NovelToon NovelToon
AKULAH ANTAGONIS IDAMAN

AKULAH ANTAGONIS IDAMAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Fantasi Wanita
Popularitas:976
Nilai: 5
Nama Author: Monacim

Felisha Rumi adalah seorang siswi SMA yang mendapatkan gelar ratu sekolah. Kecantikan yang kekayaan yang ia miliki sangat menunjang hidupnya menjadi yang paling dipuja. Namun sayang, Felisha merasa cinta dan kasih sayang yang ia dapatkan dari kekasih dan teman-temannya adalah kepalsuan. Mereka hanya memandang kecantikan dan uangnya saja. Hingga suatu hari, sebuah insiden terjadi yang membuat hidup Felisha berakhir dengan kematian yang tragis.

Namun, sebuah keajaiban datang di ambang kematiannya. Ia tiba-tiba terikat dengan sebuah sistem yang dapat membuatnya memiliki kesempatan hidup kedua dengan cara masuk ke dalam dunia novel yang ia baca baru beberapa bab saja. Dirinya tiba-tiba terbangun di tubuh seorang tokoh antagonis bernama Felyasha Arumi yang sering mendapatkan hinaan karena bobotnya yang gendut, kulit yang tak bersih, dan wajah yang banyak jerawat. Terlebih ... dirinya adalah antagonis paling tak tahu diri di novel itu.

Bagaimanakah Felisha menjalankan hidup barunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Monacim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CANTIK

Pengumuman camping bersama telah terpasang di mading sekolah. Felya membelah kerumunan siswa-siswi untuk melihat pengumuman itu. Ia berdecak takjub, ternyata camping itu benar-benar ada. Itu berarti, ia memang harus menemukan novel itu di perpustakaan kuno dekat tempat camping mereka.

"Wow, menarik," decak Felya kagum. 'Berarti gue bisa mengunjungi perpustakaan itu buat dapat tuh buku. Ya, gue kudu dapetin tuh buku biar tau jalan cerita dunia novel yang gue jalani sekarang. Biar nggak apes dan berakhir jadi Felya yang asli, masuk penjara karena dilaporin sama mamanya Sendrio. Hih, amit-amit deh gue masuk penjara.'

Felya keluar dari kerumunan di mading. Tepat ketika ia keluar dari kerumunan itu, langkah kaki seseorang berhenti di depannya. Begitu Felya mendongkak, ia nendapati sosok Yokan.

"Ngapain lo?"

"Ikut gue ke kantin," ajak Yokan sambil menarik tangan Felya.

"E-ehh apaan nih main tarik aja!" Felya mengempaskan tangan Yokan. "Lagian kenapa malah ngajak gue ke kantin. Biasanya juga nggak kek gini."

Yokan menoleh. "Gue ada tugas buat lo. Lo harus bantuin gue. Ngerti, lo?"

"Ya deh pura-pura ngerti aja. Lo juga nggak mau ditolak, kan?"

"Cakep banget. Ya udah ikut gue ke kantin!" Yokan kembali meraih tangan Felya dan menariknya berlari, membuat Felya heboh sendiri.

"HEEEEEH YOKAN! LEPASIN!" teriak Felya melengking, membuat beberapa orang melihatnya, salah satunya adalah Sendrio yang berada di koridor lain.

Sendrio melihat mereka berdua dengan tatapan sulit diartikan. Yokan benar-benar menarik tangan Felya hingga memasuki kantin sekolah. Nino di sampingnya pun menepuk pundak Sendrio yang tampak bengong.

"Woy! Bengong aja lo."

Sendrio terperanjat karena tepukan mendadak itu. Buru-buru Sendrio menetralkan ekspresinya. "Apaan sih lo. Ngagetin gue aja."

"Ya abisnya lo sampe bengong liatin pasangan antagonis sekolah."

"Hah?"

"Yaelah kek nggak tau Felya sama Yokan aja. Eh, tapi lo ngerasa ada yang beda nggak sih sama Felya? Tetiba banget jadi kurus terus mukanya jadi mulus glowing gitu. Beda banget njir sama yang sebelumnya. Cuma gara-gara diskors doang seminggu! Mantep nggak tuh? Apa gue kudu di skors juga ya biar jadi cowok badannya yang macho banget gitu?" Nino menyunggingkan senyuman lebar.

"Elu mah kalo diskors bukannya jadi mantep malah jadi beban orang tua di rumah mulu!" cetus Sendrio seraya melanjutkan jalannya.

"Enak aja ngatain gue beban orang tua. Gue beban sekolah juga!" Nino langsung merangkul Sendrio yang tadinya berjalan lebih dulu. "Eh, lo belum jawab pertanyaan gue tadi. Lo ngerasa ada yang aneh, nggak?"

"Sama Felya?"

"Iya. Kan gue tadi bahas dia egek!"

"Ya gue juga ngerasa kok. Apalagi tadi malam dia—"

"Tadi malam?" Nino menatap curiga Sendrio yang memejamkan matanya resah. Dia keceplosan.

"G-gue ... maksudnya ... Ck, jadi gini—"

"Lo sama Felya tadi malam, Sen? Anjir Felya diembet juga. Terus Citra gimana, Dugong!"

