NovelToon NovelToon
Anjani Istri Yang Diremehkan

Anjani Istri Yang Diremehkan

Status: tamat
Genre:Poligami / Janda / Selingkuh / Tamat
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

Uang miliaran di rekening. Tanah luas. Tiga ratus pintu kontrakan.

Anjani punya segalanya—kecuali harga diri di mata suaminya dan keluarganya.

Hari ulang tahunnya dilupakan. Status WhatsApp menyakitkan menyambutnya: suaminya disuapi wanita lain. Dan adik iparnya dengan bangga menyebut perempuan itu "calon kakak ipar".

Cukup.

"Aku akan tunjukkan siapa aku sebenarnya. Bukan demi mereka. Tapi demi harga diriku sendiri."

Dan saat semua rahasia terbongkar, siapa yang akan menyesal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 29

Raka mengemudi dengan satu tangan di setir, satu lagi menggapai ponsel yang bergetar di dashboard.

“Mamahku telpon,” ucap Raka sambil melirik ke arah Anjani.

Anjani hanya mengangguk. Ia menatap jalanan dengan tenang.

Raka menerima panggilan dan mengangguk-angguk kecil.

“Ni, nanti malam mamah ada acara sama ibu gubernur. Jadi, sore ini mamah bisa ketemu kamu,” katanya begitu menutup telepon. Wajahnya datar, terdengar tidak antusias.

“Aku terserah kamu aja,” ucap Anjani pelan.

“Lho, kok terserah aku sih?” Raka menoleh sebentar ke arahnya. “Kamu tuh kayak nggak anggap penting pertemuan ini. Lihat baju kamu aja belum ganti. Aku takut mamah nggak bisa terima kamu.”

Anjani mengernyit. Ia tak paham kenapa Raka lebih khawatir soal penerimaan orang lain daripada kepercayaan dirinya sendiri.

“Ya terus aku harus gimana?” tanya Anjani, datar.

“Ya harusnya kamu punya dong baju-baju bermerek. Jadi nggak kayak sekarang, mau ketemu mamahku tapi tampil kayak... ya gitu.”

“Maaf ya,” ucap Anjani, tetap tenang. “Aku terbiasa begini. Fokus ke hal yang penting, bukan ke formalitas.”

“Ni, hidup ini bukan cuma soal kamu. Kita harus saling menghargai. Kamu bukan hidup di suku pedalaman yang nggak ngerti perkembangan zaman.”

“Oh, jadi kamu anggap aku kuno?” Anjani menoleh, nadanya mulai meninggi.

“Bukan begitu, Ni. Tapi hidup itu ya, saling menghargai dan menyesuaikan.”

Anjani menarik napas dalam. “Kamu pikir suku pedalaman nggak punya aturan? Mereka itu hidupnya sangat teratur. Cara bikin rumah, menanam, berkeluarga, semua ada aturannya. Mereka punya hukum adat dan mereka patuh. Karena mereka percaya sama hukum alam.”

Ia melanjutkan, matanya tajam ke depan.

“Mereka sehat-sehat. Nggak pernah ada wabah, nggak rusuh, karena hidupnya selaras sama alam. Coba kamu pikir, siapa yang sebenarnya nggak berkembang?”

Raka terdiam sesaat, lalu geleng-geleng kepala.

“Aduh, susah banget ngomong sama kamu, Ni. Padahal Nabi itu ngajarin hijrah, ngajarin kita buat berubah, nggak stagnan.”

Anjani melirik ke arahnya. “Memangnya kamu ngerti hijrah itu apa?”

“Ya hijrah itu ya berubah, dong. Dari buruk jadi baik. Dari yang nggak punya arah jadi punya tujuan. Misalnya, kamu nih, masih pakai baju sederhana. Ya harusnya berubah, dong. Sesuai zaman. Kalau kita nggak berubah, kita bakal ketinggalan zaman dan tergilas.”

“Oh, gitu.” Anjani mendengus pelan. “Bagiku, hijrah itu bukan soal ikut tren atau pakai barang mahal. Tapi dari yang tadinya bodoh jadi pandai. Dari serakah jadi ikhlas. Dari sombong jadi rendah hati. Dari dzalim jadi adil.”

Dia menoleh ke arah Raka.

“Dan Nabi nggak pernah persoalkan warna kulit, bentuk wajah, atau cara berpakaian. Yang dilihat Nabi itu ketaatan sama Allah, dan manfaatnya orang itu buat sesama.”

Raka menghela napas berat, tak menjawab.

Mobil terus melaju di jalanan perumahan elit. Rumah-rumah besar mulai terlihat di sisi kanan dan kiri. Raka memelankan laju kendaraan.

Anjani melangkah masuk ke rumah Raka yang begitu megah. Langit-langit tinggi dengan lampu gantung kristal menggantung anggun di atas marmer mengilap. Ruang tamunya luas, elegan, dan dingin, seperti galeri seni yang tidak semua orang bisa menyentuh.

Raka berjalan di sampingnya, lalu melirik sekilas.

“Bagaimana, Anjani, rumahku?” tanya Raka.

