya, dan membersihkan seadanya.

"Kamu nggak usah berpura-pura seperti itu? Intinya kamu harus mengganti bajuku yang kotor. Apapun alasannya aku nggak minat mendengar omong kosongmu."

Gricelin hanya menghembuskan napas kasar.

Dia ingin menjelaskan, tapi dia berpikir.

Bisa saja orang yang disampingnya memang tidak mendengar penjelasannya.

"Bagaimana caranya aku menggantinya?" Tanya Gricelin dengan nada serius.

Sementara pria itu malah diam, lalu menunjukkan senyuman yang sulit untuk dideskripsikan.

Gricelin mengusap leher belakangnya, perasaannya sekarang berubah tidak enak.

Walaupun dia merasa sangat patah hati karena Rava yang sebaik dan terlihat sangat menyukainya ternyata telah beristri.

Tapi bukankah hidup harus terus berjalan? Mungkin sekarang dirinya yang tiba-tiba sudah berada didalam pesawat memang sebuah takdir.

Tiba-tiba Gricelin mendapatkan ide, "bagaimana kalau setelah kita turun dari pesawat, kamu ikut aku kamar mandi?"

Pria itu terlihat berpikir keras, "Buat apa ke kamar mandi?" tanyanya.

"Membersihkan kotoran dibajumu," sahut Gricelin.

"Gak perlu, kamu ikut aku pulang ke rumah. Disana kamu akan aku jadikan pelayan," ucap pria itu

Gricelin hanya bisa menelan ludahnya yang kelu. "Pelayan?"

"Iya, bajukus sagat mahal. Tidak bisa asal dibesihkan," ucapnya.

Akhirnya pesawat pun sudah lepas landas, dan pria itu melakukan sesuai yang dikatakan.

Gricelin diajak pulang dengan masuk ke dalam mobilnya.

Tiba-tiba ponsel pria itu berdering. Pria asing disampingnya langsung mengangkat panggilan video.

Gricelin memalingkan pandangannya, menatap ke arah pemandangan yang disuguhkan dari jendela mobil.

Ntah sekarang ini dia ada dimana? Otaknya seakan ikut mati rasa bersama dengan hatinya.

Karena banyak sekali masalah yang sekarang ini menghampiri dirinya.

Yang penting, dirinya masih hidup bersama dengan bayi yang ada diperutnya.

"Dila, apakah kamu sudah bertemu dengan Rivan?" tanya pria disampingnya.

Sontak Gricelin pun menoleh, "Apakah Rivan yang dimaksud adalah Rivan saudara kembar Rava."

"Belum, kak Deris. Sekarang aku baru sampai hotel," Sahut Dila dari balik telepon.

Saat Deris ingin berbicara, tiba-tiba dia memutar stang kemudinya.

"Ada apa kak?"

Deris menjawab dengan napas terengah-engah. "Ada kucing, sebentar kakak tutup dulu teleponnya."

Sebelum menunggu jawab Dila, Deris langsung menutup telepon dan menepikan mobilnya.

Wajahnya terlihat merah padam, suara napasnya terdengar sampai telinga Gricelin.

Gricelin menoleh menatap Deris dengan tatapan terkejut, "Apa yang terjadi?

"Tolong bawa aku ke rumah sakit! titahnya.

Gricelin mengangguk, "sekarang lebih baik kamu pindah ke kursi penumpang."

Rasa curiga muncul dalam benak Deris, kalau sampai Gricelin itu kabur.

Mengingat kalau dia, Jordan dan Angel adalah sahabat saat sekolah.

Tapi, sekarang kondisi jantungnya sedang tidak baik-baik saja.

Dia sekarat.

Gricelin mengerahkan seluruh tenaganya untuk membantu Deris pindah ke kursi penumpang.

Deris yang kompeten membuat Gricelin tidak kesulitan sama sekali saat memindah tubuhnya.

Gricelin menatap Deris yang saat ini menatapnya. "Aku nggak tahu daerah sini, bisakah kamu membantuku memberikan petunjuk arah!"

Deris mengangguk, dia memberikan petunjuk jalan dengan mengarahkan telunjuk tangannya.

Tak sampai 10 menit, dia dan Gricelin sudah sampai dirumah sakit pusat kota Selatan.

Gricelin dengan panik turun, lalu memanggil satpam.

Dan berteriak kepada mereka kalau sekarang ini sungguh darurat.

Beberapa perawat dan satpam datang membantu.

"Tolong, segera tangani dia. Sepertinya terjadi masalah serius!" titah Gricelin tulus, wajahnya terlihat khawatir dan ketakutan.

Deris menatap Gricelin dengan tatapan dalam, dari awal Deris akui.

Gadis itu sangatlah cantik, tapi setelah melihat ketulusan Gricelin.

