Rio Baswara diceraikan istrinya karena dianggap bangkrut dan gagal. Satu hari kemudian, dia dapat sistem informasi paling akurat. Seminggu setelahnya, dia jadi miliarder.
Mantan istri yang sombong kini hanya bisa menangis menyesal. Sementara Rio sibuk bangun kerajaan bisnis dan dekat dengan adik kandung mantannya yang jauh lebih baik—cantik, baik hati, dan setia.
Saatnya dunia tahu, pria yang mereka remehkan kini jadi penguasa baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chal30, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14: KETAMAKAN MANTAN ISTRI
Grup alumni langsung heboh total. Gak ada yang nyangka Lita bakal bereaksi seganas itu. Yang bikin mereka lebih gak terima lagi, orang yang mereka singkirin ternyata jago main saham, total duit yang mereka semua hasilin dari saham, digabung juga gak nyampe sepersepuluh dari profit yang ada di screenshot Lita.
Bener kata orang, perbandingan itu bikin iri.
Beberapa yang otaknya jalan langsung mikir gimana caranya dekatin Rio lagi. Gak usah minta diajak cuan bareng, minimal nanti kalau butuh duit dadakan, bisa pinjem ke Rio.
Soal malu-maluin atau enggak? Siapa peduli? Masalahnya, gimana caranya kontak Rio? Waktu itu mereka gak cuma ngeluarin Rio dari grup yang udah berteman juga semuanya hapus kontaknya, sekarang mau add lagi bingung caranya gimana.
Cuma segelintir orang yang kepikiran: cari kontak Rio lewat Vanya.
Di antara yang ngintip drama ini, ada Tyas. Hidupnya belakangan ini gak enak banget. Gara-gara kasus ponsel meledak, reputasi Samsung langsung anjlok. Banyak customer dateng ke toko minta refund. Kalau cuma kasus biasa yang udah lewat tujuh hari, ya tinggal tolak aja, tapi masalah keamanan kayak gini, terpaksa harus dibalikin duitnya.
Samsung pusat sampe sekarang belum kasih solusi jelas, toko-toko franchise cuma bisa nanggung sendiri.
Yang ponselnya gak kenapa-kenapa, paling cuma balikin duit, tapi yang udah kena musibah? Nah, itu masalahnya.
Tyas cukup sial, ada beberapa customer-nya yang ponselnya meledak. Salah satunya saudara sendiri. Bisa dinego lah, paling ganti rugi dobel, tapi customer satunya lagi beda cerita, dia minta ganti rugi dua ratus juta. Dan dia nunjuk langsung ke Tyas. Soalnya Tyas dulu biar dapet untung lebih, beli ponsel pake harga karyawan terus dijual lagi ke customer.
Sekarang ada masalah, ya Tyas yang dituntut.
Lebih parahnya lagi, orang itu sial banget. Pas ponselnya meledak, pecahan kacanya nyerang mata dia.
Tyas kan cuma wakil kepala toko, gajinya sebulan juga cuma delapan-sembilan juta.
Masa dia bisa ganti rugi segitu? Dua ratus juta sih mimpi, tapi beberapa puluh juta masih bisa diusahain, makanya sekarang dia keliling minjem duit ke orang-orang. Masalahnya, masih kurang sepuluh juta dari target.
Pas liat Rio ternyata tajir, Tyas langsung punya ide.
Setelah nutup chat grup, dia langsung telpon Vanya.
"Vanya, lu di mana? Bisa ketemu gak?" tanya Tyas dengan nada agak urgent.
Rio sama sekali gak tau soal drama ini. Lita kan orangnya pendiem, gak suka ngelapor macem-macem. Dia sekarang lagi santai di kamar hotel, sambil nikmatin... layanan Nadya, sambil ngecek pergerakan saham.
Liat tren sekarang, dua-tiga hari lagi udah bisa ditarik semua.
Sekali main ini, modalnya udah cukup buat eksekusi proyek gede, tapi yang bikin Rio penasaran bukan itu. Melainkan info baru dari sistem.
[Berita Finansial (Biasa): Tim produksi film "Charlotte" dari studio Happy Twist lagi krisis investor. Padahal nanti pas tayang, film ini bakal raup empat ratus miliar lebih, jadi film terlaris ketiga tahun ini.]
[Kabar Lokal (Langka): Pak Hadi bakal meninggal karena kecapekan berlebihan waktu... aktivitas tertentu. Uang simpanannya disembunyiin di sela-sela mesin cuci tua di rumahnya.]
[Forum Sosial (Biasa): Cewek streamer bernama Jasmine yang tinggal di kompleks Green Valley bakal kena rampok, tapi si perampoknya goblok, pake rekening sendiri buat terima transfer, akhirnya ketangkep.]