“Besar banget. Aku sampai nggak bisa ngitung jumlah pintunya ada berapa,” jawab Anjani sambil tersenyum kecil.

Sekitar sepuluh orang ART langsung menyambut mereka. Anjani jadi sadar, baju sederhana yang ia kenakan mungkin seharga celemek yang dipakai para ART itu. Tapi ia tetap melangkah dengan tenang.

Mereka menuju ruang tengah. Seorang wanita berusia sekitar lima puluh lima tahun duduk anggun, mengobrol dengan wanita lain yang memakai gaun mewah. Duduk mereka tegak, bahasa tubuhnya sopan, wajah mereka penuh wibawa.

Raka melangkah ke arah wanita itu.

“Mah, ini Anjani, orang yang sering aku ceritain,” ucap Raka sopan.

Anjani ikut melangkah maju.

“Anjani Ramadhani,” katanya sambil menunduk sopan.

“Aku Farida Atmaja, ibunya Raka. Jadi ini ya, orang yang sering kamu ceritakan, Ka,” ujar Farida sambil tersenyum tipis.

Di sampingnya, seorang wanita muda menatap Anjani dengan dingin. Gayanya tajam, jelas bukan tatapan suka.

“Ini kakak aku, Tiara Atmaja,” ujar Raka.

Tiara mengangguk kecil, senyumannya kaku. Anjani bisa menangkap dengan jelas nada penilaian di tatapannya.

“Cantik sekali kamu, sayang. Hampir tiap malam Raka cerita tentang kamu ke Mamah,” ucap Farida.

Anjani tersenyum. Ia sempat mengira akan ditolak mentah-mentah. Tapi ternyata tidak.

“Iya, Mah. Anjani juga penemu formula AJ-25 itu, loh,” ujar Raka bangga.

Farida menoleh, ekspresinya berubah jadi lebih tertarik.

“Wah, kelihatan sekali kamu pintar. Kami nggak mempermasalahkan status kamu sebagai calon janda. Kamu masih muda dan punya masa depan cerah,” ucap Farida sambil menatap Anjani penuh makna.

“Terima kasih, Mah,” jawab Anjani singkat.

“Anjani dulu kuliah di mana?” tanya Tiara, suaranya datar tapi menyelidik.

Anjani menarik napas. Ia paling malas menjawab pertanyaan seperti ini, tapi demi menghargai Raka, ia jawab.

“Saya terakhir kuliah master di IPB dan ITB,” ujar Anjani.

“Oh, kukira lulusan luar negeri. Kok bisa ya, lulusan universitas lokal bisa nemuin formula kayak gitu?” tanya Tiara sinis.

“Ka, jangan gitu dong. Anjani memang pintar. Aku yakin Anjani bisa bersaing sama lulusan luar negeri,” bela Raka cepat.

“Ya tapi tetap aja, masih universitas lokal. Dan kenapa ngambil jurusan pertanian? Itu lama banget berkembang dan kurang prestisius,” ucap Tiara lagi.

“Tiara, nggak boleh gitu. Kita harus hargai jerih payah Anjani,” potong Farida dengan suara tegas tapi tetap tersenyum. “Anjani ini wanita tangguh dan mandiri. Jarang loh ada perempuan dari kampung yang bisa jadi ilmuwan. Pasti orang tuamu sudah banyak keluar uang dan mungkin sampai jual tanah, ya?”

“Alhamdulillah nggak ada sepetak tanah pun yang dijual. Dari sarjana sampai master, saya dapat beasiswa,” jawab Anjani tenang.

“Oh, mahasiswa tak mampu toh,” celetuk Tiara.

“Ka!” Raka menegur, nadanya naik satu oktaf.

“Tiara, kamu jangan begitu,” tegur Farida, kali ini lebih keras. “Justru itu membuktikan bahwa walau dari kalangan biasa, Anjani bisa sampai titik ini. Itu luar biasa. Apalagi sekarang Anjani dipercaya Pak Menteri. Kariernya pasti bagus.”

Anjani menghela napas. Ia merasa tidak nyaman. Ia dekat dengan Menteri bukan demi karier, tapi karena ingin membangun ketahanan pangan nasional. Bukan untuk proyek, bukan untuk kekayaan.

Mereka kemudian makan malam bersama. Anjani tetap tenang, meski harus berhadapan dengan etika makan keluarga konglomerat. Tak nyaman, tapi demi menghormati Raka, ia diam saja.

“Anjani, minggu depan ulang tahun Mamah. Aku harap kamu bisa hadir, dan aku harap kamu bisa ubah sedikit penampilan kamu. Kalau kamu butuh baju atau perawatan, nanti biar Raka yang antar,” ujar Farida sambil menyesap supnya pelan. “Dan kalau boleh, kenalin Mamah ke Pak Menteri juga ya.”

Anjani menghela napas panjang.

“Baiklah, saya usahakan datang,” jawabnya pendek.

“Terima kasih, Anjani. Kamu tamu istimewaku,” ujar Farida tersenyum.

Setelah makan malam selesai, Anjani pamit pulang. Tiara diam-diam memfoto Anjani dari sudut ruangan. Entah untuk apa, tapi tatapannya membuat Anjani sedikit tidak enak.