Deris merasa semakin tertarik dengan gadis itu.

Walaupun bajunya masih sedikit kotor karena muntahan Gricelin, tapi bagi Deris itu bukan apa-apa.

Malah hal itu bisa dia jadikan alasan untuk mengikat Gricelin.

Deris melihat Gricelin tanpa alas kaki ikut berjalan dibelakang perawat.

Dia yang lemah tidak bisa berkata apa-apa, tapi sebuah senyuman terukir indah diwajah tampannya.

Saking paniknya, Gricelin sampai lupa memakai sepatunya kembali.

Setelah dilakukan berbagai perawatan, malam hari keadaan Deris sudah stabil.

Dan dia dirawat diruang inap.

"Istri Anda sudah menunggu disana pak Deris!" ucap perawat yang mendorong kursi rodanya.

Dengan menaikkan satu alisnya, Deris bertanya, "istri?"

"Bukankah wanita itu istri Anda?"

Deris pun mengangguk, dan berkata. "Iya."

Akhirnya kursi roda itu berhenti diruangan inap khsuus petinggi rumah sakit.

"Sampai sini saja! Saya akan masuk sendiri!" titah Deris.

"Baik pak Deris." Perawat itu lalu pamit pergi.

Deris masuk perlahan, disana dia melihat Gricelin yang terdiri pulas disofa.

"Gadis ini nggak kabur?" gumamnya. Tapi dia merasa jika Gricelin tidak seburuk yang dikatakan oleh Angel dan Jordan.

Gadis ini sangat tulus, bahkan wajahnya terlihat polos tatapan matanya tidak terlihat berbohong.

"Nggak mungkin juga bukan? Jordan dan Angel itu membohongiku," gumam Deris bingung.

Tapi karena Gricelin sudah menyelamatkan nyawanya, bagaimana pun juga dia tidak boleh jadi manusia yang jahat.

Dia harus membayar kebaikan yang telah dilakukan oleh gadis itu.

Gricelin tidur diatas sofa sangat nyenyak, dia meringkuk seperti orang kedinginan.

Deris mengambil selimut, berinisiatif untuk menyelimutinya agar tidak kedinginan.

Saat menyelimuti tubuh Gricelin, Deris sangat terpana dengan kecantikan yang dimiliki oleh Grucelin.

Wajah dan tubuhnya sangat putih, terpantul dengan cahaya lampu.

Malam hari, kecantikan yang dimiliki oleh Gricelin seakan bertambah berkali-kali lipat.

Bahkan tanpa sadar, kedua sudut bibir Deris melengkung, saat teringat dirinya dibawa ke rumah sakit oleh Gricelin.

Deris akui, Gricelin sangat keren sangat mengemudikan mobilnya.

Dulu Deris juga suka balapan mobil, tapi setelah kecelakaan yang menimpanya bahkan beberapa kali harus operasi jantung.

Deris tidak berani balapan lagi, bahkan dia juga berniat untuk keluar dari komunitas Rivan.

Setelah menyelimuti Gricelin dengan selimut miliknya, Gricelin malah terbangun.

"Apakah keadaan mu baik-baik saja? Aku sangat lapar," ucapnya dengan mata setengah terbuka.

Gricelin memohon dengan polos seperti anak kucing.

Deris sempat tertegun,bahkan dia menggerakkan telapak tangannya ke atas bawah tepat didepan bola mata Gricelin.

Ia hanya ingin memastikan, Gricelin itu sudah bangun atau masih ngelindur.

Tiba-tiba Gricelin memegang tangannya. "Tolong, aku beneran lapar!"

"Bisakah kamu memesankan makanan untuk ku?" Ucap Gricelin dengan nada panik, mengingat sekarang ini ada bayi didalam perutnya.

Dia hanya sarapan sedikit dan berakhir muntah, takutnya bayi yang ada diperutnya akan kelaparan.

Deris yang selama ini tidak pernah dekat ataupun bersentuhan dengan wanita manapun, merasa tangannya seperti tersengat arus listrik.

Gricelin menatapnya penuh harap.

Sementara Deris yang ingin menanggapi ucapan Gricelin malah cengo sepersekian detik, tubuhnya terasa membeku akibat arus listrik tegangan tinggi itu.

"Bagaimana kalau aku pinjam uang darimu? Sekarang aku nggak punya uang sama sekali, aku akan membayarnya saat menjadi pelayan dirumah mu!" Ucap Gricelin dengan nada memohon.

1
Isolde
Author jago banget bikin cerita gini, 😍terharu
Fitria Callista: Terimakasih banyak untuk komennya kak, bikin semangat.
total 1 replies
SGhostter
Suka banget sama karakter di cerita ini, tambah banyak lagi ya thor!
Fitria Callista: terima kasih banyak kak sudah mau komen, jadi semangat mau nulis.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!