"Ya dengerin gue dulu, Kadal! Gue mau jelasin nih," balas Sendrio kesal. "Jadi kemarin sore tuh Citra sama Felya ke rumah gue buat unjuk bakat bikin kue. Gue sama nyokap jadi juri. Sumpah gue nggak nyangka Felya pinter buat kue. Citra juga jago sih, cuma buatan Felya lebih enak. Gue nggam bisa bohong soal itu. Ya akhirnya si Felya yang menang. Nah! Felya manfaatin momen itu buat deket sama gue. Dia minta gue temenin dia shopping tadi malam. Gue jelas nggak mau, No. Apalagi pas dia minta kek gitu, Citra ada di sana. Tapi nyokap gue malah setuju. Ya mau gimana lagi. Nolak gue nggak enak. Soalnya nyokap minta resep ke Felya. Jadi sebagai gantinya gitu gue kasih dia kesempatan jalan bareng gue."

Nino manggut-manggut sambil tertawa kecil. "Iya-iya. Paham gue mah. Tapi ... CIEEEE JALAN SAMA FELYA! WOY! SENDRIO TADI MALAM JALAN SAMA FELYA!"

"NINO!" teriak Sendrio murka pada Nino yang sudah melarikan diri.

Citra duduk bersama dengan temannya—Melly di tangga. Ekspresi gadis itu sangat murung. Melly sampai frustrasi karena curhatannya sedari tadi tak ditanggapi Citra.

"Eh, Cit! Lo nggak denger gue lagi curhat?"

Barulah Citra tersadar dari lamunannya. "Eh, sampai mana tadi?"

"Nah kan! Gue lagi curhat malah bengong lo. Lagi mikirin apa sih? Nggak kek biasanya lo acuh tak acuh sama gue, ya. Lo digangguin sama Felya, ya?"

Citra menggeleng. "Enggak kok, Mel. Dia nggak ganggu. Cuma ... berkaitan sama dia sih."

"Ya sama aja dia ganguin elo. Udah deh lo laporin aja ke bokap lo. Ntar tuh anak makin ngelunjak tau nggak. Bahaya, Cit."

"Enggak, Mel. Masalahnya tuh ini nggak kayak yang lo pikirin. Ini ... murni nggak salah siapa-siapa," elak Citra dengan binar mata yang sedih. "Jadi kemarin sore tuh gue sama Felya ke rumahnya Sendrio buat adu skill bikin kue. Mama Sendrio dan Sendrio jadi jurinya. Terus waktu penilaian, nilai kami—"

"Pasti lo yang menang, kan? Nggak mungkinlah kalah. Secara Sendrio suka sama lo. Enak nggak enak pasti dia ngasih nilai tinggi sih," tebak Melly dengan percaya diri.

"Emang kudu gitu ya, Mel? Kalau Sendrio suka sama gue, dia bakal ngasih nilai tertinggi buat gue walau kue buatan gue kurang enak?" tanya Citra penuh rasa ingin tau.

"Yaiyalah! Secara lo itu gebetan Sendrio. Siapa aja tau kok Sendrio kek kecintaan banget sama lo. Nembaknya aja yang belum. Ya pasti elo lah yang dimenangin."

Citra mencebik sedih. Ia menggelengkan kepala, membuat Melly menutup mulutnya syok.

"D-dia nggak menangin elo, Cit?" tebak Melly.

"Iya, Mel. Nilai gue yang dikasih sama Sendrio emang tinggi tapi kalah tinggi dengan nilai yang dia kasih ke Felya. Tante Maya juga gitu. Gue kalah sama Felya. J-jadi ... gue cemburu banget kemarin. Pertama karena Sendrio jadi asistennya Felya dan kedua dia kasih nilai lebih bagus ke Felya. Dan yang paling bikin gue ngerasa down banget, Felya minta hadiah kemenangannya itu dengan jalan bareng sama Sendrio!"

"Apa lo bilang? Eh, gila banget sih  si Felya. Dia nyari kesempatan banget deh. Terus Sendrio pasti nolak, kan?"

"Sendrio terima, Mil. Bayangin gimana remuknya perasaan gue waktu Sendrio terima permintaan itu. Ya walau ini ada alasannya, tapi tetap aja dia jalan bareng Felya. Gue nggak terima ini, Mel. Pokoknya gue ngambek sama dia sebelum dia minta maaf dan bikin mood gue naik lagi. Gue bener-bener ngerasa kecil banget di mata dia kemarin." Citra memejamkan matanya untuk menahan air matanya yang akan menetes. Kecemburuan itu benar-benar mengiris hati Citra untuk pertama kalinya.

Tiba-tiba Melly heboh menepuk lengan Citra sambil menoleh ke arah koridor sebelah kanan.

"Eh, tuh Sendrio. Dia jalan ke arah kita, Cit. Gimana nih?"

Benar, Sendrio berjalan ke arah mereka. Lantas, bagaimana Citra harus bertindak di hadapan Sendrio?

1
Gedang Raja
Luar biasa
Mona_cim: thank u
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!