Raka mengantar Anjani ke mobil.

“Ni, jangan lupa ya datang di ulang tahun Mamah aku. Kalau kamu butuh perawatan atau baju mahal, tinggal bilang aja sama aku,” ucap Raka.

Anjani menatap lurus ke depan, suaranya datar.

“Aku akan datang, tapi jangan pernah atur aku untuk ikut gaya pakaian yang kamu tentukan,” ucap Anjani.

“Anjani,” suara Raka meninggi, nada memaksa.

“Maafkan aku, Anjani. Aku mohon, kamu berubah demi aku. Aku akan kenalkan kamu sebagai istriku. Jadi, tolong berubah lah demi aku,” ucap Raka memohon.

Anjani menoleh ke arah luar jendela mobil.

“Sudah sampai. Aku mau istirahat. Terima kasih sudah temani aku malam ini,” ujar Anjani sambil membuka pintu.

Tanpa menoleh lagi, ia keluar dari mobil dan melangkah masuk ke dalam kontrakannya

1
Nur Lela
luar biasa
Ayu
Thor.. sdh tamat kah. blm jg 5 naga di tangkap.Riki kshn di penjara. kahn jg mirna Bram jg Adi dpt karma nya. thor bkn kah istri baru Adi Siksa ya kok jdi susi. kbr Raka.Viona jg lusi blm ada kepastian nya. tapi slmt dan sukses ya thor. crita nya bagus dan seru
Ayu
Thor..heran jg. si Anjani kan di culik. psti kan gk bw apa2 .mgkn jg barang2 nya di ambil penculik nya. kok bs ya waktu di slmtkan Anjani msh pegang map yg berisi dokumen nm2 oak jamal jf pak Gunawan. dunia novel mmg the best. Semua bs di kbulkan. kita ikut author nya aja ya
Ayu
Firman ketemu istei nya yg ternyata wanita yg di jodohkan kakek nya. sungguh lucu dan buat tegang pembaca thor. smgt trs
Ayu
Pertemuan yg penuh haru antata kakek dan cucu2 nya. ternyata Reno sm Anjani cucu orang yg sgt berkuasa
Mazree Gati
ga di kasih ucapan selamat ultah aja nangis,,jijik
Ayu
Berita mengejutkan lg. ternyata Anjani anak lukas. lukas anak piter yg menghilang. Alhamdullillah Anjani bs terselamatkan oleh kakek kandung nya yg tersembunyi
Ayu
Firman ternyata cucu piter. dan ternyata nikah jg sm wanira yg sm2 di jodohkan
Ayu
Thor.. tk kirain dr awal bc crita nta tentang seorang istri yg terabaikan. ujung2 nya crita nya smpai politik mafia dan kekuasaan. crita nya bagus bgt thor. pemeran crira bnyk bkn mentok ke peran utama Anjani aja. cm 1 kesalahan thor. nm kk Raka kan Tiara knp jadi nm laras. maaf thor
Ayu
Smg Anjani slmt. sl ada yg membantu nya
Ayu
Kshn Anjani.. hanya krn pupuk organik nta jdi rebutan. semua orang yg dkt sm dia di tangkap. di mn keadilan buat orang2 yg serakah. siapa lg yg bs menolong Anjani. smg Rizky atau anak buah pak Jamal dpt menolong nya
Ayu
Diko watak nya mirip dgn Raka. smg Anjani kukuh dgn prinsip nya. pak Jamal sl ada di saat dia dlm bahaya. jgn krn orang baru knl lgsg percaya dgn menjelek kan nm irang lain. smg Anjani sl waspada
Ayu
Ternyata pak Jamal bekas pasukan Elit. pembaca semua mengira mantan mafia. smg pak Jamal bs sl melindungi Anjani
Ayu
Kok bs tau ya si Diko klau pak Jamal bekas Mafia. smg Anjani gk terhasut dgn omongan Diko. krn sejati nya pak Jamal sl menolong dan menyelamatkan nyawanya
Ayu
Ya ellah.. hanya ken pupuk AJ25 laku keras. pembuat pupuk jdi incaran orang2 yg iri dengki. ternyata Bram jg jht.
Ayu
Ternyata kekayaan yg di miliki Bram punya istri nya. sm jg bohong dong
Ayu
Pertama bwnci dan saling cuek. akhir nya nanti Firman sm Wulan berjodoh jg
Ayu
Nah.. ternyata btl kan Bram pp nya Viona pp nya Riki jg. bersyukurlah. disaat kalian jatuh bertemu Bram yg sdh kaya
Ayu
Viona ternyata anak nya Bram. mgkn kah Bram yg sm yg sdh meninggalkan ibu Mirna. klau iya si Riki sm Viona saudara kandung dong ya cm beda ibu
Ayu
Raka sdh miskin.. psti Blackcard yg di kshkan ke Lusi ssh di blokir. kshn Lusi gk jdi oplas. knp ya.. dr semua penderitaan Riki. lusi. Raka sl menyalahkan Anjani. pdhl Anjani gk berbuat apapun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!