Kali ini semua info yang masuk berhubungan sama duit.
Invest film sih menarik. Cuma masalahnya, Rio gak kenal siapa-siapa di industri hiburan, mau masuk bisnis itu, harus cari koneksi dulu.
Dia nunduk, natap Nadya sambil nanya, "Nadya, lu kenal orang yang kerja di industri hiburan gak? Atau bos-bos produksi film?"
Begitu Rio ngomongin sesuatu yang serius, Nadya langsung berhenti dari aktivitasnya.
Dia mikir sebentar sambil ngatur napas, terus jawab, "Aku sih gak kenal langsung, tapi manager kantor punya klien yang aktor. Mas Rio pasti pernah liat dia di TV."
Rio makin penasaran. "Siapa emangnya?"
"Itu loh, yang main jadi cowok suka iseng di sinetron daerah kita. Nama karakternya Agus, yang nikah sama Mbak Tini," jelas Nadya sambil nyoba inget-inget.
Begitu Nadya jelasin, Rio langsung inget mukanya, tapi orang itu kan cuma aktor figuran. Apa dia beneran bisa bantu Rio nyambungin ke orang penting?
Apapun lah, dicoba dulu gak ada salahnya.
"Coba tanyain atasan lu deh, mau gak dia bantuin gue ketemu sama orang itu," pinta Rio sambil ngelus kepala Nadya pelan.
"Gampang, sekarang Mas Rio kan klien paling gede di kantor, manager pasti setuju," jawab Nadya yakin sambil senyum.
"Oke, tolong ya."
Nadya ngangguk, terus lanjutin aktivitasnya yang tertunda.
Sementara Rio mikirin info kedua.
Pak Hadi. Rio emang kenal orang tua bernama gitu, tapi orangnya gak bener. Dia pernah masuk penjara gara-gara korupsi sama terima suap. Baru bebas beberapa bulan lalu. Gak nyangka dia bakal mati gara-gara kecapekan pas lagi... main sama cewek. Bakal jadi bahan omongan tetangga satu kampung sih.
Rio mau nolongin juga bingung caranya gimana.
Tapi uang simpanannya bisa diambil sih. Gak peduli jumlahnya berapa, tetep duit kan? Lagian liat kondisi ekonomi Pak Hadi, simpanannya pasti gak dikit. Kasih tau keluarganya? Rio gak kepikiran sama sekali. Kalau Pak Hadi orang baik, mungkin Rio masih mikir dua kali, tapi orang ini mah dijauhin semua orang. Dulu Rio juga pernah berantem sama dia.
Uang simpanannya itu, anggep aja ganti rugi.
Pas lagi mikir gitu, ponsel Rio tiba-tiba bunyi.
Rio angkat, liat layarnya, ternyata Vanya yang nelpon.
Udah malem gini, ngapain dia telpon?
Rio ragu sebentar, tapi akhirnya angkat juga. Lagian Vanya itu ibu kandung Kenzie, siapa tau ada hubungannya sama anaknya.
Rio tempelkan ponsel ke telinga. Suara Vanya langsung kedengeran.
"Rio, waktu kita cerai kayaknya gak ada pembagian harta ya. Lu kapan-kapan senggang, kita urus deh soal itu!" ucap Vanya dengan nada sedikit menuntut.
Rio sampe bengong beberapa detik.
Setelah sadar, dia langsung paham: Vanya pasti udah tau dia untung gede dari saham. Padahal waktu ngurus surat cerai, Vanya sendiri yang bilang mau keluar tanpa bawa apa-apa. Sekarang tiba-tiba ngomongin pembagian harta? Serius? Rio males banget buat ngeladeninnya. Langsung aja dia tutup telepon. Vanya yang di seberang sana melongo, dia gak nyangka Rio bakal berani nutup telepon sepihak, dulu Rio gak pernah sekalipun berani kayak gitu.
Dia lirik ke samping, mukanya kesel banget.
Tyas yang duduk di sebelah Vanya langsung nanya dengan nada penasaran, "Dia bilang apa?"
"Gak bilang apa-apa, langsung tutup telepon," jawab Vanya sambil gigit bibir kesal.
"Dasar! Gue udah tau kok dia bakal kayak gitu. Cowok-cowok itu emang menjijikkan, gak ada sopan santunnya sama sekali. Vanya, menurut gue mending langsung jalur hukum aja deh. Gue udah tanya temen gue yang kerja di firma hukum, dia bilang peluang lu menang gede banget," saran Tyas sambil ngelus punggung Vanya dengan pura-pura supportif.
