Wina perempuan muda yang sengaja berpura-pura tidak tahu akan rencana suami dan keluarganya yang ingin menguasai harta warisan keluarganya,
Dia membalas mereka dengan Elegant dan perlahan agar suami dan keluarganya bisa merasakan penderitaan yang dia alamat selama menjadi istri dan menantu di keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Dia tidak menyangka istrinya ini akan berkata seperti itu, biasanya dia akan tunduk dan patuh tanpa banyak kata, sekarang dia bahkan melawan dengan cara yang paling dia tidak sangka.
"Kamu paham dengan maksudku tuan Reno, beritahu semua keluargamu, untuk bersiap menerima kejutan dariku, dan oh iya jangan lupa, apa yang kau miliki selama ini berasal dariku, bahkan pekerjaanmu".
Reno menatap tak percaya pada istrinya, apa maksud istrinya ini sampai membahas tentang nafkah dan pemberian selama ini tidak pernah diungkitnya.
"Wina kamu ini kenapa sih??, kita ini suami istri apa yang kamu miliki itu juga punya ku, terus kenapa kamu bisa seperti ini??".
Prok. prok.. prok. Wina bertepuk tangan mendengar perkataan suami benalu tak tahu dirinya ini.
"Terus semua yang kau hasilkan hanya untuk dirimu sendiri tanpa tahu kewajiban mu sebagai suami?? ". Sinis Wina dengan tatapan mengejek.
"Bukan bagitu Wina, kamu kan sudah punya segalanya jadi untuk apa uangku kuberikan kepadamu". Kilahnya membela diri.
"Lalu kau pikir apa gunanya aku punya suami kalau bahkan nafkah tidak ada??, apa gunanya aku punya mertua kalau hanya tahu menjadi parasit? ". Ucapnya penuh penekanan.
Mata Reno melebar, dia mengepalkan tangannya dan rahang nya mengeras, dia tidak terima ibunya di hina parasit.
"Jaga ucapanmu Wina, keterlaluan kamu, ibuku itu ibumu, kenapa kau mengatai ibuku parasit". Kini dia menatap istrinya dengan penuh amarah.
"Lah memang apa namanya kalau laki-laki beserta keluarganya yang hanya bisa memeras uang seorang perempuan orang tanpa tahu diri, bersikap seolah-olah kalian pemilik segalanya, hallo itu parasit dan benalu". Ejek Wina dengan tatapan menghina.
"Jaga ucapanmu, atau Ku robek mulut lancang mu itu!! ". Teriak Reno dengan penuh emosi.
"Oh coba saja, sekali kau menyentuhku maka hidupmu akan kelar beserta keluargamu itu, kau pasti tahu aku seperti apa". Ucapnya menantang tanpa takut sedikitpun
Wina berbalik kemudian melangkah keluar rumah meninggalkan Reno yang kini menegang karena tingkah istrinya.
"Oh iya satu lagi, kau akan dapat kejutan yang tak akan pernah kau kira tuan Reno, jangan pikir aku diam setelah semua ini".
Reno hanya bisa terdiam dan terpaku melihat kepergian istrinya, istrinya yang lemah lembut dan sangat patuh itu seolah telah pergi, dia bahkan tidak mengerti mengapa istrinya bisa berubah seperti ini.
"Apa Wina tahu sesuatu tentang rencana kami dan juga perselingkuhan ku??, aku sampai tidak mengenali dirinya yang seperti ini". Cicitnya dalam hati.
Dia segera masuk kedalam kamar, dia harus bisa mengamankan semua barang berharga Wina yang disimpan dalam brangkas, melihat gelagat istrinya dia harus bergerak cepat.
Sedangkan Wina yang masih bisa melihat dari ekor matanya tingkah suaminya itu, hanya tersenyum tipis.
"Kau tidak akan mendapatkan apapun disana, bahkan hanya sekedar membukanya pun kau tak akan bisa karena aku sudah mengamankan semuanya dan mengganti pin nya". Sinisnya slama hati dan berjalan keluar untuk ke toko.
Reno segera membuka brangkas penyimpanan uang mereka tapi alangkah terkejutnya dia jika brangkas itu tidak bisa dia buka sama sekali bahkan dengan sidik jarinya, biasanya brangkas itu bisa dia buka dengan pin dan juga sidik jarinya karena Wina memang menambahkannya.
"Sial bagaimana bisa ini tidak bisa terbuka, apa jangan-jangan Wina yang mengganti semuanya??". Kesalnya memukul meja disebelahnya.
"Aku harus bertindak cepat, aku yakin Wina sudah tahu semuanya, tapi berpura-pura bodoh dan kini dia melawannya, aku akan melenyapkan dia jika tidak punya cara lain". Cicitnya dengan penuh emosi.
Dia bergegas mencari semua yang bisa dia ambil tapi nyatanya tidak ada sama sekali, bahkan kunci mobil yang biasa dia pakai juga lenyap entah kemana.
Dia segera mengambil ponselnya, dan meminta ibu untuk mengamankan semua perhiasan yang dia miliki karena jangan sampai Wina mengambilnya begitu juga dengan mobil sang ibu dan juga adiknya.
"Hallo bu, sekarang ibu simpan baik-baik perhiasan ibu, simpanlah dulu dibank atau dimana saja begitu juga surat-surat berharga ibu". Ucap Reno dengan panik.
"Loh Ren, memang kenapa nak, kok kamu panik begitu, apa terjadi sesuatu?? ". Kini sang ibu juga ikutan panik.
"Tidak usah banyak tanya bu, lakukan sekarang juga, sebelum ibu kehilangan semuanya, kita harus bergerak cepat, seperti nya Wina mengetahui sesuatu tentang rencana kita dan juga perselingkuhan ku, ingat bu, semua yang kita miliki bisa diambil kembali, cepatlah!! ". Perintahnya pada sang ibu dengan kesal.
"Iya-iya nak, ibu akan sewa box keamanan untuk menyimpan semua perhiasan dan surat-surat penting ibu, ibu tidak mau kehilangannya". Sang ibu langsung bergerak cepat mengambil semua perhiasan dirinya dan juga anak perempuan nya yang dia simpan.
Milik mereka berdua sangat banyak, jika ditotal dan dijual mereka bahkan bisa membeli 2 rumah besar dengan harga fantastis dan itu mereka beli menggunakan uang Wina selama menikah dengan Reno
"Aku akan ke kantor, aku harap ibu langsung mengerjakan apa yang kukatakan, dan untuk mobil ibu dan juga Rena segera amankan, jangan sampai Wina mengambilnya".
"Iya nak, ibu tutup yah, ibu akan segera membereskannya dan ke bank hari ini".
Reno mematikan telponnya dan langsung menuju keluar karena dia akan bekerja, setidaknya pekerjaannya bisa menyelamatkan dirinya dari ancaman istrinya.
Dia sebenarnya khawatir tentang ancaman istrinya, dia mengenal baik watak istrinya yang tak pernah bermain-main dengan ucapannya.
Dia tidak tahu saja, ada yang menantinya dikantornya dan itu adalah permainan Wina.
Sesampainya dikantor, dia menatap heran semua karyawan yang kini memandangnya dengan tatapan aneh, entah apa maksudnya itu.
"Mereka kenapa??, biasanya mereka akan menghormati aku karena jabatanku, kok sekarang wajah mereka begitu?? ". Monolognya dalam hati.
"Tenang tidak usah pedulikan mereka, aku akan keruangan ku saja". Reno mengangkat bahunya berusaha bersikap acuh walau dia kepikiran.
Belum juga dia sampai ke ruangannya, suara dingin dari belakang menghentikan dirinya, disana ada bosnya yang menatapnya dengan tatapan dingin dan tajam dan bersedekap dada.
"Pak Reno ikut saya, akan ada kita bahas hari ini". Ucap sang CEO begitu saja dan berjalan pergi ke ruangannya tanpa peduli pada Reno.
Reno tak menjawab tapi langsung mengekori atasannya itu masuk kedalam ruangan, dia yakin akan ada masalah serius karena wajah bosnya sedang tidak bersahabat.
"Tolong bisa anda jelaskan pada saya apa maksud laporan Anda ini?? ". Tanyanya sambil menyodorkan laporan yang dibuat Reno itu.
Dengan tangan gemetar, Reno membuka map itu dan bisa melihat dengan jelas bahwa itu laporan asli yang dia buat sedangkan laporan lain sudah dia berikan pada bosnya.
"Mati aku, bagaimana ini bisa sampai pada bos?? ".
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...
terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️